Anda di halaman 1dari 1

BERAS BATU

Karya Fatin Hamama

Pagi buta ibu ke pasar hendak membeli beras

Setelah semalam ia peras peluh dan keringatnya menyapu jalan raya

Sawah ladang dalam cahaya bulan dipancang tiang tiang beton

Dan selokan dialiri air matanya

Di pasar orang orang begitu sunyi

Semua lapak sepi

Pedagang kehabisan kata menawarkan dagangannya

Tak ada hasil dalam kampung yang dapat ditawarkan

Semua dengan cap dan ditulis dengan cat merah impor

Dengan harga dan pajak yang tinggi

Ibu mendekati pedagang beras dengan cemas

Dia tawar beras paling murah

Beras yang tak jelas lagi bulirnya

Bercampur kutu dan gabah tak bernas

Di tangannya

Selembar harapan lusuh dan yatim

Mengulur pilu

"adakah beras yang dapat kutawar" bisiknya pelan

Pedagang menyeret senyum yang kaku

Membalas memberikan segenggam batu

Ibu pulang menanak batu

Di periuk tanah

Dengan api yang redup dari ranting pohon halaman yang gugur

Ibu berdiang melerai dingin lapar yang gagu

Di pelanta dapur anak anak meringkuk tertidur menunggu

Menganyam mimpi

Makan besar pada pesta dan kenduri kampung

Di seberang jalan

Di lindap kota

Di bawah lampu kristal dan dingin ac para tuan sendawa kekenyangan

Di dapur yang tinggal bara

Di periuk yang mulai dingin

Rebusan batu ibu

Pecah dan berpasir

Meluka lidah

Dalam mimpi yang tawar dan pudar.

#fhamama30418.

Anda mungkin juga menyukai