Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Selama hampir 57 tahun sebagai bangsa merdeka kita
dihadapkan pada panggung sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan
dengan dekorasi, setting, aktor, maupun cerita yang berbeda-beda.
Setiap pentas sejarah cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe.
Karena kekhasannya tersebut maka kepada setiap pentas sejarah
yang terjadi dilekatkan suatu atribut demokratif, seperti Orde Lama,
Orde Baru Dan Kini Orde Reformasi.

Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan


dan pemikiran yang bersifat apologetik dan keliru bahwa masing-
masing Orde merefleksikan tatanan perpolitikan dan ketatanegaraan
yang sama sekali berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada
ikatan historis sama sekali

Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru
sendiri haruslah diyakini sebagai sebuah panorama bagi kemunculan
Orde Reformasi. Demikian juga setelah Orde Reformasi pastilah
akan berkembang pentas sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan
lainnya dengan setting dan cerita yang mungkin pula tidak sama.

Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama


telah memberikan landasan kebangsaan bagi perkembangan bangsa
Indonesia. Sementara itu Orde Baru telah banyak memberikan
pertumbuhan wacana normatif bagi pemantapan ideologi nasional,
terutama melalui konvergensi nilai-nilai sosial-budaya ()adjid,*998)
Orde Reformasi sendiri walaupun dapat dikatakan masih dalam
proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu tekad
yang berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui
upaya penegakan supremasi hukum dan HA). 0ilai-nilai tersebut
akan terus di 1ustifikasi dan diadaptasikan dengan dinamika yang
terjadi.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah
ini adalah 2
a. Bagaimana kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama 3
b. Bagaimana kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan
parlementer 3
c. Bagaimana proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde
baru 3
d. Bagaimana proses terjadinya peristiwa 4 36 S/8KI 3
e. Bagaimana perbedaan kebijakan politik pada masa Orde
Lama dan Orde Baru 3

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk 2
a. )engetahui kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama
b. )engetahui kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan
parlementer
c. )engetahui proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde
baru
BAB II
PEMBAHASAN

A. ORDE LAMA (1950 – 1965 )


1. DenokraSi Liberal (1950 – 1959)
Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan
kelengkapan negara, ditetapkan pula sistem demokrasi yang dipakai
yaitun sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi ini presiden
hanya bertindak sebagai kepala negara. 8residen hanya berhak
mengatur formatur pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung
jawab pemerintah ada pada kabinet. 8residen tidak boleh bertindak
sewenang-wenang. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri.
Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti
)asyumi,8ni,dan 8KI mempunyai partisipasi yang besar dalam
pemerintahan. Dibentuklah kabinet-kabinet yang bertanggung jawab
kepada parlemen (Dewan 8erwakilan Rakyat ) yang merupakan
kekuatan-kekuatan partai besar berdasarkan UUDS *956.
Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat dudkungan
mayoritas dalam parlemen (D8R pusat). Bila mayoritas dalam
parlemen tidak mendukung kabinet, maka kabinet harus
mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu, dibentuklah
kabinet baru untuk mengendalikan pemerintahan selanjutnya.
Dengan demikian satu ciri penting dalam penerapan sistem
Demokrasi Liberal di negara kita adalah silih bergantinya kabinet
yang menjalankan pemerintahan.
Kabinet yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6 september
*956 adalah kabinet 0atsir. Sebagai formatur ditunjuk )ohammad
0atsir sebagai ketua )asyumi yang menjadi partai politik terbesar
saat itu. 8rogram kerja Kabinet 0atsir pada masa
pemerintahannya secara garis besar sebagai berikut 2
a. )enyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu
singkat.
b. )emajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.
c. )enyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer.
d. )emperjuangkan soal Irian Barat tahun *956.
e. )emulihkan keamanan dan ketertiban.
Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi
hambatan terutama dari tubuh parlemen sendiri. Bentuk negara yang
belum sempurna dengan beberapa daerah masih berada ditangan
pemerintahan Belanda memperuncing masalah yang ada dalam
kabinet tersebut. 8erbedaan politik antara presiden dan kabinet
tersebut menyebabkan kedekatan antara presiden dengan golongan
oposisi (80I). Hal itu menentang sistem politik yang telah berlaku
sebelumnya, bahwa presiden seharusnya memiliki sikap politik yang
sealiran dengan parlemen. Secara berturut-turut setelah kejatuhan
kabinet 0atsir, selama berlakunya sistem Demokrasi Liberal,
presiden membentuk kabinet-kabinet baru hingga tahun *959.
8ada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil
menyelenggarakan pemilu I yang dilakukan pada <9 september *955
dengan agenda pemilihan <7< anggota D8R yang di lantik pada <6
)aret *956. 8emilu pertama tersebut juga telah berhasil badan
konstituante (sidang pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante
memiliki tugas untuk merumuskan UUD baru. Dalam badan
konstituante sendiri, terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi
partai-partai besar seperti 0U,8KI,)asyumi dan 80I. Dari nama
lembaga tersebut dapatlah diketahui bahwa lembaga tersebut
bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan
tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara
pejabat militer, pergolakan daerah melawan pusat dan kondisi
ekonomi tak menentu.

2. DenokraSi Terpinpin (1959 – 1965)


a. SiSten politik DenokraSi Terpinpin
Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik
Indonesia yang disebabkan oleh begitu banyaknya pertentangan
terjadi dalam sistem kenegaraan ketika diberlakukannya sistem
demokrasi liberal. 8ergantian dan berbagai respon dari dari daerah
terhadap sistem pemerintahan. lr.Soekarno selaku presiden
memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan
demokrasi terpimpin. Tonggak bersejarah di berlakukannya
sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya Dekrit Presiden
5 Juli 1959.

Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah


terbentuk sebelumya. Satu hal pokok yang membedakan antara
sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen
memiliki kewenangan yang terbesar terhadap pemerintahan dan
pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem
Demokrasi Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh
bidang pemerintahan.
Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi
pergantian kabinet dari Kabinet Karya (pimpinan lr.Djuanda) yang
dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan pembentukan
Kabinet Kerja yang dipimpin oleh lr.Soekarno sebagai perdana
menteri dan lr.Djuanda sebagai menteri pertama. Kabinet ini yang
memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah
keamanan,sandang pangan, dan pembebasan lrian Barat. Pergantian
institusi pemerintahan anatara lain di MPR (pembentukan MPRS),
pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah
pernetapan GBHN pertama. Pidato Presiden pada acara upacara
bendera tanggal 17 agustus 1959 berjudu"Penemuan Kembali
Revolusi Kita"dinamakan Manifestasi Politik Republik
lndonesia(Manipol),yang berintikan USDEK (UUD 1945,Sosialisme
lndonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian lndonesia). lnstitusi
negara selanjutnya adalah mengitegrasikan sejumlah badan
eksekutif seperti MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional
dengan tugas sebgai menteri dan ikut serta dalam sidang-sidang
kabinet tertentu
Kronologi jatuhnya pemerintahan Orde Baru berawal dari
terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden melalui sidang umum
)8R yang berlangsung tanggal * J ** )aret *998, ternyata tidak
menimbulkan dampak positif yang berarti bagi upaya pemulihan
kondisi ekonomi bangsa justeru memperparah gejolak krisis. Dan
gelombang aksi mahasiswa silih berganti menyuarakan beberapa
agenda reformasi.
Keberhasilan 8emerintahan Orde Baru dalam melaksanakan
pembangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu prestasi besar
bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya sarana dan
prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia.

0amun, keberhasilan ekonomi maupun infrastruktur Orde Baru


kurang diimbangi dengan pembangunan mental ( character building )
para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan maupun
pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada
pertengahan tahun *997, korupsi, kolusi dan nepotisme (KK0) yang
sudah menjadi budaya (bagi penguasa, aparat dan penguasa)

Faktor Penyebab Munculnya RefornaSi

Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa


pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di
bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal
kemunculannya pada tahun *966 adalah akan melaksanakan
8ancasila dan UUD *945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1. KriSiS Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan
menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat
berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di
pegang oleh para penguasa. Dalam UUD *945 8asal < telah
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR". Pada dasarnya secara de jore
(secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR
sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam
kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga
sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).

Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak


percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak
percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi.
Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di
segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang
sarat dengan nuansa KKN.

Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan


terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi
sumber ketidakadilan, di antaranya :
• UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
• UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan
Wewenang DPR / MPR

• UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.

• UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum

• UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap


telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar.
Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi,
tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar
masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin
memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli
1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di
dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi
itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik 8DI saja, tetapi
masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan
masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan
politik, masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada
pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras
terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau
memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau
dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut
agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan 8residen.

Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun


*997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar
agama dan etnik yang berbeda. )enjelang akhir kampanye
pemilihan umum tahun *997, meletus kerusuhan di Banjarmasin
yang banyak memakan korban jiwa.

8emilihan umum tahun *997 ditandai dengan kemenangan 4olkar


secara mutlak. 4olkar yang meraih kemenangan mutlak memberi
dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai 8residen
dalam Sidang Umum )8R tahun *998 J <663. Sedangkan di kalangan
masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus
yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto
sebagai 8residen.

Dalam Sidang Umum )8R bulan )aret *998 Soeharto terpilih


sebagai 8residen Republik Indonesia dan B1. Habibie sebagai Cakil
8residen. Timbul tekanan pada kepemimpinan 8residen Soeharto
yang dating dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.

2. KriSiS Hukun

8elaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru


baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah mencintai
dan menjaga aset 0egara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu
kelak. Dalam proses pembangunan bangsa ini harus bisa
menyatukan pendapat demi kesejahteraan masyarakat umumnya.
DA7TAR PUSTAKA

Tim 8enyusun. <665. SeJaEah Unt5k SMA kelas XII PEOgEam Ilm5
SOsial Dan Bahasa. Klaten B Aempaka 8utih.
Tim 8enyusun, )4)8. <668. SeJaEah NasiOnal IndOnesia Dan D5nia
5nt5k Kelas XII SMA PEOgEam IPS. )alili B Raodah @oto Aopy.
http ;//WWW.Wikipedia.OEg/seJaEah indOnesia//

Anda mungkin juga menyukai