Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEREKONOMIAN TERTUTUP (closed economy)

Kelompok 4
Penyusun :
Sewi Helensia (2240402074)
Asthie Winda Lestari (2240402072)
Indo Yulius (2240402121)
Arnita Toding (2240402119)
Serlinawati (2240402108)
Lulu Lusiana (2240402025)
Audrey Aurellya Putri. K (2240402112)
Niprin Weya (2140402132)
Therecia Vitriani Toding (2240402076)

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR …………………………………………..…………………………….…2
BAB I PENDAHULUAN ……………..………..……………..……………………………...….3
a. Latar belakang ……………………………………………………………………………i
b. Rumusan masalah ……………………………………………………………………….ii
BAB II PEMBAHASAN …...……………………………………………………………….…...4
a. Pengertian Perekonomian tertutup ………………………………………………..…...i
b. Pengertian Interest Rate Dalam Keseimbangan Pasar Komoditi (goods market) ....ii
c. Pasar Komoditi (goods market) Dalam Perspektif Supply Side dan Demand Side…iii
d. Keseimbangan Pasar Komoditi (goods market) dalam loanable funds market ……iii
PENUTUP …….…………...………………………………………………………………..……5
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………6

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah Nya
yang telah dilimpahkan kepada kelompok kami dalam menyusun makalah/karya ilmiah ini yang
berjudul tentang “Perekonomian Tertutup (closed economy)”.
Tidak lupa juga dari kelompok kami mengucapkan kata terima kasih kepada ibu Dr.Witri
Yuliawati, S.E., M.Si selaku dosen pengampuh mata kuliah ini. Dan tak lupa juga dari kelompok
kami mengucapkan kata terima kasih juga kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Tarakan, 27 Agustus 2023

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perekonomian Tertutup (closed econmy) artinya tidak mengenal hubungan luar
negeri, sehingga tidak ada kegiatan ekspor-impor. Perekonomian sederhana ini tidak mengenal
keterlibatan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana
adalah perekonomian yang melibatkan deal pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan (swasta).
Karena kegiatan ekonomi yang serba menutup diri, mereka tidak mengenal dunia luar negeri. Ada
pula hubungan lintas negara pun tidak akan terjalin sehingga menyebabkan tidak adanya kegiatan
ekspor, impor maupun hubungan politik luar negeri. Sehingga tidak terjadi arus modal. Negara
tersebut juga mudah tertinggal oleh negara lain dalam hal perkembangan dan kemajuan. Meski
demikian, terdapat beberapa keuntungan atas sistem perekonomian tertutup ini, yaitu:
1. Perekonomian negara tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global.
2. Tahan terhadap krisis moneter karena tidak tergantung pada sistem pasar bebas.
3. Menjadi negara dengan sistem perekonomian yang mandiri.
Terkait keuntungan pada poin ketiga, negara yang menganut sistem ekonomi tertutup harus
mampu membuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya tanpa dunialuar
(negara lain). Karena bagaimana pun, faktor geografis dan alam bisa jadi alasan mengapa suatu
negara melakukan ekspor; Yaitu untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya yang tidak
tercukupi oleh produsen dalam negeri. Maka, pemerintah dituntut untuk mampu menjadikan
negaranya kokoh dan mandiri sebagai negara penganut sistem ekonomi tertutup. Dalam
perekonomian, sector swasta merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa, dan proses
produksi dilaksanakan dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga tersebut antara lain seperti tanah, tenaga kerja, modal dan entrepreneurship
(kewirausahaan). Penghasilan yang diperoleh rumah tangga dari menjual faktor-faktor produksi
terdiri dari sewa (pendapatan daritanah), bunga (pendapatan dari kapital), upah (pendapatan dan
tenagakerja) dan profit (pendapatan dari entrepreneurship). Kemudian, rumah tangga diasumsikan
merupakan satu-satunya pembeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh swasta. perekonomian
tertutup Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Baik Individu atau masyarakat yang bertindak sebagai produsen ataupun
sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya, yaitu antara lain:
1. Apakah Bisa perekonomian tertutup bertumbuh?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perekonomian Tertutup (closed economy)


Perekonomian tertutup (closed economy) adalah ekonomi tanpa transaksi dengan negara
lain. Untuk menumbuhkan ekonomi, mengandalkan konsumsi rumah tangga, investasi bisnis, dan
pengeluaran pemerintah. Hampir semua negara melakukan interaksi dengan dunia luar melalui
perdagangan internasional, bahkan negara seperti Korea Utara. Dengan membandingkan
perekonomian tertutup dengan perekonomian terbuka pada saat menjalankan perekonomian
tertutup, suatu negara tidak memiliki eksposur ke sektor eksternal. Tidak ada ekspor atau impor.
Demikian pula, tidak ada aliran modal atau transaksi keuangan internasional. Lawan dari
perekonomian tertutup adalah perekonomian terbuka. Di bawah ekonomi terbuka, suatu negara
memungkinkan impor dan ekspor barang dan jasa. Interaksi dengan sektor eksternal juga
melibatkan faktor produksi (modal dan tenaga kerja), alih teknologi, dan kekayaan intelektual.
Interaksi tersebut juga memunculkan pasar valuta asing untuk memfasilitasi transaksi antar negara.
Di pasar valuta asing, kita dapat mengkonversi mata uang domestik ke mata uang asing, misalnya
untuk membayar produk impor. Demikian juga, ketika kita memiliki mata uang asing, kita dapat
menukarnya di pasar ini untuk mendapatkan beberapa mata uang domestik.
Sedangkan Perekonomian terbuka memiliki beberapa keunggulan. Konsumen dapat
mengakses berbagai barang dan jasa luar negeri yang tidak tersedia di pasar domestik. Produsen
mendapatkan beberapa bahan baku dan barang modal yang tidak tersedia di pasar domestik.
Investor juga dapat melakukan diversifikasi investasi mereka di pasar keuangan internasional. Kita
juga dapat bekerja di luar negeri untuk peluang yang lebih baik. Namun, ekonomi terbuka juga
memiliki kelemahan. Risiko nilai tukar muncul. Aliran modal internasional mengekspos stabilitas
ekonomi domestik. Guncangan ekonomi di satu negara juga dapat dengan cepat menyebar ke
negara lain, seperti krisis ekonomi di Amerika Serikat pada 2008-2009. Beberapa negara kemudian
mengadopsi beberapa kebijakan protektif. Mereka berusaha untuk melindungi ekonomi domestik
dari kondisi yang tidak menguntungkan. Pemerintah melindungi industri dan lapangan kerja dalam
negeri melalui tarif impor, kuota, dan hambatan non-tarif lainnya. Untuk mencegah arus modal
berlebih yang negatif, mereka mengadopsi kontrol nilai tukar dan kontrol modal. Meskipun
demikian, kebijakan protektif seperti itu mulai berkurang seiring dengan kemajuan globalisasi.
Dalam beberapa dekade terakhir, tren global telah menyebabkan keterbukaan yang lebih besar.
Produksi, perdagangan barang dan jasa, arus modal, dan tenaga kerja semakin terintegrasi antar
negara.

4
Hal ini ditandai dengan meningkatnya partisipasi negara berkembang di pasar dunia
Perluasan zona perdagangan menuju terwujudnya perdagangan bebas Integrasi ekonomi di bawah
mata uang tunggal seperti zona euro Penurunan biaya transportasi antar negara Perubahan
teknologi yang cepat dan terus menerus, yang menjangkau seluruh penjuru dunia Meningkatnya
peran perusahaan transnasional dan multinasional dalam rantai produksi global. Adapun contoh
perekonomian tertutup, ialah Saat ini, tidak ada negara yang memiliki perekonomian tertutup
sepenuhnya, bahkan tidak seperti Korea Utara. Ia masih memiliki kontak perdagangan dengan
negara lain, meski cenderung minim. Seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini.

Meski sebenarnya tidak menganut perekonomian tertutup, beberapa negara membatasi


transaksi dengan sektor eksternal. Mereka melakukan kontrol atas arus barang, jasa, dan modal.
Mereka juga menutup industri tertentu dari persaingan internasional dan investasi asing. Misalnya,
beberapa negara penghasil minyak melarang perusahaan minyak asing beroperasi di negara
mereka.
Bisakah perekonomian tertutup tumbuh?
Perekonomian tertutup adalah swasembada, yang berarti tidak ada impor yang masuk ke
negara tersebut dan tidak ada ekspor yang keluar dari negara tersebut. Tujuan dari perekonomian
tertutup adalah untuk menyediakan semua kebutuhan melalui produksi dalam negeri. Negara-
negara dengan perekonomian tertutup dapat tumbuh, tetapi tidak setinggi di bawah ekonomi
terbuka. Untuk menumbuhkan ekonomi domestik, ia bertumpu pada konsumsi rumah tangga,
investasi bisnis, dan pengeluaran pemerintah. Semua input produksi berasal dari dalam negeri.
Demikian pula, investasi dalam perekonomian hanya mengandalkan tabungan nasional tanpa
aliran masuk modal asing. Mempertahankan perekonomian tertutup sulit dalam masyarakat
modern. Misalnya, tidak semua negara memiliki bahan baku untuk produksi. Banyak negara
miskin sumber daya alam dan terpaksa mengimpornya dari luar negeri.

5
Ambil minyak mentah, misalnya. Itu tidak hanya untuk input energi tetapi juga untuk
berbagai produk lainnya, mulai dari pupuk hingga bahan plastik yang kita gunakan setiap hari.
Dan, tidak semua negara memiliki cadangan minyak. Perekonomian tertutup membuat produksi
barang menjadi sangat terbatas, baik dari segi jumlah maupun ragamnya. Orang dipaksa untuk
mengkonsumsi apa yang tersedia, membatasi kebebasan mereka untuk mengkonsumsi berbagai
barang dan jasa. Perekonomian tertutup bertentangan dengan teori ekonomi modern. Perdagangan
internasional adalah jalan menuju ekonomi yang makmur. Ekspor merupakan salah satu mesin
pertumbuhan ekonomi. Ketika ekspor meningkat, produksi dalam negeri tumbuh. Akibatnya,
bisnis menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan dalam perekonomian. Untuk
mendapatkan keuntungan dari perdagangan internasional, mereka harus menghasilkan barang dan
jasa dengan keunggulan komparatif. Mereka harus mengalokasikan tenaga kerja dan sumber daya
untuk produksi barang, yang memiliki biaya peluang lebih rendah. Untuk barang yang relatif tidak
kompetitif, mereka dapat mengimpornya dari luar negeri, yang cenderung lebih murah.
Adaun Formula PDB untuk perekonomian tertutup, yaitu:
 Produk domestik bruto (PDB) menunjukkan nilai moneter total barang dan jasa yang
diproduksi di suatu negara dalam periode tertentu. Dalam konsep ekonomi, itu akan sama
dengan pendapatan dan pengeluaran agregat.
 Di bawah pengeluaran agregat, PDB mewakili jumlah pengeluaran untuk empat sector,
seperti Konsumsi oleh sektor rumah tangga Investasi oleh sektor rumah tangga.
 Pengeluaran pemerintah seperti, Ekspor bersih (ekspor dikurangi impor) oleh sektor
eksternal
Sementara itu, rumus PDB sama dengan:
 PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + Ekspor Neto

Persamaan di atas adalah untuk perekonomian terbuka. Karena tidak melibatkan ekspor
dan impor, maka PDB dalam perekonomian tertutup akan sama dengan:

 PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah


Jadi, secara teori, PDB tumbuh melalui aktivitas ketiga sektor tersebut.
Adapun keuntungan dari perekonomian tertutup, yaitu:
 Ekonomi yang lebih mandiri. Perekonomian domestik memenuhi semua kebutuhan dari
sumber daya dalam negeri.
 Menghindari risiko nilai tukar dan guncangan ekonomi global. Resesi atau krisis keuangan
menyebar melalui perdagangan internasional dan arus modal. Jadi, karena keduanya tidak
ada, perekonomian tertutup tidak memiliki eksposur terhadap risiko ini. Selain itu, risiko
nilai tukar tidak berlaku karena tidak ada transaksi dengan sektor eksternal.
 Tidak ada tekanan dari produk impor. Produsen dalam negeri tidak menghadapi
persaingan dari produk luar negeri yang lebih murah.

6
Sedangkan kerugian dari perekonomian tertutup, yaitu:
 Pertumbuhan terbatas. Kurangnya sumber daya dalam negeri (faktor produksi dan modal
keuangan) membatasi perkembangan ekonomi.
 Variasi produk lebih sedikit. Pasokan hanya berasal dari produksi dalam negeri.
Dikecualikan dari hubungan internasional. Perdagangan internasional muncul karena negara-
negara saling membutuhkan. Jika itu tidak ada, negara tersebut dianggap tidak membutuhkan
negara lain.
Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa Perekonomian tertutup artinya tidak mengenal
hubungan luar negeri, sehingga tidak adakegiatan ekspor-impor.
Perekonomian sederhana tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang melibatkan
deal pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan (swasta). Dalam perekonomian, sektor swasta
merupakan satu-satunya produsen barang dan jasa, dan proses produksi dilaksanakan dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang dimilikioleh rumah tangga. Faktor produksi tersebut
antara lain, tanah, tenaga kerja, modal dan entrepreneurship (kewirausahaan). Penghasilan yang
diperoleh rumah tangga dari menjual faktor-faktor produksi terdiri dari sewa (pendapatan dari
tanah), bunga (pendapatan dari kapital), upah (pendapatan dan tenaga kerja) dan profit (pendapatan
dari entrepreneurship). Kemudian, rumah tangga diasumsikan merupakan satu-satunya pembeli
barang dan jasa yang dihasilkan oleh swasta. Pembelian barang dan jasa tersebut dibayar dengan
penghasilan yang diperolehnya dari menjual faktor-faktor produksi.
Adapun kelebihan perekonomian tertutup, yaitu:
1. Sistem ekonomi bisa kuat dari imbas global.
2. Karena tidak tergantung sistem pasar bebas, maka ia relatif lebih tahan gempuran krisis
moneter.
3. Menjadikan perekonomian yang mandiri.
Sedangkan kelemahan perekonomian tertutup, yaitu:
1. Sistem ekonomi tertutup membuatnya sulit mengikuti perkembangan.
2. Mudah adanya kelangkaan Barang / Jasa.
3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.
5. Tidak adanya kegiatan Ekspor dan Impor / Tidak adanya perdagangan Internasional.
6. Tidak adanya arus Modal.
7. Mudah tertinggal dari kemajuan negara lain.

7
B. Pengertian Interest Rate Dalam Keseimbangan Pasar Komoditi (goods market)
Interest rate dalam keseimbangan pasar komoditi (goods market) merupakan suatu
Tingkat suku bunga dalam keseimbangan pasar komoditi (goods market) yang merujuk pada
hubungan antara tingkat suku bunga dan permintaan barang dan jasa di pasar. Tingkat suku
bunga dapat mempengaruhi keputusan konsumen dan perusahaan untuk berbelanja dan
berinvestasi. Ketika suku bunga naik, biaya pinjaman menjadi lebih tinggi, sehingga
mendorong konsumen untuk mengurangi pembelian besar-besaran dan perusahaan untuk
mengurangi investasi.
Contohnya, pertimbangkan situasi di mana tingkat suku bunga naik. Konsumen akan
lebih cenderung menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito karena imbal hasil
yang lebih baik, daripada menghabiskannya untuk belanja. Perusahaan juga mungkin akan
menunda atau mengurangi rencana investasi karena biaya pinjaman yang lebih tinggi membuat
proyek investasi menjadi kurang menguntungkan. Sebaliknya, jika suku bunga turun, biaya
pinjaman menjadi lebih rendah, mendorong konsumen untuk menghabiskan lebih banyak dan
perusahaan untuk lebih bersemangat dalam berinvestasi. Dengan demikian, dalam
keseimbangan pasar komoditi, tingkat suku bunga memainkan peran penting dalam mengatur
tingkat belanja dan investasi yang akhirnya mempengaruhi permintaan barang dan jasa.
Adapun faktor-faktor utama yang memegaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
secara garis besar sebagai berikut.
 Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana / simpanan sedikit, sementara pemohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat cepat terpenuhi
dengan meningkan suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan
uang di bank. Demikian, kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya jika bank
kelebihan dana dipenuhi. Dimana simpanan banyak, akan tetapi permohan kredit
sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan, sehingga mengurangi minat
nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit, sehingga
permohongan kredit meningkat.
 Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga
rata–rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat namun
sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.
 Kebijakan pemerintah
Dalam kondisin tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau
minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan
ketentuan batas minimal / maksimal bunga simpanan maupun Bungan pinjaman bank
tidak boleh melibihi batas yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.

8
 Laba yang diingikan
Merupakan besarnya keuntungan yang diingikan oleh bank. Jika diinginkan besar,
maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak
bank harus hati –hati dalam menentukan presentase laba / keuntungan yang diingikan
 Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya,
hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula,
sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
 Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah Bungan kredit
yang dibebannkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah
dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan
yang likuid seperti sertifikat deposito/rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah
untuk di cairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
 Reputasi perusahaan.
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibenbankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relative
kecil dan sebaliknya.
 Produk yang kompetitif
Adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran, Untuk produk yang
kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan
dengan produk yang kurang kompotitif, Hal ini disebabkan tingkat pengembelian
kredit terjamin, karena produk yang dibiayi laku di pasaran.
 Hubungan baik
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu: Nasabah
utama/primer dan nasabah biasa/sekunder penggolongan ini didasarkan kepada
keatifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank, Nasabah utama
biasannya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam
penentuan suku bunganya pun berberda dengan nasabah biasa
 Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala risiko yang dibebangkan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang
memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik
maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebangkan pun berebeda.
Demikian pula, sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid / tidak dapat
dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketia oleh
pihak perbankan

9
C. Pasar Komoditi (goods market) Dalam Perspektif Supply Side dan Demand Side
Pasar komoditi atau yang biasa disebut dengan Bursa Komoditi adalah tempat
dipertemukannya aktivitas permintaan dan aktivitas penawaran barang, dalam hal ini barang-
barang yang akan diperjual-belikan di bursa. Pada saat terjadinya transaksi, tidak diperlihatkan
jumlahnya secara keseluruhan. Namun para penjual menjamin sepenuhnya para pembeli akan
menerima barang sesuai dengan contoh yang diperlihatkan di bursa pada saat dilaksanakannya
transaksi baik mengenai jumlahnya, kualitasnya dan bahkan waktu penyerahannya.
Adapun mengenai barang-barang yang dapat diperjual-belikan di bursa komoditi cukup
beraneka ragam, bisa berupa barang hasil pertanian, industri dan kerajinan serta barang hasil
pertambangan.
Adapun Pasar komoditi dalam perspektif Supply-side economics atau yang biasa kita kenal
dengan ekonomi sisi penawaran adalah teori makroekonomi yang berpendapat pertumbuhan
ekonomi dapat paling efektif diciptakan dengan menurunkan pajak dan mengurangi regulasi.
Menurut ekonomi sisi penawaran, konsumen kemudian akan mendapat manfaat dari pasokan
barang dan jasa yang lebih besar dengan harga lebih rendah dan lapangan kerja akan meningkat.
Ini dimulai oleh ekonom Robert Mundell selama pemerintahan Ronald Reagan.
Istilah Supply Side Economics dianggap untuk beberapa waktu telah diciptakan oleh jurnalis
Jude Wanniski pada tahun 1975, tetapi menurut Robert D. Atkinson istilah “sisi suplai” pertama
kali digunakan pada tahun 1976 oleh Herbert Stein (mantan penasehat ekonomi untuk Presiden
Richard Nixon) dan hanya kemudian masih dalam tahun itu istilah ini diulang oleh Jude Wanniski.
Penggunaannya berkonotasi ide-ide ekonom Robert Mundell dan Arthur Laffer. Sementara para
kritikus lebih memilih istilah “trickle-down economics”.
Sedangkan dalam perspektif Demand-side economics adalah teori makroekonomi yang
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi paling efektif diciptakan oleh permintaan yang tinggi
untuk produk dan layanan. Menurut ekonomi sisi permintaan, output ditentukan oleh permintaan
efektif. Pengeluaran konsumen yang tinggi mengarah pada ekspansi bisnis yang menghasilkan
peluang kerja yang lebih besar. Tingkat pekerjaan yang lebih tinggi menciptakan multiplier effect
yang selanjutnya mendorong permintaan agregat menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Para Demand Side Ekonom berpendapat, keringanan pajak bagi orang kaya hanya
menghasilkan sedikit manfaat ekonomi, karena sebagian besar uang tambahan tidak digunakan
untuk barang atau jasa. Sebaliknya, mereka berpendapat peningkatan belanja pemerintah akan
membantu menumbuhkan ekonomi dengan memacu peluang kerja tambahan. Mereka mengutip
pelajaran dari Depresi Besar pada 1930-an sebagai bukti peningkatan belanja pemerintah yang
memacu pertumbuhan.

10
Demand-side economics bertentangan dengan supply side economics yang berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonomi dapat paling efektif diciptakan dengan menurunkan tarif pajak dan
mengurangi regulasi. Demand side economics kadang-kadang disebut “inflasi ekonomi,”
pertumbuhan sisi permintaan disertai dengan kenaikan harga yang mengimbangi pertumbuhan itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi demand, yaitu:
1. Skala pendapatan
Tidak akan ada pembelian jika konsumen tidak memiliki pendapatan. Maka bisa
dikatakan faktor ini adalah titik utama terjadinya permintaan. Pendapatan yang semakin
besar akan lebih mudah mendapatkan barang apapun. Termasuk barang dengan harga yang
tinggi sekalipun. Begitupun sebaliknya jika pendapatan rendah.
2. Harga barang
Sebagai pengguna barang, tentu konsumen menginginkan harga sehemat mungkin
dengan kualitas yang cukup. Sehingga ketika harga barang berada pada tingkat yang
rendah, permintaan pun terus bertambah.
3. Prediksi harga mendatang
Biasanya kondisi ini akan terjadi pada barang investasi yang cenderung naik setiap
waktu. Atau bisa juga karena adanya barang bermanfaat tinggi yang akan diumumkan
mengalami kenaikan harga kedepannya. Akibatnya di rentang waktu yang pendek,
lonjakan permintaan pun jauh lebih melejit.
4. Hadirnya barang substitusi
Mungkin faktor ini adalah salah satu kekhawatiran terbesar setiap pengusaha. Karena
jika produk dengan harga yang ditawarkan tidak sepadan, jangan salahkan konsumen saat
mereka lebih memilih produk pesaing. Bisa jadi produk sejenis yang dimiliki pengusaha
lain berkualitas sama dengan harga yang lebih memikat. Nah, inilah yang disebut sebagai
barang substitusi atau pengganti.
5. Selera konsumen
Diantara faktor lainnya, aspek inilah yang paling sulit diukur. Sebab tidak semua
orang memiliki selera yang sama di satu waktu. Atau mungkin saja produk tersebut
ternyata rilis disaat selera konsumen terhadap produk sudah tidak mendukung lagi. Untuk
mengetahui minat yang sedang berkembang maka lakukanlah riset pasar.
Sedangkan faktor-faktor mempengaruhi Supply, yaitu:
1. Biaya produksi
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas umumnya diperlukan proses yang
panjang. Akibatnya biaya produksi pun membengkak. Namun, sifat dasar perusahaan yang
selalu menekan pengeluaran akan selalu dilakukan. Karena bagaimanapun biaya ini harus
kembali lagi dalam bentuk pemasukan yang juga seimbal.
2. Tingkat kemampuan produksi
Pada perusahaan berskala kecil, umumnya tingkat produksi juga rendah. Sementara
pada perusahaan besar, berlaku sebaliknya. Kesimpulannya, kemampuan produksi
semacam ini akan langsung berdampak pada posisi penawaran di pasar konsumen.

11
3. Beban pajak
Pajak memang selalu menjadi beban persoalan tersendiri bagi setiap pengusaha.
Dengan demikian, pengusaha harus ikut mengkalkulasikan harga jual agar pendapatan
sudah berupa netto. Maka agar produk tetap diminati, alternatif yang bisa diambil adalah
dengan mengambil margin keuntungan yang wajar.
4. Peralatan yang digunakan
Perbedaan paling mencolok akan terlihat dari kecanggihan peralatan antara perusahaan
kecil dengan perusahaan besar. Pada perusahaan kecil, alat-alat produksi memang
cenderung belum menggunakan automatic machine. Akibatnya jumlah produk yang
dihasilkan lebih sedikit dan cenderung lebih lama. Lain halnya dengan penggunaan alat
berteknologi. Penawaran atas jumlah barang akan terus berjalan karena dalam waktu yang
singkat mampu menghasilkan jumlah yang lebih besar.

D. Keseimbangan Pasar Komoditi (goods market) dalam loanable funds market


Loanable Funds adalah dana yang tersedia untuk dipinjamkan. Teori dana pinjaman adalah
bahwa suku bunga ditentukan oleh jumlah uang yang tersedia untuk dipinjamkan. Pasar dana
pinjaman adalah pasar uang umum. Dan dalam ilmu ekonomi, doktrin dana pinjaman adalah teori
tentang tingkat bunga pasar. Menurut pendekatan ini, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran dana pinjaman.
Pada dasarnya, pasar ini adalah pasar keuangan di dalam negeri. Transaksi melibatkan uang,
alih-alih barang atau jasa. Pasokan dana pinjaman berasal dari rumah tangga, bisnis atau
pemerintah. Rumah tangga menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung. Demikian juga,
perusahaan mengalokasikan sebagian laba (kas) ke berbagai instrumen keuangan. Sementara itu,
pemerintah memasok uang jika menjalankan surplus fiskal di mana pendapatan pajak melebihi
pengeluaran. Sementara itu, permintaan dana pinjaman juga berasal dari ketiga sektor tersebut.
Rumah tangga meminjam dana (misalnya dari bank) untuk membeli berbagai barang seperti rumah
dan mobil. Perusahaan menggunakannya untuk belanja modal. Sementara itu, pemerintah
menggunakan dana untuk menutup defisit anggaran.
Dalam membahas topik ini, anda akan menemukan berbagai macam istilah lain untuk uang
seperti kas, dana atau modal.
Biaya meminjam uang adalah bunga (kecuali untuk ekuitas). Itu dapat mengambil berbagai
nama seperti kupon atau bunga bank; Seperti di pasar barang, di pasar dana pinjaman, suku bunga
merepresentasikan harga, yang mana bisa berarti pengembalian atau biaya meminjam uang. Bagi
pemasok dana, itu adalah pengembalian. Sementara itu, bagi peminjam, itu adalah biaya
meminjam uang.

12
Penawaran mewakili total dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds) pada tingkat bunga
tertentu. Itu adalah jumlah tabungan nasional di sebuah negara. Sementara, permintaan mewakili
total dana yang dapat dipinjam pada tingkat bunga tertentu.
Pasar dana pinjaman mencapai ekuilibrium ketika permintaan sama dengan penawaran, yang
mana menentukan jumlah dana pinjaman dan suku bunga di dalam sebuah perekonomian.
 Penawaran dana pinjaman
Penawaran dana pinjaman berasal dari sektor rumah tangga (individu), bisnis
ataupun pemerintah. Ketika individu menabung sebagian dari pendapatannya, maka
tabungan tersebut tersedia bagi pihak lain untuk dipinjam. Jika anda menabung di
rekening deposito bank, uang yang anda simpan adalah bagian dari pasokan dana
pinjaman. Sebagai perantara keuangan, bank kemudian meminjamkannya ke pihak
lain, apakah itu individu ataukah bisnis. Misalnya, anda memiliki penghasilan Rp20
juta dan menghabiskan Rp17 juta untuk konsumsi barang dan jasa. Anda menabung
sisanya (Rp3 juta). Nominal Rp3 juta ini sekarang tersedia bagi pihak lain untuk
dipinjam. Penawaran dana pinjaman meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga.
Seperti yang saya utarakan sebelumnya, suku bunga mewakili pengembalian yang
anda peroleh ketika meminjamkan uang. Ketika suku bunga naik, anda mendapatkan
pengembalian yang lebih tinggi.
Tidak hanya anda, individu atau bisnis lain juga akan melakukan hal yang sama ketika suku
bunga naik. Sebagai hasilnya, pasokan dana pinjaman di dalam perekonomian meningkat. Itulah
mengapa kurva penawaran dana pinjaman memiliki slope positif – menunjukkan hubungan positif
antara pasokan dana pinjaman dengan suku bunga.
Pemasok dana pinjaman dapat mengambil beragam istilah seperti penabung, investor, pemegang
saham atau pemegang obligasi.
 Permintaan dana pinjaman
Permintaan dana pinjaman mewakili keinginan untuk meminjam uang pada
tingkat bunga tertentu. Permintaan berasal dari sektor rumah tangga, bisnis maupun
pemerintah. Dan, itu dapat mengambil beragam cara seperti meminjam ke bank,
menerbitkan obligasi atau menerbitkan saham.
 Permintaan dana pinjaman
Adalah untuk memenuhi berbagai keperluan. Bisnis membutuhkan dana untuk
membangun pabrik atau membeli mesin baru. Rumah tangga memerlukannya untuk
membeli rumah atau mobil. Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai defisit
anggaran. Khusus untuk pemerintah, permintaan adalah nol ketika menjalankan
surplus anggaran. Karena pendapatan melebihi pengeluaran, pemerintah dalam hal ini
bertindak sebagai pemasok. Dalam makroekonomi, kita menyebut jumlah dana
pinjaman yang dipasok oleh pemerintah sebagai tabungan publik.

13
Permintaan dana pinjaman ditentukan oleh suku bunga. Keduanya memiliki hubungan
terbalik. Jika kita menggambarkannya ke dalam sebuah grafik, kurva permintaan dana
pinjaman memiliki kemiringan ke bawah (negatif). Dari sudut pandang peminjam,
suku bunga mewakili biaya meminjam dana. Semakin tinggi suku bunga, semakin
besar biaya untuk membayarnya kembali. Jadi, pada saat suku bunga naik, permintaan
dana pinjaman menurun.
Dan yang terjadi ketika pasar dana pinjaman berada pada kondisi disekuilibrium yang dimana
terdapat pada dua kondisi ekuilibrium, yaitu:
 Ekses penawaran
 Ekses permintaan

 Ekses penawaran dana pinjaman


Jika suku bunga pasar lebih tinggi dari suku bunga ekuilibrium, pasar menghadapi
kelebihan pasokan dana pinjaman. Sebagai hasilnya, suku bunga memiliki kecenderungan untuk
turun. Karena suku bunga lebih tinggi, biaya pinjaman lebih mahal. Ini menyebabkan permintaan
dana pinjaman menurun. Hasilnya, suku bunga akan terdorong untuk turun.

 Ekses permintaan dana pinjaman


Jika suku bunga pasar lebih rendah daripada suku bunga ekuilibrium, pasar menghadapi
ekses permintaan. Permintaan dana pinjaman lebih tinggi daripada penawarannya. Suku bunga
yang rendah membuat pemasok dana enggan untuk menabung.
Dan di sisi lain, suku bunga rendah cenderung menarik banyak peminjam. Hal ini karena
biaya pinjaman menjadi lebih murah. Situasi ini memberi insentif peminjam untuk meminta lebih
banyak dana. Ekses permintaan pada akhirnya akan mendorong suku bunga naik menuju
ekuilibrium yang baru. Suku bunga akan terus naik sampai penawaran dana sama dengan
permintaan dana.
 Pergeseran kurva di pasar dana pinjaman
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan dan penawaran terjadi karena perubahan suku
bunga. Sementara itu, kedua kurva akan bergeser hanya jika faktor non-suku bunga berubah.
Adapun, dua faktor yang menyebabkan kurva permintaan dana pinjaman bergeser adalah:
1) Perubahan peluang yang dirasakan oleh bisnis
Perubahan dalam pengeluaran pemerintah Katakanlah, pemerintah menaikkan defisit
anggaran. Kenaikan defisit mendorong pemerintah untuk meningkatkan permintaan dana
pinjaman di pasar keuangan. Itu menggeser kurva permintaan ke kanan dan menyebabkan
suku bunga di dalam perekonomian naik. Selanjutnya, dua faktor yang menyebabkan
pergeseran kurva penawaran adalah:

14
2) Perubahan perilaku tabungan oleh sektor swasta
Perubahan aliran modal masuk Katakanlah, rumah tangga semakin sadar tentang
pentingnya menabung. Sekarang, mereka mengalokasikan setiap tambahan pendapatan lebih
banyak ke tabungan. Perubahan perilaku menabung seperti itu akan meningkatkan pasokan dana
di pasar domestik. Secara khusus, kita menyebut porsi tabungan dari setiap tambahan pendapatan
sebagai kecenderungan menabung marginal (marginal propensity to save atau MPC).
Sementara itu, aliran masuk investasi asing meningkatkan pasokan dana pinjaman di dalam
negeri. Itu menggeser kurva pasokan ke ke kanan. Sebaliknya, arus keluar modal akan
menyebabkan kurva bergeser ke kiri dan dana pinjaman berkurang.
 Crowding out effect
Defisit anggaran pemerintah meningkatkan permintaan ke pasar dana pinjaman
domestik. Itu akan mendorong suku bunga domestik untuk naik.
Karena suku bunga naik, biaya meminjam lebih mahal. Untuk berinvestasi, bisnis seringkali
meminjam karena kapasitas pendanaan internal yang terbatas. Sehingga, kenaikan suku bunga
membuat biaya investasi lebih mahal. Itu memaksa mereka menunda investasi. Efek negatif defisit
anggaran pemerintah terhadap pengeluaran investasi disebut crowding out.
Defisit meningkat karena pemerintah mungkin meningkatkan pengeluaran untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Tapi, pada saat yang sama, itu membuat investasi swasta turun. Efek bersih
terhadap pertumbuhan ekonomi tergantung pada, mana yang lebih signifikan, pengeluaran
pemerintah ataukah investasi swasta.
Salah satu opsi untuk mengurangi efek crowding-out adalah meminjam ke pasar
internasional. Katakanlah, pemerintah membiayai kenaikan defisit dengan meminjam dari luar
negeri (misalnya dengan menerbitkan obligasi global). Itu tidak menghasilkan peningkatan
permintaan dana pinjaman di pasar domestik dan seharusnya suku bunga domestik tidak naik.
Gambar disamping ini menjelaskan bahwa terdapat
fenomena credit rationing yang terjadi yang di mana
keseimbangan pasar kredit bukan terjadi pada titik E0,
melainkan pada titik E1 dengan suku bunga r1 dan volume
kredit L1. Pada tingkat suku bunga tersebut, volume
permintaan kredit dari debitur adalah sebesar L2, dan
karenanya terjadi credit rationing sebesar (L2 −L1)
pada keseimbangan pasar kredit tersebut. Keseimbangan pasar kredit dengan adanya penjatahan
kredit dapat diilustrasikan melalui penjabaran sebagai berikut. Seperti yang diketahui, bahwa
dalam penyaluran kredit, bank akan memperhitungkan suku bunga dan risiko dari peminjaman
yang dilakukan.

15
Meskipun melakukan monitoring dan selesksi terhadap calon debitur, bank akan tetap mempunyai
pengetahuan yang tidak lengkap atas kondisi debitur yang sebenarnya karena adanya
ketidaksimetrisan informasi. Karena hal tersebut, bank akan cenderung menambahkan risiko kredit
macet tersebut dalam keputusan suku bunga dan jumlah kredit yang akan ditawarkan kepada
debitur. Disisi lain, suku bunga yang ditetapkan oleh bank dapat memengaruhi kemampuan
membayar kembali debitur. Dengan pengetahuan yang lengkap atas kondisi usahanya daripada
informasi yang dimiliki bank, debitur akan cenderung mempertimbangkan tingkat risiko kredit
macet yang lebih rendah dalam mengajukan permintaan suku bunga dan jumlah kredit kepada
bank. Dengan pengaruh risiko kredit macet dalam penetapan suku bunga tersebut, kondisi di mana
tingkat permintaan sama dengan penawaran kredit dimungkinkan tidak dapat tercapai. Fenomena
yang umum terjadi adalah terjadinya credit rationing, di mana keseimbangan di pasar kredit
dicapai pada tingkat suku bunga dan jumlah kredit dengan kelebihan permintaan di atas penawaran
akan loanable funds.
Selain fenomena credit rationing, fenomena lain yang akan ditemui dalam penyaluran kredit
adalah adverse selection bias yang muncul sebagai konsekuensi dari kondisi para debitur yang
memiliki probabilitas pembayaran kembali yang berbeda. Mengingat bahwa tingkat expected
return dari bank tergantung pada probabilitas pembayaran kembali dari kredit yang dilakukan oleh
debitur, maka bank akan berupaya untuk mengidentifikasi para debitur dengan kemampuan
membayar yang tinggi dengan menggunakan alat screening. Adverse selection bias dalam
pemberian kredit dapat terjadi mengingat bahwa terdapat kemungkinan bank memberikan kredit
kepada sejumlah debitur dengan suku bunga di bawah rerata. Dengan demikian, semakin tinggi
suku bunga akan diikuti dengan rerata derajat risiko debitur akan dapat menurunkan keuntungan
bank.
Dari gambar disamping ini dijelaskan bahwa
keseimbangan pasar Loanable Fund Dalam kondisi
resesi, kurva permintaan yang dipengaruhi oleh
permintaan barang investasi akan bergeser ke kiri dan
kurva penawaran yang dipengaruhi oleh tabungan juga
akan ikut bergeser ke kiri dikarenakan tabungan juga
akan turun sejalan dengan turunnya pendapatan. Dalam
keadaan resesi, turunnya penawaran dapat lebih besar
dibandingkan penurunan permintaannya yang berarti terjadi kelebihan permintaan. Dalam kondisi
tersebut, suku bunga tidak ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan penawaran
dikarenakan peminjam akan dihadapkan dengan suku bunga riil yang lebih tinggi dan dapat
memperburuk perekonomian.
Setelah memahami perilaku suku bunga bank optimal dan loanable fund theory, tahap
selanjutnya adalah mengetahui bagaimana penentuan keseimbangan pasar kredit dikaitkan dengan
keberadaan credit rationing.

16
Mengingat permintaan akan dana bergantung pada suku bunga yang ditetapkan oleh bank (ȓ)
sementara penawaran dana dipengaruhi oleh expected return (ȓ*), maka penggunaan gambaran
penawaran dan permintaan konvensional tidak dimungkinkan. Berdasarkan hal tersebut, analisis
keseimbangan credit rationing dalam bentuk kurva empat kuadran seperti yang terdapat pada
gambar 5 berikut. Kuadran I dan IV merupakan kondisi keseimbangan suku bunga seperti yang
telah dijelaskan sebeklumnya sementara kuadran III menunjukkan keterkaitan positif antara
penawaran loanable fund dengan expected return. Apabila bank bebas berkompetisi untuk menarik
para penyimpan dana (depositor), maka 𝝆̅ merupakan suku bunga yang akan diterima depositors.

17
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dalam perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah menimbulkan pajak. Dengan
adanya pajak ini pemerintah bisa mendapatkan penghasilan dari kegiatan rumah tangga dan usaha.
Sistem ekonomi tertutup merupakan sistem yang menutup semua akses kegiatan ekonomi suatu
negara dengan negara lain. Ia menutup diri dan mengandalkan produksi barang dan jasa dalam
negeri. Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan hanya dijual di dalam negeri.
 Syarat keseimbangan perekonomian tiga sector
Perekonomian tiga sektor akan seimbang pada pendapatan nasional apabila penawaran
agregat sama dengan permintaan agregat atau Y = C + I + G, dimana Y adalah penawaran
agregat dan C + I + G adalah permintaan agregat.
Adapun tiga peran penting rumah tangga pemerintah adalah sebagai produsen, konsumen, dan
pengendali perekonomian. Dalam hal sebagai produsen, peran rumah tangga pemerintah adalah
memproduksi barang atau jasa dalam rangka memenuhi kepentingan publik.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://masoemuniversity.ac.id/berita/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-suku-bunga.php
http://e-journal.uajy.ac.id/2761/3/2EP14206.pdf
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/5617/4930
https://cerdasco.com/pasar-dana-pinjaman/
https://uai.ac.id/perekonomian-2-sektor-3-sektor-dan-4-sektor/
https://cerdasco.com/ekonomi-
tertutup/#:~:text=Apa%20itu%3A%20Perekonomian%20tertutup%20
https://osf.io/3tce2/download/?format=pdf
https://kumpulanstudi-aspirasi.com/supply-side-and-demand-side-economics/

Anda mungkin juga menyukai