Anda di halaman 1dari 6

Tidak Terbang Karena Sehelai Bulu

Javier Zhan Nasywa

Aku tidak tahu mengapa menjadi seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Semuanya berantakan. Aku
benci saat keadaan mulai berubah.

*Kringggg (Suara bel tanda masuk sekolah)

?: (Menghembuskan nafas berat) "Hari pertamaku masuk sekolah, semoga aku beruntung" (Berjalan
menuju kelas)

Ibu guru: "Selamat pagi anak-anak"

Siswa/i: "Selamat pagi bu"

Ibu guru: "Hari ini kita kedatangan murid baru, yang pastinya akan menjadi teman satu kelas kalian.
Silahkan masuk perkenalkan dirimu"

?: (Masuk kelas) "Hai, perkenalkan nama saya Ceril Angelia Bramasta. Saya murid pindahan yang baru
bergabung disini. Saya harap kalian menerima saya sebagai teman satu kelas kalian. Mohon
kerjasamanya" (Tersenyum)

Ibu guru: "Oke Ceril, kamu bisa duduk dengan Gea"

Ceril: "Baik bu" (Berjalan menuju tempat duduk disamping Gea)

Gea: (Mengulurkan tangan) "Hai, aku Gea. Ayo berteman"

Ceril: (Membalas) "Ah, baiklah" (Tersenyum)

Jam pelajaran pun berakhir. Waktunya para siswa untuk beristirahat. Ceril dan Gea terlihat sudah
sangat akrab, meskipun mereka baru saja berteman.

Gea: "Kamu tidak tahu letak kantin bukan? Ayo kita ke kantin bersama" (Dengan rasa penuh semangat)

Ceril: "Jika kamu tidak keberatan, oke aku mau"


Iyan: "Woi kalian! Tunggu sebentar. Kamu siswa baru kan disini? Ingat ya aku adalah ketua kelas kalian.
Jadi kalian harus patuh sama aku" (Sombongnya)

Gea: "Apa-apaan sih Yan. Udah lah ayo Ceril kita ke kantin saja, biarkan saja si pengacau itu"(Pergi)

Ceril: "Tadi itu siapa Ge? Kenapa mereka sombong sekali?"

Gea: "Dia ketua kelas kita. Memang sifat dia seperti itu dari dulu. Dia dan circle nya tidak pernah akrab
dengan kami satu kelas"

Ceril: "Apakah ada lagi selain mereka yang seperti itu?" (Bertanya penasaran)

Gea: "Hm, kamu akan tau nanti. Sudah lah kita makan dulu nanti keburu masuk"

Kelas pun selesai, Gea dan Ceril pulang bersama karena rumah mereka satu arah. Saat di perjalanan..

*Citttt (Suara rem motor)

Ceril: "Astaghfirullah!" (Terkejut)

Gea: "Woi! Kalo bawa motor itu lihat-lihat, hampir saja teman saya terserempet!"

?: "Aduh maaf yaa, maaf banget tadi saya kurang merhatiin jalan, tidak kenapa-kenapa kan? (Khawatir)

Gea: "Maaf-maaf memang begitu saja kalo memang merasa salah?!" (Tegas Gea)

Ceril: "Udah-udah Ge, lagian aku gapapa kok. Lain kali hati-hati mas. Jangan sampai seperti itu lagi,
kasihan yang di jalan"

?: "Beneran kamu gapapa? Maaf yaa" (Memegang tangan Ceril)

Ceril: (Melepas) "Anu udah gapapa-gapapa"

?: (Melepas helm) "Oh iya, kenalin aku Gilang" (Mengulurkan tangan dan tersenyum)

Ceril: *Hah manis sekali dia (Gumam Ceril yang melamun)

Gilang: "Haloo" (Melambaikan tangan)

Ceril: "Ah, iya maaf. Aku Ceril (Membalas dan tersenyum)

Gea: "Loh Gilang, jadi kamu?" (Terkejut)

Gilang: "Hehe iya, kenapa? kaget ya?"

Ceril: "Lah dia siapa Ge?


Gea: "Ya ampun, dia teman satu kelas kita Ceril. Kamu tidak kenal?"

Ceril: "Tidak, lagian aku juga bareng kamu terus Ge"

Gilang: "Bagaimana jika sebagai permintaan maaf aku antar kamu pulang?"

Ceril: "Tidak-tidak, merepotkan. Lagian saya pulang sama Gea"

Gilang: "Tidak apa-apa kan Ge??" (Menatap Gea sembari mengkode)

Gea: "Ah iya Ceril, kamu pulang saja sama Gilang. Rumah aku juga sudah dekat dari sini" (Ucapnya)

Ceril: "Hm bagaimana ya"

Gilang: "Sudah lah ayo" (Menarik tangan Ceril)

Gea: "Hati-hati kalian di jalan"

Ceril: "Kamu juga Gee" (Berteriak Jauh)

Sesampainya di rumah

Ceril: "Makasih ya, maaf jadi merepotkan"

Gilang: "Tidak sama sekali" (Tersenyum)

Bunda Ceril: "Aduh-aduh, siapa ini? Kok tidak disuruh masuk lebih dulu Ceril?" (Tersenyum)

Gilang: "Halo tante, saya Gilang teman satu kelas Ceril. Saya mau langsung pulang saja tan hehe"

Ceril: "Makasih ya, hati-hati di jalan" (Masuk rumah)

Ceril: (Menghembuskan nafas berat) "Ada apa sebenarnya, kenapa Gea tidak mau memberitahuku"
(Gumamnya)

Bunda Ceril: "Bagaimana hari pertama anak kesayangan Bunda masuk sekolah hm?"

Ceril: "Bun, aku dapat teman baru namanya Gea, dia baik dan sangat cantik"

Bunda Ceril: "Baguslah, bunda jadi ikut senang kalo begitu. Ayo makan siang dulu" (Menyiapkan
makanan)

Ceril: "Oke bunda" (Makan)


Hari sudah larut. Ceril tidur setelah hari pertama ia masuk sekolah barunya. 1minggu berlalu penuh
dengan masalah. Ceril sangat kebingungan apakah yang dimaksud Gea adalah ini. Kelas mereka yang
sering tidak akrab dengan kelas lain. Teman mereka yang sering sekali membuat masalah sehingga nama
kelas tercatat sebagai kelas terburuk. Hari ini Ceril tidak seperti biasanya, dia sedang tidak enak badan
tetapi dia tetap memaksa untuk berangkat sekolah.

Gea: "Aduh, kamu itu keras kepala sudah aku bilang untuk istirahat saja dirumah."

Ceril: "Perasaanku tidak enak Ge kalo aku tidak berangkat sekolah"

Bapak guru: "Selamat siang anak-anak"

Siswa/i: "Selamat siang pak"

Bapak guru: "Oke Bapak absen dulu yaa"

Satu persatu nama pun terpanggil, dan saat memanggil salah satu nama anak

Bapak guru: "Iyan?"

Siswa: "Tidak ada pak"

Bapak guru: "Loh kemana Iyan? Bukan kah tadi pagi dia berangkat? Ada yang melihatnya?

Siswa/i: "Tidak pak"

Ceril: "Ge kemana ya Iyan? Aku khawatir Ge"

Gea: "Jangan dipikirkan, dia memang begitu anaknya nanti juga muncul kok"

Ceril: "Emm baiklah"

*Brakkkkk

Siswa/i yang ada di kelas langsung berlari keluar melihat apa yang terjadi.

Elang: "Kenapa? Lemah sekali kamu, ini baru permulaan kok tenang saja" (Mengepalkan tangan menuju
Iyan)

Gilang: (Menghentikan pergerakan Elang) "Apa-apaan kalian berdua! Sudah hentikan Elang! Lihat
Iyan!"(Marah)
Elang: "Maaf Gilang aku tidak bisa berhenti disini, dia menantangku berduel. Biarkan aku menang lebih
dulu" (Senyum jahat)

Iyan: "Baji**an!! Aku belum selesai" (Berdiri kesakitan)

Elang: "Wahai tikus kecil, sudah lah menyerah saja kamu. Tikus kecil yang tidak berdaya sepertimu tidak
akan bisa melawanku" (Senyum licik)

*Buggg (Mengenai Elang)

Elang: "Bang**t!!, masih berani kamu?!

Siswa/i: "Woi ada kepsek woii!!" (Berteriak)

Elang: "Cihh! Kita lanjut lain waktu!" (Pergi)

Gilang membawa Iyan menuju UKS untuk segara diobati. Gea dan Laras yang sudah menyaksikan dari
tadi, mereka khawatir dan ikut menuju UKS untuk melihat kondisi Iyan yang penuh dengan luka.

*Plakkk!! (Tamparan)

Gea & Ceril: "Gilang!! Kamu gila! Iyan sedang kesakitan!"

Gilang: "Apakah sakit yang dia rasakan sudah sepadan dengan kita yang berada di kelas yang selalu ikut
hukuman meskipun kita tidak bersalah hah?!" (Marah)

Iyan: "Maaf"

Gilang: "Semua perbuatan mu itu berimbas kepada kami juga Iyan! Kami satu kelas! Kamu tidak
mengerti? Akan kujelaskan, dengarkan baik-baik. Kamu selalu membuat masalah dan masalah setiap
harinya. Apa yang kamu pikirkan? Jika kamu merasa hebat, kenapa tidak melawan Tuhan mu? Kenapa
kamu membuat keributan tanpa berpikir bahwa itu semua akan menjadi nasib buruk kita semua?!
(Marah)

Iyan: (Terdiam)

Gea: "Iyan dari dulu kamu tidak sadar, kami satu kelas ingin sekali selalu terlihat akrab tanpa ada
masalah satu hari pun. Kami semua cape Iyan. Apakah kamu tidak suka hidup damai hah?!" (Menangis
marah)

Ceril: *Ternyata begitu, aku mengerti sekarang (Gumam Ceril)

Gilang: "Sudah lah kita tinggalkan saja si brengs** itu sendiri disini. Biarkan dia merenungi semua
kesalahannya"
Gilang, Ceril dan Gea pergi kembali ke kelas mereka. Bel pulang pun berbunyi dan mereka pulang ke
rumah masing-masing. Beberapa hari berlalu, saat ini kelas Ceril terlihat tidak biasa, tenang dan damai.

Bapak guru: "Anak-anak, teman kita Iyan ingin berbicara dengan kalian, jadi dengarkan dan jaga
ketenangan"

Iyan: "Hai, kalian pasti sudah tau tujuanku berdiri disini. Maaf aku sungguh minta maaf kepada kalian.
Semua perbuatan ku baik kepada kalian atau orang lain yang membuat kalian juga terkena akibatnya,
aku sungguh meminta maaf. Aku khilaf, aku sadar bahwa kesalahanku sudah terlalu besar. Aku harap
kalian dapat memaafkan ku" (Menunduk menangis)

Gilang: "Bagaimana masalah mu dengan anak itu?"

Iyan: "Aku dan dia sudah saling meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya kembali"

Ceril: (Berdiri) "Aku tidak tahu awalnya ada masalah apa, tetapi sekarang aku mengerti. Iyan kamu sudah
menyadari kesalahanmu. Aku disini sudah memaafkan mu, lagian kita semua kan teman sudah
seharusnya saling berbaikan dan memafkan iyakan teman-teman??"

Siswa/i: "Hm iya Iyan" (Tersenyum)

Iyan: (Menangis terharu) "Terimakasih teman-teman. Aku janji tidak akan mengulangi nya kembali."

Mereka semua saling berpelukan dan tumbuh kehangatan dalam kelas.Kedamaian tercipta, masalah
terselesaikan tanpa ada perkelahian.Tali persaudaraan yang pernah putus mereka buat kembali
sehingga saling mengikat. Ceril sangat senang karena bersama teman-teman yang sungguh luar biasa

Anda mungkin juga menyukai