Anda di halaman 1dari 9

PERBUATAN DAN PERUMUSAN DELIK

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pidana

Dosen Pengampu: Gempur Mahardika, M.H.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

III/HKI-A

Darel Farhan A Furqon (221110024)

Dzikri Hijjul Abror (221110032)

Ana Rodiana (221110004)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN


BANTEN

2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Perbuatan dan Perumusan Delik”.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi
upaya penyusun dalam memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang sedang
penyusun pelajari.

Pada kesempatan ini tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Gempur Mahardika, M.H., selaku dosen pengampu mata kuliah


Hukum Pidana.

2. Orang Tua penyusun yang telah memberikan dorongan serta motivasi


dalam penyelesaian makalah ini.

3. Teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 6 Oktober 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.........................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................2
2.1. Pengertian Delik........................................................................................2
2.2. Perumusan Delik........................................................................................2
2.3. Perbuatan dan Rumusan Delik dalam Undang-Undang............................2
2.4. Cara Merumuskan Delik............................................................................3
2.5. Pembagian Delik........................................................................................3
BAB III. PENUTUP........................................................................................5
3.1. Simpulan....................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Hukum adalah salah satu elemen penting dalam menjaga ketertiban
masyarakat. Dalam konteks hukum pidana, delik menjadi konsep yang sangat
fundamental. Delik adalah pokok bahasan yang mendasari setiap tindakan
pelanggaran hukum pidana. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
pengertian delik, perumusan delik, perbuatan dan rumusan delik dalam
undang-undang, cara merumuskan delik, dan pembagian delik adalah hal
yang sangat penting.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari delik?
b. Bagaimana perumusan delik?
c. Apa perbuatan dan rumusan delik di dalam undang-undang?
d. Bagaimana cara merumuskan delik?
e. Apa saja jenis-jenis pembagian delik?
1.3. Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengertian delik.
b. Mengetahui perumusan delik.
c. Mengetahui perbuatan dan rumusan delik dalam undang-undang.
d. Mengetahui cara merumuskan delik.
e. Mengetahui pembagian delik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Delik
Delik adalah perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum pidana
suatu negara dan dapat mengakibatkan sanksi atau hukuman terhadap
pelakunya. Tujuan delik adalah untuk menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat serta memberikan sanksi bagi pelaku tindak pidana agar tidak
mengulangi perbuatannya.
2.2. Perumusan Delik
Simon merumuskan bahwa delik atau strafbaar feit ialah kelakuan
yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum yang
berhubungan dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu
bertanggung jawab.
2.3. Perbuatan dan Rumusan Delik dalam Undang-undang

Dalam konteks UUD (Undang-Undang Dasar) sebuah negara,


perbuatan dan perumusan delik dapat bervariasi tergantung pada sistem
hukum yang berlaku di negara tersebut. UUD biasanya memberikan kerangka
kerja umum yang mengatur hak, kewajiban, dan struktur pemerintahan suatu
negara. Rumusan delik mencakup elemen-elemen seperti perbuatan melawan
hukum, kesalahan, kesengajaan atau kealpaan, serta pidana yang dapat
dijatuhkan sebagai akibat dari perbuatan tersebut. Delik dapat bersifat pidana,
perdata, atau administratif, tergantung pada sifat pelanggaran dan hukuman
yang dapat dijatuhkan.

Perbuatan delik merujuk pada tindakan atau perilaku yang melanggar


ketentuan dalam UUD. Perumusan delik dalam UUD mencakup penentuan
perbuatan-perbuatan yang dianggap ilegal atau melanggar konstitusi, serta
hukuman atau sanksi yang dapat diberikan sebagai akibat dari perbuatan
tersebut. Perumusan delik dalam UUD juga dapat mencakup prosedur
pengadilan dan mekanisme penegakan hukum untuk menangani pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan konstitusi.

2
2.4. Cara Merumuskan Delik
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan untuk
merumuskan delik:
1. Memahami undang-undang pidana yang berlaku.
2. Mengidentifikasi tindakan yang ingin diatur.
3. Mentukan unsur-unsur delik.
4. Menentukan sanksi atau hukuman.
5. Menyesuaikan dengan prinsip keadilan.
6. Mengkonsultasikan dengan ahli hukum.
7. Menguji kelayakan dan keefektivitas.
8. Revisi dan Pembaharuan.
2.5. Pembagian Delik
Pembagian delik dalam hukum pidana dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain:
1. Delik Kejahatan dan Delik Pelanggaran
Delik kejahatan adalah perbuatan melanggar kepentingan hukum
dan membahayakan secara konkret, sedangkan delik pelanggaran adalah
perbuatan melanggar kepentingan hukum yang tidak membahayakan
secara konkret.
2. Delik Formil dan Delik Materil
Delik formil adalah delik yang dianggap telah selesai dengan
dilakukannya tindakan yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh
undang-undang, sedangkan delik materil adalah delik yang dianggap telah
selesai dengan ditimbulkannya akibat yang dilarang dan diancam dengan
hukuman oleh undang-undang.
3. Delik Komisi dan Delik Omisi
Delik komisi adalah delik yang dilakukan dengan sengaja,
sedangkan delik omisi adalah delik yang dilakukan karena kelalaian atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
4. Delik yang Berdiri Sendiri dan Delik yang Diteruskan

3
Delik yang berdiri sendiri adalah delik yang dapat dipidana secara
mandiri, sedangkan delik yang diteruskan adalah delik yang hanya dapat
dipidana jika dilakukan bersamaan dengan delik lain.
5. Delik Tunggal dan Delik Berganda
Delik tunggal adalah delik yang hanya memiliki satu unsur delik,
sedangkan delik berganda adalah delik yang memiliki lebih dari satu unsur
delik.
6. Delik Laporan dan Delik Aduan
Delik laporan adalah delik yang hanya dapat dituntut apabila ada
laporan dari orang yang dirugikan, sedangkan delik aduan adalah delik
yang dapat dituntut tanpa adanya laporan dari orang yang dirugikan.
7. Delik Bersahaja dan Delik Berkualifikasi
Delik bersahaja adalah delik yang dilakukan tanpa maksud jahat,
sedangkan delik berkualifikasi adalah delik yang dilakukan dengan
maksud jahat.
8. Delik Biasa dan Delik yang Dikualifikasikan
Delik biasa adalah delik yang memiliki sanksi pidana yang
ditentukan oleh undang-undang, sedangkan delik yang dikualifikasikan
adalah delik yang memiliki sanksi pidana yang lebih berat dari delik biasa.

4
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Delik merujuk pada perbuatan atau tindakan yang melanggar norma-
norma hukum pidana suatu negara. Hal ini dapat mengakibatkan sanksi atau
hukuman dari negara kepada pelaku tindakan tersebut. Delik mencakup
berbagai pelanggaran hukum pidana, dari kejahatan kecil hingga kejahatan
serius.
Proses perumusan delik dalam undang-undang melibatkan
pembentukan aturan hukum yang mengidentifikasi jenis perbuatan yang
dianggap sebagai delik, unsur-unsur yang harus ada dalam perbuatan tersebut,
dan sanksi yang mungkin diberikan kepada pelaku.
Merumuskan delik adalah proses yang rumit dan memerlukan
pemahaman mendalam tentang hukum pidana yang berlaku. Penting untuk
mengidentifikasi tindakan yang ingin diatur, menentukan unsur-unsur delik,
dan memastikan kesesuaian dengan prinsip-prinsip hukum.
3.2. Saran
Melalui makalah ini kami berharap semoga pembahasan mengenai
“Perbuatan dan Perumusan delik”, sedikit banyaknya dapat dipahami dan
dapat mengaplikasikan konsep-konsep penting seputar delik dalam konteks
hukum pidana dengan lebih baik oleh pembaca, selain itu kami sebagai
penyusun mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca, untuk kesempurnaan dari makalah kami ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, A. (2008). Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah, A. (2010). Pengantar Dalam Hukum Pidana Indonesia. Jakarta: Yarsif


Watampone.

Anda mungkin juga menyukai