Hukum Pidana
Hukum Pidana
Disusun oleh:
Kelompok 7
KELAS A
FAKULTAS SYARIAH
2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, sholawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang
berjudul “Dasar Peniadaan Pidana”
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
Hukum Pidana dengan dosen Gempur Mahardhita, M.H. Adapun ruang lingkup
pembahasan dalam karya tulis ini meliputi alasan penghapusan pidana, alasan
penghapusan pidana dalam KUHPidana, dan ketentuan undang-undang tindak pidana
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
ii
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Simpulan................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
a). Alasan pembenar, yaitu alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya
perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa lalu menjadi perbuatan
yang patut dan benar.
b). Daya paksa (pasal 48): Tidak dipidananya seseorang yang melakukan
perbuatan yang didorong oleh daya paksa. Apa yang diartikan dengan daya paksa ini
tidak dapat dijumpai dalam KUHP: Seseorang yang tidak mampu bertanggung jawab
tidak dapat dipidana atas perbuatannya.
c). Pembelaan darurat (pasal 49 ayat 1): Pembelaan terpaksa untuk diri sendiri
maupun orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang
lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang
melawan hukum pada saat itu.
2
Misalnya pejabat polisi yang menembak mati seorang pengendara sepeda yang
melanggar peraturan lalu lintas karena tidak mau berhenti tanda peluitnya.
3
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penghapusan pidana adalah suatu peraturan yang ditujukan kepada hakim. Adapun
alasan penghapus pidana yang diatur dalam KUHP terbagi menjadi dua, 1). Alasan
pembenar, yaitu alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. 2).
Alasan pemaaf, yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa.
1). Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana memuat ketentuan bahwa tidak
dapat dipidana seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya karena kurang sempurna akal/jiwanya atau terganggu
karena sakit. 2). Daya paksa, tidak dipidananya seseorang yang melakukan perbuatan
yang didorong oleh daya paksa. 3). Pembelaan darurat, yaitu pembelaan terpaksa untuk
diri sendiri maupun orang lain. 4). Menjalankan Undang-Undang, yaitu tiap peraturan
yang dibuat oleh alat pembentuk undng-undang yang umum. 5). Melaksanakan Perintah
Jabatan: Pasal 51 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengatakan "tidak
dipidana seseorang yang melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang
sah".
4
DAFTAR PUSTAKA
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta.