Anda di halaman 1dari 3

MATERI KE - 9

PERCERAIAN
Perpisahan meja dan Tempat tidur dan Anak sah
Perpisahan

Perkawinan hapus apabila salah satu pihak meninggal. Selanjutnya ia hapus apabila salah satu pihak
kawin lagi setelah mendapat izin hakim, bilamana pihak yang lainnya meninggalkan tempat tinggalnya
hingga sepuluh tahun lamanya dengan tidak tahu keberadaan. Akhirnya perkawinan dapat dihapuskan
dengan perceraian.

Perceraian ialah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak
dalam perkawinan itu. Undang-undang tidak membolehkan perceraian dengan permufakatan antara
suami dan isteri, tetapi harus ada alasan.

Alasan-alasan perceraian, adalah

1. zina
2. ditinggalkan dengan sengaja
3. hukuman badan yang melebihi 5 tahun karena melakukan kejahatan penganiayaan berat

Undang-undang Perkawinan menambahkan alasan tersebut:

1. salah satu pihak mendapat cacat badan/penyakit, dengan akibat tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai suami/lsteri;
2. antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan/pertengkaran dan tidak ada harapan
akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga (Pasal 19 PP Nomor 9 Tahun 1975).

Tuntutan perceraian diajukan kepada hakim secara gugat biasa dalam perkara perdata, tetapi harus
didahului dengan meminta izin pada Ketua Pengadilan Negeri untuk menggugat. Sebelum izin ini
diberikan, hakim harus lebih dahulu mengadakan percobaan untuk mendamaikan kedua belah pihak
(verzoeningscomparitie). Selama perkara bergantung, Ketua Pengadilan Negeri dapat memberikan
ketetapan-ketetapan sementara, misainya dengan memberikan izin pada si isteri untuk bertempat
tinggal sendiri terpisah dari suaminya, memerintahkan supaya si suami memberikan nafkah tiap-tiap
kali pada isterinya berta anak-anaknya yang turut pada isterinya itu dan sebagainya. Juga hakim dapat
memerintahkan supaya kekayaan suami atau kekayaan bersama disita agar jangan habiskan oleh
suami selama perkara masih bergantung. Permintaan untuk diberikan tunjangan nafkah oleh si isteri
dapat diajukan bersama-sama dengan gugatannya untuk mendapatkan perceraian atau tersendiri.
Penetapan jumlah tunjangan oleh hakim diambil dengan mempertimbangkan kekuatan dan keadaan si
suami. Apabila keadaan ini tidak memuaskan dapat mengajukan permohonannya supaya penetapan
itu oleh hakim ditinjau kembali. Adakalanya juga, jumlah tunjangan itu ditetapkan sendiri oleh kedua
belah pihak atas permufakatan. Juga diperbolehkan untuk merubah dengan perjanjian
ketentuanketentuan mengenai tunjangan tersebut yang sudah ditetapkan dalam keputusan hakim.
Jikalau seorang janda kawin lagi, maka isteri kehilangan haknya untuk menuntut tunjangan dari bekas
suaminya. Perceraian mempunyai akibat pula, bahwa kekuasaan orang tua (ouderlijke macht) berakhir
dan berubah menjadi perwalian (voogdij).

Karena itu, jika perkawinan dipecahkan oleh hakim, harus pula diatur tentang perwalian itu terhadap
anak-anak yang masih di bawah umur. Penetapan wali oleh hakim dilakukan setelah rnendengar
keluarga dari pihak ayah maupun dari pihak ibu yang, rapat hubungannya dengan anak-anak tersebut.
Hakim bebas untuk menetapkan ayah atau ibu menjadi wali, tergantung dari siapa dipandang paling
cakap atau baik mengingat kepentingan anak-anak. Penetapan wali ini juga dapat ditinjau kembali oleh
hakim atas permintaan ayah atau ibu berdasarkan perubahan keadaan. Untuk meminta perpisahan
meja dan tempat tidur harus juga ada alasan yang sah. Undang-undang menyebutkan, alasan-alasan
yang sama seperti yang ditetapkan untuk suatu perceraian, tetapi di samping itu ada juga alasan yang
dinamakan perbuatan-perbuatan yang melewati batas (buitensporigheden), sedangkan penganiayaan
dan penghinaan berat juga merupakan alasan untuk minta perpisahan ini. Arti perkataan
buitensporigheden adalah sangat luas hingga segala perbuatan suami yang bersifat melalaikan kepentingan
rumah tangga dapat dimasukkan ke dalamnya. Perpisahan meja dan tempat tidur mempunyai akibat, selama
isteri dibebaskan dari kewajibannya untuk tinggal bersama dan dengan sendirinya membawa pemisahan
kekayaan. Perpisahan meja dan tempat tidur tidak berakibat hapusnya kekuasaan orang tua (ouderlijke macht),
sehingga di sini tidak ada wali ataupun wali pengawas. Hakim harus menetapkan oleh siapa, ayah atau ibu,
kekuasaan itu dijalankan terhadap masing-masing anak. Hakim dapat juga mengizinkan perpisahan meja dan
tempat tidur atas persetujuan kedua belah pihak dengan tak usah mengajukan sesuatu alasan, asal saja
perkawinan sudah berlangsung paling sedikit dua tahun. Apabila lima tahun telah lewat dan tidak juga dapat
perdamaian kembali antara suami dan isteri, masing-masing pihak dapat meminta kepada hakim supaya
perkawinan diputuskan dengan perceraian.

Pemisahan Kekayaan

Dalam melindungi si isteri terhadap kekuasaan si suami yang sangat luas atas kekayaan bersama serta
kekayaan pribadi si isteri, undang-undang memberikan pada si isteri suatu hak untuk meminta pada hakim
supaya diadakan pemisahan kekayaan dengan tetap berlangsungnya perkawinan. Pemisahan kekayaan dapat
diminta oleh si isteri dengan alasan, yaitu:
1. apabila si suami dengan kelakuan yang nyata-nyata tidak baik, mengorbankan kekayaan bersama
dan membahayakan keselamatan keluarga;
2. apabila si suami melakukan pengurusan yang buruk terhadap kekayaan si isteri, hingga ada
kekhawatiran kekayaan ini akan menjadi habis;
3. apabila si suami mengolbralkan kekayaan sendiri, hingga si isteri akan kehilangan tanggungan
yang oleh undang- undang diberikan padanya atas kekayaan tersebut karena pengurusan
yang dilakukan oleh si suami terhadap kekayaan isterinya. Gugatan untuk mendapatkan
pemisahan kekayaan, harus diumumkan sebelum diperiksa dan diputuskan oleh hakim,
sedangkan putusan hakim harus diumumkan. Hal ini untuk menjaga kepentingan pihak ketiga,
terutama orang-orang yang mempunyai piutang terhadap si suami. Mereka dapat mengajukan
perlawanan terhadap diadakannya pemisahan kekayaan. Selain membawa pemisahan
kekayaan, putusan hakim berakibat pula, si isteri memperoleh kembali haknya untuk
mengurus kekayaannya sendiri dan berhak mempergunakan segala penghasilannya sendiri
sesukanya. Akan tetapi, karena perkawinan belum diputuskan, isteri masih tetap tidak cakap
menurut undang-undang untuk bertindak sendiri dalam hukum. Pemisahan kekayaan dapat
diakhiri atas persetujuan kedua belah pihak dengan meletakkan persetujuan itu dalam akta
notaris, yang harus diumumkan sama seperti untuk pengumuman putusan hakim dalam
mengadakan pemisahan

Anda mungkin juga menyukai