Anda di halaman 1dari 5

1.

Fermentasi merupakan salah satu perlakuan biologi dengan menggunakan jasa mikrobia
selulolitik yang dapat mendegradasi bahan pakan berserat/selulosa. Perlakuan biologi dengan
fermentasi dapat menurunkan serat dengan cara memutuskan ikatan lignoselulosa antara lignin
dengan selulosa dan hemiselulosa melalui enzim-enzim selulase yang diproduksi oleh mikrobia
selulolitik, sehingga dapat meningkatkan kecernaannya.

fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui senyawa organik, sedangkan


aplikasinya ke dalam industri, fermentasi diartikan sebagai proses untuk mengubah bahan dasar
menjadi suatu produk oleh massa sel mikroorganisme. Fermentasi dalam aplikasinya di dunia
industri dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah bahan dasar menjadi suatu produk
oleh sel-sel mikrobia dan fermentasi dapat mengakibatkan perubahan sifat substrat.

Prinsip dalam fermentasi adalah pengaturan kondisi pertumbuhan mikroorganisme secara


optimal sehingga dicapai keadaan yang menghasilkan laju pertumbuhan spesifik optimum.
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada
substrat organik yang sesuai dan terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat
bahan sebagai akibat pemecahan kandungan bahan tersebut. Fermentasi merupakan teknik
pengolahan yang relatif mudah, murah dan tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan. Proses Fermentasi mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk (bahan
pakan) yg mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yg lebih baik, disamping
itu juga sekaligus dapat menurunkan zat anti nutrisinya (jika ada).

Proses fermentasi jika ditinjau dari jenis mediumnya dibagi menjadi 3 macam :

1. F. Medium Padat :

· Medium tdk larut, tapi cukup lembab utk keperluan m.b. (KA 12 – 60 %)

2. F. Medium Semi Padat

· Medium tdk larut, kelembaban cukup (KA = 65 – 80 %)

3. F. Medium Cair

· Medium cair à substrat larut dan atau tak larut (KA > 80 %)

Sedangkan berdasarkan proses kerjanya, fermentasi dibagi menjadi 3 macam :


· Batch Fermentation, yaitu proses fermentasi yang dilakukan dalam sebuah tempat (wadah), satu
kali proses fermentasi langsung panen (tidak terjadi penambahan nutrient dan starter/ inokulum)

· Fed Batch Fermentation, yaitu proses fermentasi yang dilakukan dalam sebuah tempat (wadah),
satu kali proses fermentasi dan pemanenan sekali, tetapi dalam prosesnya (pemeraman) terjadi
penambahan nutrient dan starter/ inokulum dalam medium

· Continuous Fermentation, yaitu proses fermentasi yang dilakukan dalam sebuah tempat (wadah),
proses fermentasi terjadi secara terus menerus dan terjadi penambahan nutrient dan inokulum
dalam prosesnya, serta pemanenan dapat dilakukan berkali-kali

faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi adalah sebagai berikut : 1) Suhu, 2) Oksigen


(kondisi aerob/ anaerob), 3) Kandungan air medium/substrat, 4) Jml dan macam Inokulum
(starter m.o), 5) PH medium (awal fermentasi), 6) Kandungan nutrisi medium, 7) Jenis substrat.
Substrat merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam proses fermentasi dan
menentukan efisien tidaknya proses fermentasi itu dilakukan. Beberapa faktor yg mempengaruhi
pemilihan substrat adalah sebagai berikut :

1. Tersedia dan mudah didapat

· Tersedia sepanjang tahun; jangan dari bahan yang musiman/ tersedia terbatas

· Dapat disimpan dalam beberapa bulan, mutu dan komposisinya relatif tetap

2. Sifat fermentasi

· Substrat harus dapat difermentasi

· Mis: Produksi PST à Trichoderma viridae dpt tumbuh baik pd substrat

Selulosa (jerami padi); tetapi tidak dapat tumbuh baik pada bungkil kelapa

mikroorganisme yang digunakan dalam industri diharapkan mempunyai ciri-ciri antara lain
mampu tumbuh cepat dalam substrat organik dan mudah dibiakkan dalam jumlah besar; pada
kondisi tertentu bersifat konstan, dapat menghasilkan enzim yang diperlukan secara cepat dan
segera melakukan perubahan kimia terhadap substrat tertentu yang inginkan; mampu melakukan
transformasi-transformasi dan tahan bekerja pada kondisi sekeliling yang sedikit mengalami
perubahan.

Kapang AspergIllus niger merupakan salah satu jenis kapang yang menghasilkan
enzim-enzim ekstraseluler antara lain adalah amilase, selulase dan
amiloglukosidase. Enzim-enzim yang dikeluarkan oleh Aspergillus niger berfungsi untuk
memecah zat pati yang berada di dalam media. Kapang ini merupakan kapang yang dapat
tumbuh dengan cepat, tidak membahayakan karena tidak menghasilkan mikotoksin dan
penanganannya lebih mudah serta bersifat aerobik sehingga membutuhkan oksigen dalam jumlah
yang cukup. Penggunaan A. niger dalam biokonversi produk-produk pertanian telah lama
banyak dilakukan, salah satunya dalam bidang peternakan adalah fermentasi onggok dengan A .
niger dapat meningkatkan protein kasar sebesar 18 – 25 % (Kompiang, 1993). Perubahan kimia
dan fisika selama proses fermentasi dapat dilihat pada ilustrasi di atas.

Peralatan yang Digunakan

Beberapa peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum proses fermentasi ini
adalah sebagai berikut :

· Tempat bahan yang akan difermentasi, berupa baki atau nampan.

· Cawan petri, ose, lampu bunsen dan termometer

· Autoclaf untuk sterilisasi medium

· Timbangan

· Gelas ukur dan ember plastik

· Kertas label dan spidol

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

· Bahan pakan yang akan di fermentasi, berupa kulit kopi, kulit ari jagung (tumpi) dan atau
onggok

· Starter/ inokulum Aspergilus niger

· Nasi dan atau PDA (potato dextro agar) (untuk perbanyakan A. Niger)

· Air

Prosedur pembuatan bahan pakan fermentasi :

Memperbanyak starter, dengan menanam (mengkulturkan) starter pada Nasi atau PDA
yang telah disterilkan lebih dahulu. Metode perbanyakan starter adalah sebagai berikut :

Ambil stok kultur (dalam tabung agar miring yang berisi kultur mikrobia), kemudian

juga ambil cawan petri yang telah berisi PDA yang siap akan ditanami. Pegang kedua-duanya
dengan tangan kiri dan taruh 5 – 10 cm kedua mulut tabung diatas lampu bunsen (untuk
menghindari kontaminan). Tangan kanan kemudian memegang ose (kawat dengan ujung yang
melingkar kecil, fungsinya untuk memindah mikrobia), mula-mula bakar ujung ose tersebut
sampai memerah, kemudian sebelum mengambil mikrobia pada stok kultur, dinginkan dulu ose
tersebut (bisa dengan cara menempelkan pada agar di stok kultur). Cara memindah : mula-2
buka tutup tabung stok kultur dan medium APDA yang akan ditanami, kedua mulut tabung tetap
di atas api bunsen, kemudian bakar kawat ose, setelah memerah dinginkan pada agar di tabung
tersebut (kedua mulut tabung tetap di atas bunsen); Setelah dingin, gores mikrobia yang ada di
tabung stok kultur dengan ose dan pindahkan dengan goresan zig zag pada medium agar di
cawan petri PDA baru, kemudian langsung ditutup lagi. Kemudian diinkubasi pada suhu kamar
sekitar 3 – 7 hari, setelah terlihat tumbuh banyak, kemudian simpan pada refrigerator (suhu 5 –
10 0C). Tempat pengkulturan bisa juga dilakukan dalam baki kecil dan ditutup dengan plastik
“Cling”. Setelah medium tertutup dengan A. niger (+ 5 hari), maka A. niger bersama
mediumnya di keringkan pada suhu 40 0 C. Setelah kering kemudian di gerus dengan Mortel dan
disimpan sebagai stok starter.

Proses fermentasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Siapkan kultur mikrobia yang sesuai, misalkan : mikrobia selulolitik (Aspergilus niger). Siapkan
substrat yang akan diberi kultur (misalnya : onggok, kulit kopi, tumpi atau dedak, dsb. ), bila
perlu di sterilisasi dulu denagn autoklaf atau minimal dikukus selama 30 – 60 menit, untuk
menghindari kontaminan. Atur kadar air substrat sekitar 60 – 70 %, agar proses fermentasi
berjalan optimal, pH disusuaikan habitat mikrobia/ starter, untuk A. niger, pH dibuat sedikit
asam (4,5 – 5) (karena A. niger menyukai sedikit asam). Inokulasi substrat dengan starter
mikrobia dengan persetase sebesar 2,5 - 5 % (berat/ berat % BK bahan). Cara inokulasi
dilakukan dengan menabur starter yang telah dilarutkan dengan aquadest steril pada medium
produksi/ substrat yang telah di taruh dalam baki/ nampan, dengan persentase tersebut di atas,
kemudian untuk mengurangi kontaminan, nampan ditutup plastik “Cling”, kalau perlu plastik
dilubangi kecil-kecil. Kemudian disimpan (diinkubasi) selama 7 – 14 hari pada tempat yang
cukup bersih. Termometer disisipkan dalam nampan untuk mengetahui perubahan suhu selama
fermentasi.

2. Pada fermentasi tape, kapang misalnya Aspergillus sp, Rhizopus sp, mempunyai enzim
amilase yang dapat memecah pati menjadi glukosa dan dapat digunakan oleh khamir untuk hidup
dan dapat memecah glukosa, menghasilkan etanol dan CO2melalui reaksi sebagai berikut.
C6 H12 O6 —> C2 H5OH + 2CO2
Alkohol yang berasal dari fermentasi ragi, dengan adanya oksigen akan mengalami fermentasi
lebih lanjut oleh bakteri, misalnya Acetobacter aced, menjadi asam asetat sebagai berikut.
C2 H5OH + 2CO2 —> CH3COOH + H2O
Dengan demikian kehadiran kapang akan membantu menyediakan nutrisi bagi khamir, dan
kehadiran khamir tidak merugikan kapang.

Anda mungkin juga menyukai