Anda di halaman 1dari 1

Perkebunan Kelapa Sawit

Perkebunan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam peningkatan ekspor pertanian. Data
menunjukkan komoditas perkebunan berkontribusi sebesar 97,4% dari sisi volume terhadap total
volume ekspor komoditas pertanian pada 2018. Di tahun yang sama perkebunan juga
berkontribusi sebesar 96,9% dari sisi nilai terhadap total nilai ekspor komoditas pertanian.
Kontribusi komoditas perkebunan kelapa sawit sebagai penyumbang penerimaan negara dari
sektor nonmigas dan pembentukan neraca perdagangan komoditas pertanian sangat besar, perlu
ada strategi yang tepat agar komoditas perkebunan kelapa sawit tetap menjadi primadona di
pasar Internasional.
Strategi pertama yang penting untuk dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi pada
sentra-sentra pengembangan kawasan perkebunan kelapa sawit berbasis korporasi melalui
perluasan areal baru dan intensifikasi dengan penerapan good agriculture practice (GAP). Hal
ini senada dengan kebijakan Program BUN500, yang telah resmi diluncurkan di Palangkaraya
beberapa waktu lalu, BUN500 akan sangat berperan dalam penyediaan benih kelapa sawit yang
berkualitas.
Strategi kedua, peningkatan mutu pascapanen melalui penerapan GHP, GMP dan GDP, tentunya
dengan dukungan sarana prasarana pascapanen yang sesuai dengan karakteristik komoditas
ekspor.
Strategi ketiga adalah peningkatan kegiatan partisipasi pada sidang-sidang internasional dan
promosi komoditas kelapa sawit di acara internasional. Promosi juga melalui peningkatan jumlah
dan kompetensi SDM serta aktif berkontribusi dalam menghadiri event-event promosi di level
internasional, lewat cara ini pemasaran komoditas sawit di pasar dunia akan lebih optimal.
Strategi keempat dan kelima yang tak kalah penting adalah peningkatan diseminasi melalui
perluasan dan fasilitasi akses data dan informasi pasar ekspor serta peningkatan capacity
building dan sosialisasi regulasi ekspor-impor pada pelaku usaha dan pemerintah daerah, serta
tentunya peningkatan layanan perkarantinaan. Melalui strategi tersebut, maka akses pasar
internasional dan posisi tawar komoditas kelapa sawit dapat lebih berkembang dan meluas, daya
saing komoditas perkebunan yang meningkat pada akhirnya akan mempengaruhi peningkatan
penerimaan negara dari sisi ekspor.
Sumber: H. Musa Hubeis. 2017. PANG4315 – Manajemen Industri Pangan (Edisi 2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai