Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ELIMINASI GAUSS JORDAN dan SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN

Disusun oleh :
1. Adelia Rachma Putri (3623002)
2. Nur Abidah (3623005)

Dosen pengampu :
Dian Novita Rohmatin, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS BISNIS,BAHASA,DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah berjudul “ELIMINASI
GAUSS-JORDAN Dan SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN” dapat tersusun hingga selesai. Kami
ucapkan terimakasih dengan rasa hormat kepada ibu Dian Novita Rohmatin,M.Pd. atas bimbingannya dan
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bantuan pihak yang berkontribusi dengan membantu pencarian
data untuk makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Aljabar Linear Elementer.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis maupun pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan, kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini semakin lebih baik.

Jombang, 21 september 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………4
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………...4
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………............. ………..4
1.4 Manfaat penulisan………………………………………………………………..4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Eliminasi Gauss-Jordan………………………………..…………………………5
2.2 Sistem persamaan linear homogen……………………………………………….9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………11
3.2 Saran……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Permasalahan dalam sistem persamaan linear sering dihadapkan pada persoalan mencari penyelesaian
sistem persamaan linear. Sistem persamaan linear mempunyai beberapa bentuk pemecahan atau solusi, yaitu
memiliki tepat satu solusi, tidak memiliki solusi, dan memiliki banyak solusi. Sistem persamaan linear
dikatakan konsisten jika memiliki satu atau lebih solusi, dan dikatakan tidak konsisten jika tidak mempunyai
solusi.
Penyelesaian masalah sistem persamaan linear dapat dilakukan dengan cara lagsung dan tidak langsung.
Secara lagsung, penyelesaian sistem persamaan linear dapat dilakukan dengan cara Operasi Baris Elementer
(OBE), eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan ataupun operasi lainnya. Salah satu metode untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear yaitu dengan metode eliminasi Gauss-Jordan.
Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, setiap sistem persamaan linear mempunyai beberapa bentuk
pemecahan atau solusi, yaitu memiliki tepat satu solusi, tidak memiliki solusi, dan memiliki banyak solusi.
Sewaktu kita lanjutkan pelajaran ini, maka terdapat situasi dimana kita tidak akan berminat mencari
pemecahan sistem yang diberikan, tetapi sebaliknya kita akan membahas bagaimana memutuskan beberapa
banyak pemecahan yang dimiliki oleh sistem tersebut

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara menentukan solusi himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dengan
menggunakna metode eliminasi Gauss-Jordan?
2. Apa itu sistem persamaan linear homogen, dan bagaimana cara menyelesaikannya?

1.3 tujuan penullisan


tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan solusi dan pengetauan tentang metode eliminasi
gauss jordan pada sistem persamaan linear dan sistem persamaan linear homogen.

1.4 manfaat penulisan


manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. penulis mengharapkan dapat mengembangkan wawasan keilmuan dalam matematika mengenai
penyelesaian sistem persamaan linear dengan menggunakan metode eliminasi gauss-jordan
2. memberikan informasi kepada pembaca tentang sistem persamaan linear homogen

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ELIMINASI GAUSS-JORDAN

Eliminasi Gauss-Jordan adalah solusi penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara
mereduksi matriks menjadi bentuk eselon baris tereduksi (reduced row-echelon form). Suatu matriks
dapat dikatakan memiliki bentuk eselon baris tereduksi jika mempunyai sifat-sifat berikut :

1. Jika baris tidak terdiri seluruhnya dari nol, maka bilangan taknol pertama dalam baris tersebut
adalah 1. (kita menamakan ini 1 utama)
2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka semua beris seperti itu dikelompokkan
bersama-sama di bawah matriks.
3. Dalam sebarang dua baris yang berurutan yang seluruhnya tidak terdiri dari nol, maka 1 utama
dalam baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh ke kanan dari 1 utama dalam baris yang lebih
tinggi.
4. Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di tempat lain.

Contoh matriks yang berada dalam bentuk eselon baris tereduksi:

0 1 −2 0 1
1 0 0 4 1 0 0
0 0 0 1 3 0 0
[0 1 0 7 ] [ 0 1 0] [ ] [ ]
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 −1 0 0 1
0 0 0 0 0

 Mereduksi matriks menjadi bentuk eselon baris tereduksi

0 0 −2 0 7 12
[2 4 −10 6 12 28 ]
2 4 −5 6 −5 −1

Langkah 1. Letakkanlah kolom paling kiri (garis vertikal) yang seluruhnya tidak terdiri dari nol

0 0 −2 0 7 12
[2 4 −10 6 12 28 ]
2 4 −5 6 −5 −1
Kolom taknol paling kiri

Langkah 2. Pertukarkanlah baris atas dengan baris lain, jika perlu, untuk membawa entri taknol ke
atas kolom yang didapatkan dalam langkah 1.

Baris pertama dan baris


kedua dalam matriks
terdahulu dipertukarkan
5
2 4 −10 6 12 28
[0 0 −2 0 7 12 ]
2 4 −5 6 −5 −1

Langkah 3. Jika entri yang sekarang ada di atas kolom yang didapatkan dalam langkah 1 adalah α,
kalikanlah baris pertama tersebut dengan 1/α untuk memperoleh 1 utama.

1 2 −5 3 6 14 Baris pertama matriks


[0 0 −2 0 7 12 ] terdahulu dikalikan 1/2
2 4 −5 6 −5 −1

Langkah 4. Tambahkanlah kelipatan yang sesuai dari baris atas pada baris-baris yang di bawah
sehingga semua entri dibawah 1 utama menjadi nol.
-2 kali baris pertama dari
1 2 −5 3 6 14 matriks terdahulu akan di
[0 0 −2 0 7 12 ] tambahkan pada baris ke
0 0 5 0 −17 −29 tiga

Langkah 5. Sekarang tutuplah baris atas dalam matriks tersebut dan mulailah sekali lagi dengan
lagkah 1 yang diterapkan pada submatriks yang masih sisa. Teruskanlah dengan cara ini sampai
entri matriks tersebut berada dalam bentuk eselon baris.

1 2 −5 3 6 14
[0 0 −2 0 7 12 ]
0 0 5 0 −17 −29
Kolom taknol paling kiri dalam submatriks

1 2 −5 3 6 14 baris pertama dalam


7
[0 0 1 0 −2 −6 ] submatriks dikalikan dengan -
1
/2 untuk mendapatkan 1 utama
0 0 −5 0 −17 −29

1 2 −5 3 6 14 -5 kali baris pertama submatriks


7
[0 0 1 0 − 2 −6] ditambahkan ke baris kedua
1 dari submatriks untuk
0 0 0 0 2 1 mendapatkan nol dibawah 1
utama
1 2 −5 3 6 14 Baris atas dalam submatriks
7
[0 0 1 0 − 2 −6] ditutupi dan kita kembali
1 sekali lagi ke langkah 1
0 0 0 0 2 1
Kolom taknol paling kiri dalam submatriks yang baru

1 2 −5 3 6 14 Hanya baris pertama dalam


7
[0 0 1 0 −2 −6] submatriks yang baru dikalikan
0 0 0 0 1 2 dengan 2 untuk mendapatkan 1 utama

6
entri matriks tersebut sekarang berada dalam bentuk eselon baris. Untuk mencari bentuk eselon
baris tereduksi maka kita memerlukan langkah tambahan berikut.

Langkah 6. Dengan memulai dari baris taknol terakhir dan bekerja ke arah atas, tambahkanlah
kelipatan yang sesuai dari setiap baris pada baris-baris di atas untuk mendapatkan nol di atas 1
utama

7
/2 kali baris ketiga dari matriks
1 2 −5 3 6 14
terdahulu ditambahkan pada
[0 0 1 0 0 1] baris kedua
0 0 0 0 1 2

1 2 −5 3 0 2 -6 kali baris ketiga


[0 0 1 0 0 1] ditambahkan ke baris
0 0 0 0 1 2 pertama

1 2 0 3 0 2 5 kali baris kedua


[0 0 1 0 0 1] ditambahkan ke baris
0 0 0 0 1 2 pertama

Matriks terakhir berada dalam bentuk eselon baris tereduksi

Contoh :

Pecahkanlah dengan menggunakan eliminasi gauss jordan

𝑥1 + 3𝑥2 − 2𝑥3 2𝑥5 =0


2𝑥1 + 6𝑥2 − 5𝑥3 − 2𝑥4 + 4𝑥5 − 3𝑥6 = −1
5𝑥3 + 10𝑥4 + 15𝑥6 = 5
2𝑥1 + 6𝑥2 + 8𝑥4 + 4𝑥5 + 18𝑥6 = 6

Matriks yang diperbesar untuk sistem tersebut adalah

1 3 −2 0 2 0 0
2 6 −5 −2 4 −3 −1
[ ]
0 0 5 10 0 15 5
2 6 0 8 4 18 6

Dengan menambahkan -2 kali baris pertama pada baris kedua dan baris keempat maka akan memberikan

1 3 −2 0 2 0 0
0 0 −1 −2 0 −3 −1
[ ]
0 0 5 10 0 15 5
0 0 4 8 0 18 6

7
Dengan mengalikan baris kedua dengan -1 dan kemudian menambahan -5 kali baris kedua kepada baris
ketiga dan -4 kali baris kedua kepada baris keempat maka akan memberikan

1 3 −2 0 2 0 0
0 0 1 2 0 3 1
[ ]
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 6 2

Dengan mempertukarkan baris ketiga dan baris keempat dan kemudian mengalikan baris ketiga dari
matriks yang dihasilkan dengan 1/6 maka akan memberikan bentuk eselon baris

1 3 −2 0 2 0 0
0 0 1 2 0 3 1
1
0 0 0 0 0 1
3
[0 0 0 0 0 0 0]

Dengan menambahkan -3 kali baris ketiga pada baris kedua dan kemudian menambahkan 2 kali baris
kedua dari matriks yang dihasilkan pada baris pertama maka akan menghasilkan bentuk eselon baris
tereduksi

1 3 0 4 2 0 0
0 0 1 2 0 0 0
1
0 0 0 0 0 1
3
[0 0 0 0 0 0 0]

Sistem persamaan-persamaan yang bersesuaian adalah

𝑥1 + 3𝑥2 + 4𝑥4 + 2𝑥5 =0


𝑥3 + 2𝑥4 =0
1
𝑥6 = 3
Dengan memecahkannya untuk peubah peubah utama, maka kita dapatkan

𝑥1 = −3𝑥2 − 4𝑥4 − 2𝑥5


𝑥3 = −2𝑥4
1
𝑥6 =
3

Jika menetapkan nilai-nilai sembarang r,s dan t berurutan untuk 𝑥2 , 𝑥4 𝑑𝑎𝑛 𝑥5 , maka himpunan
pemecahan tersebut diberikan oleh rumus-rumus

1
𝑥1 = −3𝑟 − 4𝑠 − 2𝑡, 𝑥2 = 𝑟, 𝑥3 = −2𝑠, 𝑥4 = 𝑠, 𝑥5 = 𝑡, 𝑥6 =
3

8
Soal latihan
1. Pecahkanlah sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan eliminasi gauss-jordan

a. 𝑥1 − 2𝑥2 + 𝑥3 − 4𝑥4 = 1
𝑥1 + 3𝑥2 + 7𝑥3 + 2𝑥4 = 2
𝑥1 − 12𝑥2 − 11𝑥3 − 16𝑥4 = 5

2.2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN

Seperti yang telah kita tunjukkan, setiap sistem persamaan linear mempunyai satu pemecahan, atau
tak terhingga banyaknya pemecahan, atau tidak mempunyai pemecahan sama sekali.
Sebuah sistem persamaan-persamaan linear dikatakan homogen jika semua suku konstanta sama dengan
nol.yakni, sistem tersebut mempunyai bentuk

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 0


𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 0

Tiap-tiap sistem persamaan linear homogen adalah sistem yang konsisten, karena 𝑥1 = 0, 𝑥2 =
0, … 𝑥𝑛 = 0 selalu merupakan pemecahan. Pemecahan tersebut dinamakan pemecahan trivial (trivial
solution); jika ada pemecahan lain, maka pemecahan tersebut dinamakan pemecahan taktrivial
(nontrivial solution).
Karena sistem persamaan linear homogen harus konsisten, maka terdapat satu pemecahan atau
takterhingga banyaknya pemecahan. Karena salah satu di antara pemecahan ini adalah pemecahan trivial,
maka kita dapat membuat pernyataan berikut.
Untuk sistem persamaan-persamaan linear homogen, maka persis salah satu diantara pernyataan
berikut benar.
1. Sistem tersebut hanya mempunyai pemecahan trivial.
2. Sistem tersebut mempunyai takterhingga banyaknya pemecahan taktrivial sebagai tambahan
terhadap pemecahan trivial tersebut.

Terdapat satu kasus yang sistem homogennya dipastikan mempunyai pemecahan taktrivial;yakni, jika
sistem tersebut melibatkan lebih banyak bilangan takdiketahui banyaknya persamaan. Untuk melihat
mengapa halnya demikian, tinjaulah contoh berikut dari empat persamaan dengan lima bilangan
takdiketahui.
Contoh:

Pecahkanlah sistem persamaan-persamaan linear homogen berikut dengan menggunakan eliminasi gauss-
jordan.

2𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥5 = 0

−𝑥1 − 𝑥2 + 2𝑥3 − 3𝑥4 + 𝑥5 = 0


9
𝑥1 + 𝑥2 − 2𝑥3 − 𝑥5 = 0

𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 = 0
Matriks yang diperbesar untuk sistem tersebut adalah
2 2 −1 0 1 0
−1 −1 2 −3 1 0
[ ]
1 1 −2 0 −1 0
0 0 1 1 1 0
Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris tereduksi, maka kita dapatkan
1 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 0
[ ]
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0
Sistem persamaan yang bersesuaian adalah

𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥5 = 0

𝑥3 + 𝑥5 = 0

𝑥4 =0
Dengan memecahkannya untuk peubah-peubah utama maka akan menghasilkan

𝑥1 = −𝑥2 − 𝑥5

𝑥3 = −𝑥5

𝑥4 = 0
Maka himpunan pemecahannya akan diberikan oleh

𝑥1 = −𝑠 − 𝑡, 𝑥2 = 𝑠, 𝑥3 = −𝑡, 𝑥4 = 0, 𝑥5 = 𝑡
Perhatikan bahwa pemecahan trivial kita dapatkan bila s = t = 0

Latihan soal

1. Pecahkanlah sistem persamaan linear homogen berikut ini


a. 2𝑥1 + 𝑥2 + 3𝑥3 = 0
𝑥1 + 2𝑥2 =0
𝑥2 + 𝑥3 = 0

10
BAB II
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari penjabaran materi diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :

1. Eliminasi Gauss-Jordan dapat dilakukan dengan mereduksi matriks menjadi bentuk eselon baris
tereduksi (reduced row-echelon form)
2. Sistem persamaan linear homogen adalah sistem yang konsisten, karena mempunyai solusi 𝑥1 = 0,
𝑥2 = 0, … 𝑥𝑛 = 0. Pemecahan ini dinamakan pemecahan trivial , jika ada pemecahan lain, maka
pemecahan tersebut dinamakan pemecahan taktrivial
3. Untuk sistem persamaan-persamaan linear homogen, maka persis salah satu diantara pernyataan
berikut benar
a. Sistem tersebut hanya mempunyai pemecahan trivial
b. Sistem tersebut mempunyai takterhingga banyaknya pemecahan taktrivial sebagai tambahan
terhadap pemecahan trivial tersebut
4. Matematika itu adalah ilmu yang menyenangkan.

3.2. SARAN
Diharapkan para pembaca mampu menyelesaikan sistem persamaan linear sekaligus sistem persamaan
linear homogen menggunakan metode eliminasi gauss-jordan dimana pembaca harus mereduksi matriks menjadi
bentuk eselon baris tereduksi.

“iso jalaran saka kulino”. Diharapkan para pembaca untuk sering mencoba mengerjakan latihan soal
persamaan ini dengan menggunakan metode eliminasi gauss-jordan agar lebih mahir dalam memecahkan
persoalan untuk mencari solusi penyelesaiannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard. 1987. Aljabar Linear Elementer Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai