Anda di halaman 1dari 12

Bab 10.

Ruang Vektor
I. Pendahuluan

1. Sasaran Belajar :
Setelah menyelesaikan kuliah ini, mahasiswa diharapkan :
• mampu menerapkan prinsip-prinsip deduksi matematis dilengkapi dengan
kemampuan simbolik dan abstraksi dalam proses analisis dan sintesis terhadap
berbagai masalah baku (standard problem-solvings) yang bisa diselesaikan
dengan menggunakan Aljabar Linear, khususnya konsep matriks.
• dapat melakukan komputasi matriks dan Aljabar Linear dengan menggunakan
paket-paket komputasi dalam MAPLE, MATLAB, dsb.

2. Sasaran Pembelajaran :

Mampu mendefinisikan dan melengkapi suatu himpunan berstruktur (dilengkapi operator


biner misalnya) sebagai contoh suatu (sub)ruang vektor atau bukan (sub)ruang vektor.

3. Deskripsi Kegiatan Belajar

Dalam pembahasan di bab terakhir, beberapa vektor telah digeneralisasi dari dimensi 2
dan 3 menuju vektor dalam dimensi-n. Dalam bab ini, konsep vektor akan digeneralisasi
secara lebih jauh. suatu aksioma harus dinyatakan bahwa apabila dipenuhi oleh suatu
kelas objek, maka akan menjadikan objek tersebut dinamai sebagai suatu vektor.
Generalisasi vektor ini kelak akan mencakup banyak hal lain, seperti berbagai jenis
matriks dan fungsi. Pekerjaan dalam bab ini bukanlah suatu latihan dalam teori
matematika saja, ini akan memberikan suatu perangkat yang kuat untuk memperluas
visualisasi geometri pada berbagai permasalahan penting matematika di mana intuisi
geometri sebaliknya tidak akan tersedia. vektor di R2 dan R3 dapat divisualisasi sebagai
tanda panah, yang memungkinkan untuk menggambar atau membentuk gambaran mental
untuk membantu memecahkan masalah. Karena aksioma yang diberikan untuk
mendefinisikan jenis vektor yang baru akan didasarkan pada sifat sifat vektor dalam R2
dan R3, maka vektor –vektor baru tersebut akan memiliki sifat yang familiar. Akibatnya,
ketika ingin menyelesaikan suatu masalah menyangkut vektor jenis baru ini, katakanlah
matriks dan fungsi, beberapa pijakan mungkin bisa didapatkan pada masalah tersebut
dengan memperhatikan masalah yang terkait seperti pada vektor di R2 dan R3.

159
II. Uraian Materi

Ruang Vektor Real


Pada bagian ini, pembahasan akan diperluas pada konsep vektor dengan mengekstraksi
sifat paling penting dari vektor yang familiar dan mengubahnya menjadi suatu aksioma.
Jadi ketika sekumpulan objek tersebut memenuhi aksioma ini, secara otomatis objek
tersebut memiliki sifat yang paling penting dari vektor yang familiar tersebut, sehingga
membuatnya masuk akal untuk menggolongkan objek baru ini sebagai vektor jenis baru.
Aksioma ruang vektor
Definisi di bawah ini terdiri dari 10 aksioma. Perlu diingat, bahwa aksioma tidak
dibuktikan, aksioma hanyalah “aturan permainan”.

Perhatikan Bergantung pada aplikasinya, skalar dapat berbentuk bilangan real atau
kompleks. Ruang vektor di mana bilangan skalarnya berbentuk kompleks dinamakan
ruang vektor kompleks, dan ruang vektor di mana bilangan skalarnya berbentuk real
dinamakan ruang vektor real. Untuk saat ini, semua skalar dapat dianggap berbentuk real.

Dengan mengingat kembali bahwa definisi dari suatu ruang vektor akan menentukan baik
sifat dari vektor tersebut maupun operasinya. Setiap jenis objek dapat menjadi suatu
vektor, dan operasi penjumlahan maupun perkalian skalar mungkin tidak memiliki
hubungan atau kesamaan terhadap operasi vektor standar pada Rn. Satu-satunya
persyaratan yang harus dipenuhi adalah sepuluh aksioma ruang vektor tersebut. Banyak
penulis menggunakan notasi ⊕ dan ⊙ untuk penjumlahan vektor dan perkalian skalar
untuk membedakan operasi ini dari penjumlahan dan perkalian bilangan real;
bagaimanapun konvensi ini tidak akan digunakan.

DEFINISI
Misalkan V adalah himpunan sebarang objek tidak kosong di mana ada operasi
didefinisikan: penjumlahan dan perkalian skalar (angka). Operasi penjumlahan
diartikan sebagai operasi yang menghubungkan setiap pasangan objek u dan v dalam V
menjadi sebuah objek u+v , disebut sebagai jumlah dari u dan v; perkalian skalar
diartikan sebagai operasi yang menghubungkan dengan setiap skalar k dan setiap objek u
di V menjadi sebuah objek ku, disebut sebagai perkalian skalar dari u oleh k. Jika
aksioma tersebut dipenuhi oleh semua objek u, v, w dalam V dan semua skalar k dan m,
maka disebut V sebuah ruang vektor dan disebut objek di V sebagai vektor.
1. Jika u dan v adalah objek di V, maka u+v berada dalam V
2. u+v=v+u
3. u+(v+w)=(u+v)+w

160
4. terdapat suatu objek u di V, disebut sebuah vektor nol untuk V, sedemikian
sehingga 0+u=u+ 0=u untuk semua u dalam V.
5. Untuk setiap u dalam V, terdapat sebuah objek –u dalam V, disebut sebagai
negatif dari u, sedemikian sehingga u+(-u)=(-u)+u=0
6. Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang objek di V, maka ku berada
dalam V
7. k(u+v)=ku+kv
8. (k + m)u= ku+ mu
9. k(mu)=(km)(u)
10. 1u= u.

Contoh Ruang Vektor

Contoh berikut akan mengilustrasikan ragam yang mungkin dari sebuah ruang vektor.
Dalam setiap contoh tersebut ditentukan suatu hinmpunan tak kosong V dan dua operasi,
penjumlahan dan perkalian skalar; kemudian akan diverifikasi bahwa kesepuluh aksioma
terpenuhi di V, dengan operasi yang ditentukan, untuk kemudian disebut sebagai ruang
vektor

CONTOH 1 Rn adalah Ruang Vektor

Satu Himpunan V= Rn dengan operasi penjumlahan dan perkalian standar didefinisikan


dalam Bagian 6.1 sebagai ruang vektor. Aksioma 1 dan 6 mengikuti dari operasi standar
pada Rn; aksioma yang tersisa mengikuti dari teorema 6.1. Tiga kasus spesial yang paling
penting dari Rn adalah R(Bilangan real), R2 (vektor pada bidang) dan R3 (vektor pada
ruang 3 dimensi).

CONTOH 2 Sebuah Ruang Vektor dari Matriks 2 x 2

Tunjukkan bahwa himpunan dari semua matriks 2 x 2 dengan bilangan real adalah ruang
vektor jika penjumlahan didefinisikan menjadi penjumlahan matriks dan perkalian skalar
didefinisikan menjadi perkalian skalar matriks.

Solusi

Dalam contoh ini akan lebih mudah untuk memverifikasi aksioma dengan urutan sebagai
berikut : 1, 6, 2, 3, 7, 8, 9, 4, 5 dan 10. Diberikan

𝑢11 𝑢12 𝑣11 𝑣12


𝑢 = [𝑢 𝑢22 ] and 𝑣 = [�𝑒 𝑣22 ]
21 21

161
Untuk membuktikan aksioma 1, harus ditunjukkan bahwa u+v objek dalam V; dengan
demikian, kembali harus ditunjukkan bahwa u+v adalah sebuah matriks 2 x 2. Tetapi
perhitungannya akan mengikuti dari definisi penjumlahan matriks di mana

𝑢 𝑢 𝑣 𝑣 𝑢11 + 𝑣 𝑢12 + 𝑣
u+v= [𝑢11 𝑢12 ] + [𝑣11 𝑣12 ] = [𝑢 + 𝑣11 𝑢 + 𝑣12 ]
21 22 21 22 21 21 22 22

demikian pula, aksioma 6 berlaku karena untuk sembarang bilangan real k, diperoleh

𝑢 𝑢 𝑘𝑢 𝑘𝑢12
ku=k[𝑢11 𝑢12 ] = [ 11 ]
21 22 𝑘𝑢21 𝑘𝑢22

jadi ku adalah sebuah matriks 2 x 2 dan dapat disimpulkan sebagai sebuah objek dalam V

Aksioma 2 mengikuti dari teorema 1.1 yakni

𝑢 𝑢 𝑣 𝑣 𝑣 𝑣 𝑢 𝑢
u+v= [𝑢11 𝑢12 ] + [𝑣11 𝑣12 ]= [𝑣11 𝑣12 ] + [𝑢11 𝑢12 ] = v+u
21 22 21 22 21 22 21 22

dengan demikian, aksioma 3 mengikuti dari bagian (b) dari teorema tersebut; dan
aksioma 7,8,9 masing- masing mengikuti bagian (h),(j) dan (l),

untuk membuktikan aksioma 4, harus ditemukan sebuah objek 0 dalam V sedemikian


sehingga 0+u=u+ 0=u untuk semua u dalam V. Ini dapat diselesaikan dengan
mendefinisikan 0 menjadi

0=[0 0]
0 0

Dengan definisi ini,

𝑢11 𝑢12 𝑢11 𝑢12


0 + u = [0 0] + [𝑢 𝑢22 ] = [𝑢21 𝑢22 ] = u
0 0 21

Dan demikian u+ 0= u. Untuk membuktikan aksioma 5, harus ditunjukkan bahwa setiap


u dalam V memiliki sebuah negatif –u sedemikian sehingga u+(-u)= 0 dan (-u)+u= 0. Ini
dapat diselesaikan dengan mendefinisikan negatif dari u menjadi
−𝑢 −𝑢
-u= [−𝑢11 −𝑢12 ]
21 22

Dengan definisi ini,

𝑢11 𝑢12 −𝑢11 −𝑢12 0 0


u+(-u)= [𝑢 𝑢22 ] + [ −𝑢21 −𝑢22 ] = [0 0] = 0
21

162
dan demikian (-u)+u= 0. Akhirnya, aksioma 10 merupakan sesuatu komputasi yang
sederhana:
𝑢 𝑢 𝑢 𝑢
1u=1[𝑢11 𝑢12 ] = [𝑢11 𝑢12 ] = u
21 22 21 22

CONTOH 3 Sebuah Ruang Vektor dari Matriks m x n

Contoh 2 merupakan kasus spesial dari banyak kelas umum dari ruang vektor. Argumen
dalam contoh tersebut dapat diadaptasi untuk menunjukkan bahwa himpunan dari semua
matriks m x n dengan bilangan real, bersamaan dengan operasi penjumlahan dan
perkalian skalar matriks adalah sebuah ruang vektor. Suatu matriks nol m x n adalah
vektor nol 0, dan jika u adalah matriks U m x n, maka matriks –U adalah negatif -u
dalam vektor u. ruang vektor ini dapat ditunjukkan dengan simbol Mmn

CONTOH 4 Sebuah Ruang Vektor dari Fungsi Bernilai Real

Misalkan V sebagai himpunan fungsi bernilai real yang didefinisikan sepanjang sumbu
(−∞, ∞). Jika f= 𝑓(𝑥) dan g = 𝑔(𝑥) adalah dua buah fungsi dan k adalah sembarang
bilangan real, definisi dari jumlah fungsi f+g dan perkalian skalar kf masing-masing
adalah

(f + g)(x) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) dan (kf)(x)= k 𝑓(𝑥)

Dengan kata lain, nilai dari fungsi f+g pada x diperoleh dari penjumlahan bersama nilai f
dan g pada x (gambar 8.1a). demikian, nilai dari of pada x adalah k kali nilai f pada x
(gambar 8.1b). pada latihan ini akan diminnta untuk menunjukkan bahwa V adalah
sebuah ruang vektor dengan masing-masing operasi ini. Ruang vektor ini dinotasikan
sebagai F (−∞, ∞). Jika f dan g adalah vektor dalam ruang ini, maka untuk dapat
mengakatakan bahwa f=g adalah ekuivalen adalah dengan mengatakan bahwa 𝑓(𝑥) =
𝑔(𝑥) untuk semua x dalam interval (−∞, ∞)

163
Gambar 10.1

Vektor 0 dalam F (−∞, ∞) adalah fungsi konstan yang identik menuju 0 untuk semua
nilai x. Grafik dari fungsi ini adalah garis yang bertepatan dengan sumbu x. Negatif dari
vektor f adalah fungsi –f=-f(x). Secara geometris, grafik dari –f adalah refleksi dari grafik
f di sepanjang sumbu x (Gambar 8.1c).

Perhatikan pada contoh terdahulu hanya terfokus pada interval ( −∞, ∞ ). Pada
Pembahasan kali ini hanya akan dibatasi pada interval yang tertutup [a,b] atau interval
terbuka (a,b), fungsi yang didefinisikan dalam interval dengan operasi yang dinyatakan
dalam contoh juga akan menghasilkan ruang vektor. Ruang vektor tersebut masing-
masing dinotasikan dengan F[a,b] dan F(a,b)

CONTOH 5 Suatu Himpunan yang Bukan Vektor

Misalkan V=R2 dan definisi penjumlahan dan perkalian skalarnya seperti berikut: jika
u=(u1,u2) dan v= (v1,v2), kemudian didefinisikan

u+v=(u1+v1 , u2+v2)

dan jika k adalah bilangan real sembarang, kemudian didefinisikan

ku=(ku1 , 0)

164
sebagai contoh, jika u= (2,4), v= (-3,5) dan k=7, maka

u+v= (2+(-3) , 4+5)= (-1, 9)

ku= 7u= (7∙2, 0)= (14, 0)

Operasi penjumlahan adalah operasi penjumlahan standar dalam R2, tetapi operasi
perkalian skalar bukan merupakan operasi perkalian skalar standar. Dalam latihan akan
diminta untuk menunjukkan bahwa sembilan aksioma vektor yang pertama dipenuhi;
bagaimanapun terdapat nilai dalam u untuk aksioma 10 yang gagal dipenuhi. sebagai
contoh, jika u=(u1, u2) adalah sedemikian rupa sehingga u2≠0, maka

1u= 1(u1, u2)= (1∙u1, 0)= (u1, 0)≠ u

Sehingga V bukanlah ruang vektor dengan operasi yang ditetapkan

CONTOH 6 Setiap Bidang yang Melintasi Origin adalah Ruang Vektor

Misalkan V adalah bidang sembarang yang melintasi titik origin dalam R3. Akan
ditunjukkan bahwa titik-titik dalam V membentuk ruang vektor dengan operasi
penjumlahan dan perkalian skalar standar untuk vektor dalam R3. Dari contoh 1, telah
diketahui bahwa R3 itu sendiri merupakan ruang vektor dengan operasi tersebut. Sehingga
aksioma 2,3,7,8,9 dan 10 berlaku untuk semua titik di R3 dan berlaku pula untuk semua
titik dalam bidang V. Pada akhirnya, hanya perlu ditunjukkan bahwa aksioma 1, 4, 5 dan
6 dipenuhi

Karena bidang V melintasi titik origin, maka memiliki persamaan berbentuk

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0.

Sehingga, jika u= (u1, u2, u3) dan v=(v1, v2, v3) adalah titik titik dalam V, maka
𝑎�牜�1 + 𝑏�㬀2 + 𝑐𝑢3 = 0 dan 𝑎𝑣1 + 𝑏𝑣2 + 𝑐𝑣3 = 0. Maka penjumlahan persamaan
ini diberikan

𝑎( 𝑢1 + 𝑣1 ) + 𝑏( 𝑢2 + 𝑣2 ) + 𝑐( 𝑢3 + 𝑣3 ) = 0

Persamaan ini memberitahukan bahwa koordinat dari titik

u+v= (𝑢𝟏 + 𝑣1 , 𝑢2 + 𝑣2 , 𝑢3 + 𝑣3 )

memenuhi 1; dengan demikian u+v terletak dalam bidang V. Ini membuktikan baja
aksioma 1 dipenuhi. Verifikasi pemenuhan aksioma 4 dan 6 ditinggalkan untuk dijadikan

165
sebagai latihan; bagaimanapun juga, akan dibuktikan bahwa aksioma 5 dipenuhi. Kalikan
𝑎𝑢1 + 𝑏𝑢2 + 𝑐𝑢3 = 0 dengan -1 sehingga diperoleh

𝑎(−𝑢1 ) + 𝑏(−𝑢2 ) + 𝑐(−𝑢3 ) = 0

Sehingga –u= (−𝑢1 , −𝑢2 , −𝑢3 ) terletak dalam V. Ini menguatkan aksioma 5.

CONTOH 7 Contoh Ruang Vektor Nol

Misalkan V mengandung satu objek, yang dinotasikan sebagai 0 dan didefiniskan

0+ 0= 0 dan k 0= 0

Untuk semua bilangan skalar k. Ini merupakan hal yang mudah untuk diperiksa bahwa
semua aksioma ruang vektor dipenuhi. Dapat disebut sebagai ruang vektor nol.

Sifat-Sifat dalam Vektor

Seperti yang diketahui, akan ditambahkan lebih banyak contoh dari ruang vektor ke
dalam daftar ini.

TEOREMA 8.1

Misalkan V adalah sebuah ruang vektor, u adalah sebuah vektor dalam V, dan k adalah
bilangan skalar, kemudian:

(a) 0u= 0
(b) k 0= 0
(c) (-1)u=-u
(d) Jika ku= 0, maka k= 0 atau u= 0

Bagian ini dapat disimpulkan dengan teorema sifat vektor

Akan dibuktikan bagian (a) dan (c) dan bagian (b) dan (d) sebagai latihan

Pembuktian bagian (a) dapat dituliskan

0u+ 0u=( 0+ 0)u [aksioma 8]

= 0u [ sifat dari nomor 0]

166
Dengan aksioma 5 vektor 0u memiliki negatif – 0u. Jumlahkan negatif ini pada kedua sisi
di atas

[0u+ 0u] + (– 0u)= 0u+(– 0u)

Atau

0u+[0u+(– 0u)] = 0u+(– 0u) [Aksioma 3]

0u+ 0= 0 [Aksioma 5]

0u = 0 [Aksioma 4]

Pembuktian bagian (c) untuk menunjukkan bahwa (-1)u= -u , harus dibuktikan bahwa
u+ (-1)u = 0. Untuk mendapatkan hal ini, akan diamati bahwa

u+(-1)u=1u+(-1)u [Aksioma 10]

=(1+(-1))u [Aksioma 8]

= 0u [Sifat dari bilangan]

=0 [ bagian (a) di atas]

III. Penutup

a. Kesimpulan

Misalkan V adalah sebuah ruang vektor, u adalah sebuah vektor dalam V, dan k
adalah bilangan skalar, kemudian:

(a) 0u= 0
(b) k 0= 0
(c) (-1)u=-u
(d) Jika ku= 0, maka k= 0 atau u= 0

b. Latihan Soal

Dalam latihan 1-10 sebuah himpunan diberikan, bersamaan dengan operasi


penjumlahan dan perkalian matriks. Tentukan himpunan mana yang merupakan
ruang vektor berdasarkan operasi yang diberikan. Untuk setiap himpunan yang
bukan merupakan ruang vektor, tuliskan aksioma-aksioma yang gagal dipenuhi.

1. Himpunan dari semua tiga bilangan real (x, y, z) dengan operasi

167
(𝑥, 𝑦, 𝑧) + (𝑥′ , 𝑦′ , 𝑧′ ) = (𝑥 + 𝑥′ , 𝑦 + 𝑦′ , 𝑧 + 𝑧′ ) dan 𝑘(𝑥, 𝑦, 𝑧) =
(𝑘𝑥, 𝑦, 𝑧)

2. Himpunan dari semua tiga bilangan real (x, y, z) dengan operasi


(𝑥, 𝑦, 𝑧) + (𝑥′ , 𝑦′ , 𝑧′ ) = (𝑥 + 𝑥′ , 𝑦 + 𝑦′ , 𝑧 + 𝑧′ ) dan 𝑘(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (0, 0, 0)
3. Himpunan dari pasangan bilangan real (x, y) dengan operasi
(𝑥, 𝑦) + (𝑥′ , 𝑦′ ) = ( 𝑥 + 𝑥′ , 𝑦 + 𝑦′ ) dan 𝑘(𝑥, 𝑦) = (2𝑘𝑥, 2𝑘𝑦)
4. Himpunan dari semua bilangan real x dengan operasi penjumlahan dan perkalian
standar
5. Himpunan dari semua pasangan bilangan real dengan bentuk (x,0) dengan operasi
standar pada R2.
6. Himpunan dari semua matriks 2x2 dengan bentuk
[
𝑎 0]
0 𝑏
Dengan operasi penjumlahan matriks dan perkalian skalar standar
7. Himpunan dari semua fungsi f bernilai real di manapun dalam garis real dan
sedemikian sehingga f(1)=0, dengan operasi yang didefinisikan dalam contoh 4.
8. Himpunan semua matriks 2x2 dengan bentuk

[
𝑎 𝑎 + 𝑏]
𝑎+𝑏 𝑏

Dengan operasi penjumlahan matriks dan perkalian skalar

9. Himpunan dari semua pasangan bilangan real dengan bentuk (1, x) dengan operasi
(1, 𝑦) + (1, 𝑦′ ) = (1, 𝑦 + 𝑦′) dan 𝑘(1, 𝑦) = (1, 𝑘𝑦)
10. Himpunan dari polinomial dengan bentuk a+bx dengan operasi
(𝑎0 + 𝑎1𝑥 ) + (𝑏0 + 𝑏1𝑥 ) = (𝑎0 + 𝑏0 ) + (�𝑎1 + 𝑏1 )𝑥
dan 𝑘(𝑎0 + 𝑎1𝑥 ) = (𝑘�𝑎0 ) + (𝑘𝑎1 )𝑥
11. Tunjukkan bahwa himpunan-himpunan berikut dengan operasi yang diberikan
gagal untuk menjadi ruang vektor dengan mengidentifikasi semua aksioma yang
gagal untuk dipenuhi
(a) Himpunan dari semua tiga pasangan bilangan real dengan penjumlahan vektor
standar tetapi dengan operasi perkalian skalar yang didefinisikan
𝑘(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑘 2 𝑥, 𝑘 2 𝑦, 𝑘 2 𝑧)
(b) Himpunan dari semua tiga pasangan bilangan real dengan operasi
penjumlahan didefinisikan sebagai
(𝑥, 𝑦, 𝑧) + (𝑢, 𝑣, 𝑤) = (𝑧 + 𝑤, 𝑦 + 𝑣, 𝑥 + 𝑢)
dan operasi perkalian matriks standar
(c) Himpunan dari semua matriks yang memiliki invers 2x2 dengan operasi
penjumlahan matriks dan perkalian skalar standar

168
12. Tunjukkan bahwa himpunan semua matriks 2x2 dengan bentuk [𝑎 1] dengan
1 𝑏
aturan penjumlahan yang didefinsikan dengan [ 𝑎 1 ]+[
𝑐 1 ]= [
𝑎 + 𝑐 1 ] dan
1 𝑏 1 𝑑 1 𝑏+𝑏
𝑎 1 𝑘𝑎 1
aturan perkalian skalar yang didefinisikan dengan 𝑘 [ ]=[ ]
1 𝑏 1 𝑘𝑏
merupakan sebuah ruang vektor. Apa vektor nol dalam ruang ini?
13.
(a) Tunjukkan bahwa himpunan dari semua titik dalam R2 yang terdapat dalam
satu garis merupakan ruang vektor, dengan masing-masing operasi
penjumlahan vektor dan perkalian skalar standar, tepatnya saat garis tersebut
melewati titik origin.
(b) Tunjukkan bahwa himpunan dari semua titik dalam R3 yang terdapat dalam
satu bidang merupakan sebuah ruang vektor, dengan masing-masing operasi
penjumlahan vektor dan perkalian skalar standar, tepatnya saat bidang tersebut
melewati titik origin.
Bahan Diskusi
14. Telah diperlihatkan dalam contoh 6 bahwa setiap bidang dalam R3 yang melintasi
titik origin adalah sebuah ruang vektor dengan aturan operasi standar dalam R3.
Apakah hal ini berlaku sama untuk bidang-bidang yang tidak melintasi titik
origin? Jelaskan alasan anda
15. Telah diperlihatkan dalam latihan 14 di atas bahwa himpunan polinomial
berderajat 1 atau kurang adalah sebuah ruang vektor dengan aturan operasi yang
ditentukan dalam latihan. Apakah himpunan polinomial dengan derajat tepat 1
adalah ruang vektor dengan aturan operasi yang sama? Jelaskan alasan anda
16. Diberikan satu himpunan dengan satu elemen adalah bulan. Apakah himpunan
dengan aturan operasi bulan+bulan=bulan dan k(bulan)=bulan untuk semua
bilangan real k ini merupakan ruang vektor?jelaskan alasan anda
17. Menurut anda, apakah mungkin mendapatkan suatu ruang vektor dengan dua
vektor yang tepat berbeda didalamnya? Jelaskan alasan anda.
18. Pembuktian bagian (b) dari teorema 5.1.1 menjabarkan setiap langkah dengan
mengisi bagian baris yang kosong dengan kata hipotesis atau dengan menetapkan
nomor-nomor aksioma vektor yang memenuhi pada bagian ini
Hipotesis: Misalkan u adalah vektor sembarang dalam sebuah ruang vektor V, 0
adalah vektor nol dalam V, dan k adalah suatu skalar.
Kesimpulan: Maka k 0= 0
Pembuktian:
1. Pertama, k 0+ku =k (0+u) ∙ __________
2. =ku____________
3. Karena ku berada dalam V, -ku juga berada dalam V.__________
4. Oleh karena itu, (k 0+ku) + (-ku)= ku + (-ku).___________
5. k 0+ (ku + (-ku))= ku+ (-ku)._____________

169
6. k 0+ 0= 0
7. Akhirnya, k 0= 0________

19. Berikut ini adalah bukti bahwa hukum pembatalan untuk operasi penambahan
berlaku dalam ruang vektor. Jelaskan setiap langkah dengan mengisi garis yang
dikosongkan dengan kata-kata hipotesis atau dengan dengan menetapkan nomor-
nomor aksioma vektor yang memenuhi pada bagian ini
Hipotesis: Misalkan u,v, dan w adalah vektor dalam ruang vektor V dan misalkan
bahwa u+w = v+w
Kesimpulan: maka u=v
Pembuktian:
1. Pertama, (u+w) + (-w) dan (v+w) + (-w) adalah vektor dalam V. _____
2. Maka (u+w) + (-w) = (v+w) + (-w).___________
3. Bagian kiri persamaan dalam langkah (2) adalah (u+w) + (-w) = u +
(w+ (-w)). ________=u________
4. Bagian kanan persamaan dalam langkah (2) adalah (v+w) + (-w) = v +
(w+ (-w)) _________=v________
Dari persamaan dalam langkah (2), mengikuti pada langkah (3) dan (4)
bahwa u=v
20. Menurut anda, apakah mungkin untuk sebuah ruang vektor memiliki dua vektor
nol yang berbeda? Yaitu, apakah mungkin untuk memiliki dua vektor 01 dan 02
yang berbeda sedemikian sehingga kedua vektor tesebut memenuhi aksioma 4?
Jelaskan alasan anda!
21. Menurut anda, apakah mungkin untuk sebuah vektor u dalam sebuah ruang vektor
memiliki dua negatif yang berbeda? Yaitu, apakah mungkin untuk memiliki dua
vektor (-u)1 dan (-u)2 yang berbeda, Di mana keduanya memenuhi aksioma 5?
Jelaskan alasan anda!

c. Pedoman Penilaian
Mahasiswa yang dapat menyelesaikan soal latihan dengan benar minimal 30%
dapat melanjutkan pembelajaran materi selanjutnya.

d. Daftar Pustaka
Horward Anton, Chris Rorres, 2005. Elementary Linier Algebra, Applications Version,
Edisi 9, John Wiley & Sons.

Jack L. Goldberg. MatrixTheory, McGraw-Hill, 1991.

Leslie Hogben et al (editors), 2007. Handbook of Linier Algebra, Chapman & Hall/CRC.

170

Anda mungkin juga menyukai