Anda di halaman 1dari 7

TEORI OUT OF AFRICA

Berdasarkan teori out of Africa, mayoritas nenek moyang bangsa Indonesia asalnya bukan
dari dari tanah Indonesia melainkan berasal dari Afrika. Dalam hal ini, nenek moyang bangsa
Indonesia dipercaya pernah tinggal di wilayah-wilayah Afrika, kemudian berkembang hingga
hampir seluruh wilayah Afrika.

Bukan hanya itu, menurut teori out of Africa, nenek moyang yang berasal dari Afrika bukan
hanya nenek moyang bangsa Indonesia saja, tetapi nenek moyang dari bangsa-bangsa Asia
lainnya juga dipercaya berasal dari Afrika. Tanduk Afrika atau kawasan timur Afrika yang
saat ini menjadi beberapa negara, seperti Ethiopia, Somalia, dan Djibouti merupakan wilayah
terbanyak yang menjadi tempat tinggal nenek moyang bangsa Indonesia terdahulu.

Setelah mengalami perkembangan, nenek moyang bangsa Indonesia juga dipercaya


berpindah tempat atau bermigrasi dari Afrika menuju Asia Barat. Hal ini terjadi kurang lebih
terjadi pada sekitar 150 ribu hingga 200 ribu tahun yang lalu. Bagaimana caranya nenek
moyang Indonesia yang dipercaya berasal dari Afrika bisa datang menuju ke Asia Barat? 150
ribu hingga 200 ribu tahun yang lalu diperkirakan perairan antar benua tidak begitu tinggi
atau kedalaman air lautnya dangkal.

Jalur yang digunakan manusia purba agar sampai ke benua Asia dan Australia adalah jalur
lembah sungai Nil, pada jalur ini mereka yang bermigrasi akan melewati semenanjung Sinai,
kemudian ke arah Utara melewati Arab Levant. Sementara itu, jalur kedua adalah jalur laut
Merah. Bahkan, keberadaan manusia Afrika masih bisa dibuktikan dengan adanya fosil laki-
laki di danau Mungo.

Perpindahan atau migrasi yang dilakukan Homo Sapiens untuk meninggalkan Afrika ke
wilayah lainnya tidak hanya terjadi sekali, tetapi terjadi beberapa kali. Selain itu, migrasi ini
dilakukan mengikuti wilayah-wilayah Asia hingga pada akhirnya sampai ke pulau Indonesia,
bahkan menurut teori ini juga ada yang sampai ke pulau Australia.

Teori out of Africa ditemukan oleh seorang ahli arkeologi yang bernama James Watson.
Beliau menemukan teori ini bekerja sama dengan teman satu timnya dengan harapan teori
yang dihasilkan menjadi maksimal. James Watson bersama timnya berpendapat bahwa
makhluk hidup pertama yang muncul di bumi adalah manusia yang mengalami
perkembangan hanya di satu wilayah saja, wilayah tersebut adalah Afrika.
Teori out of Africa juga didukung oleh seorang ahli genetika yang bernama Max Ingman.
Dengan dukungan dari ahli tersebut, walaupun di sisi lainnya masih banyak yang sulit untuk
mempercayai akan adanya teori sejarah nenek moyang manusia ini.

Teori yang diciptakan oleh James Watson dan tim ditemukan melalui sebuah penelitian yang
menggunakan ilmu genetika, yaitu melakukan penelitian DNA (deoxyribonucleic acid)
mitokondria. Dalam penelitian ini DNA yang digunakan diambil dari perempuan atau laki-
laki. Dengan kata lain, teori ini menggunakan data genetika dan arkeologi.

Teori out of Africa didukung juga dengan adanya kemunculan peradaban yang muncul di
wilayah Asia Barat dan Timur Afrika. Peradaban yang dimaksud adalah adanya penduduk
atau masyarakat yang sudah mulai datang ke wilayah Afrika dan ditunjukkan dengan adanya
sungai Nil dan sungai Eufrat Tigris.

Ciri-Ciri Teori Out Of Africa

Dalam memahami sebuah teori, rasanya akan lebih mudah jika kita mengenali ciri-ciri dari
teori tersebut. Ciri-ciri teori out of Africa sebagai berikut.

1. Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup, Mereka (Manusia Purba) Berburu Dan Meramu

Ciri pertama dari manusia purba berdasarkan teori out of Africa adalah melakukan perburuan
dan meramu. Dalam hal ini, melakukan perburuan dapat diartikan sebagai salah satu cara
untuk bertahan hidup. Hal ini perlu dilakukan karena asupan makanan pada saat itu hanya
bisa didapatkan dengan cara berburu. Kegiatan berburu biasanya ditujukan pada hewan-
hewan yang ada di sekitarnya, mulai dari hewan yang berukuran kecil hingga yang berukuran
besar serta hewan yang hidup di daratan atau yang hidup di perairan.

Dengan melakukan kegiatan berburu, sehingga manusia purba pada saat itu memiliki
kekuatan atau energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain kegiatan berburu, menurut
teori ini, manusia purba juga sudah pandai untuk meramu, seperti membuat obat-obatan. Obat
yang diramu oleh manusia purba di masa itu dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit yang ada di zaman dulu terutama pada mereka yang terluka akibat kegiatan berburu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manusia purba yang berasal dari Afrika sudah bisa
memiliki kemampuan yang cukup hebat dalam mempertahankan hidupnya. Selain itu, kita
juga tahu bahwa meramu dan berburu sudah ada sejak zaman dulu.
2. Manusia Purba Mampu Untuk Berlayar, Merakit Perahu, Dan Teknik-Teknik Dasar
Merakit Perahu

Ciri kedua dari teori out of Africa adalah manusia purba yang berasal dari Afrika sudah bisa
membuat alat transportasi, seperti perahu. Bukan hanya membuat perahu saja, manusia purba
juga bisa melakukan kegiatan berlayar. Mengapa kemampuan berlayar dianggap sebagai
suatu yang hebat pada masa itu? Hal ini dikarenakan di zaman purba untuk menuju ke
wilayah lainnya lebih sering menggunakan jalur perairan.

Oleh sebab itu, kemampuan berlayar membuat manusia purba di zaman dulu mudaj untuk
membaca dan memahami arah mata angin. Selain itu, mereka (manusia purba) juga dapat
membaca musim yang akan terjadi, baik itu hari ini atau esok hari. Apabila sudah bisa
membaca dan memahami arah mata angin dan membaca musim, maka kegiatan berlayar
dapat dilakukan dengan optimal.

3. Mempunyai Kepandaian Dalam Menghitung Rasi Bintang

Ciri ketiga dari teori out of Africa adalah mempunyai kepandaian untuk menghitung rasi
bintang. Kepandaian yang satu ini sangat bermanfaat untuk menjalani berbagai macam
aktivitas terutama aktivitas berlayar. Manusia purba yang mampu membaca dan memahami
rasi bintang, maka arah mata angin (utara, selatan, timur, barat, dan lain-lain) serta dapat
mengetahui musim yang akan datang.

Kemampuan yang dimiliki oleh manusia purba yang berasal dari Afrika bisa terjadi karena
tuntutan untuk bertahan hidup. Dengan kata lain, jika kepandaian membaca rasi bintang sulit
untuk dimiliki, kemungkinan besar manusia purba akan sulit untuk mempertahankan
hidupnya. Hal seperti itu dapat terjadi karena manusia purba tidak mengetahui arah mata
angin dengan baik dan membaca musim sangat sulit, sehingga kegiatan berlayar sulit untuk
dilakukan dengan maksimal.

Oleh karena itu, bisa dibilang jika manusia purba pada masa itu dapat bertahan hidup bukan
hanya dari kegiatan berburu, belayar, dan meramu obat saja, tetapi menghitung rasi bintang
menjadi suatu hal yang perlu dimiliki (di zaman purba). Bahkan, pengetahuan rasi bintang ini
juga sering digunakan oleh manusia-manusia modern saat ini.
4. Hidup Secara Nomaden Atau Berpindah Dari Tempat Yang Satu Ke Tempat Lainnya

Ciri keempat dari teori out of Africa adalah hidup secara atau berpindah-pindah dari tempat
yang satu ke tempat yang lainnya. Maka dari itu, berdasarkan teori ini, nenek moyang bangsa
Indonesia bisa dikatakan bahwa asalnya dari Afrika karena manusia purba di zaman itu
melakukan imigrasi dari Afrika menuju ke Asia dan Australia. Manusia purba yang
melakukan migrasi bertujuan untuk mencari tempat baru untuk mempertahankan
keturunannya.

Migrasi yang dilakukan oleh manusia purba biasanya menggunakan jalur perairan atau jalu
daratan. Begitu pun, dengan manusia purba yang bermigrasi dari Afrika ke Asia dan
Australia menggunakan jalur lembah sungai Nil dan jalur laut Merah. Dengan adanya migrasi
ini, maka membuat perkembangan manusia di wilayah yang menjadi tujuan migrasi menjadi
lebih banyak, sehingga penyebaran DNA semakin cepat.

Manusia yang hidup secara nomaden biasanya akan hidup dalam berkelompok, sehingga
kebersamaan dapat saling terjaga. Selain itu, ketika bermigrasi umumnya akan mencari
sumber daya alam yang lebih banyak dan tempat yang mudah untuk dijadikan sebagai tempat
tinggal (rumah) sementara.

5. Pandai Menggunakan Bambu Dan Kayu Untuk Bertahan Hidup

Ciri kelima dari teori out of Africa adalah manusia purba sudah memiliki kemampuan dan
pandai dalam menggunakan bambu dan kayu. Penggunaan bambu dan kayu sering dijadikan
sebagai alat untuk memburu hewan, sehingga energi di dalam tubuh bisa terpenuhi. Di sisi
lainnya, bambu dan kayu juga bisa digunakan untuk membangun tempat tinggal (rumah)
sementara. Atap dari tempat tinggal manusia purba biasanya akan ditutupi dengan daun-daun
yang telah dikumpulkan.

Selain dijadikan sebagai alat untuk memburu dan dijadikan sebagai bahan untuk membangun
rumah, bambu dan kayu juga digunakan sebagai media untuk membakar atau memasak bahan
makanan, sehingga menjadi makanan yang dapat dimakan. Bahkan, bambu dan kayu yang
dibakar juga bisa dipakai untuk menghangatkan tubuh.

Bagi manusia purba bambu dan kayu harus digunakan semaksimal mungkin, bahkan sudah
menjadi hal yang wajib dimiliki oleh manusia purba yang berasal dari Afrika. Penggunaan
bambu dan kayu untuk bertahan hidup bukan tanpa alasan, karena mereka (manusia purba)
sangat dekat dengan sumber daya alam. Dengan kata lain, segala kebutuhan hidupnya sangat
bergantung dengan kondisi alam dan sumber daya alam dari wilayahnya.

Penyebab Teori Out Of Africa Yang Masih Diragukan

Dikutip dari motherlanders, setelah teori ini bertahan cukup lama, ternyata di tahun 2017
hingga tahun 2018 teori out of Africa kebenarannya masih diragukan. Hal ini dikarenakan
banyak sekali teori-teori baru tentang sejarah manusia yang membantah teori out of Africa.
Akan tetapi, masih ada pendukungnya yang masih kekeh untuk menyatakan kebenaran dari
teori ini.

Hingga pada akhirnya, beberapa pendukung teori out of Africa mulai membuat sebuah
hipotesis baru untuk menggantikan teori out of Africa. Nama hipotesis tersebut adalah
African Multiregionalism. Hipotesis baru ini dianggap lebih mendekati dari kata “logis”.
Pada dasarnya, hipotesis ini menjelaskan bahwa manusia purba bukan hanya berasal dari satu
wilayah saja, Afrika bagian timur, tetapi populasinya juga berasal dari beberapa wilayah.

Akan tetapi, hipotesis Africa Multiregionalism masih memiliki kekurangan berupa daerah
asal yang menjadi asal usul manusia purba ini masih belum dipastikan, apakah benua Afrika
atau benua Eurasia.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori out of Africa sudah jarang sekali digunakan
oleh para ahli arkeologi ataupun ahli genetika yang meneliti asal usul manusia purba.
Meskipun yang menggunakan teori ini tidak begitu banya, tetapi pada awal-awal
kemunculannya sempat dijadikan sebagai acuan oleh para peneliti dalam meneliti sejarah
manusia purba atau asal-usul nenek moyang Indonesia.

Kelebihan Teori Out Of Africa

Setelah membahas pengertian, ciri-ciri, hingga keraguan terhadap teori out of Africa, kini
saatnya membahas kelebihan dari teori ini.

1. Adanya Bukti Migrasi

Teori out of Africa dapat dibuktikan dengan adanya fosil laki-laki di danau Mungo. Dengan
adanya fosil yang telah ditemukan tersebut, maka bisa dipastikan pernah ada kelompok
manusia purba yang melakukan migrasi dari Afrika ke Asia dan Australia.

2. Manusia Purba Memiliki Kemampuan Yang Berbeda


Berdasarkan teori out of Africa, manusia purba yang berasal dari Afrika ini memiliki
kemampuan bertahan hidup yang cukup baik. Hal ini dikarenakan manusia purba itu sudah
bisa menggunakan sumber daya alam dengan optimal dan mampu hidup nomaden.

Kekurangan Teori Out Of Africa

Pada dasarnya kekurangan pada teori ini membuat banyak ahli yang kurang percaya akan
kebenaran dari teori out of Africa. Bahkan, fosil manusia purba yang ada di Indonesia
terutama yang ditemukan di pulau Jawa tidak memiliki DNA langsung dengan manusia purba
yang berasal dari Afrika.

Kesimpulan

Berdasarkan teori out of Africa, manusia purba pada saat itu hidupnya nomaden atau
berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Singkatnya, manusia purba pada masa itu
dipercaya tidak menetap di satu tempat saja. Oleh karena itu, bagi sebagian orang percaya
bahwa nenek moyang Indonesia memang berasal dari wilayah Afrika. Hal ini diperkuat
dengan adanya bukti bahwa hampir sebagian masyarakat Asia memiliki genetika yang sama
dengan nenek moyang yang berasal dari Afrika.

Bukti teori out of Africa ini dapat kita lihat pada jalur-jalur yang digunakan untuk bermigrasi
dan ditemukan fosil laki-laki di danau Mungo. Jejak paling kuat akan adanya manusia purba
atau nenek moyang Indonesia yang berasal dari Afrika yaitu jejak genetika.
Teori Out Of Taiwan

Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia (4)Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini
hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-
usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini
rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman Simanjuntak yang mendasari atas
argument pada teori ini.

Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang
sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok.
Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah
bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.

Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang
menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara
mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia
seperti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai