Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka
waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam.
Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan besarnya
modal yang tetap, yaitu: Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya
periode x modal
Contoh 1
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga tunggal i% tiap tahun,
maka berlaku:
M . i. t
Setelah t tahun besarnya bunga: B = 100
M . i. t
Setelah t bulan besarnya bunga: B = 1200
M .i . t
Setelah t hari besarnya bunga: B = 36.000 , untuk 1 tahun = 360 hari
M .i . t
Setelah t hari besarnya bunga: B = 36.500 , untuk 1 tahun = 365 hari
M .i . t
Setelah t hari besarnya bunga: B = 36.600 , untuk 1 tahun = 366 hari
Modal akhir = Modal awal + bunga
Ma = M + B
Contoh 1
M . i. t
B= 100
1.000.000 .18 .3
= 100
= Rp540.000,00
Contoh 2
Rp225.000,00
M . i. t 2.500.000 .9 .7
Setelah 7 bulan bunga = 100 = 1200
= = = Rp131.250,00
Dapat juga diselesaikan dengan mengubah tahun dan bulan menjadi hari,
yaitu: 2 tahun 5 bulan 18 hari = (720 + 150 + 18) hari = 888 hari.
Rp6.110.000,00 = Rp1.410.000,00
b. Modal mula-mula = Modal akhir – bunga = Rp6.110.000,00 –
Rp1.410.000,00 = Rp4.700.000,00