Oleh:
Jl. Yudawastu Pramuka IV No.4, Cicadas, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung,
Jawa Barat 40121
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................3
2.1 landasan teori.....................................................................................................................................3
2.2 kerangka penelitian............................................................................................................................5
2.3 Metode penelitian..............................................................................................................................5
2.4 hipotesis penelitian............................................................................................................................5
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fat Man adalah nama kode dari bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di
Nagasaki, Jepang pada 9 Agustus 1945. Pada saat itu Fat Man merupakan bom nuklir
kedua yang digunakan dalam perang serta merupakan ledakan nuklir buatan manusia
yang ketiga. Nama juga lebih mengacu secara umum untuk desain senjata nuklir awal
senjata AS berdasarkan model "Fat Man". Itu adalah ledakan jenis senjata dengan inti
plutonium, mirip dengan "Gadget", perangkat eksperimental diledakkan hanya sebulan
sebelumnya di New Mexico.[1]
Target asli untuk bom itu adalah kota Kokura, tetapi awan menutupi
mengharuskan perubahan arah dengan target alternatif di Nagasaki. "Fat Man" dijatuhkan
dari B-29 bomber Bockscar, dikemudikan oleh Charles Sweeney dari 393d Bomb
Squadron dan meledak pada jam 11:02 AM (JST), pada ketinggian sekitar 1,650 kaki
(0,503 m), dengan hasil dari sekitar 21 kiloton TNT atau 88 terajoules.[3] Mitsubishi-
Urakami Pekerjaan Ordnance, pabrik yang memproduksi torpedo tipe 91 dirilis dalam
serangan di Pearl Harbor, hancur dalam ledakan itu.[4] Karena visibilitas miskin karena
awan, bom kehilangan intinya peledakan sesuai dengan tujuannya, dan kerusakan agak
kurang luas dari itu di Hiroshima. 39.000 orang diperkirakan tewas langsung oleh
pengeboman di Nagasaki, dan 25.000 lebih terluka.[5] Ribuan lainnya meninggal
kemudian dari ledakan terkait dan luka terbakar, dan ratusan lainnya dari penyakit radiasi
dari paparan radiasi awal bom tersebut. Serangan bom di Nagasaki memiliki tingkat
kematian tertinggi ketiga dalam Perang Dunia II[6] setelah serangan nuklir di
Hiroshima[7][8][9][10] dan serangan bom api di Tokyo.[11]
https://id.wikipedia.org/wiki/Fat_Man
1
Alasan memilih Proyek Ini Karena:
3. ini adalah agar peneliti lebih memahami mengapa Perang Dunia terjadi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 landasan teori
Kronologi Pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Sebelum pengeboman terjadi, ketegangan antara AS dan Jepang telah meningkat selama
beberapa dekade sebelum Perang Dunia II. Jepang menduduki wilayah Cina timur, yang
menyebabkan perang antara kedua negara pada 1937.
Perang di Eropa telah selesai hampir dua bulan sebelumnya, pada Mei 1945,
setelah Jerman menyerah tanpa syarat. AS sedang mempersiapkan invasi darat ke Jepang,
yang akan sangat sulit diperjuangkan. Setidaknya 500 ribu orang Amerika saja
kemungkinan besar akan mati, menurut perkiraan pemerintah AS pada saat itu.
Pada saat yang sama, AS sedang mengembangkan pembuatan bom nuklir sejak akhir
1930-an. Bom sudah siap pada musim panas 1945. Sekutu menyerukan Jepang untuk
menyerah pada akhir Juli 1945, mengancam akan terjadi "kehancuran total" jika Jepang
3
tak menyerah. Karena Jepang tak kunjung mengibarkan bendera putih, pada 6 Agustus
1945, sebuah bom uranium yang dijuluki Little Boy dijatuhkan di Hiroshima. Kota itu
hancur, puluhan ribu orang tewas seketika dan sebanyak 146.000 orang tewas tiga bulan
setelah serangan.
Banyak korban yang dilaporkan menderita kanker dan bentuk penyakit lain yang
disebabkan oleh radiasi bom. Sejumlah besar bangunan hancur total atau rusak. Pihak
berwenang Jepang menyadari serangan lain bisa terjadi setelah Hiroshima, tetapi
memutuskan untuk bertahan daripada menyerah.
Serangan berikutnya, bom plutonium berjuluk Fat Man, jatuh di Nagasaki pada 9
Agustus. Sebanyak 80.000 orang tewas. Di kedua kota tersebut, sebagian besar orang
yang meninggal adalah warga sipil. Hiroshima dan Nagasaki dipilih sebagai target karena
menjadi pusat militer dan industri. Kedua wilayah ini memasok sumber daya angkatan
bersenjata Jepang, pembuatan senjata, dan teknologi militer lainnya. Jepang menyerah
pada 15 Agustus, enam hari setelah serangan di Nagasaki. Kedua kota tersebut dibangun
kembali setelah perang, meskipun Hiroshima dilanda angin topan pada bulan September
1945 yang juga menyebabkan kehancuran besar.
Sekitar 145.000 orang yang selamat dari salah satu pemboman - disebut
"hibakusha" dalam bahasa Jepang - masih hidup pada Maret 2019, menurut pemerintah
Jepang. Peringatan telah dipasang di kedua kota untuk para korban pengeboman.
4
rumah Laksamana Maeda untuk melakukan penyusunan proklamasi. Pada pagi harinya,
17 Agustus 1945 pukul 10.00, di Jalan Pegangsaan Timur No.56, pr