Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki merupakan dua peristiwa bersejarah yang terjadi selama Perang Dunia II, ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom pertama dan kedua dalam sejarah manusia. Peristiwa ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan sejarah dunia dan penggunaan senjata nuklir. Amerika Serikat bersama dengan sekutu-sekutunya terlibat dalam pertempuran melawan Kekaisaran Jepang di Pasifik. Jepang adalah salah satu negara yang tersisa di Axis Powers, dan Amerika Serikat ingin mengakhiri perang secepat mungkin. Amerika Serikat telah mengembangkan bom atom sebagai bagian dari Proyek Manhattan. Setelah serangan di Hiroshima, Jepang masih belum menyerah. Oleh karena itu, Amerika Serikat memutuskan untuk menggunakan bom atom kedua sebagai upaya untuk memaksa Jepang menyerah. Pada pagi hari 6 Agustus 1945, pesawat B-29 Amerika Serikat yang bernama Enola Gay menjatuhkan bom uranium-235 seberat lebih dari 9.000 pon Bernama “Little Boy” di atas kota Hiroshima. Kota ini dipilih sebagai target karena merupakan pusat industri dan militer Jepang. Hanya tiga hari setelah serangan di Hiroshima, pada tanggal 9 Agustus 1945, pesawat pengebom B-29 lainnya yang diberi nama "Bockscar" menjatuhkan bom atom kedua yang disebut "Fat Man" di atas kota Nagasaki, Jepang. Nagasaki dipilih sebagai target karena cuaca buruk membuat target utama, kota Kokura, tidak dapat dijangkau. Bom atom “Little Boy” meledak di atas kota, menghancurkan sebagian besar kota dan menyebabkan kematian sekitar 140.000 orang dalam beberapa bulan pertama setelah serangan akibat ledakan, radiasi, dan efek panas. Bom atom “Fat Man” mengakibatkan kerusakan yang signifikan di Nagasaki dan menewaskan sekitar 70.000 orang dalam beberapa bulan pertama setelah ledakan. Serangan Nagasaki memperkuat desakan untuk penyerahan Jepang, dan pada 15 Agustus 1945, Kaisar Jepang mengumumkan penyerahan tanpa syarat, mengakhiri Perang Dunia II. Kedua serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki juga menandai dimulainya era Perang Dingin, di mana ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mendominasi hubungan internasional dunia. Peristiwa ini juga mengangkat pertanyaan etis tentang penggunaan senjata nuklir dan dampak kemanusiaannya yang sangat merusak.