DIN AST I U
O M P O K 6
KEL
SEJARAH DINASTI USMANIYAH
Dalam literatur sejarah Islam, tercatat bahwa bangsa Turki berhasil mendirikan kekuasaan, yaitu Turki
Saljuk dan Turki Usmani. Turki Saljuq berkuasa selama kurang lebih 250 tahun sebelum akhirnya hancur.
Negara Utsmani muncul pada tahun 669 H, tetapi baru menganut sistem kekhalifahan pada tahun 923
H. Transisi ini menandai perubahan dari negara Islam menjadi kekhalifahan Islam, dan mereka terus
mempertahankan Islam hingga lembaran sejarahnya ditutup pada tahun 1337 H.
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz (ughu) yang awalnya mendiami
daerah Mongol dan daerah Utara Cina. Mereka kemudian pindah ke wilayah Turki, Persia, dan Irak.
Bangsa Oghuz memeluk Islam sekitar abad IX atau X ketika mereka menetap di Asia Tengah. Ini terjadi
karena mereka bertetangga dengan dinasti Samani dan dinasti Ghaznawi. Mereka mencari perlindungan
kepada dinasti Saljuq karena tekanan dari bangsa Mongol. Pada saat itu, Saljuq diperintah oleh Sultan
Alauddin Kaikobad.
Ertogul, yang memimpin bangsa Turki Usmani pada saat itu, membantu Sultan
Saljuq dalam menghadapi Byzantium. Sebagai penghargaan atas jasanya, ia
diberikan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Dari
sinilah, mereka terus memperluas wilayah mereka dan menjadikan Söğüt
sebagai ibu kota. Selain itu, Ertogul juga diberikan wewenang untuk memperluas
wilayahnya.
Setelah kematian Ertogul, anaknya, Utsman, menggantikannya sebagai
pemimpin Turki Usmani. Kemudian, dinasti Saljuq menghadapi serangan dari
bangsa Mongol dan terpecah menjadi beberapa dinasti yang lebih kecil.
LATAR BELAKANG
Dinasti Usmani tumbuh dengan cepat melalui penaklukan dan pernikahan politik.
Mereka merebut wilayah-wilayah di Anatolia, Balkan, dan Timur Tengah, sehingga
membentuk dasar kekuasaan mereka.
Awalnya, keluarga Usmani menganut Islam Sunni. Namun, selama pemerintahan Sultan
Murad I, Dinasti Usmani secara resmi mendeklarasikan diri sebagai Kekaisaran Islam,
menguatkan identitas agama mereka.
Puncak kejayaan Dinasti Usmani terjadi di bawah pemerintahan Sultan Mehmed II, yang
merebut Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada tahun 1453. Hal ini mengakhiri
Kekaisaran Bizantium dan membuat Istanbul menjadi ibu kota baru Kekaisaran Utsmani.
Kekaisaran Utsmani menjadi salah satu kekaisaran terkuat dan terbesar di dunia,
menguasai wilayah-wilayah di Eropa, Asia, dan Afrika. Mereka memainkan peran utama
dalam politik, budaya, dan militer di dunia Islam dan Eropa.
ARSITEKTUR DINASTI
USMANI
Arsitektur Masjid yang Megah: Salah satu ciri khas arsitektur Dinasti
Usmani adalah masjid-masjid yang megah dan mengesankan. Masjid-
masjid seperti Masjid Sultan Ahmed (dikenal sebagai Masjid Biru) di
Istanbul adalah contoh arsitektur yang mencolok. Masjid-masjid ini
MASJID SULAIMAN DI sering memiliki kubah besar, menara-menara tinggi (minaret), dan
TURKI interior yang dihiasi dengan seni kaligrafi Islam.
ARSITEKTUR DINASTI
USMANI
KUBAH MASJID
ARSITEKTUR DINASTI
USMANI
KALIGRAFI ISLAM
ARSITEKTUR DINASTI
USMANI
Penggunaan Lampu:
Lampu gantung: Lampu-lampu gantung indah sering digunakan
dalam masjid-masjid Utsmaniyah untuk memberikan pencahayaan
yang dramatis dan atmosfer yang khusyuk.
LAMPU GANTUNG
PENINGGALAN PENINGGALAN
BANGUNAN
1. 2. 3.
Warisan Sejarah dan Budaya: Arsitektur dan Estetika:
Kota-kota dalam Dinasti Usmani Arsitektur kota-kota dalam Dinasti Usmani Sistem Pemerintahan:
memiliki warisan Islam yang kaya memiliki ciri khas seperti kubah-kubah Kota-kota dalam Dinasti Usmani berada
dan beragam yang megah, minaret-menara tinggi, dan di bawah pemerintahan kekaisaran
mencerminkan sejarah panjang dengan sistem pemerintahan yang
penggunaan seni kaligrafi Islam dalam
terorganisir dan otoritas pusat yang kuat,
dan pengaruh berbagai budaya dekorasi.
dengan Sultan sebagai penguasa
dan peradaban. Kota-kota di wilayah lain mungkin
tertinggi.
Kota-kota Islam dalam Dinasti memiliki arsitektur yang berbeda,
Kota-kota di wilayah lain dapat memiliki
Usmani juga mencerminkan terinspirasi oleh budaya dan agama
sistem pemerintahan yang berbeda,
perkembangan unik dan mereka sendiri. Sebagai contoh, kota tergantung pada struktur politik dan
perpaduan antara budaya Turki Roma memiliki arsitektur klasik Romawi sejarah mereka.
dan Islam. yang berbeda dengan arsitektur Islam.
PERBEDAAN KOTA ISLAMI USMANI
DENGAN KOTA LAIN
4. 5. 6.
Faktor Geografis:
Bahasa dan Budaya: Perkembangan Sosial dan Ekonomi:
Lokasi geografis memainkan peran penting Kota-kota dalam Dinasti Usmani memiliki
Kota-kota dalam Dinasti Usmani dalam karakteristik kota-kota. Kota-kota perkembangan sosial dan ekonomi yang
memiliki pengaruh budaya Turki dalam Dinasti Usmani terletak di wilayah unik selama periode kekaisaran mereka,
yang kuat dan bahasa Turki yang mencakup Anatolia (sebagian besar dengan pertumbuhan pesat dalam
Ottoman sebagai bahasa resmi. Turki modern), Balkan, Timur Tengah, dan
perdagangan, ilmu pengetahuan, dan seni.
bagian-bagian dari Eropa Tenggara.
Di wilayah lain, kota-kota Kota-kota di wilayah lain mungkin memiliki
Kota-kota di wilayah lain dapat memiliki
mungkin memiliki bahasa dan perkembangan sosial dan ekonomi yang
iklim, lingkungan alam, dan geografi yang
berbeda, tergantung pada sejarah dan
budaya yang berbeda, berbeda yang mempengaruhi budaya dan
kondisi ekonomi mereka.
tergantung pada etnisitas dan cara hidup penduduk setempat.
agama mayoritas.
KERUNTUHAN DINASTI
USMANI
Keruntuhan Dinasti Usmani (Ottoman Empire) adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah yang
mengakhiri kekuasaan dan eksistensi kekaisaran yang telah berdiri selama berabad-abad. Beberapa
faktor utama yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Usmani adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Militer: Salah satu faktor utama adalah penurunan kekuatan militer Kekaisaran
Utsmani. Kekalahan dalam berbagai konflik militer, seperti Perang Balkan (1912-1913) dan Perang
Dunia I (1914-1918), melemahkan angkatan bersenjata Utsmani.
2. Keterbelakangan Teknologi: Kekaisaran Utsmani tertinggal dalam hal teknologi militer dan
industri dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat. Mereka kesulitan memodernisasi pasukan
mereka dan menghasilkan persenjataan yang kompetitif.
KERUNTUHAN DINASTI
USMANI
3. Keruntuhan Ekonomi: Ekonomi kekaisaran menghadapi tekanan akibat utang yang tinggi, inflasi,
dan defisit anggaran. Perang dan berkurangnya perdagangan internasional juga mempengaruhi
ekonomi negara.
4. Kerusuhan dalam Masyarakat: Kekaisaran Utsmani memiliki populasi yang beragam secara etnis
dan agama. Konflik antara kelompok-kelompok ini memuncak selama periode penurunan, terutama
dengan meningkatnya nasionalisme di wilayah-wilayah yang dikuasai Utsmani.
5. Intervensi Asing: Negara-negara Eropa terlibat dalam kebijakan imperialisme di wilayah-wilayah
Utsmani. Mereka mendukung gerakan kemerdekaan nasional di berbagai provinsi Utsmani, yang
melemahkan kekaisaran.
TE R I MA
KASIH