DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UPTD SPF SD NEGERI MARGADANA 3 JL.emanggung Gg. Bawal 3 No. 26 ( 0283) 310587 Kota Tegal 521 A. Pendahuluan Kemampuan ketelitian peserta didik erat kaitannya dengan ketrampilan membaca, sehingga berujung pada kemampuan memahami informasi. Sebagian besar generasi sekarang lebih banyak menggunakan media yang praktis, seperti handphone, tablet dan media elektronik lain. Apabila disuruh membaca mereka enggan atau malas. Memang ada sebagian para generasi muda yang hobinya membaca, dapat dipastikan dengan banyak membaca buku-buku yag bermanfaat mereka jadi berprestasi. Pada tingkat sekolah mengah usia 15 tahun pemahaman membaca peserta didik di Indonesia berada pada tingkat 64 dengan per hari 3961 skor rata-rata OELD496 (OECD, 2013). Dari kedua hasil ini dapat dikatakan, bahwa fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya menjadi semua warganya menjadi trampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat. Berdasarkan hal tersebut diatas Kemendikbud mengadakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan mulai dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga satuan pendidikan. Selain itu pelibatan unsur eksternal dan unsur publik yakni orangtua peserta didik, masyarakat dan dunia usaha.
B. Konsep Dasar Literasi
Konsep dasar literasi adalah kegiatan yang selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis, namun deklarasi praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang mampu berkomunikasi dan masyarakat. Literasi juga bermaksud praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya (UNESCO, 2003) Literasi sekolah mengenal pada metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menempatkan peserta didik sebagai subyek pembeljaran dan guru sebagi fasilitator. Kegiatan literasi tidak lagi berfokus pada peserta didik, tetapi guru juga subyek pembelajaran. Dalam konflik sekolah, subyek dalam kegiatan literasi sekolah adalah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan (pustkawan), pengawas dan kepala sekolah .
C. Prinsip-Prinsip Literasi Sekolah
Menurut beers (2009) praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekan pada : 1. Perkembangan literasi kegiatan berjalan sesuai dengan tahap perkembangan yang dapat di prediksi. Tahap ini anak belajar memnca dan menulis saling berikikisan antar tahap perkembangan. 2. Program literasi yang baik bersifat berimbang artinya tiap peserta didik kebutuhan berbeda sehingga perlu di variasikan, artinya program literasi perkembangan. 3. Prosedur literasi terintegrasi pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mapel sebab semua mapel membutuhkan bahasa. 4. Kegiatan membaca dan menulis di lakukan kapanpun. 5. Kegitan literasi mengembangkan budaya lisan. 6. Kegiatan literasi perkembangan kesadaran terhadap keberagaman warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan listerasi di sekolah.
D. Tujuan Literasi Sekolah
Seperti kita ketahui kebersamaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu atau kegiatan yang bersifat partisipasif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, pendidik, kepala sekolah dan orang tua peserta didik). Upaya yang di tempat untuk mewujudkannnya lembaga pembiasaan membaca peserta didik yang dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit dibawah bimbingan secara khusus. Tujuan kegiatan literasi di sekolah adalah sebagai berikut : 1. Memotivasi peserta didik agar membaca 2. Membuat peserta didik dapat membaca dan gemar membaca 3. Memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan 4. Membangun komunikasi antara guru dan peserta didik 5. Guru / pustakawan / kepala sekolah menjadi teladan membaca bagi peserta didik.
E. Tujuan Pelaksanaan Literasi Sekolah
Tahap pembiasaan kegiatan pelaksanaan pembiasaan gerakan literasi sekolah pada tahap ini bertujuan menambahkan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan literasi : 1. Kecakapan literasi Jenjang SD kelas rendah, yaitu komunikasi, berfikir Jenjang SD kelas tinggi yaitu komunikasi, berfikir, kritis 2. Apa fokus dan prinsip kegiatan di tahap pembiasaan, menyimak, membaca, fokus kegiatan, jenis bacaan saran dan prasarana. F. Pelaksanaan Pelaksanaan program GLS meliputi : 1. Kecakapan Literasi Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis SD kelas rendah Mengartikulasikan empati Memisahkan fakta Dan fiksi terhadap tokoh cerita SD kelas tinggi Mempresentasikan cerita dengan Mengetahui jenis tulisan dalam efektif media dan tujuannya
2. Fokus dan Prinsip Kegiatan di Tahap Pembiasaan
Kegiatan membaca yang dapat dilakukan pada tahap pembiasaan: Fokus Jenis Sarana & Jenjang Menyimak Membaca Kegiatan Bacaan Prasarana SD Menyimak Mengenali Membacakan Buku Sudut buku kelas cerita untuk dan buku cerita kelas, rendah menumbuhkan membuat dengan bergambar, perpustakaan, empati inferensi, nyaring, buku area baca prediksi, membaca tanpa teks terhadap dalam hati (wordless gambar picture books), buku dengan teks sederhana, baik fiksi maupun nonfiksi SD Menyimak Memahami Membacakan Buku Sudut buku kelas (lebih lama) isi bacaan buku cerita kelas, tinggi untuk dengan dengan bergambar, perpustakaan, memahami berbagai nyaring, buku area baca isi bacaan strategi membaca bergambar (mengenali dalam hati kaya teks, jenis teks, buku novel membuat pemula, inferensi, baik dalam koneksi bentuk dengan cetak/ pengalaman/ digital/ visual
G. Langkah – Langkah Kegiatan
Kegiatan membaca 15 Menit dilakukan pada waktu sebelum pembelajaran dimulai, kegiatan itu meliputi : 1. Membacakan nyaring Guru/pustakawan/relawan membacakan buku/bahan bacaan lain dengan nyaring. Tujuan kegiatan ini adalah : a. Memotivasi peserta didik agar mau membaca. b. Membuat peserta didik dapat membaca dan gemar membaca. c. Memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan. d. Membangun komunikasi antara guru dan peserta didik. e. Guru/pustakawan/kepala sekolah menjadi teladan membaca. Tahap Dilaksanakan Kegiatan Membaca Ya Tidak
1. Persiapan yang Memahami tujuan
perlu dilakukan membacakan nyaring, yaitumenumbuhkan minat baca, memeragakan caramembaca, dan menjadikan peserta didik lancarmembaca. a) Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta didik. b) Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki isi c) yang disesuaikan dengan jenjang dan minat pesertadidik. d) Melakukan kegiatan prabaca dan baca ulang dengan Tujuan: a) mengetahui jalannya cerita, atau isi/pesan dalam setiap buku yang dibaca; b) mengetahui letak tanda- tanda baca sehingga memungkinkan untuk mengatur intonasi suara c) agar menarik atau menentukan kapan harus jeda; d) mengantisipasi pertanyaan yang ditanyakan olehpeserta didik; danmelakukan prediksi atau menghubungkan isibacaan dengan topik lain yang relevan. e) Menulis pertanyaan- pertanyaan sebagai bahan diskusi. Tahap Dilaksanakan Kegiatan Membaca Ya Tidak f) Melatih intonasi, volume suara, dan gerak tubuhagar dapat membacakan buku dengan menarik serta ekspresi wajah yang mendukung penceritaan. 2. Sebelum membacakan a) Memulai dengan menyapa nyaring peserta didik dan menyebutkan alasan memilih bacaan tersebut. b) Menunjukkan sampul buku cerita yang akan dibacakan dan menyampaikan gambaran singkat cerita. c) Menyebutkan judul, pengarang, dan ilustrator buku. Menggali pengalaman peserta didik, misalnya dengan menanyakan: Apakah ada di antara merekayang pernah membaca buku tersebut? Apakah adayang memiliki buku itu? Atau, apakah ada yangdapat menduga isi buku itu? d) Mulai menyusuri ilustrasi, apabila terdapat dalambuku atau bahan bacaan. e) Membacakan buku dengan cara yang 3. Saat sangatmenarik. membacakan nyaring a) Suara dapat didengar seluruh peserta didik: tidakterlalu cepat,disertai intonasi, ekspresi, dan gesturyang sesuai isi cerita. b) Bersikap ramah. c) Menanggapi komentar dan pertanyaan peserta didik. d) Mengingatkan peserta didik untuk menyimak. e) Membagi informasi dan berdiskusi Tahap Dilaksanakan Kegiatan Membaca Ya Tidak selamamembacakan buku. f) Mengajak peserta didik aktif bertanya. g) Mengajak peserta didik untuk menceritakan apayang dibacakan dan apa yang dipikirkan 4. Setelah (thinkaloud) terkait Membacakan bacaan. nyaring a) Meminta peserta didik mengajukan pertanyaan. b) Guru mengajukan pertanyaan seandainya pesertadidik tidak bertanya. c) Meminta peserta didik untuk menceritakan ulangbacaan dengan kata- katanya sendiri. d) Meletakkan buku atau materi bacaan di tempat yangmudah dilihat dan dijangkau oleh tangan pesertadidik. e) Mencatat judul buku yang telah dibacakan.
2. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati (sustained silent reading) adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan kebiasaan fokus dalam membaca pada peserta didik. Tahap Dilaksanakan Kegiatan Membaca Ya Tidak
1. Persiapan a) Memahami tujuan
membaca dalam membaca dalam hati hati,yaitu untuk menumbuhkan minat bacapeserta didik. b) Memastikan agar bacaan sesuai dengantingkat keterampilan membacapeserta didik.
2. Sebelum a) Menawarkan kepada
membaca dalam peserta didik Tahap Dilaksanakan Kegiatan Membaca Ya Tidak hati dilakukan apakahmereka memilih sendiri buku yangingin dibaca dari Sudut Baca Kelas atau membawanya sendiri dari rumah. b) Membebaskan peserta didik untuk memilih buku yang sesuai dengan minat dankesenangannya. c) Memberi semangat kepada peserta didik bahwa ia harus membaca buku tersebutsampai selesai, dalam kurun waktu tertentu,bergantung pada ketebalan buku. d) Membolehkan peserta didik untuk mencaribuku lain apabila isi buku dianggap kurang menarik. e) Membolehkan peserta didik untuk memilih tempat yang disukainya untuk membaca. f) Menyediakan buku-buku dengan jenis danjudul yang variatif.
3. Saat membaca Peserta didik dan guru
dalam Hati bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit.
Guru dapat menggunakan 5–
4. Setelah 10 menit setelah membaca membaca dalam untuk bertanya kepada hati peserta didik tentang buku yang dibaca
H. Waktu Pelaksanaan Di Sekolah
1. Dilaksanakan sebelum pembelajaran selama ± 15 menit 2. Dilaksanakan di dalam ruang kelas atau di luar kelas. I. Penuutup Program GLS ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan minat baca peserta didik sesuai dengan perkembangannya. Literasi harus menjadi budaya yang dimiliki peserta didik sebagai salah satu visi di SD Negeri Margadana 3. Kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, komite dan orangtua hendaknya tetap berusaha bekerja sama dalam meningkatkan minat membaca melalui pembiasaan literasi di sekolah untuk menjawab tantangan jaman yang semakin global. Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah kita untuk terus mengembangkan program-program pendidikan yang bermutu demi kemajuan belajar peserta didik di SD Negeri Margadana 3.