Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN IMUNISASI HEPATITIS B UNTUK

TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN

Direktur Pengelolaan Imunisasi


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
• Hepatitis Virus hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun Indonesia. Dari
berbagai jenis virus hepatitis maka virus hepatitis B yang paling banyak menginfeksi masyarakat Indonesia.

• Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi hepatitis B (HBsAg) sebesar 7,1% dengan penularan terbesar
secara vertikal dari ibu ke anak, sedangkan penularan horizontal terjadi melalui kontak darah dan/atau
hubungan seksual berisiko.

• Hepatitis B juga merupakan penyebab sebagian besar penyakit hepatitis, sirosis, kanker hati dan kematian.

• Tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan populasi berisiko tinggi tertular dan menularkan hepatitis B,
sehingga penting memberikan perlindungan kepada mereka dari penularan hepatitis B sebagai upaya
percepatan pencapaian tujuan eliminasi hepatitis B pada tahun 2030 dengan pemberian imunisasi hepatitis B
pada nakes, khususnya nakes yang melakukan intervensi/tindakan medis.

3
JENIS IMUNISASI

Imunisasi Program Imunisasi Pilihan

Imunisasi Rutin Imunisasi Tambahan Imunisasi


Khusus

Dasar Lanjutan Imunisasi yang di berikan Imunisasi bagi orang yang • Measles, Mumps, Rubella
Imunisasi pada • Anak bawah dua sesuai kajian epidemiologi di akan dan dari tempat • Tifoid
bayi, yaitu: tahun: suatu daerah, endemis jenis PD3I • Varisela
• Hepatitis B üDPT-HB-Hib • Backlog fighting tertentu • Hepatitis A
• BCG üCampak Rubela • Crash program •Imunisasi Meningitis • Influenza
• Polio Tetes (OPV) üPCV • PIN Meningokokus • Pneumokokus
• DPT-HB-Hib • Anak Sekolah (BIAS): • Catch Up Campaign • Imunisasi Yellow Fever • Rotavirus
• IPV üCampak Rubela (kampanye) (Demam Kuning) • Japanese Encephalitis (JE)
• Campak Rubela üDT • Sub PIN •Imunisasi Rabies • HPV
• PCV üTd • Imunisasi dalam • Imunisasi Polio • Herpes Zoster
• Rotavirus* üHPV penanggulangan KLB • Hepatitis B pd dewasa
• WUS yaitu Td (Outbreak Response • Dengue
Immunization/
ORI)
Permenkes No . 12 Tahun 2017
PENYELENGGARAAN IMUNISASI

Berdasarkan PMK Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi,


menjelaskan bahwa :

• Imunisasi hepatitis B pada dewasa saat ini masuk dalam imunisasi pilihan
• Menteri dapat menetapkan jenis imunisasi pilihan selain yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini berdasarkan Rekomendasi dari ITAGI
• Menteri dapat menetapkan jenis imunisasi pilihan menjadi imunisasi program
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan rekomendasi ITAGI à KMK Pemberian
Imunisasi Hepatitis B untuk Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sedang proses
• Saat ini sedang berproses Revisi Permenkes Imunisasi
RENCANA PELAKSANAAN IMUNISASI
HEPATITIS B BAGI NAKES
Beberapa hal yang mendorong rencana pemberian imunisasi hepatitis B pada dewasa
(tenaga medis dan tenaga kesehatan), diantaranya :
• Rencana Aksi Nasional Pengendalian Hepatitis 2020-2024 yang dikeluarkan pada 28
Desember 2020, tercantum intervensi yang berdampak : salah satu upaya pencegahan
adalah Imunisasi gratis bagi petugas kesehatan untuk melawan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
• Pesan Menteri Kesehatan dalam Hari Hepatitis Sedunia tahun 2021, diantaranya :
“Tingkatkan perlindungan tenaga kesehatan terutama yang berisiko terpapar hepatitis B
melalui deteksi dini dan pemberian imunisasi hepatitis B dewasa”.
• Nota Dinas Direktur P2PM kepada Direktur Jenderal P2P Nomor: PM.03.02/4/675/2022
tanggal 28 Maret 2022 terkait telaahan staf tentang pelaksanaan vaksinasi hepatitis B
pada tenaga kesehatan
• Surat Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Nomor: 28/PB PAPDI/U/IX/2022 tanggal
16 September 2022 terkait permohonan program imunisasi vaksin hepatitis B untuk
tenaga kesehatan
WHO POSITION PAPER – JULI 2017
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan kepada:
• Pasien yang sering membutuhkan darah/produk darah,
pasien dialisis atau diabetes, penerima transplantasi organ
padat, orang dengan penyakit hati kronis atau HIV, orang
yang diasingkan di penjara, orang yang menggunakan
narkoba suntik, rumah tangga dan kontak seksual dengan
orang dengan infeksi HBV kronis , laki-laki yang
berhubungan seks dengan laki-laki, orang dengan banyak
pasangan seksual, dan petugas kesehatan dan orang lain
yang mungkin terpapar cairan tubuh yang berpotensi
menular selama bekerja;
• Orang HIV-positif harus divaksinasi sedini mungkin selama
infeksi HIV;
• Individu dengan immunocompromised yang mungkin
telah berkurang respon imunnya setelah vaksinasi;
TELAAH KOMITE AHLI PENANGGULANGAN HEPATITIS, DIARE
DAN INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
REKOMENDASI ITAGI
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
RENCANA PELAKSANAAN IMUNISASI HEPATITIS B UNTUK
TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN

• Mulai 8 November 2023


• Diberikan 3 dosis dengan jadwal 0 – 1 – 6
• Jumlah sasaran : diperkirakan sebanyak 541.243 orang akan
diimunisasi hepatitis B, didahului skrining dengan rincian sbb :
- Pemeriksaan tes cepat HBsAg : sasaran sebanyak 897.213 orang, bila
hasil non reaktif/negatif maka dilanjut pemeriksaan anti HBs
- Pemeriksaan tes cepat Anti HBs : perkiraan sasaran sebanyak
855.044 orang (95%)
- Perkiraan hasil tes cepat anti HBs non reaktif/negatif sebanyak
541.243 orang (63,3%) dan merupakan sasaran eligible untuk
diberikan imunisasi hepatitis B
SASARAN
Tenaga medis dan tenaga kesehatan diprioritaskan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
tugasnya berkaitan dengan tindakan/ intervensi, di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) milik pemerintah maupun swasta.
No Jenis Layanan Jenis Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
1 Puskesmas dan FKTP lainnya Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan
Ahli Teknologi Lab Medik
2 FKRTL Dokter Umum,
Dokter Gigi Spesialis
Dokter Gigi
Spesialis Penyakit Dalam
Obsgyn
Spesialis Bedah
Spesialis Anastesi
Spesialis Patologi Klinik
Perawat
Bidan
Ahli Teknologi Laboratorium Medik

* Sasaran pemberian imunisasi hepatitis B dapat diperluas ke jenis tenaga medis dan tenaga kesehatan lain sepanjang logistik mencukupi, diatur oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kebutuhan vaksin sesuai sasaran di semua fasilitas pelayanan kesehatan kabupaten/kota
PEMBERIAN IMUNISASI DIDAHULUI DENGAN
SKRINING

• Pemberian imunisasi hepatitis B di awali dengan kegiatan skrining praimunisasi


yaitu dengan pemeriksaan tes cepat HBsAg dan tes cepat antiHBs.
• Sasaran pemberian imunisasi dilakukan pada sasaran dengan hasil skrining
praimunisasi menunjukkan HBsAg non reaktif (Negatif) dan Anti-HBs Non Reaktif
/Negatif (setara dengan anti-HBs <10 mIU/mL).
JADWAL, DOSIS, CARA PEMBERIAN DAN KONTRA INDIKASI

Dosis 1 Dosis 1 mL diberikan secara intramuscular


• Pemberian Awal
• Diberikan setelah hasil skrining HBsAg dan Anti HBs non Kontraindikasi:
reaktif/negatif
• Berikan kartu imunisasi sebagai pencatatan dan pengingat • Riwayat alergi terhadap ragi
jadwal berikutnya • Riwayat efek simpang yang berat pada
penyuntikan dosis pertama
Dosis 2
Interval pemberian 1 bulan setelah dosis 1

Dosis 3
Interval pemberian 5 bulan setelah dosis 2

Penanganan limbah medis infeksius dan non infeksius dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
TEMPAT PELAKSANAAN

• Pelaksanaan skrining praimunisasi dan pemberian imunisasi hepatitis B dilakukan


di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan tempat tenaga medis dan
tenaga kesehatan bekerja, di bawah koordinasi dinas kesehatan/puskemas
setempat.
• Jadwal pelayanan skrining praimunisasi dan pemberian imunisasi hepatitis B
diatur oleh kepala/pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan tempat tenaga medis
dan tenaga kesehatan bekerja sedemikian sehingga tidak mengganggu pelayanan
di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
VAKSIN YANG AKAN DIGUNAKAN

• Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin hepatitis B rekombinan single dose prefil injection
device yang dikemas dalam alumunium foil pouch dan harus disimpan pada suhu 2-80 C
• Vaksin hep B rekombinan adalah vaksin inaktivasi dan tidak menginfeksi. Pemberian
bersamaan dengan vaksin yang dimatikan lainnya tidak mengganggu respon imun terhadap
vaksin-vaksin yang diberikan.
• Untuk merangsang tubuh membentuk antibody untuk memberikan perlindungan terhadap
infeksi virus hep B
• Vaksin hep B rekombinan adalah vaksin produk dalam negeri
MANAJEMEN RANTAI DINGIN DAN DISTRIBUSI VAKSIN
Prov, Kako dan Puskesmas/fasyankes :
•Vaksin hep B rekombinan dapat disimpan sampai 26 bulan setelah
tanggal produksi dalam suhu antara 20C sampai dengan 8 0C
•Vaksin jangan dibekukan.

Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Ko Puskesmas/Fasyankes

Ke Puskesmas Ke tempat pelayanan


Ke Kako menggunakan
menggunakan cold vaksin dibawa
cold box yang disertai
box atau vaccine menggunakan
penahan suhu dingin
carrier disertai cool vaccine carrier yang
berupa cool pack
pack diisi cool pack

Fasyankes bisa mendapatkan vaksin dengan berkoordinasi Dinkes Kab/Ko atau Puskesmas
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK

• Distribusi vaksin dan RDT anti HBs oleh pusat dilakukan secara bertahap
• Disarankan pada distribusi vaksin tahap 1 prioritas peruntukan bagi sasaran
untuk pemberian dosis 1 dan 2
• Setelah kedatangan vaksin tahap berikutnya pemberian imunisasi hepatitis B
dapat dilanjutkan pada sasaran eligible berikutnya yang belum mendapatkan
imunisasi
• Tes cepat HBsAg untuk keperluan skrining pravaksinasi tenaga medis dan tenaga
kesehatan memanfaatkan tes cepat HBsAg pengadaan Pusat yang tersedia di
provinsi
ALOKASI DAN RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN HEPATITIS B UNTUK TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN

Jumlah Sasaran Alokasi Vaksin 3 Rencana Distribusi I 698.343 vial (vial) Rencana Distribusi II 925.386 vial (vial) Total
No Provinsi
(orang) Dosis (Vial) Dosis 1 Dosis 2 Jumlah Dosis 2 Dosis 3 Jumlah Distribusi
1 Aceh 22.492 67.476 22.492 22.492 22.492 22.492 44.984 67.476
2 Sumatera Utara 30.908 92.724 30.908 30.908 30.908 30.908 61.816 92.724
3 Sumatera Barat 13.240 39.720 13.240 13.240 13.240 13.240 26.480 39.720
4 Riau 13.198 39.594 13.198 13.198 13.198 13.198 26.396 39.594
5 Jambi 8.685 26.055 8.685 8.685 8.685 8.685 17.370 26.055
6 Sumatera Selatan 18.299 54.897 18.299 18.299 18.299 18.299 36.598 54.897
7 Bengkulu 5.585 16.755 5.585 5.585 5.585 5.585 11.170 16.755
8 Lampung 13.364 40.092 13.364 13.364 13.364 13.364 26.728 40.092
9 Kep. Bangka Belitung 3.280 9.840 3.280 3.280 3.280 3.280 6.560 9.840
10 Kepulauan Riau 5.241 15.723 5.241 5.241 5.241 5.241 10.482 15.723
11 DKI Jakarta 36.672 110.016 36.672 36.672 36.672 36.672 73.344 110.016
12 Jawa Barat 66.811 200.433 66.811 66.811 133.622 - 66.811 66.811 200.433
13 Jawa Tengah 60.043 180.129 60.043 60.043 60.043 60.043 120.086 180.129
14 DI Yogyakarta 10.955 32.865 10.955 10.955 10.955 10.955 21.910 32.865
15 Jawa Timur 63.282 189.846 63.282 63.282 126.564 - 63.282 63.282 189.846
16 Banten 18.851 56.553 18.851 14.034 32.885 4.817 18.851 23.668 56.553
17 Bali 13.413 40.239 13.413 13.413 13.413 13.413 26.826 40.239
18 Nusa Tenggara Barat 10.214 30.642 10.214 10.214 10.214 10.214 20.428 30.642
19 Nusa Tenggara Timur 12.973 38.919 12.973 12.973 25.946 - 12.973 12.973 38.919
20 Kalimantan Barat 9.189 27.567 9.189 9.189 9.189 9.189 18.378 27.567
21 Kalimantan Tengah 6.103 18.309 6.103 6.103 6.103 6.103 12.206 18.309
22 Kalimantan Selatan 9.310 27.930 9.310 9.310 9.310 9.310 18.620 27.930
23 Kalimantan Timur 9.769 29.307 9.769 9.769 9.769 9.769 19.538 29.307
24 Kalimantan Utara 2.120 6.360 2.120 2.120 2.120 2.120 4.240 6.360
25 Sulawesi Utara 7.870 23.610 7.870 7.870 7.870 7.870 15.740 23.610
26 Sulawesi Tengah 8.394 25.182 8.394 8.394 8.394 8.394 16.788 25.182
27 Sulawesi Selatan 26.244 78.732 26.244 26.244 26.244 26.244 52.488 78.732
28 Sulawesi Tenggara 8.608 25.824 8.608 8.608 8.608 8.608 17.216 25.824
29 Gorontalo 3.250 9.750 3.250 3.250 3.250 3.250 6.500 9.750
30 Sulawesi Barat 3.731 11.193 3.731 3.731 3.731 3.731 7.462 11.193
31 Maluku 4.827 14.481 4.827 4.827 4.827 4.827 9.654 14.481
32 Maluku Utara 4.095 12.285 4.095 4.095 4.095 4.095 8.190 12.285
33 Papua Barat 1.645 4.935 1.645 1.645 1.645 1.645 3.290 4.935
34 Papua 1.191 3.573 1.191 1.191 1.191 1.191 2.382 3.573
35 Papua Barat Daya 1.816 5.448 1.816 1.816 1.816 1.816 3.632 5.448
36 Papua Selatan 1.101 3.303 1.101 1.101 1.101 1.101 2.202 3.303
37 Papua Tengah 2.165 6.495 2.165 2.165 2.165 2.165 4.330 6.495
38 Papua Pegunungan 2.309 6.927 2.309 2.309 2.309 2.309 4.618 6.927
Indonesia 541.243 1.623.729 541.243 157.100 698.343 384.143 541.243 925.386 1.623.729
KESIMPULAN

• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melindungi tenaga medis/tenaga


kesehatan dari penularan hepatitis B, juga sebagai upaya percepatan pencapaian
tujuan eliminasi hepatitis B pada tahun 2030, khususnya nakes yang melakukan
intervensi/tindakan medis
• Pemberian imunisasi didahului dengan skrining praimunisasi
• Imunisasi diberikan di masing-masing Puskesmas/Fasyankes tempat nadis dan
nakes bekerja
• Distribusi vaksin secara bertahap mengikuti distribusi vaksin yang telah berlaku
untuk imunisasi rutin lain
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan imunisasi Hepatitis
B untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan

Anda mungkin juga menyukai