Anda di halaman 1dari 20

PERAN RS PUSAT INFEKSI NASIONAL

Prof Dr Sulianti Saroso


Dalam Sistem Ketahanan Kesehatan Nasional
Melalui Jejaring Pengampuan Nasional

Antisipasi Undefined Pneumonia

Jakarta, 1 Desember 2023


PENYAKIT INFEKSI EMERGING

Perubahan Iklim dapat berdampak


Penyakit Infeksi Potensial KLB tidak mengenal meningkatnya penyakit infeksi dan
batas administrasi; mobilisasi manusia, menimbulkan dampak terhadap
hewan, tumbuhan sangat cepat kesehatan manusia
menyebabkan transmisi penyakit antar
wilayah semakin cepat.

Menurunnya kesadaran masyarakan


pentingnya imunisasi & tidak
meratanya cakupan imunisasi
Interaksi/ kontak antara manusia dan
berpotensi meningkatnya kasus PD3I
hewan yang semakin dekat dan
menjadi KLB
intens berpotensi menimbulkan
penyakit zoonosis semakin besar
4 PILAR SISTEM KETAHANAN KESEHATAN NASIONAL
DALAM FUNGSI PENGAMPUAN PELAYANAN PIE DI RS
REGISTRI penyakit infeksi emerging
(RS Jejaring Pengampuan PIE) --> SKDR

Upaya peningkatan Pelayanan Diagnosis berbasis laboratorium


kesiapsiagaan dan (genomik, molekuler, kultur, immunoassay)
kewaspadaan
terhadap penyakit
infeksi emerging Pelayanan tatalaksana penyakit infeksi
emerging

Surveilans sindrom dan patogen (etiologi) di RS


Surveilans AMR

Peningkatan Kapasitas 4 Pilar PIE

Stratifikasi Pengampuan
Menurunkan Morbiditas,
Mortalitas& Penguatan LayananPIE
Pusat Infeksi Nasional
RSPI Sulianti Saroso

Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor HK.01.07/MENKES/1491/2023

Tentang Rumah Sakit Jejaring Pengampuan


Pelayanan Penyakit Infeksi Emerging

Dalam rangka penyelenggaraan jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging yang
terlaksana secara komprehensif, efektif, efisien, dan memenuhi indikator pengampuan, menunjuk
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai pelayanan
penyakit infeksi emerging.
Dalam rangka mendukung jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging, pemerintah
daerah membuat pernyataan komitmen dan/atau nota kesepahaman dukungan terhadap rumah
sakit di daerahnya, meliputi dukungan terhadap pemenuhan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, dan dukungan lainnya.
Pembiayaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan tugas koordinator pengampuan pelayanan
penyakit infeksi emerging dan rumah sakit jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
SE Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI
Stratifikasi Kemampuan Pelayanan
RS mampu melakukan
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia pelayanan penyakit infeksi
emerging komprehensif Dokter subspesialis paru,
RS dg kemampuan meliputi prevensi dan penyakit dalam, anak,
Dokter dan/atau dokter
Dokter subspesialis paru, penyakit spesialis lainnya meliputi:
melakukan deteksi etiologi meliputi: • Anastesi;

Utama
dalam, anak, meliputi:
pelayanan penyakit biomolekuler, kultur bakteri, • Paru Infeksi; • Neurologi;
• Paru Infeksi; • Paru Intervensi dan
jamur, parasit biorepository • Penyakit dalam;
infeksi emerging • Paru Intervensi dan Gawat Napas;
melakukan respon tata Gawat Napas; • Jantung;
komprehensif • Penyakit Dalam tropik infeksi; • Penyakit Dalam tropik • Anak;
laksana suportif optimal infeksi;
• Penyakit Anak bidang infeksi dan • Mikrobiologi Klinik;
meliputi prevensi penyakit tropic;
serta pemulihan (surveilans • Penyakit Anak bidang • Patologi Klinik;
dan deteksi etiologi berbasis sindrom dan infeksi dan penyakit • Parasitologi Klinik;
• Anestesi intensif care tropic;
Antimicrobial Resistance • Patologi Anatomi;
sampai tingkat • Penyakit Dalam dg kualifikasi
(AMR)), serta • Anestesi intensif care • Gizi Klinik;
Paripurna

genomic, kultur virus tambahan pulmonologi • Penyakit Dalam dg • Farmakologi Klinik; dan
melaksanakan registri PIE kualifikasi tambahan • Kedokteran fisik dan
& biorepository, pulmonologi rehabilitasi.
Dokter dan/atau dokter spesialis
melakukan respon
lainnya meliputi: RS mampu melakukan
(tata laksana terapi • Anastesi; Sumber Daya Manusia
pelayanan penyakit
suportif tertinggi) • Neurologi;
• Penyakit dalam;
infeksi emerging
serta pemulihan komprehensif meliputi
• Jantung; Dokter dan/atau dokter spesialis lainnya
(surveilans berbasis • Anak; prevensi dan deteksi meliputi:

Madya
sindrom dan • Mikrobiologi Klinik; etiologi biomolekuler • Paru;
Antimicrobial • Patologi Klinik; terbatas, kultur bakteri • Anak;
• Parasitologi Klinik; melakukan respon (tata • Penyakit Dalam;
Resistance (AMR)), • Anastesi:
• Patologi Anatomi; laksana suportif standar),
serta melaksanakan • Gizi Klinik; • Radiologi;
pemulihan (surveilans
registri PIE • Farmakologi Klinik; dan berbasis sindrom dan
• Patologi Klinik*
• Kedokteran fisik dan rehabilitasi. Antimicrobial Resistance
(AMR)), serta *= spesialis dapat digantikan oleh spesialis lain
melaksanakan registri PIE yang memiliki area kompetensi yang sama
untuk pelayanan tertentu
SE Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan RI
Regionalisasi Pengampuan Prioritas
Undefined Pneumoniae
Mycoplasma Pneumoniae
• Situasi terkini

• WHO mendeteksi adanya sinyal undiagnosed pneumonia pada anak di China yang dipublish di
ProMED tanggal 22 November 2023.
• Konsultasi dilakukan dengan WPRO dan WHO China, menyatakan bahwa memang ada
peningkatan kasus penyakit respiratori terutama pada anak sejak pertengahan Oktober 2023.
• Peningkatan kasus pneumonia secara umum, dan peningkatan kasus pneumonia pada anak
di China
• Media China, pada 24 Oktober 2023 meng-quote pernyataan dari Direktur rumah sakit anak yang
menyatakan bahwa terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023. Juga
pernyataan dari dokter setempat bahwa ¾ pasien di departmennya didiagnosis sebagai infeksi
Mycoplasma pneumoniae.
• Laporan dari petugas Kesehatan Xiamen Hospital : terjadi peningkatan kunjungan akibat ILI, dan
tiga teratas penyebab demam dan pneumonia : Mycoplasma pneumoniae (80%), adenovirus dan
seasonal influenza virus.

10
• Situasi terkini

• Media lain memberitakan outbreak mycoplasma pneumoniae pada anak telah


memberikan tekanan pada rumah sakit sejak awal September, tapi menunjukkan
adanya tren penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Pada saat yang sama,
juga memperingatkan adanya kemungkinan risiko strain baru, ataupun risiko
cross-infeksi

• Beberapa media juga memberitakan bahwa terjadi peningkatan rawat jalan dan
rawat inap di Beijing Friendship Hospital. Media juga memberitakan dalam
beberapa minggu terakhir jumlah anak yang terinfeksi telah mengalami
penurunan dari puncak sebesar 20-30% di beberapa rumah sakit di Shanghai,
Hunan dan Fujian.

11
• Situasi terkini

• Laporan epidemiologis terakhir menunjukkan adanya beberapa etiologi yang kemungkinan


menyebabkan peningkatan kasus,
• Mycoplasma pneumoniae (40% positivity rate di salah satu RS)
• Influenza
• SARS-COV-2
• Others.
• Belum teridentifikasi adanya pathogen yang tidak lazim ataupun adanya manifestasi klinis yang
tidak lazim.
• Mycoplasma bukan termasuk pathogen yang mandatori untuk dilaporkan di China, sehingga sulit
untuk menentukan data historisnya.
• Otoritas setempat menyampaikan bahwa kenaikan ini masih dalam batas prediksi, terutama
sejak adanya pelonggaran pembatasan selama COVID-19

12
• Situasi terkini

• Pada tanggal 23 November, WHO mengadakan telekonferens dengan China CDC, Beijing
Children’s hospital, yang difasilitasi oleh NHC and NADCP.
• Adanya peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak yang disebabkan oleh
mycoplasma pneumoniae sejak Mei 2023, dan RSV, Adenovirus dan Influenza virus
sejak Oktober 2023.
• Tidak ada perubahan dari manifestasi klinis, dan tidak ada deteksi dari patoten baru
atau yang tidak lazm ataupun menifestasi klinis.
• Peningkatan kasus respiratori ini tidak menyebabkan adanya overload di rumah sakit.

13
WHO Disease Outbreak News (DONs)
• In the current outbreak of respiratory illness, the reported symptoms are common to several respiratory
diseases and, as of now, at the present time, Chinese surveillance and hospital systems report that the
clinical manifestations are caused by known pathogens in circulation. Mycoplasma pneumoniae is a
common respiratory pathogen and a common cause of paediatric pneumonia, and is readily treated with
antibiotics.
• China has an influenza-like illness (ILI) and severe acute respiratory infections (SARI)
sentinel surveillance system. Since mid-October, China has implemented enhanced
surveillance systems for respiratory illness covering a broad spectrum of respiratory
viruses and bacteria, including Mycoplasma pneumoniae.
• There is limited detailed information available to fully characterize the overall risk of these reported cases of
respiratory illness in children. However, due to the arrival of the winter season, the increasing trend in
respiratory illnesses is expected; co-circulation of respiratory viruses may increase burden on health care
facilities.
• WHO does not recommend any specific measures for travellers to China. In general, persons should avoid
travel while experiencing symptoms suggestive of respiratory illness, if possible; in case of symptoms during
or after travel, travellers are encouraged to seek medical attention and share travel history with their health
care provider.

14
Mycoplasma pneumoniae and Mycoplasma pneumoniae post COVID-19

• Mycoplasma pneumoniae was a common cause of respiratory tract infections before the COVID-
19 pandemic, with worldwide incidence of 8·61% from 2017 to 2020, measured by direct test
methods.
• Non-pharmaceutical interventions (NPIs) against COVID-19 drastically lowered the transmission
of M pneumoniae.
• incidence of 0·70% between 2021 and 2022
• The mean incidence of M pneumoniae detected by PCR during the 12-month study period
was 0·82% (April 1, 2022 to March 31, 2023)
The long incubation period, relatively low transmission rate, and persistence of the organisms inthe
respiratory tract for variable periods following infections may explain in the prolonged duration of
epidemics of M. pneumoniae infections  walking pneumonia

source

Link : https://www.thelancet.com/journals/lanmic/article/PIIS2666-5247(23)00182-9/fulltext
Epidemiology of community-acquired Mycoplasma Pneumoniae respiratory tract
infections among hospitalized Chinese children, including relationships with
meteorological factors
Mycoplasma Pneumoniae (M. pneumoniae) is a
common cause of respiratory tract infections (RTIs),
especially in children.
M. pneumoniae infection has its own epidemic season,
especially in the summer. Mean temperature is the
main meteorological factor affecting the epidemiology
of M. pneumoniae infections.
Mycoplasma pneumoniae (M. pneumoniae) was the
first disease-causing Mycoplasma discovered in
humans and is the leading cause of community-
acquired pneumonia (CAP) in children
Epidemics of M. pneumoniae infections may occur
every 3 to 5 years and last for a period of time that
allows transmission by respiratory droplets

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3738272/ 16
*note : this is for temperate country (four seasons)
17
Kesiapsiagaan RS

18
Surveilans sindroms SARI

Upaya peningkatan Pelayanan Diagnosis Mycoplasma pneumonia


kesiapsiagaan dan (multiplex PCR pnael respiratory)
kewaspadaan
terhadap penyakit
mycoplasma Pelayanan tatalaksana penyakit infeksi
pneumonia emerging
di RS

Surveilans sindrom SARI dan patogen (etiologi) di


RS & Surveilans AMR

Peningkatan Kapasitas 4 Pilar PIE

Stratifikasi Pengampuan
Menurunkan Morbiditas,
Mortalitas& Penguatan LayananPIE
Bersama Kita Bisa
Kekuatan Tim adalah setiap individu
Kekuatan anggota adalah Tim (Phil Jakson)

Anda mungkin juga menyukai