Anda di halaman 1dari 20

Emerging Infectious Diseases

PELATIHAN PPI DINKES KAB. LEBAK,


23-26 November 2022

PERDALIN JAKARTA
Dr. H. I. Firmansyah, SH, MH, SpPD, KPTI, FINASIM

Pendidikan:
Dokter Umum FKUY, Jakarta 1989
Spesialis Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2003
WHO Intercountry TOT on HIV-AIDS Care, Bangkok-Chiang Mai, Thailand 2004
SCAART Institute of Tropical Medicine Prince Leopold, Antwerp, Belgia 2005
Good Clinical Practice Course, SGH, Singapore 2006
International AIDS Society Workshop, Sydney, Australia 2007
APSIC Course on Infection Prevention and Control, Singapore 2008
Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine, Jakarta 2009
WHO-IC on Malaria Treatment, Mahidol University, Bangkok, Thailand 2011
Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi FKUI, Jakarta 2013
Sarjana Hukum FHUIC, Jakarta 2017
Magister Hukum FPS Unika Sugijapranata, Semarang 2018
Pendidikan Khusus Profesi Advokat, DPN PERADI, Jakarta 2018

Pekerjaan:
Ka.SMF Penyakit Dalam RSPI Sulianti Saroso 2014-sekarang
Ketua Komite PPRA RSPI Sulianti Saroso 2015-sekarang
Pembimbing Klinik PPDS Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006-sekarang
Pembimbing Klinik Mahasiswa FK Untar 2005-sekarang
Koordinator Bidang Pelayanan Pokja HIV-AIDS RSPI-SS 2004-2015
Ketua Komite PPI RSPI-SS 2004-2014

Organisasi:
Ketua Perkumpulan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) JAKARTA 2016-sekarang
Anggota Perhimpunan Kedokteran Tropis & Penyakit Infeksi (PETRI) 2006-sekarang
HASIL BELAJAR

Mampu menjelaskan konsep dasar Emerging


Infectious Diseases
INDIKATOR HASIL BELAJAR

Mampu menjelaskan:
1. Konsep dasar Emerging Infectious Diseases
2. Diagnosis dan Terapi EID’s
3. Pencegahan penularan dan penyebaran EID’s
POKOK BAHASAN

1. Konsep dasar Emerging Infectious Diseases


2. Diagnosis dan Terapi EID’s
3. Pencegahan penularan dan penyebaran EID’s
Indonesia rentan terhadap ancaman Ketahanan
Kesehatan Nasional
Emerging Infectious Diseases (EIDs)
 Merupakan sekumpulan penyakit infeksi pada
manusia yang insidennya meningkat selama 2
dekade terakhir dan/ atau cenderung terus
meningkat di masa yang akan datang.

 Termasuk penyakit yang belum dikenali


sebelumnya dan juga penyakit yang
menyebar pada daerah geografis dan
populasi yang baru.
PINERE
(Penyakit Infeksi Emerging & Re Emerging)
INFEKSI LANGKA INFEKSI ENDEMIS

RE EMERGING EMERGING

KUSTA MALARIA DIFTERI SARS  2003

AVIAN INFLUENZA
DEMAM
PES CAMPAK (H5N1)  2005
BERDARAH

FLU BABI (H1N1)


FRAMBUSIA TETANUS RABIES
 2009
MERS-CoV 
2012
TB, TB-RO, TB- ZIKA  2013
SCHISTOSOMIASIS ANTHRAX
Penatalaksanaan kasus EIDs
 Menegakkan diagnosis definitif
 Pemberian terapi yang spesifik
 Sistem rujukan yang baik
Diagnosis
 Pengetahuan tentang gejala penyakit
 Anamnesis terarah
 Pemeriksaan fisik yang teliti
 Pemeriksaan penunjang  sensitif dan

spesifik
Anamnesis
 Tujuan utama  etiologi.
 Lebih dari 70% EIDs disebabkan oleh

zoonosis.
 Penyebab lainnya  perubahan demografis,

perilaku, immunosupresi, perubahan iklim


dan ekosistem, urbanisasi, dll.
 Riwayat yang penting ditanyakan:
◦ Negeri asal, pekerjaan, riwayat penyakit dahulu,
riwayat kontak dengan orang sakit, riwayat kontak
dengan hewan, riwayat perjalanan ke daerah
endemik dan riwayat konsumsi makanan.
Pemeriksaan fisik
 Petugas medis menggunakan APD yang
sesuai.
 Dilakukan sesuai dengan gejala penyakit
 Pemeriksaan ke arah komplikasi yang

mungkin terjadi  komplikasi akut.


 Dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang

 sensitif dan spesifik.


Prinsip Terapi
 Terapi definitif sesuai dengan kausa penyakit.
 Terapi untuk mengatasi gejala penyakit.
 Mencegah penggunaan terapi spektrum luas

(risiko resistensi obat dan pemborosan biaya


kesehatan).
 Pencegahan penularan dan penyebaran

penyakit.
Terapi
 Penatalaksanaan awal  terapi kegawat-
daruratan.
 Terapi awal
◦ Pemberian cairan
◦ Medikamentosa untuk mengurangi gejala
 Tatalaksana tambahan misalnya oksigen dan
diet.
 Ruang perawatan yang sesuai.
 Alat bantu kesehatan.
Rujukan
 Rujukan pasien bersifat segera.
 Perawatan dilakukan di RS Rujukan yang

telah ditetapkan.
 Fasilitas kesehatan RS rujukan dengan

sarana, fasilitas dan peralatan khusus untuk


perawatan pasien kasus-kasus EIDs.
Rujukan spesimen
 Penerapan Kewaspadaan Standar
 Bahan spesimen diletakkan dalam wadah spesimen anti bocor yang
memiliki penutup (tempat plastik bahan spesimen biohazard).
 Penanganan dan pengiriman spesimen dilakukan oleh petugas
terlatih.
 Informasi ke laboratorium yang akan menerima spesimen.
 Spesimen diserahkan langsung kepada petugas pemeriksa.
 Tidak menggunakan sistem tabung pneumatik.
 Dibuat daftar nama petugas yang telah menangani spesimen untuk
suatu penyakit menular.
 Tersedianya Alur Spesimen untuk masing-masing kasus EIDs.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PPI DI FASYANKES

 Menerapkan Kewaspadaan Isolasi


 Melakukan Triase, Identifikasi awal dan

Pengendalian Sumber
 Menerapkan pencegahan tambahan empiris

pada kasus suspek infeksi EID’s


 Menerapkan Pengendalian administratif
 Penerapan pengendalian dan rekayasa

lingkungan
Peran Strategis Komite/ Tim PPI :

 Perencanaan kebutuhan APD dan bahan habis


pakai PPI serta pengelolaan logistiknya
 Pengawasan penerapan Kewaspadaan Isolasi
 Edukasi, orientasi, dan pelatihan PPI
 Membuat pedoman, SPO PPI dan alur tatalaksana
 Memberi masukan dalam eskalasi dan renovasi

ruangan menjadi ruang isolasi


 Monev penanganan EID’s
KESIMPULAN
 Emerging Infectious Diseases meliputi: New-
EID’s dan Re-EID’s
 Diagnosis dan terapi disesuaikan dengan

konsensus kriteria diagnosis dan terapi kausa


maupun simptomatik standar
 Pencegahan penularan dan penyebaran EID’s

dengan menerapkan prinsip-prinsip PPI


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai