Anda di halaman 1dari 31

Wardanela Yunus, CVRN.SKM.

MM
Seminar & Workhop PPI
AUDITORIUM POLTEKES BANDUNG, 12 JANUARI 2019
CURRICULUM VITAE
NAMA : Wardanela Yunus, SKM.MM
Tempat/ Tgl lahir : Palembang/7 September 1962
Alamat : Komplek Harapan Kita Block G9 No.11 Karawaci.Tangerang
Alamat email : wardanelayunus@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : Riwayat Pekerjaan :


 Akademi Perawat Depkes tahun 1984  Bagian Perawatan Jantung Anak RSJPDHK th 1985- 2001
 S1. Universitas Indonesia th.2001  IPCN RSJPDHK tahun 2001 – 2008
 S2. Manajemen tahun 2007  Ka.Mobilisasi Dana RSJPDHK tahun 2008 - sekarang
Riwayat Pelatihan PPI :  Tim Pengajar PPI Perdalin Jaya tahun 2002 - Sekarang
 Kursus Dasar Pencegahan Infeksi Nosokomial tahun  Tim Pengajar PPI PERSI tahun 2005 - sekarang
2000  Tim Pengajar PPI HIPPII tahun 2006 – sekarang
 Kursus Surveilans Infeksi Nosokomial di RS Sulianti  Narasumber PPI Depkes tahun 2007 - sekarang
Saroso th.2002  Narasumber PPI di Beberapa RS (seminar & Workshop)
 Seminar Infection Control Singapore tahun 2010  TIM PPI Pusat (Nasional )/Kemkes tahun 2012 – sekarang
 Master Of Training (MOT) Kemkes tahun 2010 Riwayat Organisasi
 Workshop Infection control in Singapore tahun 2007
 Sekretaris Persatuan Pengendali Infeksi Indonesia (PERDALIN)
 Study banding program PPI di RS Quent Mary cabang Jakarta th 2006 – sekarang
Hongkong th 2005  Bendahara Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia tahun
 Seminar & Workshop PPI by APSIC Hongkong th 2005 2006 - 2010
 Kursus MOT PPI Perdalin tahun 2007  Sekretaris Jenderal Himpunan Perawat Pengendali Infeksi
 Kursus Lanjut PPI Perdalin Jaya tahun 2007 Indonesia (HIPPI) th 2010 – sekarang
 Basic Course Infection Control by APSIC Singapore  Pengurus Ikatan Ners Kardiovaskuler (INKAVIN) bidang
tahun 2003 kesejahteraan
 Program magang PPI di Singapore General Hospital  Anggota PPNI
tahun 2003  Tim Pokja PPI Kementerian Kesehatan RI
 Seminar & Workshop PPI  Ketua Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)
 Rumah sakit di Indonesia secara nasional diperkirakan
menghasilkan limbah sebesar 376.089 ton/hari. Jumlah limbah
ini berpotensi untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan
menimbulkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit (Vinia
dkk, 2017).
 Limbah medis yang dihasilkan oleh pelayanan kesehatan
sebesar 10-25% dan sisanya sebesar 75 – 90% merupakan
limbah domestik (Pruess dkk 2009).
 Pengelolaan limbah padat medis belum maksimal masih terdapat
temuan yaitu tercampurnya limbah medis dengan limbah non
medis, lokasi tempat penyimpanan sementara limbah B3 yang
jauh dari incenerator
 Pengelolaan limbah B3 di rumah sakit sangat diperlukan karena
limbah B3 yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan
cidera, pencemaran lingkungan, serta penyakit nosokomial.
 Limbah umum: sejenis limbah yang tidak membutuhkan
penanganan spesial atau tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
 Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh,
plasenta, bangkai binatang, darah dan cairan tubuh.
 Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang
terkontaminasi dengan radionuklisida, Limbah kimiawi: dapat berupa
padatan, cairan maupun gas.
 Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan
kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat
menimbulkan penyakit.
 Limbah Infeksius: sisa darah & produk darah , kassa, selang
infus, selang kateter.
 Limbah Non Infeksius : sisa makanan, kertas dll
 Limbah Toksik farmasi: ampul & vial obat, botol obat botol infus
plastik dan kaca,.
 Limbah Toksik Kimia: desinfektan dan cairan kimia
 Limbah Infeksius benda tajam: jarum suntik, jarum jahit.
 Limbah Patologi: darah, organ tubuh (dalam jumlah yang
sedikit sehingga dimasukkan dalam limbah infeksius).
 Limbah radiologi: fixer dan developer.
 Berlaku sejak tgl 12Mei 2017
 Tediri dari: 12 pasal
 Ruang lingkup Permenkes:
◦ FKRTL (rumah sakit)
◦ FKTP: Puskesmas, Klinik
dan praktik mandiri

6
MENGAPA PPI?

 Peningkatankasus-2 penyakit infeksi (new emerging, emerging- &


re-emerging diseases) dan infeksi terkait pelayanan kesehatan
(HAIs)
 Gambaran mutu pelayanan RS
 KLB unpredictable
 Patient Safety dan healthcare worker safety
 HAIs: 1 dari 20 pasien dirawat mengalami infeksi akibat pelayanan
kesehatan (healthcare associated infection)  70 % diantaranya
BISA DICEGAH !!  (< 10% dipengaruhi lingkungan; > 90% dipenga
ruhi perilaku)

7
1. Penerapan kewas
Peningkatan kasus- padaan Isolasi
kasus penyakit infeksi 2.Penerapan Penceg
(new emerging, ahan Infeksi terkait
emerging dan pelayanan keseha
re-emerging) dan tan
3.Surveilans Infeksi ter
infeksi terkait
kait pelayanan kese
pelayanan kesehatan hatan
(HAIs) 4.Penggunaan Antimikr
oba bijaksana
5.Pendidikan dan Pelati
Penerapan kewaspadaan Isolasi : han PPI
Kewaspadaan Standar & Kewaspadaan
Transmisi
8
KEBERSIHAN TANGAN PENYUNTIKAN YANG AMAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN

ALAT PELINDUNG DIRI PENATA LAKSANAAN LINEN


ETIKA BATUK
PENGELOLAAN LIMBAH & BENDA TAJAM KESEHATAN KARYAWAN

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PRAKTEK LUMBAL FUNGSI


PENEMPATAN PASIEN

PMK NO 27 TAHUN 2017


 Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
 Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau
beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkugan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain.
1. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan dari
penyebaran infeksi dan cidera.
2. Membuang bahan-bahan berbahaya (sitotoksik,
radioaktif, gas, limbah infeksius, limbah kimiawi dan
farmasi) dengan aman.
DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RS DALAM PMK NO 27 TAHUN 2017
PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES : PMK NO.27 TAHUN 2017
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

SAMPAH YG DIHASILKAN

PEMILAHAN SAMPAH

SAMPAH SAMPAH SAMPAH SAMPAH SAMPAH SAMPAH


INFEKSIUS BENDA TAJAM PATOLOGI CITOTOKSIK FARMASI NON INFEKSIUS

PLASTIK
KOTAK BENDA HITAM
TAJAM PENGUMPULAN SAMPAH
DALAM KONTAINER
PENGANGKUTAN &
WARNA KONTAINER DIBEDAKAN PENYIMPANAN
SESUAI KATEGORI SAMPAH

PENGOLAHAN &
PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN PEMUSNAHAN

PENGOLAHAN & PEMUSNAHAN

INCENERATOR
Pemilahan Limbah medis dilakukan di sumber penghasil
denganmenggunakan wadah yang terpisah dan dengan wadah
yangberlabel atau dengan kode warna tertentu.
Limbah medis dibedakan menjadi:
 Limbah infeksius
 Limbah patologis
 Limbah sitotoksis
 Limbah Benda tajam, dan
 Limbah FarmasiPemilahan ini ditentukan berdasarkan atas teknologi
pengolahanyang akan digunakan
 SUMBER LIMBAH : Medis & Non Medis
 JENIS LIMBAH: padat, cair, dan gas.
 KATEGORI LIMBAH
oInfeksius : semua limbah yang terkontaminasi dengan
darah produk darah dan cairan tubuh
oNon Infeksius : semua limbah yang tidak terkontaminasi
dengan darah produk darah dan cairan tubuh
oBenda tajam : semua limbah yang bisa melukai kulit dan
masuk ke pembuluh darah
 Setiap ruangan yang menghasilkan limbah disediakan tempat
penampungan dengan menggunakan kemasan plastik sekali
pakai dan warna plastik disesuaikan dengan jenis limbah
 Limbah Infeksius : kantong berwarna Kuning
 Limbah non-infeksius: Kantong plastik berwarna hitam
 Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam,
masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air.
 Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok
limbah cair (spoelhoek).
TEMPAT PENAMPUNGAN LIMBAH
Pewadahan limbah dilakukan di sumber penghasil.
Minimal ada untuk 3 jenis limbah berbeda
a. Limbah Infeksius
b. Limbah Non Infeksius
c. Limbah benda tajam

Persyaratan :
•Tertutup dilengkapi dengan injakan dan dilapisi
kantong dan mudah diberisihkan
•Safety box atau wadah tahan tusukan
•Seluruh wadah diberikan label sesuai jenis limbah
 Tahan bocor dan tahan tusukan
 Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing
dengan satu tangan ·
 Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
 Bentuknya dirancang agar dapat digunakan
dengan satu tangan ·
 Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan
limbah ·
 Ditangani bersama limbah medis
 Wadah Limbah Laboratorium
 Wadah Tahan Tusuk
 Janganmenekuk atau mematahkan benda tajam.
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
 Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan
tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai.
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).
 Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
 Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan
rumah tangga
 Wadah benda tajam merupakan limbah medis dan harus
dimasukkan ke dalam kantong medis sebelum insinerasi.
 Idealnya semua benda tajam dapat diinsinersi, tetapi bila
tidak mungkin dapat dikubur dan dikapurisasi bersama
limbah lain.
 Apapun metode yang digunakan haruslah tidak
memberikan kemungkinan perlukaan.
 Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang
kuat, tertutup dan mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer,
petugas menggunakan APD ketika mengangkut limbah.
 Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien, bila tidak
memungkinkan atur waktu pengangkutan limbah
 Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa
ke tempat penampungan akhir pembuangan.
 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat. −
Beri label pada kantong plastik limbah.
 Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari.
 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup limbah tidak
boleh ada yang tercecer.
 Gunakan APD ketika menangani limbah.
 TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan
selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
 Limbah infeksius dimusnahkan dengan insenerator.
 Limbah non-infeksius dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
 Limbah benda tajam dimusnahkan dengan insenerator.
 Limbah cair dibuang ke spoelhoek.
 Limbah feces, urin, darah dibuang ke tempat pembuangan/pojok
limbah (spoelhoek).
RUMAH SAKIT MENYERAHKAN PENGELOLAHAN DENGAN PIHAK KE TIGA
DENGAN PERSYARATAN :
• Memiliki PKS
• standar Lingkungan Pengelolaan Limbah sesuai persyaratan
• Pihak RS sudah melakukan kunjungan secara langsung
TPS B3 memiliki saluran drainase, bak penampung,
penerangan, ventilasi, dapat melindungi limbah dari sinar
matahari dan hujan. Lantai bangunan kedap air, rata, tidak
retak, serta dilengkapi simbol dan label sesuai dengan
karakteristik limbah B3 dan terdapat APAR
 Kebersihan tangan : zat kimia pada penggunaan cairan handrub dan
sabun berbasis zat kimia (anti septik)
 Pengelolaan alat medis habis pakai : cairan disinfektan dan zat
kimia lainnya
 Pengelolaan kebersihan lingkungan : disinfektan dan cairan zat
kimia yang digunakan
 Pengelolaan linen : sabun dan zat kimia yang digunakan
 SPILL KITS : penggunaan disinfektan dll
PENGELOLAAN BAHAN
KIMIA

Tgl : 12 Jan 2019


 Melakukan pengkategorian limbah
B3
 Labelling
 Penyimpanan
 Pemeliharaan penyimpanan KOORDINASI DENGAN
 Trasnportasi pembuangan UNIT TERKAIT
 Pengujian dampak resiko
 Pemusnahan
 Tindakan lain yang diperlukan
 Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
 Kategori limbah dibagi menjadi : Limbah Infeksius, Limbah Non Infeksius dan
limbah benda tajam
 Penanganan limbah dilakukan dengan cara : Pembagian Jenis limbah,
Pemisahan, pengemasan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahan
limbah
 Pemusnahan limbah melalui : insenerasi dan pembuangan umum dengan
bekerjasama dengan pihak ketiga atau pengeloaan sendiri
Terima kasih

Wardanelayunus@yahoo.com/0812111985043

Anda mungkin juga menyukai