Languju : ES1122026
Delle Darmansyah : ES1122028
Pada pokoknya terdapat dua kelompok bukti transaksi yang akan diproses menjadi
informasi, yaitu bukti transaksi yang berasal dari luar perusahaan, disebut bukti ekstern, dan
bukti-bukti transaksi dari dalam perusahaan, disebut bukti intern. Pada umumnya bukti intern
dari suatu perusahaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bukti transaksi penjualan dan penerimaan kas, terdiri dari formulir-formulir.
a. Pesanan (order) penjualan
b. Perintah pengiriman
c. Faktur penjualan
d. Surat pengangkutan (bill of lading)
e. Bukti memo (debit maupun kredit)
f. Pernyataan piutang (formulir ini bukan bukti transaksi).
2. Bukti transaksi pembelian dan pengeluaran kas, terdiri dari formulir-formulir:
a. Permintaan pembelian (jika prosedur pembelian berdasar anggaran, atau
transaksinya timbul dari proses transaksi sebelumnya, maka formulir ini dapat
diadakan).
b. Permintaan penawaran harga:
c. Order pembelian.
d. Laporan penerimaan barang
e. Bukti kas keluar (voucher pengeluaran).
f. Bukti pengeluaran kas kecil
g. Daftar pengeluaran kas kecil (formulir ini bukan bukti transaksi).
3. Bukti transaksi untuk personalia dan penggajian, terdiri dari formulir formulir:
a. Surat lamaran kerja.
b. Surat pengangkatan.
c. Surat pemberhentian (separation report).
d. Kartu hadir, bisa berbentuk clock cards. Kanu kerja, bisa berbentuk job ticket.
e. Cok gaji atau amplop gaji.
f. Strook gaji.
4. Bukti transaksi untuk akuntansi biaya, terdiri dari formulir-formulir :
a. Bukti pengeluaran barang gudang.
b. Bukti transter.
c. Bukti memo.
d. Kartu gudang (formulir Inl bukan bukti transaksi).
e. Kartu barang (formulir ini bukan bukti transaksi).
f. Kartu perhitungan persediaan (untuk perhitungan fisik atas barang-barang dalam
gudang).
A. RECORDS MANAGEMENT
Ruang lingkup dari records management adalah meliputi:
1. Menentukan kebutuhan formulir
Dalam kegiatan ini perancang sistem harus dapat menentukan formulir-formulir apa
saja yang dibutuhkan. Formulir yang dibutuhkan ini harus meliputi seluruh formulir
yang digunakan dalam perusahaan, termasuk di dalamnya formulir untuk bukti
transaksi dan formulir-formulir lainnya seperti laporan dan lain-lain.
2. Merencanakan formulir yang akan dibuat.
Perencanaan formulir ini meliputi beberapa aspek bentuk, jumlah lembar, warna dan
lain sebagainya. Bentuk formulir yang direncanakan harus memenuhi beberapa
syarat umum yaitu mudah diisi, kolom-kolomnya cukup untuk data yang akan
diisikan, menghemat tenaga pengisian formulir, menyediakan tempat bagi nama
orang yang menangani formulir itu, dan ukurannya harus ekonomis.
Selain setiap lembar tembusan itu dibuat dengan warna yang berbeda, pada setiap
lembar tembusan perlu dituliskan nama bagian (orang) yang akan diberi tembusan
itu. Di samping hal-hal di atas, perencanaan formulir juga harus mempertimbangkan
kemudahannya untuk dicetak.
3. Menentukan kuantitas kebutuhan formulir
Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan formulir dalam satu periode, diperlukan
pengetahuan yang cukup mengenai jenis dan irekuensi transaksi dalam
penisahaan. Tanpa pengetahuan ini tidak mungkin untuk dapat menentukan
kebutuhan jumlah formulir dengan tepat.
4. Mengawasi penggunaan formulir
Untuk formulir-formulir yang merupakan sitrat berharga (biasanya banyak dimiliki
oleh lembaga keuangan seperti bank) kalau perlu diawasi dengan menggunakan
metode perpetual yang diterapkan untuk setiap jenis formulir. Metode perpetual ini
hanya mencatat kuantitas dari formulir, dan tidak mencatat harga pokoknya.
5. Menentukan jangka waktu penyimpanan dan saat pemusnahan.
Pada umumnya jangka waktu penyimpanan formulir dapat dipisahkan menjadi tiga
sebagai berikut:
a. Kurang dari satu tahun.
b. Lebih dari satu tahun.
c. Permanen (selamanya).
Dengan diketahuinya formulir itu masuk dalam jangka penyimpanan yang mana,
dapat ditentukan jangka waktu (lamanya) formulir itu harus disimpan dan tanggal
pemusnahannya.
6. Menentukan alat untuk mensortir dan menyimpan formulir.
Yang dimaksud dengan sortir secara logis ialah pensortiran data yang dilakukan
oleh komputer. Di sini formulir diproses tanpa disortir lebih dahulu, tetapi yang
disortir adalah datanya. Tempat penyimpanan formulir dalam pembicaraan di sini
adalah tempat untuk menyimpan formulir-formulir yang ada. Selain itu perlu juga
direncanakan tempat penyimpanan data untuk komputer.
B. KODE
Ada beberapa macam kode yang dapat digunakan, yaitu:
a. Kode dengan huruf (Alphabetic)
b. Kode dengan angka (Numeric)
c. Kombinasi huruf dan angka (Alphanumeric).
Klasifikasi Kode
X x x x
Kelompok rekening
Golongan rekening
subgolongan rekening
Jenis rekening
Berikut ini adalah contoh pemberian kode kelompok untuk suatu klasifikasi
rekening.
Kode Kelompok
1 Aktiva
2 Utang
3 Modal
4 Pendapatan
5 Biaya Usaha
6 Penghasilan dan Blaya Di Luar Usaha
Kode untuk angka kedua dari kelompok aktiva akan nampak sebagai berikut:
Kode Kelompok
1 Aktiva
11 Aktiva Lancar
12 Investasi jangka panjang
13 Aktiva tetap berujud
14 Aktiva tetap tidak berujud
17 Aktiva lain-lain.
Kode untuk angka ketiga dari aktiva lancar akan nampak sebagai berikut:
Kode Kelompok
1 Aktiva
11 Aktiva lancar
111 Kas dan Bank
112 Surat-surat Berharga
113 Piutang
114 Persediaan
115 Uang Muka
Kode untuk angka keempat dari subgolongan kas dan bank akan nampak
sebagai berikut:
Kode Kelompok
1 Aktiva
11 Aktiva lancar
111 Kas dan Bank
1111 Kas
1112 Kas kecil
1113 Bank Bumi Daya Cabang Yogyakarta
1114 BNI 1946 Cabang Bulaksumur
Kerangka Rekening Perusahaan Manufaktur dengan Kode Blok dan Kode Kelompok
Kelompok
Aktiva 100-199 1
Aktiva Lancar Kas 100-149 11
Kas & Bank 100-105 111
Kas 100 1111
Kas Kecil 101 1112
Bank Bumi 102 1113
BNI 1946 105 1114
Surat-Surat Berharga 106-109 112
Surat Berharga - Saham Biasa 106 1121
Surat Berharga - Saham Prioritas 107 1122
Surat Berharga – Obligasi 108 1123
Piutang 110-119 113
Piutang Wesel 110 1131
Piutang Wesel Didiskontokan 111 1132
Piutang Dagang 112 1133
Cad. Kerugian Piutang 113 1134
Piutang Pegawai 114 1135
Piutang Direksi 115 1136
Piutang Pendapatan 119 1137
Persediaan 120-129 114
Persediaan Bahan Baku/Penolong 120 1141
Persediaan Barang dalam Proses 121 1142
Persediaan Barang Jadi 122 1143
Persediaan Bahan Bakar 125 1144
Persediaan Suku Cadang 129 1145
Persekot (Uang Muka) 130-139 115
Persekot Pembelian 130 1151
Persekot Pajak Penghasilan 131 1152
Persekot Biaya Asuransi 132 1153
Persekot Biaya Lain 133 1154
Investasi Jangka Panjang 140-149 12
Investasi Saham 140 1201
Investasi Obligasi 141 1202
Investasi Lain 142 1203
Transaksi Kode
Rekening Nomor Rekening
Penjualan Kode Persediaan
Persediaan Bahan Kode Persediaan
Persediaan Barang Jadi Kode Produk
Piutang Dagang Nomor Langganan
Utang Dagang Nomor Kreditur
Aktiva Tetap Nomor Aktiva