Presentasi Oleh:
Muhammad Noer Awali
15020210003
Prosedur Penelitian
Ekstraksi & Pengujian
01 Fraksinasi
Proses ekstraksi dan fraksinasi 02 Dengan KLT
Pengujian flavonoid pada fraksi etil
asetat dengan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Pemisahan
03 04
Senyawa Isolasi
Isolasi flavonoid menggunakan
Pemisahan senyawa flavonoid
kromatografi lapis tipis
pada fraksi etil asetat secara
preparatif (KLTP)
kromatografi kolom
Pemastian
05 Kemurnian
Pemastian kemurnian isolat
dengan KLT multi eluen dan
06
Identifikasi
Identifikasi flavonoid
menggunakan
pengujian dengan pereaksi spektrofotometer UV-Vis dan
kimia IR
Ekstraksi dan Fraksinasi
Ekstraksi Fraksinasi
Ekstrak kental tersebut
Simplisia daun afrika kering selanjutnya difraksinasi
yang telah diekstraksi secara dengan pelarut n-heksana,
maserasi dengan etanol 96% etil asetat, dan air. Fraksi etil
diperoleh ekstrak kenal etanol asetat ekstrak etanol daun
afrika digunakan pada
langkah selanjutnya
Pengujian flavonoid pada fraksi etil asetat
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Fraksi etil asetat yang diperoleh dari hasil fraksinasi, dianalisis menggunakan
metode KLT dengan larutan pengembang (eluen) yaitu nbutanol-asam asetat
glasial-air (BAA) perbandingan 4:1:5. Plat hasil elusi dideteksi di bawah lampu UV
254 nm dan 365 nm kemudian dilakukan penampakan bercak menggunakan uap
amonia. Adanya flavonoid pada panjang gelombang 254 nm akan terjadi
perubahan warna biru tua dan panjang gelombang 365 nm terlihat fluoresensi
warna kuning, biru, atau hijau
Pemisahan senyawa flavonoid pada fraksi
etil asetat secara kromatografi kolom
Sebanyak 0,2g fraksi etil asetat dilarutkan dengan sedikit eluen (etil asetat). Setelah itu
dimasukan kedalam kolom dengan perlahan sambil kran dibuka dengan kecepatan aliran
kirakira 1 mL/menit. Proses elusi dilakukan menggunakan pelarut dengan kepolaran yang
semakin meningkat, yaitu yaitu n-heksana 100% (2 kali), n-heksana : etil asetat (8:2),
(6:4), (4:6), (2:8) etil asetat 100%, etil asetat:metanol (1:1), metanol 100% masing-masing
sebanyak 25 mL (sekali). Eluat yang diperoleh ditampung dan diuji secara KLT, eluat
yang memiliki pola noda dan nilai Rf yang sama, dikumpulkan dalam fraksi yang sama.
Isolasi flavonoid menggunakan kromatografi
lapis tipis preparatif (KLTP)
Spektrofotometer Spektrofotometer
Uv-Vis IR
Pada uji wilsttater juga menunjukan hasil positif yaitu pada isolat
merah ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi
kuning yang artinya positif mengandung isoflavon dan pada isolat
biru terjadinya perubahan warna menjadi kuning-jingga yang
artinya positif mengandung flavonoid jenis flavon
Hasil Identifikasi flavonoid menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis
Berdasarkan spektrum yang diperoleh menunjukan isolat terletak pada
310,131 (pita I) dan 239,382 (pita II) untuk isolat merah. Sedangkan isolate
biru pada 310,61 (pita I) dan 259,189 (pita II).
Pada isolat merah, setelah penambahan pereaksi geser Pada isolat biru, setelah
NaOH 2M terjadi pergeseran batokromik pada pita I penambahan geser NaOH 2M terjadi
sebesar 50,809 nm yang artinya terdapat dugaan adanya pergeseran pada pita I yang
senyawa lavon dan flavonol, setelah penambahan pereaksi menunjukkan pergeseran sebesar
geser NaOAc terjadi pergeseran pada pita II yang 45,884 nm yang artinya terdapat
menunjukkan pergeseran ke panjang gelombang yang lebih dugaan adanya senyawa flavonoid
kecil (hipsokromik) sebesar 5,341 nm yang artinya terdapat jenis flavon dan flavonol, sedangkan
dugaan adanya senyawa flavonoid yaitu flavon, flavonol, setelah NaOAc + H3BO3
dan isoflavon, dan setelah penambahan H3BO3 pada isolat menghasilkan pergeseran
merah pada pita I menunjukkan pergeseran sebesar 32,771 hipsokromik pada pita II sebesar
yang artinya terdapat dugaan adanya senyawa flavonoid 4,162 nm yang kemungkinan terjadi
yaitu flavon, flavonol, auron, dan khalkon tidak terdapat senyawa flavonoid.
Hasil Pengujian isolat flavonoid
dengan pereaksi kimia
Hasil analisis isolat merah yaitu adanya serapan melebar pada
3420,90 dan 3499,02 cm-1 dan pada isolat biru adanya serapan
pada 3031,26; 3297,45; dan 3497,09 yang diduga adalah serapan
dari gugus O-H, kemudian serapan gugus C-H alifatik yang tajam
muncul di daerah 2871,17 dan 2930,00 pada isolat merah,
sedangkan pada isolat biru muncul serapan pada bilangan
gelombang 696,33 dan 760,95. Adanya gugus fungsi O-H, C-H
alifatik, C=C aromatik dan C-O mengindikasikan isolat ini suatu
senyawa flavonoid.
Kesimpulan
Fraksi etil asetat ekstrak etanol daun afrika
(vernonia amygdalina Del.) mengandung
senyawa flavonoid jenis flavon dan flavonol
yang dipertegas menggunakan pengujian
flavonoid dengan pereaksi kimia.
Daftar Pustaka
Ketut, Ni Esati. Dkk. 2021. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA
FLAVONOID FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK DAUN
AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina