Anda di halaman 1dari 3

Hasil

 Identifikasi senyawa terpenoid, golongan fenol dengan inti katekol dan golongan
fenol sederhana
Sampel uji yaitu ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betle L.), fraksi n-heksan (FH),
fraksi etanol-air (FEA I), fraksi etanol-air (FEA II), fraksi etanol-air (FEA III), fraksi
klorofrom (FK) dan fraksi dietileter (FD) ditotolkan sebanyak 5 totolan pada Plat
KLT Al Silika Gel GF254 ukuran 8 x 10 cm. Plat selanjutnya dielusi dengan fase
gerak toluen : etil asetat (93: 7) v/v (Wirasuta dan Paramita, 2016). Plat KLT yang
telah dielusi selanjutnya dikarakterisasi dengan pereaksi pendeteksi pereaksi
Anisaldehid-asam sulfat P, Folin-Ciocalteau dan FeCl3.

Gambar 1. Hasil Pemisahan A). Gambar 2. Hasil Pemisahan A). Fraksi


Fraksi N-heksan dan B).Fraksi Kloroform, B). Fraksi Etanol-air (FEA
Etanol-air (FEAI) dengan II), C).Fraksi Dietileter, D). Fraksi
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Etanol-air (FEA III) Diamati diBawah
Diamati di Bawah Sinar Tampak Sinar Tampak setelah disemprot
setelah disemprot dengan pereaksi dengan pereaksi 1).Anisaldehid-asam
1). Anisaldehid-asam sulfat P; 2). sulfat P; 2). Folin-Ciocalteau; 3).
Folin-Ciocalteau; 3). FeCl3 FeCl3

 Identifikasi Tanin
Pemisahan senyawa tanin dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis
mengguna-kan fase gerak n-butanol : asam asetat : air (BAA) (4:1:5), Etil asetat :
kloroform : asam asetat 10 % (7:2:1), Metanol : kloro-form (4:1), dan n-heksan : etil
asetat (6:4) untuk mencari eluen terbaik. Dari beberapa eluen, eluen n-heksan : etil
asetat (6:4) menunjukan noda terbanyak, tidak berekor dan terpisah dengan baik
sehingga digunakan eluen n-heksaan : etil asetat (6:4) untuk pemisahan tanin.
Kromatografi pembanding yaitu asam tanat pada UV 254 yang di elusi dengan n-
heksan : etil asetat, terdapat noda tunggal yang. berwarna hitam kebiruan (Rf= 0,97).
Hasil pemisahan senyawa tanin dengan KLT preparative (KLTP) pada Gambar 3
menunjukkan fraksi etanol dalam eluen n-heksan : etil asetat pada sinar UV 254
menghasilkan 2 noda, noda ke 2 menunjukkan positif noda tannin.

Gambar 3. Hasil Pemisahan


Senyawa Tanin dengan KLTP.

 Identifikasi Minyak atsiri

Pembahasan
Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Identifikasi golongan senyawa kimia yang
berperan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan KLT. Keuntungan dari
penggunaan metode KLT adalah sederhana, murah dan membutuhkan waktu yang cepat
dalam memisahkan yang berupa kromatogram spesifik dan dapat di dokumentasikan serta
memiliki daya resolusi atau daya pisahnya cukup tinggi (Stahl, 1985).
Pereaksi Anisaldehid-Asam sulfat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
golongan terpenoid. Pereaksi Folin-Ciocalteau digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
golongan Fenol dengan inti katekol, dan Pereaksi FeCl3 digunakan untuk mengidentifikasi
golongan senyawa fenol sederhana. Hasil identifikasi pada keenam fraksi menggunakan
ketiga pereaksi terlihat hasil positif. mengandung senyawa golongan terpenoid, golongan
fenol dengan inti katekol dan golongan fenol sederhana (Gambar 1 dan 2).
Terlihat adanya kesamaan beberapa spot antar fraksi menunjukkan bahwa proses
pemisahan tidak berlangsung maksimal karena kurangnya kontrol KLT selama proses
pemisahan. Namun warna spot yang sangat kuat terlihat pada Fraksi Kloroform dan Fraksi
Dietil eter menunjukkan bahwa senyawa golongan terpenoid, fenol dengan inti katekol dan
fenol sederhana banyak terpartisi di pearut non polar tersebut.
Berdasarkan hasil studi pustaka, beberapa contoh golongan senyawa terpenoid dalam
sirih hijau yaitu terpinen, caryophyllene (seskuiterpen) dan fenilpropan (Lisdawati et al.,
2008; inayatullah, 2012), golongan senyawa fenol dengan inti katekol pada daun sirih hijau
(P. betle Linn.) adalah allylpyrocatechol dan hydroxychavicol, golongan senyawa fenol
sederhana yang terdapat pada daun sirih hijau (P. betle Linn) adalah eugenol, chavibetol dan
carvacrol. Menurut Wirasuta dan Paramita (2016) senyawa fenol yang aktif sebagai
antibakteri terhadap bakteri P. acnes adalah eugenol dan kavikol.
Uji kromatografi lapis tipis pada kromatografi pembanding yaitu asam tanat pada UV 254
yang di elusi dengan n-heksan : etil asetat, terdapat noda tunggal yang berwarna hitam kebiruan
(Rf= 0,97). Menurut Amilia dalam Maulana golongan senyawa tanin dengan menggunakan fase
gerak n-heksan:etil asetat akan menghasilkan noda hitam kebiruan pada pendeteksi sinar UV
254.9 Hasil pemisahan senyawa tanin dengan KLTP menunjukkan fraksi etanol dalam eluen n-
heksan : etil asetat pada sinar UV 254 menghasilkan noda yang menunjukkan positif noda tanin
karena memiliki warna hitam kebiruan dengan nilai Rf = 0,934 mendekati nilai rf pembanding
yaitu 0,97.

W. A. Wijaya, N. L. P. V. Paramita, dan N. M. P. Susanti. 2018.OPTIMASI METODE


PURIFIKASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) YANG MEMILIKI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Propionibacterium Acnes. JURNAL
KIMIA 12 (1), 36-42.

Nadya M. Owu, Fatimawali, Meilani Jayanti.2020. Uji Efektivitas Penghambatan Dari


Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutan. Jurnal Biomedi
12(3):145-152

Anda mungkin juga menyukai