Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

MANAJEMEN ETIK RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO


KABUPATEN SIGI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak,
dewasa ini telah berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari
makin kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu.
Antara lain karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering
menimbulkan persepsi serta harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur
profesi tidak jarang dapat menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu
perlu suatu pengelolaan yang cermat dan seksama agar para professional dapat
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi
masing-masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut.
Tatanan perilaku ini hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi
sehingga perilaku suatu profesi sering sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan
perilaku bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut.
Pengaturan perilaku yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing
profesi dalam pengamalan profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal
bagi semua pihak. Selain itu kode etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan
jaminan bagi semua profesi untuk dapat melakukan profesinya dengan tenang dan
aman. Selain itu profesi pelayanan kesehatan kesehatan selalu berhadapan dengan
resiko yang melekat. Walaupun telah bekerja dengan hati-hati, resiko yang melekat
sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan
mendorong serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit
merupakan pegangan yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit
agar kode etik dapat ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan
oleh orang-orang yang mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etikkode etik
dari berbagai profesi yang ada di rumah sakit.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1.Maksud
Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik Rumah Sakit Tora Belo disusun
dimaksudkan sebagai acuan agar perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang
lainya dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada
etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan
maupun etika lainnya.
2.Tujuan
Menciptakan keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan RSUD
Tora Belo sehingga dapat dikembangkan suasana yang konduktif, bermutu
serta menjaga keserasian hubungan antar rumah sakit dengan masyarakat/ pasien.

C.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik di Rumah Sakit Tora Belo meliputi
pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. PENERAPAN ETIKA RUMAH SAKIT SECARA UMUM

Pengelolaan Rumah Sakit yang efisien dan efektif haruslah berdasarkan atas
dengan 3 (tiga) prinsip: Good Corporate Governance (GCG), Good Clinical Standard
(GCS); dan Good Ethical Practice (GEP). Ketiganya disebut sebagai TRILOGI Tata
Kelola Rumah Sakit. Di Indonesia maka istilah yang dipakai adalah Hospital Bylaw,
Medical Staff Bylaw dan Kode Etik Rumah Sakit. Penyebab timbulnya kasus komplain di
Rumah Sakit akhir-akhir ini dipengaruhi banyak faktor. Pertama pelayanan yang tidak
memenuhi standar minimal, kemudian sistem pelayanan Rumah Sakit dan komunikasi yang
buruk. Selanjutnya Komite Medis & Keperawatan yang tidak berfungsi baik dibarengi dengan
standar profesi yang sudah tidak update. Selain itu Pengamalan Etika RUMAH SAKIT tidak
sempurna dan Pengetahuan & Keberanian pasien meningkat seiring dengan banyaknya
informasi di media maya. Tidak ketinggalan faktor banyaknya pengacara/ media/ organisasi
yang “proaktif” mendekati pasien yang tidak puas terhadap pelayanan Rumah Sakit.

Tenaga kesehatan merupakan tenaga yang sangat penting dalam organisasi


rumah sakit. Perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya mempunyai andil
yang besar terhadap budaya dan mutu suatu rumah sakit . Oleh karena itu perilaku
tenaga tersebut perlu dijaga dengan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya. Selain perilaku
masing-masing tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, agar rumah sakit dapat berfungsi
baik, mengingat di dalam rumah sakit terhadap tenaga kerja dari aneka disiplin
keilmuan yang mempunyai etik profesi masing-masing. Untuk menegakkan Good Ethical
Practice (GEP) ini rumah Sakit harus membentuk komite etik rumah Sakit ( KERS ) yang
juga merupakan syarat dari operasional rumah sakit. Komite Etik Rumah Sakit diharapkan
berperan secara aktif menangani masalah etika institusi Rumah Sakit yang cakupannya lebih
luas daripada etika profesi, hukum, atau disiplin profesi. Selain itu KERS juga diharapkan
membina praktek Good Ethical Practice (GEP) dalam penyelenggaraan Rumah Sakit. Kode
Etik Kedokteran Indonesia yang telah dirumuskan beberapa tahun yang lalu dan telah
mendapat penyempurnaan pada tahun-tahun berikutnya, diterbitkan kembali sebagai hasil
Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteraan 11 Tahun 1981. Kode Etik Kedokteran mutlak
diperlukan sebagai panduan bagi setiap dokter dalam melaksanakan tugasnya dapat
mengetahui apa yang patut dan tidak patut dia lakukan dalam melaksanakan tugas.
Rumah sakit di pihak lain yang merupakan tempat bekerja para dokter juga
perlu memiliki rambu-rambu yang serupa guna memberikan pedoman bagi semua
tenaga keja kesehatan yang bekerja di dalamnya. Demikian pula dengan etik Rumah
Sakit Indonesia merupakan landasan/ pedoman bagi penyelenggaraan Rumah Sakit di
seluruh Indonesia termasuk RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi sehingga pemberian
pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi pasien dapat tercapai dengan
baik, bermutu dan profesional.

B. FALSAFAH
1. Etika rumah sakit adalah tatanan perilaku masyarakat rumah sakit.
2. Perilaku dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan bercermin pada etika rumah
sakit akan menambah keserasian interaksi antar unsur-unsur masyarakat di dalam
maupun di luar rumah sakit.
3. Etika rumah sakit adalah dinamis yang setiap saat akan berkembang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, Ekonomi dan Budaya, oleh
karena itu perlu dibina, dikembangkan oleh satuan tugas tersendiri ialah Komite
Etik Rumah Sakit.
C. MISI
1. Menjaga keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan RSUD Tora Belo
Kabupaten Sigi agar dapat dikembangkan suasana yang konduktif bagi pelayan kesehatan
di rumah sakit yang bermutu serta menjaga keserasian hubungan antar rumah sakit
dengan masyarakat/ pasien.
2. Menjaga keserasian hubungan dengan rumah sakit lain/ pelayan kesehatan lain
serta dengan masyarakat/ pasien.
D. PERAN
1. Menentukan, menjaga serta mengembangkan etika di rumah sakit.
2. Memberikan saran-saran tentang penyelesaian permasalahan etik.
3. Sumber informasi bagi para dokter, perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam
menghadapi masalah-masalah etika rumah sakit.
E. KEDUDUKAN KOMITE ETIK
Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi adalah suatu badan
yang dibentuk oleh Direktur sebagai refisi dan Tim penyelesaian sengketa, guna memberikan
pertimbangan untuk menangani masalah etik di Rumah Sakit. Bertanggung jawab kepada
Direktur RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi bersifat Otonom.

F. KEANGGOTAAN KOMITE ETIK


1. Keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi
Terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan 4 (empat) Anggota terdiri dari
unsur-unsur : Direktorat SDM, Direktorat Keperawatan, Direktorat Medis, Bagian
Penunjang, Direktorat Umum dan Sekretaris. Dalam penyelesaian kasus pelanggaran etik,
komite dapat menambah anggota
2. Masa Jabatan
Masa jabatan anggota Kemite etik adalah 4 (empat ) tahun bila seseorang anggota
mengundurkan diri maka direktur menunjuk seorang pengganti dari unsur yang
bersangkutan.
Masa kerja/ jabatan tersebut segera berlaku setelah adanya pengesahan dari
direktur rumah sakit dengan mengeluarkan Surat Keputusan. Ketua dapat dipilih
untuk 2 x masa kepengurusan berturut-turut.
3. Syarat – Syarat Anggota Komite Etik
Syarat-syarat anggota Komite Etik Rumah Sakit, harus dipenuhi oleh seorang,
untuk dapat dipilih sebagai anggota Komite Etik Rumah Sakit adalah :
a. Taat kepada Tuhan Yang maha Esa.
b. Berkepribadian yang dapat diterima dan disegani, disertai profesionalisme yang
tinggi.
c. Peka dan responsive terhadap perkembangan masyarakat, lingkungan dan nilainilai
kemanusiaan dan kehidupan.
d. Berwibawa, bersih, jujur, sabar terbuka dan dapat menjaga rahasia dan
mempunyai minat terhadap masalah-masalah etik dalam rumah sakit.
G. TUGAS DAN WEWENANG KOMITE ETIK
1. Tugas Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo
a. Menerima pengaduan tentang pelanggaran etik yang terjadi di Rumah Sakit Umum
Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi.
b. Mengawasi pelaksanaan etik profesi di rumah sakit.
c. Memberikan nasehat dan bimbingan kepada tenaga profesi kesehatan di
lingkungan Rumah Sakit Daerah Tora Belo Kabupaten.
d. Membina dan mengembangkan etik profesi di kalangan masyarakat rumah
sakit.
e. Memasyarakatkan etik profesi kepada masyarakat umum.
f. Menginvetarisasi masalah etik Rumah Sakit. Melaksanakan pertemuan rapat
Komite Etik Rumah Sakit dengan ketentuan : Diadakan sekurang-kurangnya sekali
dalam 3 (tiga) bulan, rapat dipimpin oleh ketua/ wakil ketua, rapat
dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya lebih dari separuh jumlah
anggota Komite Etik, dan setiap Rapat Komite Etik harus dibuat notulennya.
2. Wewenang
a. Memberikan pertimbangan, usulan penyelesaian serta pemberian sangsi kepada
direktur rumah sakit.
b. Dapat melakukan kerjasama dengan persatuan profesi : IDI, PDGI, ISF, PPNI,
IBI, Instansi Kesehatan maupun Instansi di luar Kesehatan dalam usaha
menyelesaikan pelanggaran etik
c. Memanggil/ meminta keterangan pada tenaga rumah sakit yang berkaitan
dengan pelanggaran etik.
d. Meminjam serta mempelajari rekam medis.
e. Melakukan evaluasi tentang pelaksanaan etik rumah sakit.

H. FUNGSI KOMITE ETIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO


KABUPATEN SIGI
1. Memberikan pendidikan kepada anggota Komite etik, staf rumah sakit dan
masyarakat.
2. Memberikan masukan kepada Direksi dan penyusunan kebijakan terhadap
msalahmasalah terbaru dan kemudian menuangkan perkiraannya dalam berbagai bentuk
(seperti pedoman, rumusan kebijakan atau rumusan prinsip).
3. Membahas Kasus Prospektif dan Membahas Kasus Retrospektif.
4. Memberikan persetujuan pelaksanaan penelitian di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
ditinjau dari segi etiknya.

I. SUSUNAN KOMITE ETIK RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI


Susunan Keanggotaan Komite Etik RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi adalah sebagai
berikut :
1. Ketua : dr. Garindra Wicaksono, Sp.A
2. Wakil : Sr. M. Lorenza, OSF
3. Sekteraris : Heriana, S.Kep,MARS
4. Anggota : 1. Dr. Marina Musyawwirina D, Sp.N
2. Dr. Adetya Silviani
3. Dr. Dwi Atmananda
4. Ilham, S.ST
5. Ni Ketut Merry K. S.Tr. Keb
6. Hj. Murni, S.ST
7. Endang Widyastuti, Amd. Rad
8. Sischa Belo, SKM

J. URAIAN TUGAS
1. Ketua mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Komite,
memimpin pertemuan/evaluasi, memberikan pengarahan dan saran dalam
menjalankan tugas, melakukan koordinasi dengan Komite Medik dan membuat
laporan kepada Direktur Utama.
2. Sekretaris bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas-tugas Komite dalam
bidang administrasi kesekretarisan, aktif dalam pelaksanan tugas-tugas Komite
bersama anggota dan menyiapkan acara dan membuat notulen rapat.
3. Anggota aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas Komite, memberikan pendapat/saran
permasalahan etik Rumah Sakit, memberikan pendapat pemecahan masalah
pelanggarann etik, ikut melakukan penyuluhan, pemantauan Kode Etik dan
melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan Ketua.
K. KEPUTUSAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan mengacu kepada
Buku Pedoman Etik Rumah Sakit dan Prinsip-prinsip Etik.
2. Keputusan Komite Etik besifat rahasia dan diteruskan kepada Direktur Utama
sebagai rekomendasi untuk tindak lanjutnya.
BAB III
PEDOMAN ETIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO KABUPATEN SIGI

A. SPRIRITUALITAS PELAYANAN RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI


1. PELAYANAN KESEHATAN OSF
Pelayanan kesehatan OSF, pelayanan melanjutkan karya cinta kasih Kristus
dalam karya penyelamatan sebagai penjaga kehidupan dengan persaudaraan
sejati dan percaya pada penyelenggaraan Illahi.
2. ARAH DASAR PELAYANAN KESEHATAN
a. Arah Dasar Pelayanan Kesehatan :
1) Membantu Pasien yang dilayani merasakan kasih dan kehadiran Tuhan.
2) Menjamin hak Pasien yang dilayani terpenuhi.
3) Menjadi pelayan yang selalu siap sedia menerima dan melayani pasien
sebagai tamu Illahi di atas segala perbedaan.
4) Mendukung pelayanan kesehatan nasional yang mengutamakan pasien
yang tidak mampu.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan selalu :
1) MEMPERJUANGKAN pelayanan yang membela kehidupan dan martabat dari
setiap individu yang dilayani di Rumah sakit Tora Belo.
2) MENDAHULUKAN pelayanan dan keselamatan individu di setiap unit
pelayanan kesehatan di atas segala perbedaan.
3) MENGEMBANGKAN sistem dan mekanisme pelayanan yang menjamin
kepastian dan rasa aman setiap individu di setiap unit pelayanan
kesehatan.
4) MEMPERHATIKAN perkembangan hidup beriman dan PENDAMPINGAN
hidup rohani bagi setiap individu, sesuai dengan iman dan kepercayaanya di setiap
unit pelayanan kesehatan.
5) MENYEDIAKAN kesempatan pada semua pihak yang terlibat untuk
membangun persaudaraan sejati.
6) MENYIAPKAN sistem dan perangkat untuk semakin mampu
menanggapi setiap perubahan kebijakan pemerintah dalam pelayanan
kasehatan nasional.

3. VISI DAN MISI RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI


a. Visi
Menjadi rumah sakit kebanggan masyarakat kabupaten sigi yang professional dan
berdaya saing di Sulawesi Tengah.
b. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal, professional dan
berkualitas bagi segenap lapisan masyarakat.
b. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan kemajuan
pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara proporsional sesuai
dengankemampuan rumah sakit.

B. HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN


1. Hak RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
a. Berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit sesuai
dengan visi, misi, falsafah, serta kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit
(Hospital By Laws & Medical Staf By Laws).
b. Berhak mensyaratkan bahwa pasien, tenaga medis dan tenaga penunjang
lainnya harus mentaati peraturan rumah sakit.
c. Berhak menerima imbalan atas jasa pelayanan, fasilitas dan peralatan yang
digunakan.
d. Berhak memilih, mengatur dan membina tenaga dokter dan tenaga penunjang
lainnya sesuai sistem dan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
e. Berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi termasuk pasien,
pihak ketiga dan lain-lain.
f. Berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Kewajiban RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi


a. Kewajiban Umum
1) Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
(KODERSI).
2) Rumah Sakit sebagai suatu instansi harus dapat mengawasi serta
bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.
3) Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu
secara berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya.
4) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/ arsip baik medik maupun
non medik secara baik.
5) Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.
6) Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
7) Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak tersedianya
peralatan atau tenaga yang dibutuhkan pasien.
8) Rumah Sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan.
b. Kewajiban Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
1) Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik
masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah
sakit.
2) Rumah Sakit harus senatiasa menyesuaikan pelayanannya pada harapan
dan kebutuhan masyarakat setempat.
3) Rumah Sakit dalam menjalankan opersionalnya bertanggung jawab
herhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan
masyarakat.
c. Kewajiban Terhadap Terhadap Pasien
1) Rumah Sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.
2) Rumah Sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan
tindakan apa yang hendak dilakukan.
3) Rumah Sakit harus meminta persetujuan pasien (Informed Consent)
sebelum melakukan tindakan medik.
4) Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien dari penyalahgunaan
teknologi kedokteran.
5) Rumah Sakit harus menjaga rahasia pasien.
6) Rumah Sakit harus mengindahan hak pribadi (Privacy) pasien.
d. Kewajiban Terhadap Terhadap Pimpinan, Staf dan Karyawan
1) Rumah Sakit harus menjamin agar pimpinan, staf dan karyawannya
senantiasa mematuhi etika profesi masing-masing.
2) Rumah Sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan
tenaga lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan.
3) Rumah Sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik
antara seluruh tenaga di rumah sakit dapat dipelihara.
4) Rumah Sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah
sakit untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta
ketrampilannya.
5) Rumah Sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan
dilakukan bedasarkan standar profesi yang berlaku.
6) Rumah Sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan
menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peralatan yang berlaku.
7) Rumah Sakit harus berlaku adil tanpa pilih kasih.

3. Hak dan Kewajiban Pasien


a. Hak Pasien
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan
medis, standar profesi dan standar prosedur operasional.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya (isi rekam medis).
10) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan/tindakan medis.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarganya dan dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
16) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
b. Kewajiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata
tertib di Rumah Sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada Dokter yang merawat.
4) Pasien dan atau penunggunya berkewajiban untuk melunasi semua biaya
pelayanan Rumah Sakit dan/ atau Dokter.
4. Hak dan Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga
Non Medis Lainnya
a. Hak Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesi dan tugas pekerjaannya.
2) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak otonominya. Tenaga
medis/dokter, walaupun ia berstatus sebagai karyawan rumah sakit, namun pemilik
atau direksi rumah sakit tidak dapat memerintahkan untuk melakukan tindakan
yang menyimpang dari standar profesi atau keyakinannya.
3) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
untuk menolak keinginan pasien/klien yang bertentangan dengan peraturan,
perundang-undangan, profesi, etika serta visi dan misi RSUD Tora Belo
Kabupaten Sigi.
4) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien/klien apabila misalnya hubungan
dengan pasien/klien sudah berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang baik
tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien/klien gawat darurat dan wajib
menyerahkan pasien/klien kepada tenaga medis, penunjang medis, non medis lain
yang berkompeten.
5) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
atas privacy dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
pasien/klien dengan ucapan maupun tindakan yang melecehkan atau memalukan.
6) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
mendapat informasi lengkap dari pasien/klien yang dirawat/dilayani atau dari
keluarganya.
7) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
mendapat informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien/klien
yang tidak puas terhadap pelayanannya.
8) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
untuk diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit, pasien/klien, keluarga pasien
dan teman sejawat.
9) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya, berhak
untuk mendapat imbalan jasa atas jasa profesi atau pekerjaan yang diberikan
berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah sakit.
b. Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
1. Kewajiban Dokter
a) Kewajiban Umum
1) Dokter wajib menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter.
2) Dokter wajib untuk senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang
tinggi.
3) Dokter wajib melakukan pekerjaan kedokterannya dengan tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
4) Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
a. Melakukan perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.
b. Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan profesi.
c. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya
tahan mahluk insani baik jasmani maupun rohani hanya
dilakukan untuk kepentingan penderita.
d. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya
kecuali dengan keiklasan, sepengetahuan dan/atau
kehendak penderita.
5) Dokter wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya. Seorang dokter hendaknya memberi keterangan
atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya.
6) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
semua aspek pelayanan kesehatan yang paripurna, serta berusaha
menjadikan pendidikan dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
b) Kewajiban Terhadap Rumah Sakit
1) Dokter wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata
tertib yang berlaku di rumah sakit.
2) Dokter wajib untuk selalu menjaga dan mempertahankan nama
baik rumah sakit.
3) Dokter wajib mendukung dan melibatkan diri dalam usaha rumah
sakit untuk memajukan dan mengembangkan rumah sakit.
4) Dokter wajib untuk memupuk rasa memiliki, rasa persaudaraan dan loyalitas
dalam satu ikatan keluarga besar rumah sakit.
5) Dokter wajib memahami dan dengan setia ikut ambil bagian
dalam mewujudkan visi dan misi rumah sakit.
6) Dokter wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara
tertulis dengan pihak rumah sakit.
c) Kewajiban Terhadap Pasien
1) Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya
melindungi hidup insani.
2) Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
profesi dan menghormati hak-hak pasien.
3) Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita
agar senatiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehat
dalam beribadah dan atau dalam masalah lainnya.
4) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan
segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.
5) Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan maka ia wajib melakukan konsultasi kepada dokter
yang lebih senior atau kepada dokter lain yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.
6) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bersedia dan mampu memberikannya.
7) Setiap dokter yang bertugas di rawat darurat wajib melakukan
pertolongan darurat dengan mendahulukan keselamatan penderita
daripada pertimbangan-pertimbangan lain.
8) Setiap dokter wajib menyimpan semua rahasia kedokteran yang
diketahui tentang seorang penderita, termasuk data hasil
pemeriksaan laboratorium, data dalam rekam medik secara
keseluruhan, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
9) Dokter wajib memberikan informasi yang memadai tentang
perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang
dapat ditimbulkan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien.
10) Dokter wajib membuat informed consent atas setiap
tindakan medis yang mengandung resiko tinggi.
11) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
12) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau
dalam perjanjian yang telah dibuatnya.
13) Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain
yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
d) Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
1) Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.
2) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman
sejawatnya, tanpa persetujuannya.
e) Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
1) Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
2) Setiap dokter hendaknya senatiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.
2. Kewajiban Perawat
a) Perawat wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata
tertib yang berlaku di rumah sakit.
b) Perawat wajib memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
dengan standar asuhan keperawatan. Meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, intervensi keperawatan, evaluasi dan catatan
keperawatan.
c) Perawat wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya
tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh
pasien.
d) Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang
akan dilakukannya.
e) Perawat wajib menginformasikan keadaan pasien kepada tenaga
medis atau tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan
pasien.
f) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga.
g) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
h) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
i) Setiap perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bersedia dan mampu memberikannya.
j) Perawat wajib membuat catatan asuhan keperawatan yang baik dan
lengkap secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
k) Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah
diberikan.
l) Setiap perawat wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu keperawatan.
m)Perawat wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis
dengan pihak rumah sakit.
n) Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam
perjanjian yang telah dibuatnya.
o) Perawat wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
3. Kewajiban Bidan
a) ) Bidan wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib
yang berlaku di rumah sakit.
b) Bidan wajib memberikan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai
dengan standar asuhan kebidanan. Meliputi pengkajian, diagnosis,
perencanaan, intervensi kebidanan, evaluasi dan catatan kebidanan.
c) Bidan wajib memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya
tindakan asuhan kebidanan yang akan dilakukan serta resiko yang
dapat ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh
pasien.
d) Bidan wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang
akan dilakukannya.
e) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada tenaga medis
atau tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan indikasi medis
pasien.
f) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga.
g) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
h) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
i) Setiap Bidan wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas peri kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bersedia dan mampu memberikannya.
j) Bidan wajib membuat catatan asuhan kebidanan yang baik dan
lengkap secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
k) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
l) Setiap Bidan wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kebidanan.
m)Bidan wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis
dengan pihak rumah sakit.
n) Bidan wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam
perjanjian yang telah dibuatnya.
o) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
4. Kewajiban Tenaga Non Medis Lainnya
a) Tenaga non medis lainnya wajib mematuhi perundang-undangan,
peraturan dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit.
b) Tenaga non medis lainnya wajib melaksanakan tugas pekerjaannya
sesuai dengan standar mutu dan prosedur tetap yang berlaku di rumah
sakit.
c) Tenaga non medis lainnya wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya berkaitan dengan tugas pekerjaannya.
d) Tenaga non medis lainnya wajib membuat pencatatan dan pelaporan
atas pelaksanaan tugas pekerjaannya.
e) Tenaga non medis lainnya wajib terus menerus menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu yang terkait dengan
tugas pekerjaannya.
f) Tenaga non medis lainnya wajib mengadakan perjanjian hubungan
kerja secara tertulis dengan pihak rumah sakit.
g) Tenaga non medis lainnya wajib memenuhi hal-hal yang telah
disepakati atau dalam perjanjian yang telah dibuatnya
h) Tenaga non medis lainnya wajib bekerjasama dengan profesi dan
pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.

C. ETIKA PARAMEDIS RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI


1. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi dalam melaksanakan tugasnya
senantiasa taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Paramedis Rumah Sakit Brayat Minulya senantiasa menjunjung tinggi nama
baik dan profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat-sifat
profesi yang luhur.
3. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa memelihara dan
meningkatkan mutu pelayanan perawat di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi setinggi
tingginya.
4. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa bekerja secara profesional
dan senantiasa melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.
5. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa mengutamakan keselamatan
pasien serta senantiasa mempertimbangkan kemampuannya sendiri di dalam
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan.
6. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diberikan kepadanya.
7. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa menjunjung tinggi martabat
manusia serta senantiasa menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, agama
dari pasien dan keluarganya.
8. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar di dalam menjalankan tugasnya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan-pertimbangan kebangsaan, kesukuan, agama, politik kedudukan
sosial dari pasien dan keluarganya.
9. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan sesuai dengan
perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan
pengetahuannya kepada sesama perawat.
10. Paramedis RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi senantiasa memelihara hubungan baik
antara perawat dan karyawan lain dalam rangka mencapai tujuan pelayanan
kesehatan seoptimal mungkin.

D. HUBUNGAN RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI DENGAN LEMBAGA


TERKAIT
1. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik dengan pemilik berdasarkan
nilai-nilai dan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia.
2. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
3. Rumah Sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan
lain yang bergerak di bidang kesehatan.
4. Rumah Sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan
kesehatan.
E. KERJASAMA DENGAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
1. RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi bekerjasama dengan jejaring pelayanan keehatan
lainnya, lembaga-lembaga pendidikan, organisasi medis-paramedis serta organisasi
kesehatan lainnya yang relevan untuk meningkatkan pelayanan,
pendidikan dan penelitian.
2. Bila terdapat keterbatasan fasilitas atau tenaga ahli, demi kepentingan pasien,
RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi dapat bekerjasama dan merujuk pasien ke Rumah Sakit
lain yang lebih lengkap dengan sepengetahuan dan sepertujuan pasien atau keluarga
pasien.
3. RSUD Tora Belo menerima kerjasama dan rujukan dari institusi kesehatan
lainnya yang memerlukan fasilitas RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi demi penanganan
pasien secara optimal.

F. PROMOSI PEMASARAN RUMAH SAKIT


1. Pemberian informasi tentang hal-hal yang bersifat promosi, reklame dan iklan
serta marketing, dilaksanakan oleh bagian yang ditugaskan untuk hal tersebut
dengan tetap mengindahkan nilai-nilai etik.
2. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menyatakan yang sebenarnya
dan sebaiknya menyatakan fakta yang signifikan, tidak mencantumkan hal-hal
yang menyesatkan masyarakat.
3. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menahan diri dari membuat
pernyataan yang salah, menyesatkan atau tidak mendukung pesaing atau
produk/jasa pesaing.
4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan,
ilustrasi atau implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan masyarakat.

G. TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ETIK DI RSUD TORA BELO


KABUPATEN SIGI
1. Pengaduan pelanggaran etik di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi dapat berasal dari :
a. Intern :Unit Kerja Fungsional, Unit Kerja Struktural.
b. Eksternal :Perorangan/Pasien, ini dapat langsung ke Direktur atau
lewat Polisi, Kejaksaan, LBH ataupun instansi lain.
2. Penanganan Pelanggaran Etik :
a. Pengaduan ditujukan langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
b. Direktur Rumah Sakit meneruskan masalah tersebut kepada Komite Etik dan
Hukum RSUD Tora Kabupaten Sigi.
c. Komite Etik dan Hukum RSUD Tora Belo Kab. Sigi melakukan penyelidikan terhadap
masalah tersebut dengan mengumpulkan informasi dengan penelitian rekam medis,
menghubungi unit kerja ataupun mereka-mereka yang berhubungan dengan masalah.
d. Apabila pelenggaran ini merupakan pelanggaran murni etik profesi maka Komite Etik
dan Hukum RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi dapat mengkonsultasikan kepada Ikatan
Profesi yang bersangkutan.
e. Hasil penyelidikan ini sebagai bahan untuk dibahas dalam sidang Komite Etik dan
Hukum RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi.
f. Hasil sidang memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam memecahkan
masalah
3. Alur Penyelesaian Pengaduan Pelanggaran etika di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
3. a. ALUR I
SURAT PERMOHONAN DARI DIREKTUR UTAMA UNTUK
PENANGANAN KASUS ETIK & DISIPLIN PROFESI

KOMITE MEDIK

SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


MENGADAKAN RAPAT UNTUK MENGKAJI
NOTIFIKASI (LAPORAN) YANG MASUK DARI :
• MANAJEMEN RS
• STAF MEDIK LAIN
• TENAGA KESEHATAN / NON KESEHATAN
• PASIEN/ KELUARGA PASIEN

• HASIL DEATH CONFERENCE / CASE REVIEW

DASAR DUGAAN PELANGGARAN


PEMERIKSAAN
ETIK & DISIPLIN PROFESI
1. Dilakukan oleh Panel Pendisiplinan Profesi
1. Kompetensi klinis
(dibentuk oleh Sub Komite)
2. Penatalaksanaan kasus medis 2. Melalui proses pembuktian
3. Pelanggaran etik dan disiplin 3. Petugas Sekretariat Komite Medik mencatat

profesi proses pemeriksaan


4. Terlapor didampingi oleh personil dari RSUD
4. Penggunaan obat dan alat kesehatan
Tora Belo Kabupaten Sigi
yang tidak sesuai dengan standar 5. Panel dapat menggunakan keterangan ahli
pelayanan kedokteran di rumah sesuai kebutuhan

sakit 6. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan panel


disiplin profesi bersifat tertutup dan
5. Ketidakmampuan bekerjasama
pengambilan keputusannya bersifat

KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADA PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN
PROFESI KEDOKTERAN
b. ALUR II
KEPUTUSAN PANEL ADA / TIDAK ADA
PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN
PROFESI KEDOKTERAN

TIDAK ADA PELANGGARAN ADA PELANGGARAN


TINDAKAN PENDISIPLINAN
PERILAKU PROFESIONAL :
1. Peringatan tertulis
2. Limitasi (reduksi) kewe-nangan
klinis (clinical privilege)
3. Bekerja dibawah supervisi dalam
waktu tertentu oleh orang yang
mempunyai kewenangan untuk
pelayanan medis tersebut
4. Pencabutan kewenangan klinis
(clinical privilege) sementara atau
selamanya
5. Pelaksanaan keputusan

DIREKTUR REKOMENDASI KOMITE MEDIK

KOMITE KEPERAWATAN

KOMITE NAKES LAINNYA

KEPUTUSAN / EKSEKUSI SUBKOMITE ETIK & DISIPLIN


PROFESI

MELAKUKAN PEMBINAAN
PROFESIONALISME KEDOKTERAN,
CERAMAH, DISKUSI, SIMPOSIUM,
LOKAKARYA (KOORDINASI DIKLAT,
DIREKTUR MEDIK, KOMITE MEDIK)
4. Penyelesaian Masalah Etik Di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
a. Pelanggaran etika meliputi kelalaian yang tidak sesuai dengan etik
profesional, prosedur tetap yang disepakati kebiasaan atau cara-cara yang telah
lazim diberlakukan dengan suatu kesadaran dan kesengajaan.
b. Pengaduan masalah etika dapat berasal dari unsur luar maupun dari dalam RSUD
Tora Belo dan dapat diajukan kepada Direktur maupun Tim Etika Rumah Sakit.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Etika Rumah Sakit dapat minta bantuan/
pertimbangan dari badan-badan etika di luar RSUD Tora Belo Kab. Sigi seperti
Ikatan profesi lainnya.
d. Keputusan dan penerapan sanksi dari pelanggaran etika dilakukan oleh
Direktur setelah mempertimbangkan masukan, saran dan pertimbanagan
dari Tim Etika Rumah Sakit.
e. Jika pelanggaran etika dilakukan oleh peserta didik, keputusan diteruskan
ke lembaga pendidikan yang bersangkutan dan selanjutnya sanksi
diberikan.
5. Tatacara Menghadapi Wartawan Prosedur
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak ada hubungan dengan wartawan.
c. Dokter jangan melayani seseorang yang mengaku sebagai wartawan lewat
pembicaraan telepon atau yang tidak menunjukkan Kartu Wartawan.
d. Dokter berhak meminta wartawan menunjukan Kartu Wartawan yang masih
berlaku.
e. Sebaiknya dokter segera membuat fotokopy kartu karyawan tersebut.
f. Dokter jangan melayani wartawan di tempat umum, sebaiknya di kamar
kerja atau kamar praktek.
g. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan wartawan dengan tape
recorder.
h. Dokter jangan membicarakan kasus tertentu dengan wartawan, kecuali
kalau Suami/istri penderita yang bersangkutan atau Ayah/ibu penderita
yang bersangkutan.
i. Dokter sebaiknya selalu memberi penyuluhan kesehatan kepada wartawan.
j. Dokter sebaiknya selalu melayani wartawan dengan memberikan jawaban
tertulis atau pertanyaan wartawan yang tertulis juga kalau pembicaraan itu
tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi maupun perasaan/
Chantage oleh wartawan.
6. Tatacara Menghadapi Pengacara Penuntut Hukum Prosedur
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak mempunyai hubungan dengan pengacara pihak lain.
c. Dokter jangan melayani seorang yang mengaku sebagai pengacara lewat
pembicaraan telepon, atau yang tidak mau menunjuk surat kuasa khusus
dari penderita yang dewasa dan kesadaran penuh. Dalam hal penderita
masih di bawah umur, maka surat kuasa khusus tersebut harus dibuat oleh ayah
atau ibu penderita anak itu.
d. Dokter berhak meminta pengacara menunjukkan kartu identitas pengacara yang
masih berlaku. Sebaiknya dokter segera membuat fotocopy kartu identitas
pengacara tersebut atau mencatat apa yang tertera pada kartu identitas pengacara
tersebut. Dalam keragu-raguan mintalah didamping pengacara pribadi atau Ketua
IDI Cabang, Ketua MKEK, Ketua MP2A
e. Dokter jangan melayani pengacara di tempat umum, sebaiknya di kamar
kerja atau kamar praktek.
f. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan pengacara pada
tape recorder.
g. Dokter jangan memberikan kasus tertentu dengan Pengacara yang tidak
diberi kuasa khusus oleh penderita tertentu tersebut, kecuali kalau
pengacara dapat menunjukkan bahwa ia suami/ istri penderita yang
bersangkutan atau ayah/ ibu penderita anak yang bersangkutan.
h. Dokter sekali-kali jangan memberikan rekam medis
asli/fotocopy/salinan dari penderita manapun kepada pengacara.
i. Dokter sebaiknya selalu memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pengacara.
j. Dokter sebaiknya hanya melayani pengacara dengan memberikan
jawaban tertulis atas pernyataan tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak
direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi ataupun Pemerasan/
chantage oleh pengacara.

H. ETIKA PENELITIAN DI RSUD TORA BELO KABUPATEN SIGI

Penelitian merupakan salah satu misi penting rumah sakit. Perkembangan ilmu
kedokteran sangat ditunjang oleh hasil-hasil penelitian yang baik. Namun penelitian
juga dapat membawa dampak negatif dalam bentuk penyimpangan etika maupun
hukum, oleh karena itu diperlukan adanya panitia Etika Rumah Sakit (Komite Etik
dan hukum) yang dapat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika penelitian
yang baik di rumah sakit.

Maka setiap penelitian kedokteran yang dilaksanakan di RSUD Tora Belo Kabupaten
Sigiini harus mendapat ijin dari panitia etika RSUD Tora Belo Kab. Sigi dalam bentuk
“ethical elearance”.

1. Landasan kerja dalam pemberian “ethical elearance” terhadap penelitian


kedokteran yang dilaksanakan di Rumah Sakit Brayat Minulya
berpedoman kepada :
a. Nuremberg Code : yang mengharuskan adanya persetujuan subyek
penelitian dalam bentuk informd consent
b. Deklarasi Helsinki : yang merupakan panduan untuk melakukan penelitian
klinis, keharusan adanya pertimbangan etika (ethical elearance) sebelum
pelaksanaan suatu penelitian.
c. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
2. Dasar-dasar pertimbangan dalam pemberian “ethical elearance”.
Dalam dasar-dasar pertimbangan pemberian “ethical elearance” yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Kriteria Kepatutan
1) Eksperimen terhadap pasien hanya diperbolehkan atas dasar indikasi
medis serta pertimbangan ilmiah yang jelas. Hal ini perlu untuk
melindungi hukum. Ada harapan bahwa eksperimen itu akan
memberikan pandangan baru yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
2) Arti eksperimen ini harus sebanding dengan resiko yang dihadapi orang
percobaan.
3) Kepentingan subyek penelitian selalu dipertimbangkan di atas
kepentingan ilmu pengetahuan.
4) Eksperimen tersebut harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus
didasarkan atas penelitian laboratorium maupun penelitian hewan
percobaan dan juga harus didasarkan atas pengetahuan dan cukup dari
kepustakaan ilmiah.
5) Dalam pelaksanaan eksperimen, tiap pasien harus yakin bahwa metode
diagnostik atau teraupetik yang sebaik mungkin yang digunakan.
6) Bentuk dan cara pelaksanaan penelitian oleh peneliti yang berkualitas baik
dan harus dinilai oleh sebuah panitia independent.
7) Eksperimen tersebut harus dilaksanakan oleh peneliti yang berkualitas
baik dan harus diawasi oleh dokter yang berkompenten.
8) Dalam eksperimen dengan manusia berlaku standar profesi tertinggi.
9) Pada eksperimen dengan manusia secara hukum peneliti selalu
bertanggung jawab penuh secara pribadi.
10) Integritas psikis dan fisik dan dari subyek percobaan harus dijaga dan
dilindungi.
11) Rahasia orang percobaan harus dijunjung tinggi.
12) Penderitaan rohani dan fisik dari orang percobaan harus dibatasi secara
maksimal.
13) Harus dilakukan usaha-usaha pencegahan kerugian, invaliditas dan
kematian orang percobaan.
14) Tiap eksperimen harus diakhiri jika ternyata ada kemungkinan kerugian
invaliditas dan kematian.
b. Kriteria persetujuan
1) Eksperimen tidak boleh dilaksanakan jika tidak ada persetujuan dari orang
percobaan, pasien bukan pasien. Orang percobaan pasien bukan pasien
selengkap mungkin mendapat informasi dan tidak boleh ada informasi
tertentu yang dirahasiakan oleh peneliti. Persetujuan setelah penjelasan ini
disebut sebagai “informed consent”
2) Penjelasan secukupnya dengan bahasa yang dipahami oleh penderita.
3) Orang yang memberi persetujuan tersebut harus mempunyai kapasitas
legal, mempunyai kemampuan mengambil keputusan dengan bebas tanpa
tekanan dari luar.
4) Persetujuan (informed consent) sewaktu-waktu dapat ditarik, dengan
penarikan tersebut keikutsertaan pasien dalam percobaan tersebut berakhir.
5) Jika terdapat pasien yang tidak memberi persetujuan keikutsertaan atau
menarik persetujuannya, maka hal ini sama sekali tidak boleh
mempunyai dampak negatif terhadap hubungan dokter-pasien.

3. Tatacara pengajuan “ethical elearance”.


Tata cara pengajuan “ethical elearance” untuk penelitian kedokteran yang
dilaksanakan di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi, yaitu :
a. Peneliti mengajukan surat permintaan “ethical elearance” kepada Panitia
Etika RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi dengan melampirkan :
1) Satu fotocopy proposal lengkap
2) Tiga fotocopy Model Resume Aspek Etika Penelitian
b. Panitia Etika RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi akan membahas aspek etika
proposal tersebut, dalam hal ini dapat dilakukan oleh suatu Panitia Khusus yang
ditunjuk oleh Ketua Panitia Etika RSUD Tora Belo. Jika perlu dapat meminta
penjelasan langsung dari tim Peneliti, dapat juga dimintakan pertimbangan
(second opinion) dari pakar di bidang tersebut.
c. Panitia Etika RSUD Tora Belo dapat memberikan persetujuan secara
lansung atau memberikan saran perbaikan dari segi etika, atau dapat
menolak penelitian tersebut.

Ditetapkan di : Sigi
Pada tanggal : 10 Februari 2022.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tora


Belo

dr. Trieko Stefanus Larope


Nip.19800321 201001 1 005

Anda mungkin juga menyukai