Pedoman Manajemen Etik Rs
Pedoman Manajemen Etik Rs
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak,
dewasa ini telah berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari
makin kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu.
Antara lain karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering
menimbulkan persepsi serta harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur
profesi tidak jarang dapat menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu
perlu suatu pengelolaan yang cermat dan seksama agar para professional dapat
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi
masing-masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut.
Tatanan perilaku ini hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi
sehingga perilaku suatu profesi sering sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan
perilaku bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut.
Pengaturan perilaku yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing
profesi dalam pengamalan profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal
bagi semua pihak. Selain itu kode etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan
jaminan bagi semua profesi untuk dapat melakukan profesinya dengan tenang dan
aman. Selain itu profesi pelayanan kesehatan kesehatan selalu berhadapan dengan
resiko yang melekat. Walaupun telah bekerja dengan hati-hati, resiko yang melekat
sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan
mendorong serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit
merupakan pegangan yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit
agar kode etik dapat ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan
oleh orang-orang yang mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etikkode etik
dari berbagai profesi yang ada di rumah sakit.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1.Maksud
Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik Rumah Sakit Tora Belo disusun
dimaksudkan sebagai acuan agar perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang
lainya dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada
etika-etika yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan
maupun etika lainnya.
2.Tujuan
Menciptakan keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan RSUD
Tora Belo sehingga dapat dikembangkan suasana yang konduktif, bermutu
serta menjaga keserasian hubungan antar rumah sakit dengan masyarakat/ pasien.
C.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman dan Tatalaksana Komite Etik di Rumah Sakit Tora Belo meliputi
pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Pengelolaan Rumah Sakit yang efisien dan efektif haruslah berdasarkan atas
dengan 3 (tiga) prinsip: Good Corporate Governance (GCG), Good Clinical Standard
(GCS); dan Good Ethical Practice (GEP). Ketiganya disebut sebagai TRILOGI Tata
Kelola Rumah Sakit. Di Indonesia maka istilah yang dipakai adalah Hospital Bylaw,
Medical Staff Bylaw dan Kode Etik Rumah Sakit. Penyebab timbulnya kasus komplain di
Rumah Sakit akhir-akhir ini dipengaruhi banyak faktor. Pertama pelayanan yang tidak
memenuhi standar minimal, kemudian sistem pelayanan Rumah Sakit dan komunikasi yang
buruk. Selanjutnya Komite Medis & Keperawatan yang tidak berfungsi baik dibarengi dengan
standar profesi yang sudah tidak update. Selain itu Pengamalan Etika RUMAH SAKIT tidak
sempurna dan Pengetahuan & Keberanian pasien meningkat seiring dengan banyaknya
informasi di media maya. Tidak ketinggalan faktor banyaknya pengacara/ media/ organisasi
yang “proaktif” mendekati pasien yang tidak puas terhadap pelayanan Rumah Sakit.
B. FALSAFAH
1. Etika rumah sakit adalah tatanan perilaku masyarakat rumah sakit.
2. Perilaku dalam menjalankan tugas sehari-hari dengan bercermin pada etika rumah
sakit akan menambah keserasian interaksi antar unsur-unsur masyarakat di dalam
maupun di luar rumah sakit.
3. Etika rumah sakit adalah dinamis yang setiap saat akan berkembang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, Ekonomi dan Budaya, oleh
karena itu perlu dibina, dikembangkan oleh satuan tugas tersendiri ialah Komite
Etik Rumah Sakit.
C. MISI
1. Menjaga keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan RSUD Tora Belo
Kabupaten Sigi agar dapat dikembangkan suasana yang konduktif bagi pelayan kesehatan
di rumah sakit yang bermutu serta menjaga keserasian hubungan antar rumah sakit
dengan masyarakat/ pasien.
2. Menjaga keserasian hubungan dengan rumah sakit lain/ pelayan kesehatan lain
serta dengan masyarakat/ pasien.
D. PERAN
1. Menentukan, menjaga serta mengembangkan etika di rumah sakit.
2. Memberikan saran-saran tentang penyelesaian permasalahan etik.
3. Sumber informasi bagi para dokter, perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam
menghadapi masalah-masalah etika rumah sakit.
E. KEDUDUKAN KOMITE ETIK
Komite Etik Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi adalah suatu badan
yang dibentuk oleh Direktur sebagai refisi dan Tim penyelesaian sengketa, guna memberikan
pertimbangan untuk menangani masalah etik di Rumah Sakit. Bertanggung jawab kepada
Direktur RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi bersifat Otonom.
J. URAIAN TUGAS
1. Ketua mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Komite,
memimpin pertemuan/evaluasi, memberikan pengarahan dan saran dalam
menjalankan tugas, melakukan koordinasi dengan Komite Medik dan membuat
laporan kepada Direktur Utama.
2. Sekretaris bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas-tugas Komite dalam
bidang administrasi kesekretarisan, aktif dalam pelaksanan tugas-tugas Komite
bersama anggota dan menyiapkan acara dan membuat notulen rapat.
3. Anggota aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas Komite, memberikan pendapat/saran
permasalahan etik Rumah Sakit, memberikan pendapat pemecahan masalah
pelanggarann etik, ikut melakukan penyuluhan, pemantauan Kode Etik dan
melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan Ketua.
K. KEPUTUSAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan mengacu kepada
Buku Pedoman Etik Rumah Sakit dan Prinsip-prinsip Etik.
2. Keputusan Komite Etik besifat rahasia dan diteruskan kepada Direktur Utama
sebagai rekomendasi untuk tindak lanjutnya.
BAB III
PEDOMAN ETIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TORA BELO KABUPATEN SIGI
KOMITE MEDIK
KEPUTUSAN PANEL
ADA / TIDAK ADA PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN
PROFESI KEDOKTERAN
b. ALUR II
KEPUTUSAN PANEL ADA / TIDAK ADA
PELANGGARAN ETIK DAN DISIPLIN
PROFESI KEDOKTERAN
KOMITE KEPERAWATAN
MELAKUKAN PEMBINAAN
PROFESIONALISME KEDOKTERAN,
CERAMAH, DISKUSI, SIMPOSIUM,
LOKAKARYA (KOORDINASI DIKLAT,
DIREKTUR MEDIK, KOMITE MEDIK)
4. Penyelesaian Masalah Etik Di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi
a. Pelanggaran etika meliputi kelalaian yang tidak sesuai dengan etik
profesional, prosedur tetap yang disepakati kebiasaan atau cara-cara yang telah
lazim diberlakukan dengan suatu kesadaran dan kesengajaan.
b. Pengaduan masalah etika dapat berasal dari unsur luar maupun dari dalam RSUD
Tora Belo dan dapat diajukan kepada Direktur maupun Tim Etika Rumah Sakit.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Etika Rumah Sakit dapat minta bantuan/
pertimbangan dari badan-badan etika di luar RSUD Tora Belo Kab. Sigi seperti
Ikatan profesi lainnya.
d. Keputusan dan penerapan sanksi dari pelanggaran etika dilakukan oleh
Direktur setelah mempertimbangkan masukan, saran dan pertimbanagan
dari Tim Etika Rumah Sakit.
e. Jika pelanggaran etika dilakukan oleh peserta didik, keputusan diteruskan
ke lembaga pendidikan yang bersangkutan dan selanjutnya sanksi
diberikan.
5. Tatacara Menghadapi Wartawan Prosedur
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak ada hubungan dengan wartawan.
c. Dokter jangan melayani seseorang yang mengaku sebagai wartawan lewat
pembicaraan telepon atau yang tidak menunjukkan Kartu Wartawan.
d. Dokter berhak meminta wartawan menunjukan Kartu Wartawan yang masih
berlaku.
e. Sebaiknya dokter segera membuat fotokopy kartu karyawan tersebut.
f. Dokter jangan melayani wartawan di tempat umum, sebaiknya di kamar
kerja atau kamar praktek.
g. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan wartawan dengan tape
recorder.
h. Dokter jangan membicarakan kasus tertentu dengan wartawan, kecuali
kalau Suami/istri penderita yang bersangkutan atau Ayah/ibu penderita
yang bersangkutan.
i. Dokter sebaiknya selalu memberi penyuluhan kesehatan kepada wartawan.
j. Dokter sebaiknya selalu melayani wartawan dengan memberikan jawaban
tertulis atau pertanyaan wartawan yang tertulis juga kalau pembicaraan itu
tidak direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi maupun perasaan/
Chantage oleh wartawan.
6. Tatacara Menghadapi Pengacara Penuntut Hukum Prosedur
a. Dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran mengenai penderita.
b. Dokter pada umumnya tidak mempunyai hubungan dengan pengacara pihak lain.
c. Dokter jangan melayani seorang yang mengaku sebagai pengacara lewat
pembicaraan telepon, atau yang tidak mau menunjuk surat kuasa khusus
dari penderita yang dewasa dan kesadaran penuh. Dalam hal penderita
masih di bawah umur, maka surat kuasa khusus tersebut harus dibuat oleh ayah
atau ibu penderita anak itu.
d. Dokter berhak meminta pengacara menunjukkan kartu identitas pengacara yang
masih berlaku. Sebaiknya dokter segera membuat fotocopy kartu identitas
pengacara tersebut atau mencatat apa yang tertera pada kartu identitas pengacara
tersebut. Dalam keragu-raguan mintalah didamping pengacara pribadi atau Ketua
IDI Cabang, Ketua MKEK, Ketua MP2A
e. Dokter jangan melayani pengacara di tempat umum, sebaiknya di kamar
kerja atau kamar praktek.
f. Dokter sebaiknya merekam seluruh pembicaraan dengan pengacara pada
tape recorder.
g. Dokter jangan memberikan kasus tertentu dengan Pengacara yang tidak
diberi kuasa khusus oleh penderita tertentu tersebut, kecuali kalau
pengacara dapat menunjukkan bahwa ia suami/ istri penderita yang
bersangkutan atau ayah/ ibu penderita anak yang bersangkutan.
h. Dokter sekali-kali jangan memberikan rekam medis
asli/fotocopy/salinan dari penderita manapun kepada pengacara.
i. Dokter sebaiknya selalu memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pengacara.
j. Dokter sebaiknya hanya melayani pengacara dengan memberikan
jawaban tertulis atas pernyataan tertulis juga kalau pembicaraan itu tidak
direkam.
k. Dokter jangan terpengaruh oleh gertak/ intimidasi ataupun Pemerasan/
chantage oleh pengacara.
Penelitian merupakan salah satu misi penting rumah sakit. Perkembangan ilmu
kedokteran sangat ditunjang oleh hasil-hasil penelitian yang baik. Namun penelitian
juga dapat membawa dampak negatif dalam bentuk penyimpangan etika maupun
hukum, oleh karena itu diperlukan adanya panitia Etika Rumah Sakit (Komite Etik
dan hukum) yang dapat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika penelitian
yang baik di rumah sakit.
Maka setiap penelitian kedokteran yang dilaksanakan di RSUD Tora Belo Kabupaten
Sigiini harus mendapat ijin dari panitia etika RSUD Tora Belo Kab. Sigi dalam bentuk
“ethical elearance”.
Ditetapkan di : Sigi
Pada tanggal : 10 Februari 2022.