Anda di halaman 1dari 3

DAUN :

Mengingatkan kembali tentang daun :


- Bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku-buku batang
(nodus), bagian antara dua buku-buku disebut ruas (internodium)
- Duduknya daun pada berbagai jenis tumbuhan berbeda-beda. Aturan mengenai letak
daun disebut tata letak daun. Untuk tumbuhan yang sejenis maka tata letak daunnya
sama. Pada berbagai jenis tanaman, jumlah daun yang terdapat pada satu buku batang
ada yang satu, dua atau lebih dari dua.
Jika hanya satu daun pada tiap buku batang maka tata letak daunnya disebut tersebar
(folia sparsa), misal pada singkong, pepaya, waru. Jika pada tiap buku batang terdapat
dua daun yang berhadapan, bersilang disebut folia opposita , mis. Pada soka,
mengkudu. Sedangkan apabila pada setiap buku-buku ada lebih dari dua daun, disebut
daun berkarang (folia verticillata), mis. Pada alamanda
- Khusus pada tanaman dengan satu daun pada tiap buku batang, terdapat hal menarik
yang bersifat beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batang kita anggap suatu silinder,
buku-buku merupakan suatu lingkaran dengan jarak teratur pada silinder tadi dan
tempat duduk daun merupakan suatu titik pada lingkaran itu maka akan kita temukan :
kalau diambil salah satu titik tempat duduk daun sebagai titik tolak, dan kita ikuti
garis yang menuju titik duduk daun pada buku-buku di atasnya dengan mengambil jarak
terpendek, pada suatu saat kita akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat pada
garis vertikal di atas daun pertama sebagai titik tolak, dan telah melewati sejumlah daun
tertentu. Kejadian ini akan selalu terulang walaupun kita ambil daun lain sebagai
titiktolak. Ternyata perbandingan antara banyaknya kali garis spiral itu melingkari batang
dengan jumlah daun yang dilewati selama sekian kali melingkari batang (daun permulaan
tidak dihitung), merupakan suatu pecahan yang nilainya tetap untuk satu jenis tumbuhan.
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi
mengelilingi batang a kali dan jumlah daun yang dilewati adalah b, maka perbandingan kedua
bilangan itu (a/b) disebut rumus daun atau divergensi.
Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus, telah melewati sejumlah b daun berarti pada
batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus (garis vertikal) yang dinamakan
ortostik.
Garis spiral yang kita ikuti melingkar batang, merupakan suatu garis yang menghubungkan
daun-daun yang berturut-turut dari bawah ke atas, garis spiral ini disebut spiral genetik.
Membuat bagan tata letak daun
Batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostik-
ortostiknya, demikian pula buku-buku batangnya.
Jika yang digambarkan tata letak daun menurut rumus 2/5 : kita harus menggambar dulu 5
ortostiknya, lalu daun-daun pada setiap buku yang jaraknya satu sama lain sejauh 2/5
lingkaran. Maka akan didapat dimulai dari daun mana saja, setelah garis spiral genetik
melingkari batang sampai dua kali, akan melewati 5 daun , daun pada nomor 1,5,11...tiap kali
tambah 5, akan terletak pada ortostik yang sama

Diagram tata letak daun (diagram daun) :


Batang dipandang sebagai kerucut yang memanjang dengan buku-buku batang sebagai
lingkaran-lingkaran. Jika diproyeksikan pada bidang datar maka buku-buku batang akan
menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dengan puncak batang merupakan titik pusat
lingkaran. Ortostiknya merupakan jari-jari lingkaran.
Untuk daun dengan tta letak 2/5, setidaknya dibuat 6 lingkaran konsentris dan kelima
ortostiknya akan membagi lingkaran menjadi 5 sektor sama besar.pada setiap lingkaran dari
luar ke dalam digambarkan daunnya dan diberi nomor urut. Jarak antara dua daun adalah 2/5
lingkaran

BUNGA
- Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga disebut planta uniflora
- Yang menghasilkan banyak bunga = planta multiflora
- Pada tumbuhan berbunga banyak, apabila bunganya berkumpul membentuk rangkaian
disebut bunga majemuk -= inflorescentia, misal bunga merak, bila bunganya
terpisah/terpencar disebut flores sparsi, misal bunga sepatu
- Bunga majemuk dibedakan : bunga majemuk tak berbatas , dan berbatas
- Bunga majemuk tak berbtas bila ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang
yang bercabang-cabang,misal bunga merak, mangga, soka
- Bunga majemuk berbatas misal bunga melati
- Simetri pada bunga
Simetri adalah sifat suatu benda jika oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadidua
bagian sehingga kedua bagian itu bisa saling menutupi. Bunga berdasar sifat simetri,
dibedakan :
a. Bunga asimetris jika bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan
apapun, misal bunga tasbih (Canna hybrida)
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus) jika pada bunga hanya dapat
dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bung menjadi dua bagian
setangkup. Sifat ini ditunjukkan dengan lambang anak panah ( ), misal pada
bunga telang
c. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetri, atau actinomorphus) jika dapat
dibuat banyak bidang simetri untuk membagi dua bunga dalam dua bagian yang
setangkup,misal bunga alamanda. Bunga yang beraturan ditunjukkan dengan
lambang bintang ( *)

Organ tumbuhan baik daun, batang, akar, bunga bisa menjadi ciri dari golongan tumbuhan
dikotil atau monokotil :
Daun : dikotil : menyirip, menjari monokotil : sejajar, melengkung
Batang : dikotil : berkambium, monokotil : tidak berkambium
Akar : dikotil : akar tunggang, monokotil : akar serabut
Bunga : dikotil : berkelipatan 4 atau lima daun mahkotanya, monokotil : berkelipatan 3

RUMUS BUNGA
- Untuk menyatakan rumus bunga, dituliskan bagian-bagian bunga (4 bagian pokok),
kelopak dinyatakan dengan K singkatan dari kalix (calyx), tajuk/mahkota dinyatakan
dengan C singkatan corolla, benang sari dinyatakan dengan A singkatan dari
androecium (bunga jantan), dan putik dinyatakan dengan G singkatan dari gynoecium
(bunga betina)
- Jika bunga mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari, putik terdiri
dari sehelai daun buah maka rumusnya : K5, C5, A10, G1

Anda mungkin juga menyukai