Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

AGUSTINA MARA, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Profesi Ners dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn “H”

dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi dengan Diagnosa

Medis CKS Di Ruang Bedah RSUD DR. R. Soedjono Selong Lombok Timur-

NTB

tanggal 01 s/d 07 November 2022

telah disahkan dan disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

(Harindah., S. Kep)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns. Dina Alfiani Ikhwani., M. Kep) (Ns.Saufia Hayati Umajan., S. Kep )

Kepala Ruangan

(Ns. M. Suhayatna Ilhamdi., S. Kep)

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Konsep Dasar Oksigenasi

1. Pengertian

Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas

berbagai organ atau sel (Carpenito, Lynda Juall, 2012). Kebutuhan

oksigenasi merupakan kebutuhan dasarmanusia yang digunakan untuk

kelangsungan metabolismeseltubuhmempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai organ atau sel.

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia

atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau

yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel. Sebagai hasilnya,

terbentuklah karbon dioksida, energy, dan air. Akan tetapi, penambahan

CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak

yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Guyton & Hall, 2007) dalam

(Basuki, 2018).

2. Etiologi

Seseorang biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan oleh :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika

seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial

pada status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk

secara efektif.( Carpenito, Lynda Juall, 2012).

b. Ketidakefektifan pola pernapasan adalah keadaan ketika seorang individu

mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang


berhubungan dengan perubahan pola pernapasan (Carpenito, Lynda Juall,

2012).

c. Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika seorang individu

mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida) yang

aktual (atau dapat mengalami potensial) antara alveoli paru–paru dan

sistem vaskular (Carpenito, Lynda Juall, 2012).

3. Fisiologi Pernapasan

a. Saluran pernafasan atas

Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara

yang dihirup. Terdiri dari :hidung, faring, laring, epiglottis

b. Saluran Pernafasan bawah

Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukuosa cilliary,

memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus, paru.

Pernafasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan

CO2 antara lingkungan eksternal, dan sel tubuh. Secara umum, proses ini

berlangsung dalam 3 langkah, yaitu:

a. Ventilasi Pulmoner.

Udara bergantian masuk keluar paru-paru melalui proses ventilasi

sehingga terjadi proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan

alveolus.

b. Pertukaran gas alveolar.

Setelah oksigen masuk alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah

difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah

proses pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan


tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area

berkonsentrasi rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membrane

kapiler.

c. Transpor oksigen dan karbondioksida.

Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan

karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru-paru.

 Transpor O2.

Normalnya, sebagian oksigen (97%) berikatan lemah dengan

hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk

Oksihemoglobin (HbO2), sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini

dipengaruhi oleh Ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan

perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas dara yang

dibawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah

Hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengan Hb.

 Transpor CO2.

Karbondioksida hasil metabolisme terus menerus diankut menuju

paru-paru melalui 3 cara: sebagian besar karbondioksida (70%)

diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat (HCO3-),

sebanyak 23% karbondioksida berikatan dengan hemoglobin

membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2), Sebanyak 7%

diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dalam bentuk asam

karbonat.

Pernafasan internal atau pernafasan jaringan mengacu pada proses

metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitrokondria, yang


menggunakan O2 dan menhasilkan CO2 selama proses penyerapan

energi molekul nutrient. Pada proses ini darah yang banyak mengandung

oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.

Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan

sel jaringan. Seperti dari kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses

difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

a. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang

sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang

kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi

dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang

dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak

diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada

bentuk thorak dan pola napas.

b. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin

tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang

dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah

ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga

kedalaman pernapasan yang meningkat.


c. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan

dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok

dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi

predisposisi penyakit paru.

d. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada

terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-

penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya

terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang

mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi

membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat

mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

e. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam

pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu

bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau

laju dan kedalaman pernapasan.

f. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat

mempengarhi pernapasan yaitu :


1) Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

2) Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

3) Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel

jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan

obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika

ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku

dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen

dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi

serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5

menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut

biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

g. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama

jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit

disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung

karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.

rthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi

duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

h. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang

saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Mempertahankan jalan


napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-

kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan

napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi

(inspirasi).

5. Manifestasi Klinis

a. Suara napas tidak normal

b. Perubahan jumlah pernapasan

c. Batuk disertai dahak

d. Penggunaan otot tambahan pernapasan

e. Dispnea

f. Penurunan haluaran urine

g. Penurunan ekspansi paru


6. Pohon Masalah

Udara di
atmosfer

Udara masuk melalui


hidung terdapat infeksi
patogen

Sumbatan bronkus

Gangguan Terjebaknya
pertukaran mukus udara di paru

Akumulasi mucus Udara diserap oleh


pada bronkus aliran darah

Tidak ada saluran untuk


Ketidakefektifan Oksigen lebih cepat meloloskan udara yang
bersihan jalan nafas diserap dari nitrogen terjebak
dan helium

Terjadi dengan Ventilasi kolateral


cepat dan luas

Udara lolos melalui pori


dispnea alveoli / fistula bronkioli
alveolar

Pola nafas cepat


dan dangkal Gangguan pengembangan
paru/ kolaps alveoli

Ketidakefektifan
pola nafas Ventilasi dan perfusi
tidak seimbang

Gangguan pertukaran
gas
7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan fungsi paru

Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas

secara efisien.

b. Pemeriksaan gas darah arteri

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane

kapileralveolar dan keadekuatan oksigenasi.

c. Oksimetri

Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

d. Pemeriksaan sinar x dada

Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses

abnormal.

e. Bronkoskopi

Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda

asingyang menghambat jalannafas.

f. Endoskopi

Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

g. Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung

dankontraksi paru.

h. CT-Scan

ntuk mengintifikasi adanya massa abnormal.


8. Penatalaksanaan Medis

a. Pemantauan hemodinamika

b. Pengobatan bronkodilator

c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret

d. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu

pemberianoksigenjika diperlukan.

e. Penggunaan ventilator mekanik

f. Fisoterapi dada

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas pasien dan penanggung jawab

Pada bagian ini berisi nama, jenis kelamin, umur, agama, status

perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat, no. RM, dan

diagnosa medis pasien.

b. Riwayat Keperawatan

1) Riwayat kesehatan pasien

Pada bagian ini berisi tentang riwayat penyakit pasien sekarang (berisi

keluhan utama, kronologi penyakit saat ini, pengaruh penyakit

terhadap pasien, serta harapan pasien dari pelayanan kesehatan), dan

riwayat penyakit masa lalu.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Berisi genogram minimal 3 generasi, dengan siapa klien tinggal,

berapa jumlah anggota keluarga, adakah anggota keluarga yang


menderita penyakit serupa, adakah keluarga yang mempunyai

penyakit menular/menurun, serta efek yang terjadi pada keluarga bila

salah satu anggota keluarga sakit.

3) Pengkajian biologis (dikaji sebelum dan sesudah sakit)

a) Rasa aman dan nyaman

Pada riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan

nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan

beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak

nyaman pada proses respirasi pasien.

b) Aktivitas

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana aktivitas pasien sebelum

dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

c) Istirahat

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana pola istirahat pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

d) Tidur

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana pola tidur pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

e) Cairan

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan

cairan pasien sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau

tidak.

f) Nutrisi

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana pola pemenuhan nutrisi


pasien sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

g) Eliminasi feses

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana eliminasi feses pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Berapa

kali pasien BAB per hari, terkait pola, frekuensi, waktu dan

karakteristik fesesnya, serta apakah menggunakan alat bantu

defekasi/BAB atau tidak.

h) Eliminasi urine

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana eliminasi urine pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Berapa

kali pasien BAK per hari, terkait pola, frekuensi, waktu dan

karakteristik urinenya, serta apakah menggunakan alat bantu

miksi/BAK atau tidak.

i) Pernafasan

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana aktivitas pernafsan

pasien sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

Adakah gangguan pernafasan, adakah riwayat alergi terhadap debu,

obat-obatan.

j) Kardiovaskuler

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana kinerja kardiovaskuler

pasien sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak.

k) Personal hygiene

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana personal hygiene pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Berapa


kali pasien mandi dalam sehari, sikat gigi, keramas dan apakah

klien memerlukan bantuan dalam melaksanakannya.

l) Seksual

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana aktivitas seksual pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Adakah

kesulitan dalam hubungan sesksual pasien, serta penyakit yang

diderita pasien mengganggu fungsi seksualnya.

m)Psikologi

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana status emosi pasien, cara

mengekspresikan perasaannya, suasana hati pasien, persaan pasien

saat ini dan hal yang dilakukan pasien bila suasana hatinya sedih,

marah, gembira.

n) Konsep diri

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana pandangan atau konsep

diri pasien terhadap dirinya sendiri sebelum dan sesudah sakit,

apakah terganggu atau tidak. Hal-hal yang disukai pasien, dan apa

saj yang bisa dilakukan pasien saat ini.

o) Hubungan sosial

Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana hubungan sosial pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Siapa

teman dekatnya, orang yang dipercaya, kegiatan msyarakat yang

diikuti serta pekerjaan pasien sekarang sesuai sama kemampuannya

atau tidak.

p) Spiritual
Pada riwayat ini berisi tentang bagaimana aktivitas spiritual pasien

sebelum dan sesudah sakit, apakah terganggu atau tidak. Adakah

gangguan untuk menjalankan ibadah dan agama yang dianut oleh

pasien dan keluarganya.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Pengkajian ini berisi kesadaran, nilai GCS, kondisi pasien secara

umum, TTV, serta keadaan kulit terkait warna, tekstur, adakah

kelainan kulit.

2) Pemeriksaan Cepalo Kaudal

Pengkajian ini berisi tentang bentuk, keadaan kulit serta kebersihan

dari kepala, mata, telinga, hidung, mulut dan gigi pasien.

3) Leher

Pengkajian ini berisi bentuk, gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar

getah bening, tonsil, JVP, nyeri telan ?

4) Dada

Pengkajian ini berisi hasil observasi yaitu hasil inspeksi, auskultasi,

perkusi dan palpasi dada pasien.

5) Abdomen

Pengkajian ini berisi hasil observasi yaitu hasil inspeksi, auskultasi,

perkusi dan palpasi abdomen pasien.

6) Genetalia, anus, rektum

Pengkajian ini berisi hasil observasi yaitu hasil inspeksi dan palpasi

genetalia, anus, dan rektum pasien.


7) Ekstremitas

Pengkajian ini berisi hasil observasi pada ekstremitas atas dan bawah

pasien.

d. Pemeriksaan penunjang

1) Radilogi.

2) Laboratorium.

3) CT scan.

Tiap pemeriksaan harus dicantumkan tanggal pemeriksaan, hasil dan

rentang nilai normalnya.

e. Terapi yang diberikan.

Pengkajian ini berisi terapi apa saja yang diberikan selama perawatan di

rumah sakit.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Gangguan pertukaran gas

3. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


o. kriteria hasil
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
bersihan jalan tindakan umum pasien kesadaran, dan
nafas keperawatan dan TTV kondisi tubuh dalam
selama …x24 jam keadaan normal atau
diharapkan tidak.
bersihan jalan 2. Auskultasi 2. Mengetahui bunyi
nafas efektif bunyi nafas nafas, seperti ronchi,
dengan kriteria wheezing yang
hasil : menunjukkan
a. Menunjukkan tertahannya secret
jalan nafas obstruksi jalan nafas
bersih 3. Atur posisi 3. Meningkatkan
b. Suara nafas yang nyaman pengembangan
normal tanpa
suara seperti posisi diafragma
tambahan semifowler
c. Tidak ada 4. Beri latihan 4. Memudahkan
penggunaan pernafasan pernafasandan
otot bantu dalam dan membantu
nafas batukefektif mengeluarkan secret
5. Kolaborasi 5. Membantu
humidikasi menghangatkan dan
tambahan mengencerkan secret
(nebulizer) dan
terapi oksigen
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
pola nafas tindakan umum pasien kesadaran, dan
keperawatan dan TTV kondisi tubuh dalam
selama … x24 keadaan normal atau
jam diharapkan tidak
pola nafas efektif 2. Atur posisi 2. Memungkinkan
dengan kriteria sesuai ekpansi paru dan
hasil : kebutuhan, memudahkan
a. Menunjukkka seperti pernafasan
n pola nafas semifowler
efektif dengan 3. Ajarkan teknik 3. Memperbaiki pola
frekuensi nafas dalam nafas
nafas16-24
kali/menit dan 4. Kolaborasi 4. Memperbaiki pola
irama teratur dalam nafas dan irama
b. Mampu pemberian nafas menjadi teratur
menunjukkan oksigenasi
perilaku
peningkatan
fungsi paru
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Pantau keadan 1. Mengetahui
pertukaran gas tindakan umum pasien kesadaran, dan
keperawatan dan TTV kondisi tubuh dalam
selama … x24 keadaan normal atau
jam diharapkan tidak
pasien dapat 2. Observasi 2. Menentukan
mempertahankan warna kulit dan adekuatnya sirkulasi
pertukaran gas capillary refill yang penting untuk
yang normal pertukaran gas
dengan kriteria ke jaringan
hasil : 3. Kurangi 3. Mengurangi
a. Menunjukkan aktivitas pasien kebutuhan akan
perbaikan oksigen
ventilasi dan 4. Beri posisi 4. Memudahkan
oksigenasi pasien yang pernafasan
jaringan nyaman, seperti
b. Tidak ada semifowler
gejala distress 5. Kolaborasi 5. Memaksimalkan
pernafasan dalam sediaan oksigen
pemberian khususnya ventilasi
oksigenasi menurun
DAPTAR PUSTAKA

Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 13.
Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 2.


Jakarta : Salemba Medika.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta : EGC.

Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis. Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.

Tarwonto dan Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia dan


AsuhanKeperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai