Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSONAL HYGIENE DAN

NYERI DI RUANG UROLOGI RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG

LOMBOK TIMUR-NTB

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

Elma Nurul Wulan, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

2023
PERSONAL HYGIENE DAN NYERI

A. PENGERTIAN

a. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yakni personal artinya perorangan

dan hygiene artinya sehat. Seseorang yang upaya dalam memelihara kebersihan dan

kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis disebut

personal hygiene (Ernawati, 2012).

b. Definisi nyeri

Nyeri merupakan sensasi yang unik, universal dan bersifat individual sebagai suatu

sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori dan emosional berhubungan

adanya kerusakan jaringan atau faktor lain (Asmida, 2008).

B. ANATOMI FISIOLOGI

1. Kulit

Kulit merupakan bagian penting dari tubuh untuk melindungi tubuh dari berbagai

kuman atau trauma. Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu:

a. Lapisan epidermis (lapisan utama): lapisan kulit tipis untuk melindungi jaringan

terhadap kehilangan cairan dan kimia dan untuk mencegah masuknya

mikroorganisme yang memproduksi penyakit. Terdiri dari stratum korneum,

lusidum dan granulosum.

b. Lapisan dermis: lapisan kulit tebal terdiri dari ikatan kolegen dan serabut elastik

untuk menudukung epidermis. Terdiri atas ujung saraf sensorik, kelenjar keringat.
c. Lapisan jaringan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfe jaringan

penyambung halus (sel-sel lemak).

Pada kulit terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:

a. RasaDingin : Organ dari krause

b. Rasa Panas : Organ dari ruffini

c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners

d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini

e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas

Fungsi Kulit yaitu:

a. Melindungi tubuh

b. Pengaturan suhu tubuh

c. Indera peraba

d. Sebagai alat ekresi

e. Pengatur keseimbangan

2. Mata

Organ penglihatan yang mendeteksi cahaya, yang dilakukan untuk mengetahui

apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap disebut mata. Mata memiliki berbagai

organ seperti:

a. Superior rectusmuscle: otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata

kita keatas.

b. Sclera: bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.

c. Iris: pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru jika

orang Eropa.
d. Lensa: media refraksi untuk bisa kita melihat.

e. Kornea: kubah transparan agak pipih yang membentuk sepernam bagian anterior

dinding dan tidak memiliki suplai darah.

f. Conjunctiva: lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.

g. Retina: lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.

3. Telinga

Sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara disebut telinga. Telinga

terdiri atas 3 bagian, yaitu:

a. TelingaLuar: daun telinga dan liang telinga.

b. Telinga Tengah: tulang landasan (incus), gendang telinga (membran timpani),

malleus (tulang martil), tulang sanggurdi (stapes) dan saluran eustachius.

c. Telinga Dalam: skala timpani, rtngkap oval, tingkap bulat, rumah siput (koklea)

dan labirin osea.

4. Hidung

Panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau adalah hidung. Fungsi Hidung

sebagai menghangatkan udara, penyaring udara masuk, saluran udara pernapasan dan

membunuh kumanoleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir.

5. Mulut dan gigi

Bertugas dalam proses perncernaan makanan yaitu disebut mulut. Berfungsi untuk

menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke

dalam perut. Makanan dapat halus karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah.

Bagian dalam mulut terdiri dari gigi, langit-langt lunak, uvula, tonsil (amandel).

6. Rambut
Bagian tubuh yang berfungsi sebagai poteksi serta pengantar suhu disebut rambut.

Bagian rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung kar, folikel rambut

serta kelenjar sabase.

7. Tangan, kaki dan kuku

Tangan adalah dari siku sampai ujung jari. Kaki adalah bagian luar yang komples

dalam tubuh. Kuku adalah penutup dan pelindung ujung jari tangan dan kaki sensitif

daya sentuh..

8. Genetalia

a. Pria: alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin,

kelenjar tambahan dan penis. Testis: kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai

penghasil sperma dan hormon testosteron.

b. Wanita: alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur)

yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau

rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.(Ernawati, 2012

C. NILI-NILAI NORMAL

a. Nilai- nilai normal hygiene

Kulit kering, hangat, mempunyai turgor


yang bagus (apabila kulit ditekan maka

akan kembali seperti semula dengan

cepat), warna kulit  light pink atau

warna gading sampai ruddy pink, dari

coklet terang ke coklat gelap

Kaki, tangan, dan kuku Toes  straight (lurus) dan flat.

Kulit ari  lembut, utuh, tidak ada

inflamasi.

Kuku  transparan, lembut, bulat

lepat, konveks, sudut nail bed

160o kuku pada kaki dan jempol

lebih keras dan tebal

Rambut Rambut  panjang, kesat, liat, kecil,

lembut

Rongga mulut Bibir  pink, lembab, simetris, dan

lembut

Mukosa mulut, gigi, dan gigi  gigi

normal (lembut, putih, cdan shiny),

membrane mukosa (pinkish red,

lembut, dan lembab), mukosa

(berkilau, pink, lembut, lembab,

lunak), gusi (pink, lembut, lembab)


Lidah dan mulut dasar  lidah

(medium atau merah tumpul, lembab,

agak kasar pada permukaan atas dan

lembut sepanjang garis tepi marginal),

daeral ventral (pink dan lembut)

Palate  light pink dan lembut

Mata, hidung, telinga Mata  konjungtiva (transparan),

kornea (transparan, shiny, dan lembut),

alis mata (simetris)

Telinga  ear canal (berliku dan

sepanjang 2.5 cm).

Genetelia Genetelia pria: ukuran, bentuk penis,

testis, warna, tekstur kulit skrotum, dan

serta distribusi rambut pubis.

Genetelia wanita: kulit perineum halus,

bersih dan sedikit gelap, membran

mukosa tampak lebih muda dan

lembab, labia dapat membuka dan

menutup dan simetris.

(Ernawati, 2012).

b. Nilai-nilai normal nyeri

Provoking Accident: faktor pencetus nyeri


Quality: sifat nyeri atau kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, tajam seperti terkena api.

Region: letak atau lokasi nyeri

Skala: skala ringan 1-3, skala sedang 4-6, skala berat 7-9, skala sangat berat 10

Time: sifat akut, subakut, perlahan atau bertahap, bersifat hilang timbul.

(Asmida, 2008).

D. JENIS KELAINAN/GANGGUAN

1. Masalah Pada Personal Hygiene

a. Kulit: Kulit Kering, pertumbuhan rambutyangabnormal), luka lecet, jerawat, ruam

kulit.

b. Mata: katarak, iritasi mata,radang pada mata, edema kornea, desemetokel(kornea

menipis dan menonjol, leukoma (kekeruhan yang menempel pada iris).

c. Telinga:radang telinga, labirintis (infeksi dan alergi), motion sickness (mabuuuk

perjalannan), tuli.

d. Hidung: sinusitis, rinitis alergi maupun vasomotor, deviasi septum, dan polip

hidung.

e. Mulut dan gigi: bau nafas tidak sedap, radang pada gusi, karises gigi, radang pada

daerah mukosa dan rongga mulut, gusi mudah berdarah, radang pada lidah bibir

pecah –pecah.

f. Rambut: ketombe, kusut, rontok, radang pada kulit rambut, kutu kepala.

g. Tangan, kaki dan kuku: kalus, katimumul, kutil pada kaki, infeksi jamur, kuku

yang tumbuh kedalam, kuku tanduk ram, dan bau kaki.


h. Genetalia: wanita (jamur, virus, parasit, gangguan menstruasi bagi wanita, kanker

vagina, infeksi vagina). Pria: hypospadia (buang air kecil sedikit), micro penis

(penis kecil).

(Ernawati, 2012).

E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

1. Patofisiologi

Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseoranguntuk memelihara

kebersihan diri. Personal hygiene dapat tergangguapabila individu sedang sakit. Selan

itu fasilitas yang kurang,kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat,

ekonomiyang kurang dan faktor lingkungan. Akibatnya individu akanmrngalami

defisit personal hygiene.Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka

akanmenimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.Dampak

fisik yang mungkin muncul, gangguan integritas kulit, ganngguan mukosa mulu,

infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku. Dampak psikologis yang

mungkin muncul, kebutuhan harga diri, gangguan interaksi sosial, aktualisasi diri,

gangguan rasa nyaman, kebutuhan mencintai dicinta.

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, perilaku. Cara yang paling baik

untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga

komponen fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. nyeri berkaitan erat

dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah

nocieptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau

bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada
persendian dinding arteri, dan kandung empedu. Maka otak menginterpretasi kualitas

nyeri dan memproses informasi dalam upaya mengekspresikan nyeri.(Hidayat Aziz,

2008)

2. Patway
CONGENITAL PSEUDARTHROSISTIBIA

rendahnya produksi morphogenic tulang protein

osteoblas & osteoklas

pertumbuhan tulang tdk sempurna menyebabkan penyempitan sel saraf

tidak mampu menahan BB fraktur tidak mampu merendam

energi yang terlalu besar

tulang rapuh pergeseran fragmen tulang

tekanan pada tulang

kondisi patologis (osteoporosis, pembedahan trauma tidak langsung

osteomelitis,keganasan)

Kerusakan jaringan trauma langsung

(jatuh, hantaman, kecelakaan)

Farktur terbuka pelepasan pelepasan deformitas

Mediator mediator

luka Nyeri inflamasi gangguan fungsi


kerusakan ditangkap reseptor aliran darah

intergritas nyeri prifer hambatan

jaringan kebocoran cairan ke mobilitas fisik

implus ke otak intertisiel

kerusakan thp perimer ativitas terganggu

persepsi nyeri oedema

port de entry kuman ggn kebersihan diri

Nyeri akut menekan pembuluh(perpakaian, mandi,

R. infeksi darah perifer toileting)

Infeksi perfusi

jaringan perifer Defisit perawatan diri


F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi penyakit yang dialami.

b. menggunakan skala nyeri:

1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi

dengan baik.

2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi

nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan.

3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun

terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.

4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu

berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

G. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF

1. Tim medis dalam pemberian obat(untuk nyeri).

2. Radiologi

3. Laboratorium

4. CT scan

5. Terapi yang diberikan

Pengkajian ini berisi terapi apa saja yang diberikan selama perawatan di rumah sakit.
H. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Identitas pasien: Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan

terkahir dan sebagainya.

2. Riwayat Keperawatan: Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari,

sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene

personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.

3. Pemeriksaan fisik

a) Rambut: amati kondisi rambut, keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut

yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur

b) Kepala: amati dengan seksama kebersihan kulit kepala, botak, ketombe,

berkutu, kebersihan

c) Mata: amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak

mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

d) Hidung: kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,

tanda-tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan

bagaimana membran mukosa.

e) Mulut: amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya

lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f) Gigi: amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak

lengkap atau gigi palsu.

g) Telinga: perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau

perubahan daya pendengaran.


h) Kulit:amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan

kebersihannya. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau

pruritus.

i) Kuku tangan dan kaki: amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya

kelainan atau luka.

j) Genetalia: amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area

perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan

kondisi skrotum dan testisnya.

k) Tubuh secara umum: amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.

Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

4. KajinNyeri

P: Paliatif: Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri

Q: Qualitatif: Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

R: Regio: Daerah perjalan nyeri

S: Skala: skala ringan 1-3, skala sedang 4-6, skala berat 7-9, skala sangat berat 10

T: Time: Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

5. Pemeriksaan fisik

a) Tanda: tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan

b) Perilaku: Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi

c) Expresi wajah

b. Diagnosa keperawatan

1. Defisit perawatan diri ( berpakaian, makan, mandi / hygiene dan toileting)

2. Nyeri akut
c. Intervensi keperawatan

1. Defisit perawatan diri ( berpakaian, makan, mandi / hygiene dan toileting)

a. Observasi: kaji pola kebersihan, tempat tidur, kebersihan badan klien.Rasional :

untuk mengetahui pola kebersihan diri pasien normal.

b. Nursing: bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku.

Rasional : untuk mengetahui keadaan mulut bersih,rambut bersih,

kuku panjang dan badan bersih/tidak bau.

c. Edukasi:lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut,

keadaan badan, rambut dan kuku bersih, pentingnya kebersihan.

d. Colaboration: libatkankan keluarga

2. Nyeri akut

a. Observasi: kaji tingkat nyeri

Rasional: untuk mengetahui tingkat nyerinya

b. Nursing: bantu klien untuk mengontrol pemberian analgetik

Rasional: untuk mengetahui keadaan klien terhadap nyeri

c. Edukasi: lakukan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi

d. Colaboration: libatkan dokter dan apoteker.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta: Salemba Medika.

Ernawati. 2012. Buku Ajar dan Aplikasi Keperawatan Dalam Pemeuhan Kebutuhan

Dasar Manusia. Jakata: CV. Trans Info Media.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Kebutuhan Daras Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai