Anda di halaman 1dari 79

Medan, 30 Mei 2023

Lampiran :-
Hal : In House Training

Kepada Yth :

Seluruh Karyawan RSU Eshmun

Di-
Tempat
Dengan hormat,
Bersamaan dengan surat ini, Bagian Diklat menginformasikan kepada Seluruh Karyawan RSU
Eshmun termasuk Dokter Umum untuk mengikuti “In House Training PPI (CUCI TANGAN,
PEMAKAIAN APD & PENGUNAAN SPILLKIT), In House Training SKP, In House
Training PROGNAS (HIV/AIDS), Sosialisasi CSSD” yang akan diadakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa s/d Jumat, 06 s/d 09 Juni 2023


Pukul : 10.00 Wib s/d Selesai & 14.00 WIB
Tempat : Aula Lt 8
Pembicara : 1. Rahmat Sapiin Nasution, S.Kep.Ns
2. Nurlian Ritonga, S.Kep
3. Helen Iwashita Siregar, S.Psi
4. Bryan Anugrah, S.Kep, Ns

Harapannya Seluruh karyawan RSU Eshmun dapat menghadiri Diklat. Jika ada kendala dapat
dikoordinasikan dengan bagian Diklat.
Demikian surat ini disampaikan, atas kerja samanya saya ucapkan Terima Kasih.

Bagian Diklat,

(Rahmat Sapiin Nasution, S.Kep,Ners)


NB :
Untuk Pemilihan Jadwal
1. PPI & SKP Seluruh Karyawan
2. Prognas & CSSD Kepala Ruangan & PJ UNIT
3. Hadir 15 Menit sebelum Jam di Mulai
4. Setiap karyawan Wajib Hadir & Mengikutin Diklat
5. Setiap Karyawan Harus Mengisi Absensi (Tidak Mengisi Absensi di Anggap Tidak hadir
maupun Datang Pada Hari DIKLAT)
Lampiran.1. Jadwal Pemberian Materi

NO MATERI PEMBERI MATERI JADWAL


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite PPI (6,7,8,9,19&20 Juni 2023)
1.
Pemakaian APD (Rahmat Sapiin NST,
Hand Hygiene S.Kep.Ns) 14.00 Wib s/d Selesai
Batuk Efektif
Penggunan SPILLKIT
2. 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) (Nurlian Ritonga, (6,7,8,10, 19 & 20 Juni
AMK,S.Kep) 2023)
14.00 Wib s/d Selesai
3. In House Training PROGNAS (HIV/AIDS) (Helen Iwashita (09 Juni 2023)
Siregar, S.Psi)
10.00 Wib s/d Selesai
4. Sosialisasi CSSD (Bryan Anugrah, (09 Juni 2023)
S.Kep, Ns)
14.00 Wib s/d Selesai
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) SOSIALISASI
IN HOUSE TRAINING PPI

Topik : IN HOUSE TRAINING PPI


Hari/tanggal : Selasa s/d Kamis 2023 Tanggal 06 s/d 09 Juni 2023 & 19 s/d 20 Juni 2023
Pukul : 10.00 Wib s.d 12.00 Wib
Pembicara : Rahmat Sapiin Nasution, S.Kep.Ns
Peserta : Seluruh Karyawan RSU Eshmun

1. Latar Belakang
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien rawat
di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit
mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien
dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit
atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri yaitu kman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk dapat
dilaksanakan ileh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa
rendahnya kualitias dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan berbagai
pihak khususnya para klinis serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus menurus
menggerakan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat khususnya terhadap jaminan kesehatan pasien.
2. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/ pengunjung melalui setiap aktivitas yang
berpotensi atau beresiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan
lingkungan rumah sakit mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan
dlam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan
penderita sehingga rumah sakit dapat menungkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
3. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan , pedoman panduan atau SPO tentang PPI melalui
kegiatan monitoring di semua unit pelayanan
c. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/ penerapan PPI di unit – unit pelayanan
d. Meningkatkan kualitas/ kompetensi petugas
4. Materi Pembelajaran
1) Kewaspadaan Standart
2) Kewaspadaan Transmisi
3) Infeksin Nosokomial
5. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya Jawab

6. Media
1) LCD
2) Laptop
3) Materi sosialisasi (Power Point)
4) Kertas untuk Diskusi kelompok dan Ujian Pre Test

7. Kegiatan
No Kegiatan Sub Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam 5 Menit
2. Menjelaskan tujuan sosialisasi
2. Pemberian Menjelaskan mengenai : 30 menit
Materi 1) Jenis-Jenis Infeksi Nosokomial/HAIs
2) Pencegahan / Bundle HAIs
3) Kewaspadaan Standart
4) Kewaspadaan Transmisi

3 Tanya Jawab 1. Peserta merespon materi 10 menit


dan diskusi 2. Peserta merespon demosntrasi/latihan
3. Menanyakan kembali hal-hal yang kurang
dimengerti
5 Penutup 1. Menyimpulkan materi 10 menit
2. Mengucapkan terima kasih
3. Mengucapkan salam

8. Evaluasi
a) Evaluasi Proses
Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan tanggal 06 s/d 20 Juni 2023, dengan sasaran adalah seluruh
Perawat IGD RSU Eshmun. Total seluruh peserta yang di tetapkan oleh bagian diklat untuk
mengikuti sosialisasi adalah 301 orang, sedangkan total seluruh peserta yang hadir adalah 235
orang dengan kualifikasi sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Kehadiran Peserta Sosialisasi


No Tanggal Jam Pelaksanaan Jumlah Pre Test
Pelaksanaan Peserta
1. 6 Mei 2023 10.00Wib s.d 54
12.00 Wib
2. 7 Mei 2023 10.00Wib s.d 47
12.00 Wib
3 8 Mei 2023 10.00Wib s.d 65
12.00 Wib
4 9 Mei 2023 10.00Wib s.d 41
12.00 Wib
5 19 Mei 2023 10.00Wib s.d 21
12.00 Wib
6 20 Mei 2023 10.00Wib s.d 10
12.00 Wib
Total 23
Interpretasi : Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, kehadiran peserta sosialisasi, dari 301
orang yang di haruskan mengikuti sosialisasi, ada 235 orang (78%) yang mengikuti sosialisasi.
b) Evaluasi Hasil
Dalam sosialisasi, ada 3 kegiatan inti yang dilakukan diantaranya yaitu :
1) Penjabaran Materi, dimana peserta terlihat antusias dan mendengarkan materi secara
seksama dan tenang serta tidak menimbukan keributan yang dapat mengalihkan
konsentrasi peserta terhadap materi.
2) Tanya Jawab, dimana ada beberapa peserta diklat yang memberikan pertanyaan dari
materi yang diberikan
3) Tingkat Pemahaman Peserta
Dalam sosialisasi, dilakukan pre test dan post test dalam bentuk soal multi full choice.
Dari hasil pretest dan post test, maka dapat disimpulkan mengenai pengetahuan peserta
sosialisasi sebagai berikut :
Tabel.2. Evaluasi Nilai Pre dan Post Test Sosialisasi
Baik (Nilai ≥70) Kurang Baik (Nilai < 70) TOTAL
No Ujian
N % N % N %
1. Pre 75 32 158 68 235 100
2. Post 46 19 187 81 235 100
Interpretasi : Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, pada pre test tingkat
pengetahuan peserta 158 orang ( 68 %) baik dan 75 orang (32%) kurang baik.
Sedangkan pada post test tingkat pengetahuan peserta diklat 187 orang (81%) baik dan
46 orang (19%) kurang baik. Artinya ada peningkatan pengetahuan peserta diklat setelah
diberikan meteri.
9. Dokumentasi
1) Daftar Hadir Terlampir
2) Bahan/Materi Terlampir
3) Foto Terlampir

Medan, 23 Juni 2023


Disusun Oleh, Diketahui Oleh,
Bagian Diklat, Direktur Rumah Sakit,

(Rahmat Sapiin Nasution,S.Kep,Ners) (Serfia Zagoto, S.Kep)


Tembusan :
1) Komite PPI
LAMPIRAN. SOAL TEST

SOAL TEST
(Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat)

1. Yang termasuk dalam klasifikasi operasi/jenis operasi adalah, kecuali :


A. Operasi Bersih
B. Operasi Tercemar
C. Operasi Kotor
D. Operasi Kotor Tercemar

2. Infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber
infeksi adalah pengertian dari :
A. Infeksi Luka Operasi (ILO)
B. Nosokomial Pneumonia/VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia)
C. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
D. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)

3. Berikut adalah APD yang tidak digunakan pada pemasangan Infus :


A. Sarung tangan (handscoen)
B. Helm
C. Masker
D. Kacamata goggle

4. Operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat
peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal,
orofaring, traktus urinarius atau traktus bilier, Pengertian dari :
A. Operasai Bersih
B. Operasai Bersih Tercemar
C. Operasai Tercemar
D. Operasi Kotor

5. Dibawah ini yang bukan merupakan 6 langkah mencuci tangan :


A. Gosok ibu jari berputar dalam genggaman tangan lainnya
B. Gosok sela – sela jari tangan
C. Gosok pergelangan tangan
D. Gosok punggung tangan

6. Apa yang dimaksud dengan PPI ?


A. Pencegahan dan penanganan Infeksi
B. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
C. Penanganan dan Pengendalian Infeksi
D. Pencegahan dan Pengurangan Infeksi
7. Dalam berapa lama rawatan baru bisa dinyatakan Infeksi Nosokomial:
A. Infeksi terjadi 1X24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit
B. Infeksi terjadi 2X24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit
C. Infeksi terjadi 3X24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit
D. Infeksi terjadi 4X24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit

8. Berikut ini yang mana contoh dari terjadinya infeksi nosocomial (HAIs) :
A. Pasien batuk dan pilek masuk ke UGD
B. Pasien DM DF yang akan direncanakan operasi
C. Pasien yang mengalami infeksi daerah operasi
D. Pasien TB yang dirawat di ruang isolasi

9. Dibawah ini cara penyebaran infeksi yaitu, kecuali :


A. Fekal oral
B. Kontak langsung
C. Menatap / bertatapan
D. Udara

10. Jenis-Jenis Infeksi Nosokomial yaitu kecuali :


A. Infeksi Luka Operasi (ILO)
B. Nosokomial Pneumonia/VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia)
C. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
D. Infeksi Aliran Darah Vagina (IADP)

LAMPIRAN. DOKUMENTASI KEGIATAN


PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)

Oleh :
KOMITE PPI
PROGRAM PPI RS
• Merupakan : salah satu kegiatan
manajemen risiko dan kendali mutu
pelayanan kesehatan di RS.
• Tujuan :
Menekan penyebaran infeksi dan mencegah
infeksi akibat tindakan perawatan selama
di RS.
PASIEN

LINGKUNGAN
RS

PETUGAS INSTRUMEN
PELAYANAN &
KESEHATAN PERALATAN

Penyebaran Infeksi
Ditempat Pelayanan Kesehatan
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airbone/Udara

Masker wajah
Sarung
Gaun/celeme Masker N95
tangan
k
INFEKSI NOSOKOMIAL / HAIS
Apa yang dimaksud dengan Infeksi Nosokomial :
Infeksi yang terjadi pada waktu masa perawatan di
Rumah sakit yg sebelumnya tidak ada tanda terjadi
nya infeksi.
1. Phelebitis
2. ISK
3. IDO / ILO
4. XAP
5. IADP
1. Hand Hygine
2. Alat Pelindung Diri
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian Lingkungan
5. Penatalaksanaan Linen
6. Penatalaksanaan Limbah
7. Perlindungan Dan kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Etika Batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal
punksi
HAND HYGIENE
 Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan
salah satu prosedur penting dan efektif mencegah
terjadi nay Infeksi Nosokomial atau Healthcare
Associated Infections (HAIs) bila dilakukan
dengan baik dan benar.
 Pilar dalam pencegahan dan pengendalian
Infeksi (PPI) termasuk bagian dari Kewaspadaan
standart
 Karena tangan merupakan
media transmisi tersering di
Rumah sakit yang dapat
memindahkan mikroorganisme
(kuman) dari satu pasien ke
pasien yang lain, atau dari
permukaan lingkungan ke
pasien itu sendiri..
MIKROBA TERDAPAT DI KULIT PASIEN
DAN LINGKUNGAN SEKITAR PASIEN

TRANSFER MIKROBA DARI


PASIEN KE PETUGAS
KESEHATAN.
 Cuci tangan Hand wash dengan menggunakan sabun dan air
mengalir jika tangan terlihat kotor atau terkena cairan tubuh.

 Cuci tangan hand rub yang berbasis alkohol jika tangan


tidak terlihat kotor.

 Jangan menyentuh kembali area permukaan lingkungan


sebelum melakukan tindakan.
 Jangan gunakan handrub berbasis alkohol setelah
menyentuh kulit yang tidak utuh, atau cairan tubuh,
segera cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir.
 Pastikan tangan kering sebelum melakukan
kegiatan. (kuman belum mati saat dalam keadaan
basah.
 Sebelum melakukan kebersihan tangan:
- Pastikan asesoris cincin, termasuk cincin kawin,
gelang, arloji, tidak dipakai.
- Kuku harus dijaga tetap pendek (tidak > 3 mm)
- Tidak menggunakan kuku buatan ato cat kuku
 Kebersihan tangan merupakan pilar dalam pencegahan HAIs

 Kebersihan tangan dapat menurunkan HAIs , mencegah terjadinya


MDRO ( multidrug ResistenOrganism) bila dilakukan dengan baik dan
benar.

 Kebersihan tangan dilakukan dengan cara menggosok tangan dengan


sabun dan air mengalir.
 Penggunaan APD merupakan salah satu
elemen dari kewaspadaan standart.
 Tujuan :
 Melindungi kulit dan selaput lendir petugas
dari resiko pajanan dara, semua jenis cairan
tubuh, sekresi, ekresi, kulit yang tidak utuh
dan selaput lendir pasien.
 Topi
 Sarung tangan (handscoon)
 Masker
 Kaca mata / pelindung wajah
 Baju kerja / gaun
 Sepatu karet / bot
 Petugas : terhindar dari paparan/ percikan darah dan cairan tubuh.
 Pasien : mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit
petugas kepada pasien.

 Indikasi pemakaian
 Tidakan yang memerlukan area stril yang luas seperti : operasi,
pemasangan kateter vena sentral.
 Melindungi tangan dari kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekret, eksresi, mukosa, kulit yang tidak utuh dan benda yang
terkontaminasi.
INDIKAS Tindakan yang kontak atau
I diperkirakan akan terjadi kontak
dengan darah, cairan tubuh, sekret,
kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien, dan benda yang
terkontaminasi.

JENIS
-Sarung tangan bersih
-Sarung tangan steril
-Sarung tangan rumah tangga
 Tujuan : melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata.

 Jenis alat yang digunakan:


 Masker
 Kacamata
Pada masker yang bertali tali manakah yang terlebih
dahulu
diikat atau dilepaskan???

Saat pemasangan masker ikatkan terlebih dahulu tali yang berada di atas,
namun pada saat melepaskan masker lepaskan terlebih dahulu tali masker
bagian bawah agar mikroorganisme yang telah menempel di daerah muka
masker tidak jatuh dan menempel ke arah baju.
 Masker jenis ini merupakan alternatif bagi
orang sehat untuk berinteraksi dengan orang
sakit. Masker ini disebut N95 karena dapat
menyaring hingga 95 % dari keseluruhan
partikel yang berada di udara. Bentuknya
biasanya setengah bulat dan berwarna putih,
terbuat dari bahan solid dan tidak mudah
rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar
rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar
masuk .
 Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga
kesehatan di bagian infeksi dan menular.
 Perawat atau petugas kesehatan lain menggunakan
masker hanya bila terkena flu.

 Tidak diperkenankan menggunakan masker bagi


MEDIS saat memeriksakan pasien karena tidak
bermanfaat (tidak cost effective) → AKREDITASI

Alasan : Masker hanya bisa menahan bakteri patogen


atau virus sejauh 0,5 μ sedangkan jarak kuman TB Paru
menembus jarak hingga 0,3 μ
Tujuan :
Melindungi petugas dari
kemungkinan genangan atau
percikan darah dan cairan tubuh
lainnya yang dapat mencemari
baju

Jenis :
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril
Tujuan :
Melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh
lainnya dan mencegah dari kemungkinan
tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan
 Masker digunakan untuk menutupi leher
petugas (sebagai aksesoris)
 Masker dibawa keluar ruangan perawatan
/ tindakan
 Tidak segera cuci tangan setelah
melepaskan sarung tangan atau gaun
 Masker disimpan didalam saku baju
petugas untuk digunakan kembali
 Masker dianggap bukan barang infeksius
Ada 4 kategori :
- Limbah Infeksius
- Limbah non-infeksius
dan Botol kaca
- Limbah benda tajam
- Limbah botol plastik

- Limbah cytotoksik
- Limbah radioaktif
LIMBAH INFEKSIUS
(Limbah yang Terkontaminasi oleh Cairan tubuh
dan Darah Pasien)

Kapas, kassa, verban, sarung tangan, masker,


selang infus, selang kateter, kantong darah, NGT,
pampers, kantong urin, botol kaca

Prinsipnya :
Terkontaminasi oleh cairan tubuh dan darah
pasien
LIMBAH NON INFEKSIUS
(Limbah yang Tidak Terkontaminasi oleh
Cairan tubuh dan Darah Pasien)

Kertas, kaleng, botol bekas minuman,


sisa makanan, kemasan pembungkus
makanan / minuman, pembungkus obat,
pembungkus spuit, tutup spuit, tutup
abocath, tissue.
- Botol
Infus (sisa cairan dibuang ke
wastafel)
- Ampul Plastik
- Botol Obat Plastik
LIMBAH BOTOL KACA GABUNG
DENGAN SAMPAH INFEKSIUS

 Flakon
 Ampul Obat
 Infus Botol kaca
 Botol Obat kaca
Catatan :
Gantungan botol kaca dipisah
dengan botol kaca dan dibuang
ke limbah non infeksius
LIMBAH BENDA TAJAM
- Tidak boleh melepaskan jarum dari spuit
- Tidak boleh membengkokkan atau mematahkan
jarum suntik
- Tidak dianjurkan menutup kembali jarum suntik
- Tempat sampah benda tajam tidak boleh terlalu
penuh (2/3 bagian terisi limbah)

Berisi :
Needle beserta syringe (no recapping), jarum infus,
tusukan selang infus (pisahkan dari selang)
Pada setiap
Pada setiap
tindakan

Tidak menyarungkan kembali Menyarungkan kembali


syringe bersama tutupnya syringe bersama tutupnya
(no reccaping) teknik one hand

SAFETY BOX
(LIMBAH BENDA
TAJAM)
 Limbah Infeksius → Kantong

 Limbah non infeksius → Kantong


Hitam
 kuning limbah benda tajam tahan
tusukan dan tahan air (Safety
Box)
 Linen infeksius adalah linen yang
terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, sekresi, atau ekskresi dari
pasien.

 Linen non-infeksius adalah linen kotor


yang berasal dari tempat tidur pasien
ataupun keluarga pasien yang tidak
terdapat noda darah, cairan tubuh,
sekresi, ataupun ekskresi pasien.
 Adalah seperangkat alat yang digunakan
untuk menangani jika terjadi tumpahan
cairan tubuh pasien seperti darah, muntah
atau bahan infeksius lainnya agar tidak
membahayakan semua pekerja dan
lingkungan sekitarnya
 1. Petugas sebelum tindakan melakukan pembersihan tangan
 2. Memasang Bio Hazard wet Floor
 3. Ambil dan bawa spill kit ke area tumpahan
 4. Petugas membuka spill kiit dan keluarkan kantong kuning plastik sampah
kuning (infeksius ).
 5. Petugas memakai masker dan gaun/apron ,sarung tangan.
 6. Petugas menutup dan membersihkan seluruh area tumpahan tersebut dengan
tissue/kertas yang menyerap darah atau cairan darah tubuh sekali pakai diamkan
selama 5 sampai 10 menit.
 7. Petugas mengangkat bekas tumpahan tersebut dengan serok kecil dan
membuang ke kantong plastik sampah warna kuning
 8. Petugas membersihkan dengan cairan sabun netral untuk menghilangkan sisa
kotoran dan mendisinfeksi dengan khlorin 0.5%.
 9. Petugas membersihkan dengan pel dan larutan disinfeksi
 10. Petugas melepas semua APD (gaun/apron sarung tangan bersih,masker,)
 11. Petugas membuang bekas APD bekas pakai tersebut ke kantong plastik sampah
kuning dan di ikat dengan kencang
 12. Petugas setelah tindakan melakukan kebersihan tangan dan rapikan spil kit.
 Manajemen tertusuk jarum dan benda
tajam adalah salah satu upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi
terhadap petugas yang tertusuk benda
yang memiliki sudut tajam atau runcing
yang menusuk memotong, melukai kulit
seperti jarum suntik, jarum jahit bedah,
pisau, skapel, gunting, atau benang
kawat.
 Jangan panik.

 Segera cuci dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan


antiseptik.
 Jangan Di tekan-tekan

 Desinfektan dengan alkohol atau bethadine.

 Segera lapor ke Komite PPI pada jam 08.00 – 16.00 Wib

 Penanggung jawab jam kerja setiap unit.


 IGD

 LAPOR KE KOMITE PPI


SPILL KIT
Oleh :
KOMITE PPI
Seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi
tumpahan cairan tubuh pasien seperti darah, muntah atau
bahan infeksius lainnya agar tidak membahayakan semua
pekerja dan lingkungan sekitarnya.
1. Kotak/kontainer spill kit yang berisi antara lain
2. Celemek
3. Kain/lap sekali pakai
4. Tissue/kertas merang
5. Sarung tangan bersih
6. Masker
7. Duspan/serok dan tempatnya
8. Alat/sikat yang dapat menggosok kotoran atau noda pada
lantai/dinding
9. Cairan sabun netral dan klorin 0,5%
10. Plastik kuning (infeksius)
11. Bio Hazard weet floor
1. Lakukan kebersihan tangan (hand hygiene).

ENAM LANGKAH
KEBERSIHAN TANGAN
2. Ambil dan bawa kotak/kontainer perlengkapan spill kit ke area
tumpahan.

3. Pasang Bio Hazard weet Floor dan letakkan ±50 cm dari


tumpahan, sebagai tanda bagi lingkungan sekitar bahwa terdapat
tumpahan darah/cairan tubuh yang sedang dibersihkan.
4. Keluarkan kantong kuning 5. Kenakan APD yakni
plastik sampah kuning masker, celemek serta
(infeksius).
sarung tangan bersih.
6. Tutup dan bersihkan seluruh area tumpahan tersebut dengan
tissue/kertas merang yang menyerap darah/cairan tubuh sekali
pakai (tutup hingga cairan darah/tubuh benar-benar terserap).
7. Angkat bekas tumpahan tersebut dan buang ke kantong plastik
infeksius.
8. Jika tumpahan sudah
mengering, semprotkan
menggunakan cairan perhidrol
(H2O2) dan serap
menggunakan tissue/kertas
merang.
9. Buang tissue/kertas merang ke
plastik infeksius.
10. Kemudian disinfeksi area dengan menyemprotkan
khlorin 0,5%, diamkan selama 5 – 10 menit.
11. Angkat larutan khlorin menggunakan kain/lap
sekali pakai.

10. Buang lap ke plastik infeksius.


13. Lepaskan APD masker, gaun/apron serta sarung tangan
bersih.
14. Buang APD bekas pakai tersebut ke kantong plastik infeksius
dan ikat dengan kencang.
15. Cabut kembali Bio Hazard weet Floor serta rapikan spil kit.
16. Lakukan kebersihan tangan (hand hygiene) setelah tindakan.
Bisa Karena Terbiasa !!!!!!

Anda mungkin juga menyukai