Lampiran :-
Hal : In House Training
Kepada Yth :
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Bersamaan dengan surat ini, Bagian Diklat menginformasikan kepada Seluruh Karyawan RSU
Eshmun termasuk Dokter Umum untuk mengikuti “In House Training PPI (CUCI TANGAN,
PEMAKAIAN APD & PENGUNAAN SPILLKIT), In House Training SKP, In House
Training PROGNAS (HIV/AIDS), Sosialisasi CSSD” yang akan diadakan pada :
Harapannya Seluruh karyawan RSU Eshmun dapat menghadiri Diklat. Jika ada kendala dapat
dikoordinasikan dengan bagian Diklat.
Demikian surat ini disampaikan, atas kerja samanya saya ucapkan Terima Kasih.
Bagian Diklat,
1. Latar Belakang
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien rawat
di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit
mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien
dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan rumah sakit
atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri yaitu kman endogen. Dari batasan ini dapat
disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting untuk dapat
dilaksanakan ileh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu disadari bahwa
rendahnya kualitias dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit memerlukan dukungan berbagai
pihak khususnya para klinis serta komitmen pimpinan rumah sakit untuk secara terus menurus
menggerakan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat khususnya terhadap jaminan kesehatan pasien.
2. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/ pengunjung melalui setiap aktivitas yang
berpotensi atau beresiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan
lingkungan rumah sakit mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan
dlam pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan
penderita sehingga rumah sakit dapat menungkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
3. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan , pedoman panduan atau SPO tentang PPI melalui
kegiatan monitoring di semua unit pelayanan
c. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/ penerapan PPI di unit – unit pelayanan
d. Meningkatkan kualitas/ kompetensi petugas
4. Materi Pembelajaran
1) Kewaspadaan Standart
2) Kewaspadaan Transmisi
3) Infeksin Nosokomial
5. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya Jawab
6. Media
1) LCD
2) Laptop
3) Materi sosialisasi (Power Point)
4) Kertas untuk Diskusi kelompok dan Ujian Pre Test
7. Kegiatan
No Kegiatan Sub Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 1. Memberi salam 5 Menit
2. Menjelaskan tujuan sosialisasi
2. Pemberian Menjelaskan mengenai : 30 menit
Materi 1) Jenis-Jenis Infeksi Nosokomial/HAIs
2) Pencegahan / Bundle HAIs
3) Kewaspadaan Standart
4) Kewaspadaan Transmisi
8. Evaluasi
a) Evaluasi Proses
Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan tanggal 06 s/d 20 Juni 2023, dengan sasaran adalah seluruh
Perawat IGD RSU Eshmun. Total seluruh peserta yang di tetapkan oleh bagian diklat untuk
mengikuti sosialisasi adalah 301 orang, sedangkan total seluruh peserta yang hadir adalah 235
orang dengan kualifikasi sebagai berikut :
SOAL TEST
(Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat)
2. Infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber
infeksi adalah pengertian dari :
A. Infeksi Luka Operasi (ILO)
B. Nosokomial Pneumonia/VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia)
C. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
D. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
4. Operasi dilakukan pada daerah/kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat
peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal,
orofaring, traktus urinarius atau traktus bilier, Pengertian dari :
A. Operasai Bersih
B. Operasai Bersih Tercemar
C. Operasai Tercemar
D. Operasi Kotor
8. Berikut ini yang mana contoh dari terjadinya infeksi nosocomial (HAIs) :
A. Pasien batuk dan pilek masuk ke UGD
B. Pasien DM DF yang akan direncanakan operasi
C. Pasien yang mengalami infeksi daerah operasi
D. Pasien TB yang dirawat di ruang isolasi
Oleh :
KOMITE PPI
PROGRAM PPI RS
• Merupakan : salah satu kegiatan
manajemen risiko dan kendali mutu
pelayanan kesehatan di RS.
• Tujuan :
Menekan penyebaran infeksi dan mencegah
infeksi akibat tindakan perawatan selama
di RS.
PASIEN
LINGKUNGAN
RS
PETUGAS INSTRUMEN
PELAYANAN &
KESEHATAN PERALATAN
Penyebaran Infeksi
Ditempat Pelayanan Kesehatan
Contact/Kontak Droplet/Percikan Airbone/Udara
Masker wajah
Sarung
Gaun/celeme Masker N95
tangan
k
INFEKSI NOSOKOMIAL / HAIS
Apa yang dimaksud dengan Infeksi Nosokomial :
Infeksi yang terjadi pada waktu masa perawatan di
Rumah sakit yg sebelumnya tidak ada tanda terjadi
nya infeksi.
1. Phelebitis
2. ISK
3. IDO / ILO
4. XAP
5. IADP
1. Hand Hygine
2. Alat Pelindung Diri
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian Lingkungan
5. Penatalaksanaan Linen
6. Penatalaksanaan Limbah
7. Perlindungan Dan kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Etika Batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal
punksi
HAND HYGIENE
Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan
salah satu prosedur penting dan efektif mencegah
terjadi nay Infeksi Nosokomial atau Healthcare
Associated Infections (HAIs) bila dilakukan
dengan baik dan benar.
Pilar dalam pencegahan dan pengendalian
Infeksi (PPI) termasuk bagian dari Kewaspadaan
standart
Karena tangan merupakan
media transmisi tersering di
Rumah sakit yang dapat
memindahkan mikroorganisme
(kuman) dari satu pasien ke
pasien yang lain, atau dari
permukaan lingkungan ke
pasien itu sendiri..
MIKROBA TERDAPAT DI KULIT PASIEN
DAN LINGKUNGAN SEKITAR PASIEN
Indikasi pemakaian
Tidakan yang memerlukan area stril yang luas seperti : operasi,
pemasangan kateter vena sentral.
Melindungi tangan dari kontak dengan darah, cairan tubuh,
sekret, eksresi, mukosa, kulit yang tidak utuh dan benda yang
terkontaminasi.
INDIKAS Tindakan yang kontak atau
I diperkirakan akan terjadi kontak
dengan darah, cairan tubuh, sekret,
kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien, dan benda yang
terkontaminasi.
JENIS
-Sarung tangan bersih
-Sarung tangan steril
-Sarung tangan rumah tangga
Tujuan : melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata.
Saat pemasangan masker ikatkan terlebih dahulu tali yang berada di atas,
namun pada saat melepaskan masker lepaskan terlebih dahulu tali masker
bagian bawah agar mikroorganisme yang telah menempel di daerah muka
masker tidak jatuh dan menempel ke arah baju.
Masker jenis ini merupakan alternatif bagi
orang sehat untuk berinteraksi dengan orang
sakit. Masker ini disebut N95 karena dapat
menyaring hingga 95 % dari keseluruhan
partikel yang berada di udara. Bentuknya
biasanya setengah bulat dan berwarna putih,
terbuat dari bahan solid dan tidak mudah
rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar
rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar
masuk .
Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga
kesehatan di bagian infeksi dan menular.
Perawat atau petugas kesehatan lain menggunakan
masker hanya bila terkena flu.
Jenis :
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril
Tujuan :
Melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh
lainnya dan mencegah dari kemungkinan
tusukan benda tajam atau kejatuhan alat
kesehatan
Masker digunakan untuk menutupi leher
petugas (sebagai aksesoris)
Masker dibawa keluar ruangan perawatan
/ tindakan
Tidak segera cuci tangan setelah
melepaskan sarung tangan atau gaun
Masker disimpan didalam saku baju
petugas untuk digunakan kembali
Masker dianggap bukan barang infeksius
Ada 4 kategori :
- Limbah Infeksius
- Limbah non-infeksius
dan Botol kaca
- Limbah benda tajam
- Limbah botol plastik
- Limbah cytotoksik
- Limbah radioaktif
LIMBAH INFEKSIUS
(Limbah yang Terkontaminasi oleh Cairan tubuh
dan Darah Pasien)
Prinsipnya :
Terkontaminasi oleh cairan tubuh dan darah
pasien
LIMBAH NON INFEKSIUS
(Limbah yang Tidak Terkontaminasi oleh
Cairan tubuh dan Darah Pasien)
Flakon
Ampul Obat
Infus Botol kaca
Botol Obat kaca
Catatan :
Gantungan botol kaca dipisah
dengan botol kaca dan dibuang
ke limbah non infeksius
LIMBAH BENDA TAJAM
- Tidak boleh melepaskan jarum dari spuit
- Tidak boleh membengkokkan atau mematahkan
jarum suntik
- Tidak dianjurkan menutup kembali jarum suntik
- Tempat sampah benda tajam tidak boleh terlalu
penuh (2/3 bagian terisi limbah)
Berisi :
Needle beserta syringe (no recapping), jarum infus,
tusukan selang infus (pisahkan dari selang)
Pada setiap
Pada setiap
tindakan
SAFETY BOX
(LIMBAH BENDA
TAJAM)
Limbah Infeksius → Kantong
ENAM LANGKAH
KEBERSIHAN TANGAN
2. Ambil dan bawa kotak/kontainer perlengkapan spill kit ke area
tumpahan.