"Kebahagiaan sejati bukan dengan terlalu sering tertawa terbahak-bahak, tetapi ketenangan hati
dan ketentraman jiwa ketika melaksanakan kebaikan dalam agama"
Tertawa dan bercanda bagaikan garam dalam kehidupan. Tertawa dan bercanda dibutuhkan oleh
manusia dalam menjalani kesibukan sehari-hari yang terkadang menjenuhkan, bahkan suri teladan
kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang tersenyum dan tertawa bahkan
bercanda dengan para sahabatnya dan anak kecil.
Jadi bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan tidak dilakukan terus menerus dan menjadi
kebiasaan hidupnya. Terlalu banyak tertawa akan membuat keras hati bahkan bisa mematikan hati.
Hati sulit menerima kebenaran dan tersentuk dengan kebaikan dan kelembutan.
“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan
hati.” [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani]
Kehidupan di dunia ini tidaklah disikapi dengan bercanda terus dan tertawa terus. Apalagi kehidupan
di dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat menanam bekal untuk kehidupan akhirat yang
selamanya. Apakah bisa kita menanam bekal dengan terus-menerus bercanda dan tertawa? Bahkan
jika kita memikirkan nasib kita yang belum pasti apakah masuk neraka atau surga, kita akan banyak
menangis dan sedikit tertawa.
selengkapnya:
https://muslim.or.id/43399-terlalu-banyak-tertawa-mengeraskan-hati.html