Anda di halaman 1dari 6

THE LANGUAGE OF HUMOR KARYA ALISON ROSS DALAM

PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Manusia memiliki akal,
rasa, dan karsa yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Selain itu, keistimewaan yang
hanya dimiliki manusia adalah kemampuan untuk dapat tertawa. Seorang spiritualis
asal India bernama Osho mengatakan “if you find a saint who has no sense of
humour, then he is not a saint at all” yang berarti “apabila kamu menemukan orang
suci akan tetapi tidak memiliki perasaan humor, maka dia belum sepenuhnya
menjadi orang suci.” Menurut Osho, banyak rahasia hidup yang dalam, yang
terdapat dalam sebuah humor. Orang yang dapat tertawa adalah orang yang puas,
dapat merayakan, dan menguasai hidupnya sendiri. Tertawa adalah cara terbaik
untuk membuat sesuatu yang berat menjadi ringan untuk dibawa.
Humor berasal dari istilah medis Latin kuno, yang berarti cairan tubuh.
Yaitu cairan tubuh manusia yang dikenal berhubungan dengan keseimbangan
Kesehatan dan emosi manusia. Menurut analisis dari Blaise Pascal, manusia
sebagai homo ridens (memiliki kemampuan untuk tertawa) ketika dia sedang
tertawa, gelak tawanya menjadi momen dia berada dalam keabadian. Proses tertawa
membuat manusia memiliki kebebasan untuk mengungkapkan keceriaan dan
kebahagiaannya. Didalam beberapa cerita, para Nabi juga bercanda dan tertawa
bersama para sahabatnya. Merujuk dari sebuah Hadist Riwayat Imam Bukhori,
mengisahkan suatu Ketika, Nabi dan Sahabat berbuka puasa. Salah satu menu yang
tersaji adalah kurma. Merekapun menikmatinya, dan meletakkan biji kurma
didepan masing-masing. Merasa biji yang ada didepannya terlalu banyak,
keisengan Sayyidina Ali pun muncul. Ia kemudian memindahkan biji-biji itu ke
hadapan Nabi, kemudian berkata “Apa engkau begitu lapar, wahai Nabi? Sehingga
begitu banyak kurma yang engkau habiiskan.” Mendengar keisengan Sayyidina Ali,
Nabi membalasnya dengan berkata “Bukannya kau yang justru terlalu lapar, wahai
Ali? Lihat didepanmu. Tak hanya kurma yang kau makan, tetapi juga sekaligus
bijinya.” Balas Nabi. Rasulullah dikenal mudah tersenyum. Karakternya disebut
‘bassam’, tampak selalu tersenyum dan tidak memiliki ekspresi yang menakutkan.
Ragam humor menurut buku the Language of Humor karangan A. Ross, ada
4 macam1, yaitu.
1. Parodi, ialah tiruan-tiruan yang biasanya hanya digunakan sebagai hiburan,
hingga digunakan sebagai sindiran.
2. Permainan kata atau ambigu.
3. Melanggar hal-hal yang dianggap tabu, seperti negara, kematian, agama, dll.
4. Hal-hal yang dapat diobservasi. Melihat fakta-fakta lucu di lapangan,
kemudian diceritakan.

1 A. Ross, The Language of Humor, n.d.


Sedangkan didalam Islam, ragam humor yang diperbolehkan adalah humor
yang tidak melewati batasan. Adapun aturan humor dalam Islam menurut kitab Al-
Dzakar Al-Nawawi karangan Imam Nawawi adalah harus menjaga batasan agar
tidak menghina dan menyakiti orang lain, menghabiskan waktu, mengakibatkan
kedengkian, dan menjatuhkan kewibawaan.2 Jika guyon sesekali dilakukan untuk
kemaslahatan, membuat nyaman lawan bicara, tentu tidak ada larangan sama sekali.
Bahkan justru disunahkan.
Respon agama Islam terhadap ragam humor yang terdapat dalam buku The
Language of Humor karangan A. Ross yang pertama yaitu mengenai ragam humor
dengan cara parodi, diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa seorang wanita
datang berkunjung ke rumah Rasulullah SAW untuk bertamu kepada Aisyah.
Ketika perempuan itu beranjak pergi, Aisyah dengan memberi isyarat tangannya
hendak mengatakan bahwa perempuan itu berpostur pendek. Maka Rasulullah
menjawab “kamu telah menggunjingnya.”). 3 Dari Riwayat tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa memparodikan seseorang atau suatu kelompok merupakan jenis
perbuatan menggunjing, dan hal tersebut dilarang oleh Rasulullah SAW. Dalam
bercanda, kita tidak diperbolehkan menirukan seseorang karena hal tersebut
berpotensi menimbulkan sakit hati dan melewati batas. Selanjutnya, yaitu ragam
humor yang berupa permainan kata atau ambigu. Yaitu ungkapan kiasan yang
menunjukkan sesuatu untuk disindir. Dalam agama Islam, hal ini merupakan
sebuah ghibah yang berupa ghibah sindiran. Ghibah jenis ini juga tidak
diperbolehkan dalam agama Islam. Yang ketiga, ragam humor yang berupa
membicarakan hal-hal tabu untuk dibicarakan seperti tradisi, agama, dll seperti
yang biasa dilakukan oleh seorang tokoh agama sekaligus mantan presiden RI ke-
4 yaitu Gus Dur dalam menyampaikan kritikan-kritikannya. Menurut Gus Dur, ada
lima fungsi humor :
1. Humor menjadi instrument dalam menggali, mengonstruksi, dan
menyampaikan gagasan,
2. Sebagai sarana pengendalian diri agar seseorang tidak terjebak dalam
arogansi,
3. Humor sebagai pencair ketegangan,
4. Humor sebagai penghilang jarak hubungan tiap orang, dan
5. Sebagai sarana menyampaikan kritik yang efektif. 4
Terakhir yaitu ragam humor yang berupa menertawakan fakta-fakta lucu yang ada
di lapangan. Humor jenis ini adalah jenis humor yang diperbolehkan dalam agama
Islam dengan catatan tidak melewati batas agar tidak menghina dan menyakiti
orang lain, menghabiskan waktu, mengakibatkan kedengkian, dan menjatuhkan
kewibawaan. Dalam suatu Riwayat, Rasulullah pernah melakukan sebuah candaan

2 Abu Zakaria An Nawawi, Al-Dzakar Al-Nawawi, n.d.


3 Ibid Jilid 12, n.d., 282.
4 Endah Nurkesi, “Implikatur Yang Terungkap Dalam Buku Humor Nyentrik Ala Gus Dur,” n.d., 124–37.
jenis ini. Suatu ketika, seorang wanita tua mendatangi Rasulullah SAW. Ia
menanyakan perihal surga. “Wanita tua tidak ada di surga,” sabda Rasulullah SAW.
Mendengar ucapan itu, si nenek pun menangis tersedu-sedu. Rasulullah SAW
segera menghiburnya dan menjelaskan makna sabdanya tersebut itu.
“Sesungguhnya ketika masa itu tiba, anda bukanlah Wanita tua seperti sekarang.”
Candaan yang dilontarkan Rasulullah adalah sebuah kebenaran, memiliki nilai
edukasi, sarat dengan ilmu pengetahuan, dan tidak mengandung dusta. Dalam
bercanda, Rasulullah tidak berlebih-lebihan, dan tidak membuat martabatnya turun.
Menurut Islam, bercanda hukumnya adalah mubah, bahkan bisa sunnah
sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Nawawi. Sebagai teladan, saat tertawa
Rasulullah hanya cukup tersenyum walaupun senyumnya sampai gigi gerahamnya
tampak dari luar tapi tidak sampai terbahak-bahak. Tidak hanya dalam hal
bercanda, Islam selalu melarang manusia untuk berlaku berlebih-lebihan. Seperti
yang berbunyi dalam Q.S Al-A’raf ayat 31 :
ِ ُ ‫ع ن ْ د َ ك ُ ل ِ مَ سْْْ ْْ ِ دك َو ك ُ ُ َا َو ابْْْ ْْ ََ ب َُا َو َِ و ُ سْْْ ْْ َِ ُ ُ َا ي ح ِ ب ُّ ُ َِ ي‬
ِ ْ‫ي َ ا ب َ ن ِي آ د َ م َ خُ ذ ُ وا ِز ي ن َ ت َ ك ُ م‬
‫ا ل ْ مُ سْ َِ ُ ِي َن‬
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”
Humor yang baik adalah humor yang digunakan untuk kemaslahatan, membuat
nyaman lawan bicara, dan tidak menyebabkan sakit hati orang lain.
Umat muslim tetap dapat menyikapi aturan dari agama Islam tentang sebuah
humor, dengan beberapa kunci sebagai berikut.
1. Bahasa yang digunakan.
Selucu apapun humor yang kita buat, apabila menggunakan bahasa yang
tidak sama dengan bahasa yang digunakan oleh lawan bicara, tetap hal itu
tidak lucu bagi lawan bicara.
2. Performa.
Dalam membuat sebuah humor, diperlukan performa yang mendukung
kelucuan dari humor kita. Entah dari mimic wajah, gestur, nada bicara, dll.
3. Konteks.
Melihat situasi dan kondisi sekitar. Sangat penting dalam menciptakan
sebuah humor untuk mengidentifikasi suasana sekitar yang sedang
mendukung untuk bercanda, atau tidak.
4. Distansi atau represi psikologis.
Melihat represi psikologis dari lawan bicara. Humor apapun yang kita buat
didepan orang yang psikologisnya sedang ter-represi, tidak akan
membuatnya tertawa.
5. Kesegaran humor
Membuat humor yang baru dan tidak berulang. Humor yang berulang akan
membuat lawan bicara bosan dengan isi dari humor tersebut.
Berdasarkan 5 kunci humor diatas, pengaplikasian humor masa kini dapat
disesuaikan dengan aturan agama Islam. Berikut ini pengaplikasian humor masa
kini serta analisisnya.
A. Meme
Meme ialah gambar yang diberi tulisan guna untuk mendukung ekspresi dari
gambar tersebut.5

•Meme menggunakan bahasa yang bermacam-macam sesuai keinginan


pembuaatnya. Meme yang lucu menurut penonton adalah meme yang
dapat mereka pahami.
• Performa meme ditentukan dari gambar yang dipakai didalamnya.
Biasanya, meme mengangkat gambar ekspresi selebriti, atau sebuah
karakter sesuai dengan tulisan yang dipaparkan.
• Konteks meme biasanya mengangkat tentang sesuatu yang baru-baru
saja terjadi, atau bisa juga mengangkat tentang tema yang berhubungan
dengan realita keseharian manusia.
• Distansi atau represi psikologis tidak berlaku dalam meme, karena
meme ditujukan untuk khalayak umum dan bukan secara langsung
menyinggung lawan bicara yang psikologisnya sedang ter-represi.
• Kesegaran humor dalam meme adalah hal yang begitu penting. Melihat
meme yang berulang akan membuat humor yang ada didalamnya
menghilang
B. Stand Up Comedy
Stand Up Comedy adalah jenis lawakan tunggal karena pelawak (komika)
tampil seorang diri dan bermonolog serta mengandalkan gerak tubuh.6
• Bahasa yang digunakan dalam Stand Up Comedy adalah bahasa tidak
baku, karena bertujuan untuk menghibur
• Performa yang dimiliki komika harus mendukung dengan materi yang
dibawakan. Biasanya wajah komika sudah memiliki ekspresi yang
lucu, sehingga hanya melihatnya kita bisa tertawa.
• Konteks Stand Up Comedy biasanya dilakukan dalam sebuah perayaan
acara atau kompetisi. Materi yang diangkat juga bermacam-macam.
Mulai dari politik, selebriti, realita kehidupan, hingga pengalaman lucu
yang dialami oleh komika.
• Distansi atau represi psikologis dalam Stand Up Comedy juga tidak
berlaku, karena seperti meme, Stand Up Comedy ditujukan untuk

5 Nanda Wulan Hidayah And Clarisyah Daniar Putri N.V, “Menganalisis Pembelajaran Ict dengan Metode
Meme,” N.D.
6 Indah Ita Utami, “Strategi Humor Pada Acara Stand Up Comedy,” Vol. II, No. 2, 2018, 219–45.
khalayak umum dan bukan secara langsung menyinggung lawan bicara
yang psikologisnya sedang ter-represi.
• Kesegaran humor dalam Stand Up Comedy juga harus dipertahankan
dan materi harus selalu baru agar tidak menimbulkan kebosanan dari
penonton.
C. Video pendek dalam Reels Instagram atau Tik Tok
Video dalam Reels Instagram atau Tik Tok adalah multi-klip, artinya kita
dapat memotong dan memotret dan transisi ke berbagai adegan semua
dalam satu video.7
• Bahasa yang digunakan biasanya berupa tidak baku, bahasa Indonesia
yang ditambahkan istilah-istilah gaul, atau campuran antara bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia.
• Performa yang harus dimiliki oleh pembuat video adalah dapat
berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan cerita lucunya. Tetapi
tidak jarang juga dijumpai video-video pendek yang hanya memuat
teks dan gambar yang disusun menjadi sebuah video. Suara latar juga
sangat penting dalam mendukung penyampaian humor.
• Konteks video Reels Instagram atau Tik Tok biasanya dilakukan ketika
pembuat video memiliki cerita lucu untuk dibagikan.
• Distansi atau represi psikologis dalam video pendek Reels Instagram
ataupun Tik Tok juga tidak berlaku, karena penonton merupakan
khalayak umum dan bukan secara langsung menyinggung lawan bicara
yang psikologisnya sedang ter-represi.
• Humor dalam video pendek Reels Instagram atau Tik Tok memiliki
kesegaran yang tinggi karena cerita yang disampaikan pembuat video
merupakan pengalaman natural yang dialami tiap masing-masing
pembuat video, pengulangan dalam humor jarang sekali ditemukan di
humor jenis ini.
Implikasi
Agama Islam mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia. Bahkan
dalam hal kecil sekalipun, seperti dalam candaan dan hiburan. Oleh karena itu,
penting bagi umat muslim untuk menganalisis humor yang sesuai dengan perspektif
Al-Quran dan ajaran agama Islam, namun tidak pula menjadikan humor sebagai
sesuatu yang kaku, sehingga nilai fungsi dan keotentikan dari humor tersebut tetap
ada. Agama Islam melarang umatnya untuk melakukan segala sesuatu dengan
berlebih-lebihan. Bercanda dengan humor yang berlebih-lebihan berpotensi
membuat orang lain tersinggung, sakit hati, bahkan merasa direndahkan. Jenis
humor yang semacam itu terpapar dalam beberapa poin ragam humor di buku The
Language of Humor karya Alison Ross, dan pada beberapa bagian seperti parodi
ditentang oleh aturan agama Islam untuk menghindari perselisihan yang bisa terjadi

7 “The Ultimate Guide to Instagram Reels,” n.d.


antara sesama umat muslim. Meskipun demikian, tetap ada bagian yang
diperbolehkan dalam aturan agama Islam, seperti humor yang biasa disampaikan
oleh Gus Dur.
Umat muslim tetap dapat bercanda sesuai dengan aturan agamanya, tanpa
harus merujuk dari ragam humor yang ada dalam buku The Language of Humor
karya Alison Ross. Ada banyak hal yang menjadi kunci kelucuan humor dan dapat
diaplikasikan tanpa melanggar larangan agama Islam dalam berhumor. Bahkan,
dengan kemajuan teknologi zaman sekarang terdapat banyak humor yang tanpa kita
sadari sudah sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam seperti meme,
Stand Up Comedy, Reels Instagram, dan video Tik Tok, asalkan dengan tetap
membawa pedoman agama Islam yaitu tidak menyakiti orang lain, tidak
merendahkan, tidak mengandung dusta, dan tidak menurunkan wibawa
Saran
1. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali bagi para peneliti lain yang
ingin mengkaji tentang humor dalam perspektif Al-Qur’an. Peneliti
menyarankan agar para peneliti yang lain dapat mengembangkan teori ini
dengan melakukan berbagai penelitian terhadap berbagai objek penelitian
yang lain dengan menggunakan teori humor yang ada.
2. Ada beranekaragam teori yang dikembangkan oleh para ahli untuk
mendeskripsikan bagaimana sebuah humor dapat muncul dan membuat
orang tertawa. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar dilakukan
penelitian yang lebih mendalam sebagai salah satu usaha untuk
mengembangkan teori humor yang sesuai dengan ciri khas masyarakat
Indonesia masa kini dan ajaran agama Islam

Anda mungkin juga menyukai