Tahukah Anda bagaimana cara membuat humor cerdas ? Biasanya, ketika kita mulai merasa
jenuh dan lelah dengan aktifitas nan kita lakukan, kita akan lantas memegang remote televisi
dan mencari program televisi nan menghibur. Tak jarang, kita memilih acara komedi.
Menonton tayangan lawak akan membuat kita rileks dan membantu buat melonggarkan otot
dan urat nan pegal.
Namun apa jadinya, jika acara lawak nan ditanyangkan oleh beberapa stasiun televisi, lebih
menitikberatkan faktor kelucuan dalam adegan lawak nan menyerempet kepada adegan
kekerasan dan sarkasme. Misalnya adegan memukul versus main dengan busa stereofoam
atau adegan saling mencela kekurangan orang lain.
Untungnya, tak semua tayangan lawak berlatar belakang adegan seperti nan telah disebutkan
tadi. Sejak lama, telah ditayangkan sebuah acara lawak nan menyampaikan humor cerdas
tanpa mengandung unsur kekerasan atau sarkasme.
Acara Stand up Comedy merupakan jenis acara lawak nan telah berkembang sejak lama di
benua Amerika. Komedian atau pelawak berdiri di atas anjung di depan audiens. Sang
pelawak harus menceritakan lelucon kepada penonton dengan menggunakan bahasa tubuh,
mimik paras dan kemampuan public speaking.
Humor nan disajikan pun terkadang merupakan sebuah insinuasi dan celaan terhadap sesuatu
hal, namun dikemas apik dalam gaya bahasa nan kreatif. Penonton akan bisa mengambil nilai
kelucuan dari lelucon tersebut tanpa merasa tersinggung atau terganggu dengan isi lawakan.
Unsur-Unsur Humor
Ketika ada seorang pelawak mencela kekurangan pelawak lain dan menjadikannya lelucon,
apakah Anda merasa humor ini sangat lucu? Humor nan lucu dan menarik tak melulu harus
diasosiasikan dengan kekurangan fisik nan dimiliki seseorang, penampilan pelawak laki-laki
nan berpakaian dan bertingkah laku seperti perempuan atau adegan pukul-memukul
menggunakan properti anjung (walaupun terbuat dari bahan nan tak berbahaya).
Padahal, dengan sebuah humor cerdas dan kreatif , seseorang bisa tertawa terbahak-bahak.
Tanpa perlu kostum apapun, hanya bermodalkan mikrofon, kreatifitas dan kemampuan
mengolah kata nan baik. Humor tak lagi hanya sebagai wahana menghibur namun kosong
isinya. Humor selayaknya bisa menghibur sekaligus mengedukasi pola pikir penonton.
Banyak sekali unsur nan terkandung dalam sebuah humor. Karena itulah tak semua orang
akan menyenangi satu jenis humor. Orang nan memiliki rasa humor tinggi, mudah buat
tertawa geli saat menonton acara komedi berkelompok nan marak ditayangkan stasiun
televisi akhir-akhir. Namun bagi jenis orang bertipe serius dan kurang memiliki rasa humor,
jenis lawakan tersebut dianggap aneh, tak rasional dan tak lucu sama sekali. Bukan hanya
masalah selera, materi lawakan, lokasi penonton, taraf pendidikan penonton dan usia
penonton pun turut mempengaruhi sukses tidaknya suatu bahan lawakan.
4. Taraf pendidikan
Semakin tinggi taraf pendidikan seseorang, maka akan semakin luas wawasannya. Orang
tersebut juga akan cenderung memilih produk-produk media nan sinkron dengan kualitas
pola pikirnya. Terkadang lelucon nan dilontarkan oleh seseorang nan memiliki taraf
pendidikan rendah, terkesan kasar buat didengar. dapat saja awalnya seseorang berniat
bercanda, namun ditanggapi serius dan dingin sebab merasa tersinggung.
Dalam percakapan atau presentasi serius, kita sah-sah saja menyelipkan satu atau dua humor
guna mencairkan suasana. Karena humor bisa membuat orang rileks dan menyegarkan badan
serta pikiran. Namun hati-hatilah buat tak terlalu hiperbola dalam menyampaikan atau
memasukkan humor ke dalam presentasi kita. Kita harus bisa memilah-milah mana nan baik
buat dikonsumsi orang lain dan mana nan tidak.
1. Hindari topik-topik nan mengandung unsur SARA. Karena penonton bisa merasa
kecewa atau marah terhadap lelucon nan Anda lontarkan.
2. Sampaikan humor nan relevan atau sinkron dengan materi presentasi nan Anda
sampaikan.
3. Jika ingin menyampaikan humor bernuansa SARA, jadikan diri Anda sebagai objek
lelucon. Tentu saja tanpa mengorbankan harga diri Anda. Jika Anda ingin
menggunakan orang lain sebagai objek lelucon, buatlah orang tersebut sebagai
anonim. Jangan pernah menggunakan orang-orang nan ada di hadapan Anda sebagai
objek lelucon.
4. Menyampaikan humor memerlukan teknik khusus. Jika dirasa perlu, Anda dapat
meminta donasi dari tenaga profesional buat mengajarkan trik-trik spesifik dalam
menyampaikan sebuah materi humor.
5. Alangkah baiknya jika menyampaikan materi humor nan orisinil. Atau juga bisa
menyampaikan materi humor nan tak terlalu lucu, namun metode penyampaiannya
lebih segar dan unik. Sehingga penonton akan tertarik dengan humor nan akan
disampaikan. Gaya tiap-tiap orang berbeda dalam menyampaikan humor nan sama.
Dapat jadi, gaya lawak Anda lebih menyenangkan ketimbang gaya lawak rekan kerja
Anda.
6. Efesiensi waktu. Perhitungkan berapa durasi nan Anda perlukan buat menyampaikan
bahan humor. Perhatikan efektivitas waktu.
7. Buatlah penemuan baru. Amati dan observasi penampilan komedian lain. Meniru
penampilan mereka boleh-boleh saja, tapi alangkah lebih baiknya jika Anda membuat
beberapa modifikasi nan bisa disesuaikan dengan selera dan gaya Anda. Ingatlah
bahwa humor memiliki struktur.
pertanyaan. Kalau Anda tak bisa menjawab pertanyaan nan aku ajukan, Anda harus
membayar aku sebesar 5 dolar. Tapi jika aku nan tak dapat menjawab pertanyaan Anda, aku
akan bayar Anda 500 dolar.
Einstein nan pertama mengajukan pertanyaan kepada Mr. Bean, Kalau Anda terbang dari
Bumi ke Bulan. Berapa kira-kira jeda dari Bumi ke Bulan?
Mr. Bean tak menjawab sepatah kata pun, namun langsung meronggoh ke kantung celana dan
mengeluarkan uang 5 dolar.
Sekarang giliran Mr. bean mengajukan pertanyaan kepada Einstein, Apakah sesuatu nan
ketika naik ke atas bukit memiliki kaki 3 buah. Namun ketika turun memiliki kaki 4 buah?
Einstein berpikir keras namun tak dapat mendapat jawaban nan tepat. Akhirnya Einstein
mencari petunjuk dan jawaban melalui internet serta meminta pendapat dari teman-temannya.
Hasilnya nihil. Setelah satu jam berlalu, akhirnya Einstein mengeluarkan uang 500 dolar dan
memberikannya pada Mr. Bean.
Einstein nan penasaran dengan jawaban teka-teki nan diajukan Mr. Bean bertanya, Apa
jawabannya? Apakah nan naik ke atas bukit berkaki 3 buah dna ketika turun berkaki 4 buah?
Mr. Bean tak menjawab. Ia meronggoh kantungnya dan memberikan uang 5 dolar kepada
Einstein.
Humor tak saja menyehatkan jiwa, namun juga menyehatkan raga. Humor memang sudah
seharusnya memberikan kontribusi nan optimal pada wawasan dan pola pikir seseorang.
Itulah nan dinamakan humor cerdas