Anda di halaman 1dari 9

Makalah Teknik Khitabah

“Teknik Humor dan Teknik Pengendalian Grogi”

Disususn Oleh:

Kelompok 10

Cici Merani (11831007)

Fitriani Purbowati Ningsih (11831022)

Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

Institute Agama Islam Negeri Pontianak

Periode 2020/2021
BAB 1

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak akan pernah lepas dalam bekomunikasi,
berkomunikasi agar apa yang kita inginkan dapat terpenuhi, komunikasi juga memiliki berbagai
sifat seperti untuk memberikan informasi komunikasi juga memiliki sifat memberikan persuasi
kepada komunikan kita. Dakwah dapat dikatakan sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman
membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang
didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia.
Disinilah berperilaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi.

Sering ketika melihat di televisi nasional maupun lokal di waktu tertentu terdapat program
acara yang fokus pada humor, seperti acaraacara untuk pelawak, film, sinetron, hingga iklan
yang mengandung unsur humor. Humor dapat dijadikan sebagai cara yang terbaik untuk
menarik, mempertahankan dan memperkuat perhatian pendengar. Humor dapat juga digunakan
untuk mengurangi ketegangan yang dirasakan pendengar. Humor sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena humor memicu seseorang untuk tersenyum dan tertawa.
Senyum dan tawa sangat bermanfaat untuk kesehatan jiwa manusia. Amin berkata,
“seandainya manusia bersikap jujur, niscaya mereka tidak memerlukan tiga perempat obat-
obatan yang ada di apotik, dan ia cukup mengobatinya dengan tertawa. Satu tawa lebih baik
dari seribu kali aspirin dan pil penenang.

Rumusan Masalah

1. Teknik humor dalam khitabah?


2. Contoh humor dalam khitabah?
3. Penyebab munculnya grogi saat khitabah?
4. Teknik pengendalian grogi?
Tujuan

1. Mengetahui teknik humor dalam khitabah


2. Mengerti bagaimana penyebab munculnya grogi saat khitabah
3. Mengetahui teknik pengendalian grogi.
BAB II

Pembahasan

A. Teknik humor dalam khitabah


1. Pengertian Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
suatu metode. Teknik berisi langkahlangkah yang diterapkan dalam membuat metode
lebih berfungsi. Karena ilmu dakwah banyak berhubungan bahkan sangat
memerlukan disiplin ilmu lain, seperti Ilmu Komunikasi, Ilmu Manajemen, Psikologi,
dan Sosiologi, maka penjabaran metode dan teknik-tekniknya banyak meminjam dari
beberapa ilmu di atas dengan beberapa modifikasi. Pada garis besarnya, bentuk
dakwah ada tiga, yaitu: Dakwah Lisan (da‟wah bi al-Lisan), Dakwah Tulis (da‟wah
bi al-Qalam), dan Dakwah Tindakan (da‟wa bi al-Hal).
2. Pengertian Humor
Humor berasal dari istilah inggris yang pada mulanya memiliki beberapa arti. Namun,
semua berasal dari suatu istilah yang berarti cairan. Arti ini berasal dari doktrin ilmu
faal kuno mengenai empat macam cairan, seperti darah lendir, cairan empedu, dan
cairan empedu hitam. Keempat cairan tersebut untuk beberapa abad dianggap
memntukan temperamen seseoranng. Sheinowizt (1996) mengatakan:
“humor adalah kualitas yang bersifat lucu dari seseorang yang menggelikan dan
menghibur”. Humor dapat juga diartikan suatu kemampuan untuk menerima,
menikmati dan menampilkan sesuatu yang lucu, ganjil/aneh yang bersifat menghibur.
3. Humor dalam dakwah
Agama adalah pedoman kehidupan yang memberi petunjuk manusia agar
memperoleh kebahagiaan sebenarnya di akhirat. Segala aktivitas kehidupan
manusia sewajarnya sejalan dengan aturan-aturan yang telah digariskan dalam
Al Quran dan hadis. Langkah pertama gemar menyenangkan orang lain adalah
menebar senyuman Para pembicara yang efektif tidak sekedar memancing tawa.
Mereka menggunkaan humor untuk menggambarkan pesan mereka. Kemungkinan
besar, anda telah diundang untuk memberikan pengarahan dan informasi kepada
audien anda. Jika
anda ingin menghibur mereka akan menjadikan anda lebih sukses dalam
melaksanakan tugas kewajiban.
Dalam dakwah dai hendaknya juga memperhatikan kaidah berhumor yang telah
disampaikan nabi, seperti tidak boleh menjadikan simbolsimbol Islam sebagai
gurauan, memunculkan unsur ghibah atau bercanda dengan cara menyerupai lawan
jenis baik sifat atau perilakunya
Kegiatan tablig terutama dalam bentuk khitobah umumnya merupakan proses
komunikasi monolog atau satu arah (one way traffic communication) yang
disampaikan dalam waktu relatif lama. Biasanya waktu yang disediakan antara satu
sampai dua jam bahkan bisa lebih dari itu. Dalam waktu yang relatif lama ini para
pemirsa (audience) dituntut fokus mendengarkan khitobah penceramah secara khusu`.
Fungsi humor dalam khitobah:
1. Membangun rasa saling pengertian dengan para pendengar.
2. Menjaga pendengar Anda dari kejenuhan.
3. Memungkinkan para pendengar Anda mengingat informasi lebih lamaa.
4. Menghentikan lamunan, menyegarkan suasana, dan membantu Anda
menyusupkan pesan.
4. Contoh humor dalam dakwah
Dalam kajian sirah nabawiyah, dai dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad
SAW juga dikenal memiliki sifat humoris. Salah satu hadits diantaranya diceritakan
bahwa ada seorang nenek yang bertanya kepada Rasulullah tentang apakah dirinya
akan masuk surga. Rasulullah menjawab bahwa nenek tidak akan masuk surga. Sang
nenek pun kemudian menangis. Rasulullah lantas mengutus seseorang kepada nenek
tersebut untuk memberitahukan bahwa ia akan masuk surga, hanya saja dalam
keadaan muda dan gadis. Kelak di surga tidak ada nenek-nenek karena Allah telah
merubah mereka semua menjadi gadis-gadis muda dan berstatus bidadari.
Di surga tidak ada nenek-nenek (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Dari kisah ini dapat diambil pelajaran penting bahwa Islam memperbolehkan
humor. Nabi telah mencontohkan cara penyampaian pesan dakwah dengan cara yang
santai dan menyenangkan. Humor Rasulullah SAW tersebut, selain mengundang
senyum juga mengandung kabar gembira. Humor dan cara bercanda Nabi tidak
pernah lepas kontrol dan berlebihan dengan melanggar nilai-nilai kesopanan sehingga
tidak menimbulkan dampak negatif yang bertolak belakang dengan fungsi humor itu
sendiri.
B. Penyebab munculnya grogi saat khitabah
Grogi atau gugup sering dialami orang yang akan berpidato (public speaking), baik
sekadar menyampaikan sambutan “sepatah dua patah kata” maupun saat hendak
presentasi, khotbah, atau aktvitas berbicara di depan umum lainnya.
Akibat grogi –sekaligus ciri-cirinya– antara lain napas jadi tidak teratur, deg-degan,
nge-blank atau materi yang mau disampaikan jadi lupa, gemeteran, dan keluar keringat
dingin.
Penyebab utama munculnya grogi/gugup adalah rasa tidak percaya diri (self confident).
Tidak “PD” itu akibat adanya perasaan takut:
 Takut salah
 Takut tidak menarik
 Takut memalukan diri sendiri
 Takut kelihatan bodoh
 Takut tidak bisa berbicara apa-apa alias ngeblank
Ketakutan itu disebabkan beberapa hal:
1. Tidak melakukan persiapan.
2. Tidak menguasai topik atau tak tau harus ngomong apa.
3. Tidak tahu apa yang harus dilakukan di podium.
4. Menyadari akan dinilai orang banyak.
5. Menghadapi situasi asing atau tidak familiar dengan kita.
6. Tidak yakin pembicaraanya akan menarik/berhasil.
C. Teknik pengendalian grogi
Pengertian gugup/grogi:
Grogi adalah merasa canggung atau takut berhadapan dengan orang banyak. Gugup
adalah berbuat atau berkata dalam keadaan tidak tenang; gagap; sangat tergesa-gesa;
bingung: riuh tidak keruan bunyinya. (KBBI)
Dari hasil diagnosis di atas, maka kita menemukan cara mengatasi gugup dengan cara:

1. Menumbuhkan kepercayaan diri


2. Menghilangkan rasa takut.

Cara yang dapat kita lakukan untuk untuk menumbuhkan kepercayaan diri,
menghilangkan rasa takut, sekaligus mengatasi gugup di antaranya sebagai berikut:

1. Persiapan & Latihan


Lakukan persiapan. Siapa yang tidak melakukan persiapan, maka ia sedang siap-
siap untuk gagal (who doesn’t prepares, he prepares to fail).
2. Kuasai Materi
Selama masa persiapan ini, sesingkat apa pun, siapkan topik pembicaraan yang
sangat dikuasai. Jangan pernah berbicara tentang tema yang tidak dikuasai.

Kesimpulannya, gak banyak “teori”, ini cara mengatasi gugup dalam public speaking:

Persiapan, Latihan dan Kuasa Materi.

Karena penyebab gugup itu kurang persiapan, maka lakukan persiapan!


Karena penyebab gugup itu tidak terbiasa, maka perbanyak latihan!
Karena penyebab gugup itu tidak menguasa materi, maka kuasai materi.

BAB III

Kesimpulan

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan


suatu metode. Teknik berisi langkahlangkah yang diterapkan dalam membuat metode
lebih berfungsi Karena ilmu dakwah banyak berhubungan bahkan sangat memerlukan
disiplin ilmu lain, seperti Ilmu Komunikasi, Ilmu Manajemen, Psikologi, dan Sosiologi,
maka penjabaran metode dan teknik-tekniknya banyak meminjam dari beberapa ilmu di
atas dengan beberapa modifikasi.

Langkah pertama gemar menyenangkan orang lain adalah menebar senyuman Para
pembicara yang efektif tidak sekedar memancing tawa. Mereka menggunkaan humor
untuk menggambarkan pesan mereka. Kemungkinan besar, anda telah diundang untuk
memberikan pengarahan dan informasi kepada audien anda.
Dalam kajian sirah nabawiyah, dai dapat mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW
juga dikenal memiliki sifat humoris. Salah satu hadits diantaranya diceritakan bahwa ada
seorang nenek yang bertanya kepada Rasulullah tentang apakah dirinya akan masuk
surga. Rasulullah menjawab bahwa nenek tidak akan masuk surga. Sang nenek pun
kemudian menangis. Rasulullah lantas mengutus seseorang kepada nenek tersebut untuk
memberitahukan bahwa ia akan masuk surga, hanya saja dalam keadaan muda dan gadis.

Terdapat rasa takut atau grogi dan ini penyebabnya: Tidak melakukan persiapan.
Tidak menguasai topik atau tak tau harus ngomong apa. Tidak tahu apa yang harus
dilakukan di podium. Menyadari akan dinilai orang banyak. Menghadapi situasi asing
atau tidak familiar dengan kita. Tidak yakin pembicaraanya akan menarik/berhasil.

Cara yang dapat kita lakukan untuk untuk menumbuhkan kepercayaan diri,
menghilangkan rasa takut, sekaligus mengatasi gugup di antaranya sebagai berikut:

Persiapan & Latihan

Lakukan persiapan. Siapa yang tidak melakukan persiapan, maka ia sedang siap-siap
untuk gagal (who doesn’t prepares, he prepares to fail).

Kuasai Materi

Selama masa persiapan ini, sesingkat apa pun, siapkan topik pembicaraan yang sangat
dikuasai. Jangan pernah berbicara tentang tema yang tidak dikuasai.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004).

Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: PT Bumi


Aksara,2010)

Aang Ridwan, Humor Dalam Tablig Sisipan Yang Sarat Estetika, (Bandung: Jurnal UIN
Sunan Gunung Djati, Vol. 4 No. 15, 2010)

Asep Abbas Abdullah, Humor Ulama, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012)

Iwan Marwan, Rasa Humor Dalam Perspektif Agam, (Kediri: Jurnal Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri , 2013)

Artikel:

https://romeltea.com/cara-mengatasi-grogi-gugup-saat-public-speaking-pidato/

Anda mungkin juga menyukai