Anda di halaman 1dari 33

MENGENAL EMOSI

ANAK
NURUL HIDAYATI
JULI 2018
TARBIYYATUL
AWLAD
• Iman Aqidah
• Ruhiyah/
spiritual
• N afsiah/ emosi
• Jasadiah/ fisik
• Aqliah
• Ijtimaiyyah
A. A PA IT U
EM O S I ?

• Emosi berasal dari bahasa latin emovere yang berarti menggerakkan.


• Emosi adalah kumpulan dari perasaan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.
• Emosi muncul sebagai hasil dari reaksi fisik pada peristiwa yang kita lihat atau alami.
• contoh: kita sedang berjalan kemudian melihat kecelakaan, secara otomatis otot badan kita menegang
dan bergetar, jantung berdegup lebih kencang, hormon adrenalin meningkat. ini memunculkan emosi
takut. emosi takut mendorong kita untuk menolong atau justru lari.
• Seperti emosi senang mendorong kita untuk senyum. emosi marah mendorong kita untuk memukul.
B. B A G A I M A N A E M O S I
D I T U N JUKKAN?
• cara menunjukkan emosi disebut dengan ekspresi emosi.
• ada dua bentuk ekspresi emosi yaitu
• 1. verbal: lewat intonasi dan nada suara
• 2. non-verbal: postur tubuh, mimik wajah, gerakan tangan, gerakan
mata
FAKTA IL M I A H P E NE L ITIAN MEMBUKTIKAN:

• 1. Ekspresi emosi non-verbal dari orangtua ke anak lebih mempengaruhi daripada


ekspresi verbal.
• 2. Ibu adalah pusat emosi keluarga. ibu yang memiliki stabilitas emosi rendah terbukti
memiliki anak dengan stabilitas emosi yang rendah pula
• 3. Ekspresi emosi positif seperti kasih sayang, kelembutan dan rasa saling
membutuhkan dapat meningkatkan kedekatan hubungan orangtua-anak
• 4. Ekspresi emosi negatif seperti marah, frustasi, kecewa dapat meningkatkan rasa
tidak
nyaman dan tidak puas antara orangtua dan anak.
C . PEM A H A M A N D A S A R T E N TA N G
EM O S I
• 1. Setiap orang memiliki emosi dan perasaan yang bisa berbeda, disebabkan beragam situasi.
• situasi yang bisa membuat bahagia: seperti dipeluk orang yang kita sayangi, melihat orang yang kita
sayangi tersenyum, dll.
• 2. Ada beragam cara untuk menunjukkan emosi. Misal ketika rasa marah muncul, ada beragam cara
menunjukkan emosi marah, seperti diam, mengamuk, menyampaikan dengan kalimat yang baik, dll.
• 3. Orangtua mungkin tidak merasakan hal yang sama dengan anak tentang semua hal. Misal ketika ibu lelah,
mungkin ibu akan mudah marah dan tersinggung. Berbeda dengan anak yang justru ketika lelah dia akan
bertemu dengan teman-temannya untuk bersenang-senang atau justru main game.
• 4. Kita dapat merubah bagaimana perasaan kita dan bagaimana perasaan orang lain. ketika kita merasa sedih,
kita melihat anak dan bermain dengan anak lainnya, saat itu juga perasaan sedih berganti dengan perasaan
senang, dan anak juga ikut senang.
D. EM O S I A N A K V S EM O S I
O R A N GTUA
• penyebab sering terjadi pertengkaran antara orangtua-anak:
• 1. orangtua merasa lebih tahu daripada anak, dan mengharuskan anak menuruti semua keinginan orangtua
• 2. orangtua merasa melakukan semua yang terbaik untuk anak, tetapi anak merasa orangtua tidak
memahami
mereka
• 3. anak-anak biasanya tidak tahu cara yang tepat untuk menyampaikan emosi, dan orangtua sering tidak
sabar menghadapi emosi anak orangtua menuruti keinginan anak tetapi melupakan kebutuhan psikologis
dasar anak
5 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DASAR ANA K YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI D A N MENTAL ANAK
:
• 1. didengarkan pendapat, cerita, ocehan sampai selesai tanpa dikomentasi atau dikritisi
• 2. dihormati keputusannya, anak usia 6 tahun keatas sudah menyadari semua perilakunya adalah
keputusan dan keinginannya bukan lagi hasil keputusan orangtua
• 3. diakui keunikan karakternya, setiap anak punya karakter dan kepribadian yang berbeda-beda,
dan orangtua terkadang tidak sadar membandingkan satu anak dengan anak yang lain
• 4. dicintai apa adanya tanpa syarat apapun. beberapa orangtua menunjukkan cinta ke anak ketika
anak memenuhi syarat dan ketentuan dari orangtua dan menunjukkan kekecewaan, kebencian saat
anak tidak memenuhinya
• 5. dihargai prestasinya. apapun bentuk prestasi anak, sekecil apapun prestasi anak. setiap anak
ingin dihargai pencapaiannya dan proses dalam mencapai prestasi tersebut.
FAKTA ILMIAH

• Anak yang mudah meledak-ledak dan temperamental sangat dipengaruhi oleh pengabaian dan
sikap permusuhan yang ditunjukkan orangtua ke anak.
• Orangtua yang terlalu mengkritik anak atau menunjukkan kesedihan dan kemarahan di depan anak akan
meningkatkan emosi negatif di dalam diri anak dan membuat anak kesulitan untuk beradaptasi dengan
kondisi stress
• anak yang bisa mengontrol emosi menunjukkan peningkatan di konsentrasi dan kegigihan dalam
mencapai prestasi di sekolah, anak juga lebih mudah menyelesaikan konflik batin dan permasalahan
yang dihadapi, dan anak bisa lebih mengembangkan sikap peduli pada sesama
C A R A U N T U K M E N G O N T R O L PERILAKU
EMOSION A L A N A K:

• 1. Anak meniru perilaku emosional orangtua. jadi jika orangtua ingin mengontrol emosi anak, orangtua
perlu belajar mengontrol emosinya sendiri terlebih dahulu
• 2. Orangtua memilih pola asuh yang demokratis agar kebutuhan psikologis dasar anak bisa terpenuhi
• 3. Bimbing dan arahkan anak untuk mengenali emosi yang dimiliki dan menyampaikannya dengan kalimat.
• 4. Orangtua membuat kesepakatan dengan anak mengenai cara menyampaikan emosi dan melakukannya
dengan konsisten
• fakta penting: anak lebih mudah belajar mengontrol emosi ketika mereka yakin perasaan mereka
akan dimengerti dan didengarkan orangtua.
MENGENDALIKAN EMOSI DENGAN MEMBACA
TA’AWUDZ
‫عو˚ا‬
•‫أب‬
• Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan memohon perlindungan kepada Allah.
• Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
• Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah
satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ي´ا˚ذدلج‬
´‫بْو‬ ˚‫قع´قنهْو´م•ا‬
‫عله‬ ‫أل‬
• Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca
ta’awudz: A’- uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang marah, kemudian membaca:
A-‘udzu billah (saya berlindung kepada Allah) maka marahnya akan reda.” (Hadis shahih – silsilah As-Shahihah, no.
1376)
KEDUA, DIAM DA N JAGA
LISAN
• Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

• ‫ض غ´ ا ذ‬
ِ ´‫ل ´ف ْم ك˚ د˚ ح´ ´أ ب‬
ْ ‫س ´ي‬
ْ ˚‫ت ك‬
ْ ´

• “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).
• Ucapan kekafiran, celaan berlebihan, mengumpat takdir, dst., bisa saja dicatat oleh Allah sebagai tabungan dosa
bagi ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

• ِِ ‫ال‬
‫ن‬ ْ ´‫ب َّمل˚ك´ ´تي´ ل´ د‬
َّ ´‫ب ع‬ ‫ل ك´ ِ ال‬
ِ ´‫م‬،‫ف ني˚ب َّ´ ´ت´يم´ا ِة‬
ِ ،‫يا ي‬
´‫ز ´ ه‬
ِ ‫ال ِر اَّفه´ا ِب ل‬ ´ ‫ال´ ْيب´ ِ َّما د´ ´ ْع‬
‫بأ ني‬ ‫ِر شْ م´ ن‬
• Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat, yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya,
namun menggelincirkannya ke neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat. (HR. Bukhari dan Muslim)
• Di saat kesadaran kita berkurang, di saat nurani kita tertutup nafsu, jaga lisan baik-baik, jangan sampai lidah
tak bertulang ini, menjerumuskan anda ke dasar neraka.
KETIGA, MENGAMBIL POSISI LEBIH RENDAH

• Kecenderungan orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi.. dan lebih tinggi. Semakin dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi,
dia bisa melampiaskan amarahnya sepuasnya.
• Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan saran sebaliknya. Agar marah ini diredam dengan mengambil posisi yang lebih rendah dan
lebih rendah. Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan,

• ‫ض غ´ ذ ا‬
ِ ´‫ل ْج ي́لْ ف´ م˚ ِا́ئق و´ ه˚ و´ مْ ك˚ د˚ ح´ ´أ ب‬ ، ´‫ف´ ّ َّلب˚ ض´ غ´ لْ ا ˚هنْ ع´ ب´ ´ه ذ´ نْ ِإف‬
ِ ْ‫س‬ ‫ع جِ ط´ ْض ي́لْ ´ ِإو‬
ْ ´

• Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia
mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348,Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
• Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, sahabat yang meriwayatkan hadis ini, melindungi dirinya ketika marah dengan mengubah posisi lebih rendah. Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari Abul Aswad Ad-Duali, beliau menceritakan kejadian yang dialami Abu Dzar,
• “Suatu hari Abu Dzar mengisi ember beliau.Tiba-tiba datang beberapa orang yang ingin mengerjai Abu Dzar. ‘Siapa diantara kalian yang berani mendatangi
Abu Dzar dan mengambil beberapa helai rambutnya?’ tanya salah seorang diantara mereka. “Saya.” Jawab kawannya.
• Majulah orang ini, mendekati Abu Dzar yang ketika itu berada di dekat embernya, dan menjitak kepala Abu Dzar untuk mendapatkan rambutnya. Ketika
itu Abu Dzar sedang berdiri. Beliaupun langsung duduk kemudian tidur.
• Melihat itu, orang banyak keheranan.‘Wahai Abu Dzar, mengapa kamu duduk, kemudian tidur?’ tanya mereka keheranan.
• Abu Dzar kemudian menyampaikan hadis di atas. Subhanallah.., demikianlah semangat sahabat dalam mempraktekkan ajaran nabi mereka.
• Mengapa duduk dan
tidur?
• Al-Khithabi menjelaskan,
‫يأكشنبوالنه بي‬،‫ف‬
‫ضم•ا ي‬
‫الع‬
‫طعومه‬
‫ج‬،‫صنا‬
˚‫ىم‬H‫ونم‬H‫فهعم‬ ´‫عندىَّع‬
‫اللم‬ ‫ادذ´لليوا‬H‫يه‬
ْ ‫طالق‬،‫ش‬ ‫ئتس´مهلليئوحرو´كةو ب‬H‫القم´ا´َّلم‬
‫ال ِه‬
‫بم‬
‫فهع‬
‫ينهرعةلد˚دميي‬
‫الد‬
‫بعهوره‬
‫فقمناد‬
‫تم‬
‫ال‬
‫لحعئوايودب‬
‫الققي‬
‫بماره‬‫إ ن أم‬
• Orang yang berdiri, mudah untuk bergerak dan memukul, orang yang duduk, lebih sulit untuk
bergerak dan memukul, sementara orang yang tidur, tidak mungkin akan memukul. Seperti ini
apa yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perintah beliau untuk duduk, agar
orang yang sedang dalam posisi berdiri atau duduk tidak segera melakukan tindakan
pelampiasan marahnya, yang bisa jadi menyebabkan dia menyesali perbuatannya setelah itu.
(Ma’alim As-Sunan, 4/108)
• Keempat, Ingatlah hadis ini ketika marah
• Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

• ‫اللالىر˚ داق و´ ه˚ و´ ˝اظيْ غ´ م´ ظ´ ك´ نْ م‬


‫س‬
‫ع˚عهاءروع‬
‫ل˚لن‬
‫ال‬
‫حئال‬
‫سه‬ ‫عأَّ˚هذ‬
‫خبوِ´ىت‬ ‫قِا‬
‫ْ َّن̊دف‬H‫ي˚ن‬
‫م‬H‫الهرقتحىَّ ْوي ´ِةاي‬
‫̊ي‬
´‫̊خ‬
‫شميالح́نوان ِم مي‬
‫ء´ال ِارع‬
• “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah
panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari
yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud,Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)

Read more https://konsultasisyariah.com/18243-cara-mengendalikan-emosi-dalam-islam.html


• Hadis dari Ibnu Umar,
• ‫ضةفكمن‬
‫ضربمهغ‬
‫سراه‬
‫كليعوتمرنت‬
‫ظ‬
‫ظهلم‬
‫القوه‬
‫يوءلغبيم‬
‫أل‬
‫شوا‬
‫قاهلن‬
‫ض‬
‫يأل‬
‫أمليام‬
• Siapa yang menahan emosinya maka Allah akan tutupi kekurangannya. Siapa yang menahan
marah, padahal jika dia mau, dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan penuhi hatinya
dengan keridhaan pada hari kiamat. (Diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Qadha Al-Hawaij,
dan dinilai hasan oleh Al-Albani)

Read more https://konsultasisyariah.com/18243-cara-mengendalikan-emosi-dalam-islam.html


• Kelima, Segera berwudhu atau mandi
• Marah dari setan dan setan terbuat dari api. Padamkan dengan air yang dingin.
• Terdapat hadis dari Urwah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan,

َّ ْ ‫ن ال ِم ب´ ض´ ْلغ´ا‬
•‫ن‬ َّ ‫نط´ ا ْ ي‬
ْ‫ش‬ ‫ن´ط´ ا ْ ي‬
َّ‫ش‬
ِ ´‫نِإالو‬ ´‫ل ِاب˚أال́طْرفن˚ ˚َّا ِإمن‬
ِ ´‫توْن َّ´ا مِال نِر َّاق‬
˚‫ل خ‬ ْ ‫ض ´ ذغ´ ِإا´ف م ِء´ ا‬
ِ ´‫́لي ´ف ْم ك˚˚ دح´ ´أ ب‬
ْ ‫ض و´ ´ت‬
َّ ‫أ‬

• Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air.
Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)

Read more https://konsultasisyariah.com/18243-cara-mengendalikan-emosi-dalam-islam.html


APA YA N G HARUS DILAKUK AN KETIKA
MENGHADAPI HAL2 YANG MEMICU
• Ta’awudzEMOSI
• Tanyakan pd diri sendiri :
• Apa yg kita rasakan ?
• Kenapa anak membuat ulah ?
• Apa yg sebaiknya dilakukan, paparkan beberapa alternatif dan akibat nya.
• Pilih langkah terbaik.
• Jaga emosi, kendalikan intonasi suara.

Insya Alloh dengan penuh keshabaran dan dzikruloh, emosi kita dapat terkendali juga dapat mengendalikan emosi
anak.
C ARA MENGENDALIKAN EMOSI
A N AK
1. Usia 0-12 bulan.
• - Menampakkan emosi alaminya dan mengenal emosi kedua dari lingkungan
terdekatnya.
• - Emosi bayi akan terpengaruh dengan sentuhan, pelukan dan makanan.
• - Interaksi dengan orangtua dan orang2 terdekatnya adalah cara ampuh untuk
membuat bayi tenang.
• - Bayi bisa disenangkan dengan mengajaknya bernyanyi.
USIA BALITA (1-
5TH)
• Rasa takut adalah emosi yang paling sulit dimengerti dan diatasi oleh balita.
• Orangtua mulai mengakrabkan anak dengan emosinya. Misal saat anak menangis, tanyakan apa
yang
membuatnya bersedih, dengarkan ceritanya, dll.
• Anak mulai meniru respons emosi orangtua dalam berbagai situasi.
USIA 6-10
TAHUN
• Anak mulai mengenal emosi kedua (secondary emotion). Mereka bisa terpengaruh lingkungan, media, dan memiliki pemikirannya sendiri
tentang segala sesuatu.
• Anak-anak tak hanya harus mampu mengidentifikasi emosinya sendiri. Melainkan juga mampu mengatakan apa yang menyebabkan ia
jadi seperti itu.
• Ia mestinya sudah bisa menahan diri dari emosi yang mungkin dapat merugikan orang lain. Ia belajar kata maaf, kebaikan, dan segala
macam tentang emosi baik.
• Ia mulai tahu mana yang baik dan buruk, mana yang jahat, dan penyebabnya. Jika merugikan orang, maka sebaiknya ia tidak
melakukannya.
• Anak mulai belajar rasa sakit hati, iri, benci, marah pada seseorang, kasihan, terharu, lucu, dan berbagai emosi lainnya. Di sinilah anak
mulai belajar untuk dewasa dan mengatasi rasa kecewanya.
• Caranya mengatasi masalahnya di usia ini akan berdampak sampai ia dewasa. Maka, orangtua tak perlu selalu membantunya dalam
berbagai hal.
• Biarkan ia gagal dan ajari ia untuk mengatasi rasa kecewa karena kegagalannya.
• Kunci utama adalah bonding dengan orangtuanya. Jika orangtua jadi tempat aman untuknya, maka anak akan merasa bahwa apapun
situasi sulit yang ia hadapi.
APA YANG TERJADI KETIKA MEMBENTAK
ANAK?
Dalam hal ini, penelitian Lise Gliot yang dilakukannya pada anaknya sendiri,
adalah yang paling populer. Ia melakukan penelitian dengan memasang kabel perekam otak yang
dihubungkan dengan sebuah monitor komputer sehingga bisa melihat setiap perubahan yang terjadi
dalam perkembangan otak anaknya.
Dari hasil penelitian tersebut, Gliot bisa melihat rangkaian indah yang terbentuk ketika sang anak
disusui dengan sentuhan lembut di kepalanya. Namun, pada saat anaknya sedang terkejut
dan mendengar bentakan, rangkaian indah itu berubah menjadi gelembung, lalu pecah berantakan dan
menyebabkan perubahan warna.
Dari penelitian ini jelas menunjukkan bahwa marah dan suara bentakan terhadap anak akan
mempengaruhi perkembangan otak anak. Selain mempengaruhi perkembangan otak,
suara bentakan juga mengganggu fungsi organ penting dalam tubuh sang anak.
DAMPAK JANGKA PANJANG MEMBENTAK
ANAK :

• Anak akan menjadi minder dan takut mencoba hal-hal baru.


• Anak tumbuh menjadi pribadi yang peragu dan tidak percaya diri
• Anak akan memiliki sifat pemarah dan egois
• Anak cenderung memiliki sifat menantang, keras kepala dan suka membantah nasehat
orangtua.
• Anak akan memiliki pribadi yang tertutup
• Anak cenderung apatis, dan tidak peduli terhadap lingkungan
KIAT PRAKTIS MENGENDALIKAN EMOSI

• Kenali emosi
• Tanyakan pada diri sendiri kenapa saya tersulut emosi
• Tanyakan pada diri sendiri kira2 apa yang menyebabkan hal spt itu
• Pertimbangkan beberapa alternatif respons yg bisa dilakukan dan apa dampaknya
• Pilih respons yang paling tepat

• Dengan berfikir kita dapat menghindari bereaksi secara emosional, namun merespos
secara rasional/
TEMPER
TA N TRUM
• Oxford Dictionary:
1.Temper :
- fact becoming angry very easily
- short periode of feeling very angry
2.Tantrum : out burst of bad temper especially by a child.
• Kesimpulan Temper Tantrum
• 1. Letupan amarah anak di saat menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya.
2.Ledakan emosi yang biasanya dikaitkan kepada anak atau orang dalam kesulitan emosional.
Ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, mengomel,
marah-marah
3.Temper Tantrum sebagai gejala yang di miliki pada anak usia balita. 2 sampai dengan 4 tahun.Tetapi
menurut hemat saya, kejadian temper tantrum bisa menimpa anak usia sampai 10 tahun
SEBAB TERJADINYA TEMPER
TA N TRUM
• Anak, khususnya balita ketika sedang lepas kendali. Keadaan dirinya sedang kacau,
bingung dan berantakan. Keinginannya harus dipenuhi saat itu juga. Karena anak balita
tidak mengenal konsep "nanti". Sehingga tidak dapat menunda/menunggu pemenuhan
atas keinginannya. Karena keinginannya tidak terpenuhi, ia merasa tidak puas dan
frustasi.
HAL-HAL YANG MEMBUAT ANAK
FRUSTASI
• 1.Tidak mendapatkan apa yang di
inginkan. 2.Tidak mampu melakukan
sendiri.
3. Menginginkan orang tua melakukan sesuatu yang
bertentangan. 4.Tidak mengetahui apa yang di inginkannya.
5.Tidak mampu menjelaskan apa yang di
inginkannya. 6.Tidak mampu mengendalikan
sesautu.
7.D i salah fahami
8.Bosan
9.Lelah
10.Lapar
11.Sakit
12.Mencontoh tindakan orang tua/orang lain yang
salah.
• Dan ketika dalam kondisi tersebut di atas, mereka
TINDAKAN ORANG TUA MENGANTISIPASI
DAN MENANGANI TEMPER TANTRUM

• Orang tua seharusnya harus memahami 3 fase dalam Temper


Tantrum.
1.Fase sebelum terjadi amukan ( antisipasi )
2.Fase pada saat mengamuk
3.Fase sesudah mengamuk
• Berikut penjelasan masing-masing fase.
1.Tindakan orang tua, sebelum fase
mengamuk.
- Harus mengenali emosi-emosi anak
- Anak akan menyesuaikan perlakukan kita. Kalau orang tua lembut, mereka juga akan lembut. Kalau orang tua kasar, maka anak akan jauh
lebih kasar. Begitu seterusnya. Istilah saya, orang tua harus memiliki Good Influence, ketika orang tua tenang akan lebih mudah
berpengaruh baik pada anak. Jika orang tua panik dan emosional, maka anak juga akan ketularan emosi.
- Memberikan perhatian yang cukup pada anak, maka anak akan merasa puas, aman, dan tenteram dengan sendirinya. Kalau dari awal, orang
tua tidak care, tentu saja akan banyak kekacauan hati dari anak-anak.
- Jika orang tua sudah tahu akan sibuk dan tidak mampu menghandel anak, bisa meminta bantuan "penjaga anak" ( hadimat/baby sitter)
dengan baik.
- Membawa bekal yang cukup, termasuk buku yang menarik, atau permainan yang mereka sukai. Untuk menyibukkan mereka dengan hal
positif.

• 2. Fase pada saat mengamuk


- Jangan hiraukan, diamkan saja, karena semakin di perhatikan, biasanya cenderung malah semakin menjadi.
- Memegangi anak dengan kuat tanpa mencederai, mendekap dan memeluk. Agar mereka merasa aman.
- Orang tua harus bersikap tegas, peduli dan positif.
- Mengalihkan perhatian anak
- Kalahkan dia dengan suara tegas

3. Fase setelah mengamuk
- Memeluk dan menciumnya
- Jelaskan bagaimana sebenarnya sesuatu yang benar dan baik itu, pada anak.
- Memberikan pemahaman yang mudah mereka terima, jangan membuat nasihat yang berat dan sulit
- Membertahu perilaku seperti apa yang kita inginkan. Agar kejadian tersebut, tidak terulang lagi.
- Memberikan aktifitas positif, seperti olahraga, seni, bermain bersama, kegiatan di alam terbuka, dll.
- Jelaskan dan ajarkan antara kebutuhan dan keinginan. Kalau kebutuhan harus di berikan, kalau
keinginan tidak harus diberikan. D an bisa di tunda.
- Berikan batasan-batasan khusus, mana yang boleh mana yang terlarang.
- Memberikan wawasan tentang banyaknya pilihan pilihan yang bisa mereka peroleh.
- Di ajarkan konsisten atau istiqomah.
DAMPAK TEMPER TANTRUM JIKA TIDAK DI
TANG ANI
• 1. Anak akan menggunakan sbg senjata, bahwa amukan bisa membuatnya mendapatkan
apa yang di inginkan.
2.Amukan akan bertambah hebat.
3.Mereka semakin pandai bersandiwara, bisa mengamuk di saat banyak orang.
4.Bisa berdampak bipolar ( berkepribadian ganda)
5.Anak semakin lihai memanfaatkan kesempatan untuk mengerjain orang tua/orang lain
"YA TUHAN KAMI, ANUGERAHKANLAH KEPADA KAMI , ISTERI-
ISTERI KAMI DA N KETURUNAN KAMI SEBAGAI ^QURROTA
A'YUN^ ( PENYENAN G HATI KAMI ) , DA N JADIKANLAH KAMI
IMAM BAGI ORAN G -ORANG YANG BERTAQ W A.“ (QS 25;74)
• Kunci utama, agar anak tidak mengalami Temper Tantrum tentunya, orang tua harus memberikan hak-haknya pada anak
dengan baik. Kalau hak mereka kita abaikan tentu saja, mereka akan marah. Dan ini sebuah kedholiman orang tuaPasti
ada hak yang belum kita berikan kepada mereka. Atau kewajiban kita sebagai orang tua belum kita lakukan.
• Dalam urusan hak anak tersebut, sampai Rasulullah Muhammad bersabda di dalam Hadits riwayat Ashabussunnah, Imam
Ahmad dan Ibnu Hibban dari Annu'man bin Basyir R.A. yang artinya, "Berbuat adil-lah di antara anak-anakmu, berbuat
adil lah di antara anak-anakmu, berbuat adil lah di antara anak-anakmu.."
• Dalam Al Quran surat Al Maidah di akhir ayat 8 di sebutkan, i'diluu huwa aqrobu littaqwa, yang artinya, "... Berbuat adil-
lah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.."
• Adil di sini bermakna kita benar-benar memberikan hak mereka dengan baik. Begitupun kita harus melakukan
kewajiban dengan baik. Misal, kalau anak lapar tentu dia akan mengalami emosi yang buruk
• Adil juga bermakna memberikan hak anak sesuai porsinya secara proporsional.Tidak pilih kasih, hanya anak tertentu
yang diperhatikan. Sedangkan ada anak yang di abaikan. Pasti dia akan protes dengan kemarahan.
KESIMPULAN

• 1. Ledakan Kemarahan akan ada pada anak, jika orang tua tidak memberikan hak-haknya dengan baik.
Orang tua wajib melakukan kewajiban sebaik-baiknya menjadi orang tua.
2.Akhlaqul Karimah serta kedekatan orang tua kepada Allah akan berimplementasi positif pada anak.
Dan pasti hal tersebut akan meminimalisir emosi atau tantrum.
3.Melakukan sunnah-sunnah Rasulullah, akan menghindarkan hal hal buruk, yang tidak bisa kita
ketahui
secara kasat mata. ( ghaib )
4.Untuk menjadikan Qurrota A'yun pada anak di butuhkan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Selagi Ilmu
Pengetahuan tersebut yang bertujuan baik, dan tidak melanggar syariat, dan itu bagian dari Al Fitrah
manusia, maka kita bisa menerimanya dan kita terapkan sebagai bahan antisipatif pada Temper Tantrum.

Anda mungkin juga menyukai