Bismillaah…
Kami dari keluarga manajemen marah A yang terdiri dari ibu-ibu dan mba-mba (karena
masih gadis) yang senasib yaitu belum bisa menguasai diri saat marah.
Beberapa hari ini keluarga kami berdiskusi tentang penyebab marah, korban marah, tips dan
trik menyalurkan amarah, kendali saat terlanjur marah, dan menghadapi anak marah.
1. PENYEBAB MARAH
Marah bisa di picu oleh rasa capek, lelah, sakit, lapar, banyak kerjaan menunggu, rumah
berantakan, sibling rivalry (persaingan saudara), anak rewel, ngantuk, kecewa, jarang
ibadah (kurang ingat Allah Subhanahu wa Ta'ala), innerchild, mudah tersinggung, gangguan
jin.
Marah adalah bentuk dari emosi amarah yang di keluarkan oleh seseorang.
Amarah adalah dorongan nafsu dalam batin untuk berbuat kurang baik.
Sahabat bertanya kepada Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam:
“Siapakah orang yang gagah di antara kalian?”
Mereka menjawab: ”Orang yang tidak bisa dibanting oleh orang lain.” Beliau berkata, “Bukan
itu, orang gagah adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah“.
(HR. Muslim dan Abu Dawud).
Kita boleh marah seperti halnya senang, sedih karena perasaan marah merupakan fitrah
yang di berikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
b. Saat ada pemicu marah, kita tidak bisa menahan amarah, spontan langsung marah
tanpa bisa mengendalikan emosi negatif tersebut.
Ada 2 kemungkinan yang terjadi karena innerchild dan gangguan jin.
Cara mengecek dan mengobati marah karena gangguan jin dengan ruqyah
syar'iyyah.
Cara mengobati innerchild dengan terapi innerchild.
2. KORBAN MARAH
Yang sering menjadi korban marah adalah anak-anak, suami, adik, kakak, orang tua,
teman.
● Konsep Diri
Kadang kalau keseringan marah, orang sekitar kita menyebut kita Pemarah atau bahkan
kita sendiri yang bilang "Saya ini Pemarah", maka label tersebut akan melekat pada diri kita.
Maka kita harus mempunyai konsep diri/label diri yang baik agar sikap kita juga baik, karena
konsep diri akan menjadi sugesti dalam diri kita.
Contoh:
Saya ibu yang baik, istri yang baik, kakak yang baik, adik yang baik, anak yang baik,
teman yang baik.
Saya bukan Ibu Pemarah, saya hanya belum bisa menguasai diri saat marah.
● elajar mengenali tanda marah, saat mulai terasa jantung berdetak kencang
B
karena ada sumber yg memicu amarah
a. Tarik napas dalam-dalam. Setelah itu, langsung tahan napas. Saat menahan napas,
biarkan perut mengembang terisi udara.
Perut harus mengembang, kalau tidak nanti tahan napas di dada dan justru membuat kita
sesak napas.
b. Diam sejenak dan fokus apa yang membuat amarah kita bangkit (lapar, capek, anak
rewel, sibling rivalry, rumah berantakan, dll)
c. Dengarkan pre fontal cortex (pikiran sehat) atau hati nurani kita, misalnya dalam hati
berkata "Jangan marah, bagimu surga"
e. Ta'awudz, istighfar, ingat kematian, membaca surat Alfatihah, Ayat kursi, Annaas, Alfalaq,
Alikhlas, dzikrullah yang lain
f. Ambil posisi lebih rendah. Jika berdiri maka duduk, jika duduk maka berbaring
i. Menulis yaitu menyalurkan apa yg kita rasakan saat marah menjadi tulisan
j. Bercerita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atau orang yang kita percaya, misal curhat
kepada suami
Artinya: Ya Allah, aku memohon petunjuk kepada-Mu untuk selurus-lurus urusanku, dan aku
berlindung kepada-Mu dari kejahatan nafsuku.
(HR. Ahmad)
o. Sedekah
Menghadapi anak marah (tantrum) dengan Komunikasi Baik Benar dan Menyenangkan
(KBBM) dan ilmu memeluk anak.
Tips dan triknya:
a. Biarkan anak menangis untuk menyalurkan emosinya, lalu kita dekati posisi tubuh kita
harus sejajar dengan anak.
b. Berikan nama emosi yang anak rasakan ketika tantrum.
Nama emosi seperti, marah, kesal, kecewa, sedih, dll.
c. Peluk Anak
Untuk hukuman bisa di luar rumah (time out) atau di dalam rumah (time in) yang penting
tempat hukumannya aman dari benda-benda tajam dan berbahaya.
Time out Balita waktu maksimal 1 menit, kalau sudah 6 tahun bisa 10 menit.
Jika anak sudah bisa menulis, dia tanda tangan di Jurnal kesepakatan.
Jadi anak yang melanggar mendapat punishment (hukuman), dan anak berbuat baik
mendapatkan reward (hadiah).
Untuk hadiah tidak selalu benda bisa pujian, di peluk, di cium, di ajak jalan-jalan, dsb.
Di sini kami belajar menguasai diri saat marah seperti yang di katakan Rasulullah
Shollallahu 'Alaihi wa Sallam.
Kami melakukan Tantangan 20 Hari Tidak Marah, lalu 90 hari, agar menjadi habbit yang
membuat kami sabar, ikhlas, kuat dan dapat menyalurkan emosi marah menjadi hal positif.
Ya Allah mudahkan kami menjadi ibu, istri, anak, kakak, adik, teman yang baik.
Lindungi kami dari kejahatan diri sendiri, orang lain dan gangguan jin. Aamiin.
Sumber:
Workshop Menjadi Orang Tua Sholeh oleh Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori
Workshop Pendidikan Disiplin Anak oleh Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhori
Seminar Menentukan Tujuan Pengasuhan Anda oleh Ibu Elly Risman, Psi.
Workshop Komunikasi Baik Benar dan Menyenangkan oleh Ibu Perwitasari, Psi.
https://firanda.com/1531-al-isti-aadzah-memohon-perlindungan-kepada-allah.html
https://gaya.tempo.co/read/716618/redakan-emosi-dengan-teknik-bernapas
https://youtu.be/OvRG3qTUk5k
https://bundaeuis.wordpress.com/2016/08/01/tips-sabar-menghadapi-ananda/
https://rumahberbagi.com/lakukan-langkah-ini-agar-engkau-tak-lagi-marah-wahai-bunda-489
dd1a75bf0
https://youtu.be/rGQkyVGC2RU
https://s.docworkspace.com/d/AETSc2jI9pEuwvyC9N6mFA
http://justcolor.net