K10 Tentir
K10 Tentir
Struktur Tulang
● Terdiri atas:
○ Periosteum → pembungkus tulang, terdapat pembuluh darah dan
saraf
○ Epifisis → daerah pemanjangan tulang
○ Physis (lempeng pertumbuhan / epiphyseal growth plate) →
ditemukan saat masih anak-anak sehingga tulang dapat bertumbuh
■ Merupakan zona multipel yang terus membelah
■ Belum terkalsifikasi
○ Diafisis
○ Metafisis
● Jenis tulang:
○ Cortical bone (tulang kompak)
○ Cancellous bone (tulang spongiosa)
● Long bone
○ Periosteum → bagian terluar atau baju tulang yang menyelubungi
■ Terdapat fibrosa luar yang menutupi
■ Kurang lebih b ⅓ blood supply ke tulang itu lewat periosteum
(vascular)
■ Terdapat banyak nerve → kalau cedera ya sakit
■ Diameter akan meningkat
○ Epifisis
■ Terartikulasi dan ujung yang melebar
■ Dapat membuat tulang memanjang
■ Tulang cancellous
■ Titik terlemah pada tulang anak
● Sendi
○ Titik artikulasi dari tulang-tulang tubuh
○ Bersifat fusi atau fibrosa
■ Memiliki sutura → di antara beberapa tulang cranium
○ Di dalam terdapat cairan sinovial yang berperan sebagai lubrikan
untuk permukaan
■ Mempermudah pergerakan
● Gliding, fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, sirkumduksi,
dan rotasi
○
■ tidak proper karena tidak mencakup 2 sendi
● 2 ekstremitas
○ sebagai komparasi terutama di anak-anak
■ lempeng epifisis terlihat radiolusen dan riskan dianggap fraktur
■ tidak ada deformitas tapi anak mengeluh hebat
● 2 kali
○ evaluasi waktu ke waktu
CT Scan
○
■ pada X-ray (atas) garis fraktur terlihat tumpang tindih
- Open Fracture
Open fracture terjadi ketika ada hubungan fraktur hematoma dengan
lingkungan eksternal.
Iinfeksi yang terjadi bisa hingga mengancam nyawa, menurut klasifikasi
Gustillo dan Anderson dibagi menjadi 3:
○ grade 1
○ grade 2
○ grade 3
■ 3a
■ 3b
Grading Fraktur
1. Grade 1
2. Grade 2
● Wound > 1 cm
● Ga ada kerusakan jaringan lunak yang terlalu parah
● Moderate energy trauma
3. Grade 2 - 3
- Contoh:
→ ada deformitas flexion hip dan endorotasi = pada pasien dengan riwayat
naik mobil dengan dashboard injury atau naik motor dan genu menabrak
jalanan → waspada mekanisme genu terdorong ke belakang → dislokasi
posterior
→ ada adduksi dan flexion hip: tanda dislokasi posterior hip
→ dilakukan radiografi: hilang kontak 2 permukaan
(tidak dijelaskan oleh profnya jadi baca langsung dari slide saja ya)
PATHOLOGICAL FRACTURE
Fraktur tulang yang sehat = Fraktur
1. Trauma sekali saja
--> radiolusen
Late
- Delayed union
- Non-union
- Malunion → tulang menyambung pada posisi tidak benar, dalam posisi
deformitas
- Joint stiffness
- co: dukun patah pasang bidai yang lama di elbow jadi tidak bisa fleksi
- Muscle Hypotrofi/atrofi
- Miositis osifikans
- Avascular Necrosis
- Algodystrophy (Sudeck’s atrophy)
- Osteoarthritis → jika sendi patah tidak dilakukan anatomical reduction terjadi
osteoarthritis pasca trauma
Prinsip Manajemen
- Mengenali
- Mengurangi
- Mempertahankan
- Rehabilitasi
Tanya Jawab
1. Kalau pasien datang dengan keadaan dislokasi dan fraktur tertutup apakah
berarti yang didahulukan dislokasi nya karena fraktur bukan merupakan
emergensi?
→ Tentu kalau ada keduanya sekalian dibereskan keduanya. Tapi tindakan
yang harus disampaikan ke keluarganya yang dislokasi. Sekalian dislokasi
dilakukan, fraktur tertutup sekalian diberikan tindakan.
→ Ada pengecualiannya, yaitu pada fraktur yang tidak mungkin diselesaikan
karena sedemikian kompleks contoh pada kasus acetabulum. Pada kasus ini,
agar mengurangi avaskuler nekrosis, maka yang penting direposisi dulu.
Dilakukan definitif setelah ada pemeriksaan penunjang.
2. Ada prinsip ABC, kalau pasien harus dilakukan RJP tapi ada kondisi fraktur di
area thorax bagaimana?
→ kita harus mengutamakan yang life threatening. Kalau memang harus RJP
lakukan aja nanti fraktur dilakukan belakangan. Jika ada yang mengancam
nyawa dari breathing, bowel, blood supply meski didahulukan dulu.
Sedangkan tulang di urutan no. 6 yang tidak terlalu membahayakan nyawa.
RJP harus diprioritaskan.
3. Fraktur patologis pada orang osteoporosis, tata laksana terbaiknya difiksasi
internal dulu atau masih akan tetap nyambung untuk osteoporosis dan
bedanya dengan yang normal bagaimana?
→ kalau fraktur patologis karena osteoporosis beda pendekatan dengan
fraktur karena keganasan.
→ kalau keganasan harus ditimbang dulu seberapa mengancam nyawa
(stadiumnya harus diketahui) kalo udah meta ke tulang udah stadium 4, misal
breast cancer meta ke tulang lihat ada penyebaran ke organ lain atau engga?
kalo engga berarti prognosisnya bagus.