Pengertian
Fraktur adalah diskontinuitas atau kepatahan pada tulang baik bersifat terbuka atau
tertutup. Fraktur Radius ulna terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya, yang dapat diabsorpsi (Sjamsuhidajat, 200! Patah tulang terbuka disebut
juga dengan compound fracture tersebur memiliki beberapa definisi dari masing#masing
literatur. Salah satu pengertian yang dikemukakan tersebut adalah keadaan patah tulang
yang terjadi dengan adanya hubungan antara jaringan tulang yang patah tersebut dengan
lingkungan eksternal dari kulit, sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Sjamsuhidajat,
200$!.
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak
biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih
berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang de&asa
biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen
tulang.
1. )*+S FRATR
a. Fraktur komplit / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran.
b. Fraktur tidak komplit / patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang.
c. Fraktur tertutup / kulit tidak robek
d. Fraktur terbuka / fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai
kepatahan tulang.
e. Greenstick / fraktur dengan salah satu sisi tulang patah, sedangkan sisi yang lain
membengkak.
f. Transersal / fraktur sepanjang garis tengah tulang.
g. ominutif / fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
h. 1epresi / fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedepan.
i. ompresi / fraktur dimana tulang mengalami kompresi (tulang belakang!.
j. Patologik / terjadi pada tulang oleh ligament tendo atau daerah perlekatannya.
2. )T+3G+
a. Trauma
b. Gerakan pintir mendadak.
c. ontraksi otot e4treme
d. eadaan patologik / osteoporosis, neoplasma
e.
5. PATF+S+3G+
a. Fraktur kaput radius sering terjadi akibat jatuh dan tangan menyangga dengan
siku ekstensi. 6ila terkumpul banyak darah dalam sendi siku (hemarthosis! harus
diaspirasi untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan gerakan a&al.
b. 6ila fraktur mengalami pergeseran dilakukan pembedahan dengan eksisi kaput
radii bila perlu. Paska operasi lengan dimobilisasi dengan bebat gips posterior dan
sling. Fraktur pada batang radius dan ulna (pada batang lengan ba&ah! biasanya
terjadi pada anak#anak. 6aik radius maupun ulna keduanya dapat mengalami
patah. Pada setiap ketinggian, biasanya akan mengalami pergeseran bila kedua
tulang patah.
c. 1engan adanya fraktur dapat menyebabkan atau menimbulkan kerusakan pada
beberapa bagian. erusakan pada periosteum dan sumsum tulang dapat
mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang. Sumsum
kuning yang keluar akibat fraktur terbuka masuk ke dalam pembuluh darah dan
mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan emboli lemak. Apabila emboli
lemak ini sampai pada pembuluh darah yang sempit dimana diameter emboli
lebih besar daripada diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran
darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan.
d. erusakan pada otot atau jaringan lunak dapat menimbulkan nyeri yang hebat
karena adanya spasme otot di sekitarnya. Sedangkan kerusakan pada tulang itu
sendiri mengakibatkan perubahan sumsum tulang (fragmentasi tulang! dan dapat
menekan persyaratan di daerah tulang yang fraktur sehingga menimbulkan
gangguan syaraf ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan kelemahan.
Grade ++
3aserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat
atau aulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan.
Grade +++
kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur
neoaskuler dengan kontaminasi yang hebat. 1ibagi dalam 5 sub tipe/ tipe +++A
yaitu jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah, tipe +++6 disertai dengan
kerusakan dan kehilangan jaringan lunak, tulang tidak dapat di coer soft tissue,
tipe +++7 disertai cidera arteri yang memerlukan repair segera.
Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang
jaringan nekrosis maupun debris yang mengahalangi proses penyembuhan luka dan
potensial terjadi atau berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan
pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan maupun sepsis. Tindakan ini
dilakukan sejak a&al mungkin, dan dapat dilakukan tindakan ulangan sesuai
kebutuhan (Smelt8er 9 6are (2002!.
$. :A*+F)STAS+ 3+*+
6erikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebrachii menurut :ansjoer (2000! /
1. Fraktur 7olles
a. Fraktur metafisis distal radius dengan jarak ;< 2, cm dari permukaan sendi
distal radius
b. 1islokasi fragmen distalnya ke arah posterior=dorsal
c. Subluksasi sendi radioulnar distal
d. Aulsi prosesus stiloideus ulna.
2. Fraktur Smith
Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi olar pergelangan, dan
deiasi ke radial (garden spade deformity!.
5. Fraktur Galea88i
Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan
tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.
$. Fraktur :ontegia
Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering! dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi
gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan
pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan
fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.
. P):)R+SAA* P)**A*G
Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada=tidaknya dislokasi. 3ihat
kesegarisan antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius.
Pemeriksaan penunjang menurut 1oenges (2000!, adalah /
1. Pemeriksaan rontgen 2.
Scan 7T=:R+
5. reatinin
6. P)*ATA3ASA*AA*
6erikut adalah penatalaksanaan fraktur antebrachii menurut :ansjoer (2000!/
1. Fraktur 7olles Pada fraktur 7olles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisas
dengan pemasangan gips sirkular di ba&ah siku selama $ minggu. 6ila disertai
dislokasi diperlukan tindakan reposisi tertutup. 1ilakukan dorsofleksi fragmen
distal, traksi kemudian posisi tangan olar fleksi, deiasi ulna (untuk mengoreksi
deiasi radial! dan diputar ke arah pronasio (untuk mengoreksi
supinasi!.
+mobilisasi dilakukan selama $ # 6 minggu.
2. Fraktur Smith
1ilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi
ringan, deiasi ulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi 7olles!. 3alu
diimobilisasi dengan gips di atas siku selama $ # 6 minggu.
5. Fraktur Galea88i
1ilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk
dislokasi radius ulna distal, deiasi ulnar, dan fleksi.
$. Fraktur :ontegia
1ilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan
tarikan lengan ba&ah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah
itu, dengan jari kepala radius dicoba ditekan ke tempat semula. +mobilisasi gips
sirkuler dilakukan di atas siku dengan posisi siku fleksi @0 dan posisi lengan
ba&ah supinasi penuh. 6ila gagal, dilakukan reposisi terbuka dengan pemasangan
fiksasi interna Open Reduction Internal Fixatie (R+F! (plate#scre&!.
Pada kasus ini menggunakan dua metode operasi yaitu dengan debridement dan
menggunakan internal fixasi karena dengan metode konservatif sudah tidak
mungkin dapat dilakukan, hal ini dikarenakan fragmen fraktur sulit untuk
menyambung dengan baik. Selain itu, penyambungan tulang fragmen langsung
lebih baik dari pada tanpa operasi (:uttaBin, 200@!.
C. :P3+AS+
:enurut 3ong (2000!, komplikasi fraktur dibagi menjadi /
1. +mmediate complication yaitu komplikasi a&al dengan gejala
a. Syok neurogenic
b. erusakan organ syaraf
2. )arly complication
a. erusakan arteri
b. +nfeksi
c. Sindrom kompartemen
d. *ekrosa askule
e. Syok hipoolemik
5. 3ate complication
a. :al union
b. *on union
c. 1elayed union
3ook / Tampak luka, terdapat penonjolan abnormal tulang, oedem (<!, terdapat
deformitas (<! pada sepertiga distal, tidak tampak pemendekan dibandingkan
dengan antebrachii de4tra, angulasi (<!, tak tampak sianosis pada bagian distal
lesi
Feel / *yeri tekan setempat (<!, krepitasi (<!, terdapat nyeri ketok sumbu,
sensibilitas (<!, suhu rabaan hangat, kapiler refil (<!
:oe / Gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan
tidak ada tampak gerakan terbatas (<!, sendi#sendi pada bagian distal tidak
dapat digerakkan.
1eferensial 1iagnosis
Fraktur Radius lna 1e4tra, kom plit displaced /
*yeri yang sangat pada gerakan aktif maupun pasif #Terdapat pembengkakan
1eformitas (<!
Fraktur Radius ulna 1e4tra, komplit undisplaced.
1apat di singkirkan karena pada kasus ini tidak terdapat tanda#tanda
pemendekan tulang.
Fraktur Radius ulna sinistra, inkomplit /
1islokasi siku /
Tidak terdapat gejala /
rasa sendi yang keluar.
Akan tetapi terdapat gejala dislokasi yang lain yang berupa / #trauma nyeri
*yeri yang sangat
Gerak terbatas.
7oles fraktur /
Tidak ada tanda dinner fork deformity #Smith fraktur
- Galea88i fraktur
# :onteggia
fraktur
1. 1iagnosa epera&atan
A. Pre#perasi
1. *yeri b.d spasme otot, kerusakan akibat fraktur.
2. etidakmampuan beraktiitas b.d fraktur dan cidera jaringan sekitar.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak.
$. Gangguan pola tidur b.d nyeri.
6. Post perasi
1. *yeri b.d luka operasi.
2. Risiko tinggi terjadi komplikasi post operasi b.d immobilisasi.
5. etidakmampuan beraktiitas b.d pemasangan gips dan fiksasi.
$. Risiko tinggi terjadi infeksi b.d luka post operasi.
. urang pengetahuan klien tentang perubahan tingkat aktiitas yang boleh
dilakukan dan pera&atannya saat di rumah.
6. Gangguan harga diri b.d perubahan peran dan perubahan bentuk fisik
atau tubuh.
2. Perencanaan epera&atan
A. Pre#perasi
1. *yeri b.d spasme otot, kerusakan akibat fraktur.
Tujuan dan kriteria hasil / Setelah dilakukan tindakan kepera&atan
selama 2 L 2$ jam /
• *yeri berkurang atau terkontrol
• lien mengatakan nyeri berkurang.
• )kspresi &ajah tenang.
+nterensi
1. bserasi tanda#tanda ital (T1, S, *, P!
R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya nyeri.
2. aji keluhan nyeri klien / lokasi, intensitas, karakteristik.
R= :enentukan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan klien.
5. 6eri posisi yang nyaman sesuai anatomi tubuh manusia.
R= Posisi sesuai anatomi tubuh membantu relaksasi sehingga
mengurangi rasa nyeri.
$. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
R= *afas dalam mengendorkan ketegangan syaraf.
. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring,
gips. R= :enghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang
yang cedera.
6. 6eri therapi analgetik sesuai program medik.
R= Analgetik menghambat pembentukan prostaglandin pada otak dan
jaringan perifer.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak.
• +nfeksi tidak terjadi
• Tidak ada kemerahan, pus, peradangan
• 3eukosit dalam batas normal
• Tanda#tanda ital stabil.
+nterensi/
1. bserasi tanda#tanda ital (S, T1, *, P!
R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya infeksi.
2. aga daerah luka tetap bersih dan kering.
R= 3uka yang kotor dan basah menjadi media yang baik bagi
perkembangbiakan bakteri.
5. Tutup daerah luka dengan kasa steril.
R= asa steril menghambat masuknya kuman ke dalam luka.
$. Ra&at luka fraktur dengan teknik aseptik.
R= :encegah dan menghambat perkembangbiakan bakteri.
. 6eri therapi antibiotik sesuai program medik.
R= Antibiotik menghambat hidup dan berkembang biaknya bakteri.
6. Post-Operasi
1. *yeri b.d luka operasi
• *yeri berkurang sampai dengan hilang.
• )kspresi &ajah tenang.
+nterensi/
1. bserasi tanda#tanda ital (T1, S, *, P!
R= Peningkatan tanda#tanda ital menunjukkan adanya nyeri.
2. aji keluhan, lokasi, intensitas dan karakteristik nyeri.
R= :enentukan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan klien.
5. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.
R= *afas dalam dapat mengendorkan ketegangan sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri.
$. 6eri posisi yang nyaman pada tulang yang fraktur sesuai anatomi.
R= Posisi anatomi membuat rasa nyaman dan melancarkan sirkulasi
darah.
. Anjurkan klien untuk imobilisasi bagian yang sakit dengan
tirah
baring.
R= :engurangi nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang.
6. 6eri therapi analgetik sesuai program medik.
R= :enghambat dan menekan rangsang nyeri ke otak.
Rencana Tindakan /
1. aji keluhan klien
R= :engetahui masalah klien.
2. bserasi tanda#tanda ital (T1, *!
R= ntuk mendeteksi adanya tanda#tanda a&al komplikasi.
5. Anjurkan klien mobilisasi secara bertahap
R= :eningkatkan pergerakan sehingga dapat melancarkan
aliran darah.
$. olaborasi dengan dokter.
R= :engetahui dan mendapatkan penanganan dengan tepat.
6runner and Suddarth (2002!. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. )disi E olume 5,
akarta. Penerbit 6uku edokteran )G7.
6lack, oyce : (1@@C!. Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity of
Care. th edition, 5rd olume. Philadelphia. .6 Saunders 7ompany.
7arpenito, 3ynda ual (1@@C!. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada raktek Klinis. )disi
keenam, akarta. Penerbit 6uku edokteran )G7.
)elyn. 7. Pearce (1@@@!. Anatomi dan Fisiologi untuk aramedis. 7etakan ke#22, akarta.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka mum.
Price, Sylia. A (1@@!. atofisiologi " Konsep Klinis roses$proses enyakit . )disi $ buku
2. akarta. Penerbit 6uku edokteran )G7.