Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/291357368

Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

Book · January 2015

CITATIONS READS

133 60,136

1 author:

Yusuf Bilfaqih
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
52 PUBLICATIONS 255 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Development of Electrical Engineering Curriculum View project

Pra Tugas Akhir (Pre Final Project) View project

All content following this page was uploaded by Yusuf Bilfaqih on 22 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

2. Langkah-langkah Pengembangan

P ada bagian ini diuraikan proses adaptasi model mutu mengacu


pada ISO 19796: Part 1 untuk digunakan sebagai model proses
pengembangan Pembelajaran Daring (ISO/IEC, 2005). Adaptasi
model proses ini mempertimbangkan program berbagi materi dan
standar nasional pendidikan di Indonesia. Berikut ini disampaikan model
proses pengembangan Pembelajaran Daring yang terdiri atas proses
utama beserta subprosesnya. Model deskriptif dari setiap proses dapat
dilihat pada Lampiran.
Selengkapnya, proses utama dalam pengembangan Pembelajaran
Daring diperlihatkan pada Gambar 2.

Analisis Pengem Proses


Analisis Konsepsi Imple- Evaluasi/
Rangka bangan/ Pembelaj
Kebutuhan / Desain mentasi Optimasi
Kerja Produksi aran

Gambar 2 Proses Utama Pengembangan Pembelajaran Daring

Ketujuh proses ini diuraikan pada bagian berikut.

2.1. Analisis Kebutuhan


Proses utama yang pertama adalah analisis kebutuhan, yaitu
proses identifikasi dan deskripsi kebutuhan, permintaan, dan kendala
dalam pengembangan Pembelajaran Daring. Proses ini terdiri atas empat
subproses sebagai berikut:
 Inisiasi: inisiasi pengembangan Pembelajaran Daring; deskripsi
dari kebutuhan atau permintaan untuk pengembangan
Pembelajaran Daring.
 Identifikasi Stakeholder: identifikasi, deskripsi dan evaluasi
pemangku kepentingan.
 Definisi Sasaran: definisi dan evaluasi sasaran dari pemangku
kepentingan.

13
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

 Analisis Permintaan: spesifikasi, deskripsi, dan validasi


permintaan dan sasaran dalam pengembangan Pembelajaran
Daring serta deskripsi operasionalnya.

2.2. Analisis Rangka Kerja


Pada tahap kedua adalah proses analisis rangka kerja, yaitu
proses identifikasi rangka kerja dan konteks dari pengembangan
Pembelajaran Daring. Kajian terhadap proses ini menunjukkan bahwa
poin-poin yang termuat dalam model referensi sesuai dengan kebutuhan
di lingkungan pendidikan dan pelatihan, yaitu terdiri atas subproses
berikut:
 Analisis Konteks Eksternal: proses identifikasi, deskripsi, dan
evaluasi framework/konteks eksternal pengembangan
Pembelajaran Daring.
 Analisis Sumber Daya Staf: proses identifikasi dan deskripsi aktor,
kualifikasinya, kompentensinya, dan ketersediaannya.
 Analisis Kelompok Target: proses identifikasi dan deskripsi
kelompok target dan profil peserta pendidikan atau pelatihan.
 Analisis Konteks Organisasional dan Institusional: proses
identifikasi & deskripsi relevansi konteks organisasional dan
institusional untuk pengembangan Pembelajaran Daring.
 Perencanaan Waktu dan Biaya: proses identifikasi dan deskripsi
batasan keuangan, kontrak, dan tempo pelaksanaan
pengembangan Pembelajaran Daring.
 Analisis lingkungan: proses identifikasi dan deskripsi lingkungan
dan sumber daya fisik untuk pengembangan Pembelajaran
Daring.

2.3. Konsepsi/Desain
Pada tahap ketiga adalah proses konsepsi atau desain, yaitu
proses merencanakan dan mendesain konsep Pembelajaran Daring.
Berikut ini subproses yang dilakukan:
 Kompetensi/Capaian Belajar: menyesuaikan dengan istilah dalam
standar kompetensi lulusan pendidikan atau pelatihan.

14
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

Merupakan proses mendefinisikan kompetensi yang ingin dicapai


dalam suatu materi Pembelajaran Daring.
 Konsep Materi: konsep dari materi pembelajaran yang
direpresentasikan berupa silabus dan rencana pembelajaran.
 Konsep Agregasi: deskripsi model agregasi materi Pembelajaran
Daring yang mendukung mekanisme share dan reuse.
 Konsep Sekuen dan Navigasi: deskripsi urutan penyampaian
materi dan fitur interaktif bagi pengguna.
 Konsep Didaktik: konsep dari model didaktik, konsep dan prinsip
metode penyampaian materi pembelajaran.
 Konsep Media: pemilihan dari penggunaan media.
 Konsep Komunikasi: pemilihan dan deskripsi dari media
komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran.
 Konsep Tugas: deskripsi bentuk penugasan yang diberikan melalui
materi Pembelajaran Daring.
 Konsep Evaluasi: deskripsi metode pelaksanaan evaluasi, cara
penilaian, dan penentuan kriteria kelulusan.
 Konsep Metadata: definisi model metadata yang digunakan pada
materi Pembelajaran Daring.
 Konsep Aktivitas: definisi model metadata aktivitas yang
digunakan pada materi Pembelajaran Daring.
 Konsep Pemeliharaan: deskripsi pedoman pemeliharaan secara
rutin maupun insidentil materi Pembelajaran Daring.

2.4. Pengembangan/Produksi
Selanjutnya, pada tahap keempat adalah pengembangan/
produksi, yaitu proses merealisasikan konsep atau desain Pembelajaran
Daring.
Proses produksi terdiri atas enam subproses sebagai berikut:
 Realisasi Materi: produksi atau realisasi materi Pembelajaran
Daring.
 Realisasi Media: produksi atau realisasi aset-aset digital yang
membangun materi Pembelajaran Daring.
 Realisasi Desain: realisasi desain tampilan, sekuen, dan navigasi
Pembelajaran Daring.

15
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

 Realisasi Teknis: pengemasan aset digital mengacu pada konsep


agregasi dan konsep metadata dengan mengikuti standar
internasional ISO 29163.
 Pemeliharaan: pemeliharaan materi Pembelajaran Daring supaya
terjaga relevansinya dan up to date.
 Pengemasan Ulang: mengemas ulang sumber belajar yang belum
memenuhi standar.

2.5. Implementasi
Pada tahap ini adalah mengimplementasikan Pembelajaran
Daring.
Proses implementasi ini memiliki lima subproses sebagai berikut:
 Pengujian Sumber Belajar: pengujian dan validasi paket materi
Pembelajaran Daring.
 Adaptasi Sumber Belajar: deskripsi dari manajemen konfigurasi,
adaptasi dan pengaturan paket materi Pembelajaran Daring.
 Aktivasi Sumber Belajar: proses ini mendeskripsikan pementasan
dan penyebaran materi Pembelajaran Daring.
 Organisasi Pengoperasian & Pendistribusian: penyediaan
kebutuhan organisasional untuk pendistribusian materi dan
pengoperasian Pembelajaran Daring.
 Infrastruktur Teknis: penyediaan kebutuhan teknis untuk
pendistribusian materi dan pengoperasian Pembelajaran Daring.

2.6. Proses Pembelajaran


Pada tahap yang keenam adalah proses pengoperasian
Pembelajaran Daring yang mencakup proses administrasi dan proses
pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, penilaian hasil dan proses pembelajaran, sampai dengan
pengawasan pembelajaran.
Berikut kelima subproses dari proses pengoperasian:
 Administrasi: pengoperasian Pembelajaran Daring untuk
keperluan administrasi: pendaftaran pembelajaran, pendaftaran
partisipan, penjadwalan dan administrasi lainnya.

16
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

 Perencanaan Pembelajaran: pengoperasian Pembelajaran Daring


untuk keperluan perencanaan pembelajaran.
 Pelaksanaan Pembelajaran: pengoperasian Pembelajaran Daring
untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran.
 Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran: pengoperasian
Pembelajaran Daring untuk keperluan penilaian hasil dan proses
pembelajaran.
 Pengawasan Proses Pembelajaran: pengoperasian Pembelajaran
Daring untuk keperluan pengawasan proses pembelajaran.

2.7. Evaluasi dan Optimasi


Pada tahap yang terakhir adalah proses evaluasi dan optimasi,
yaitu proses mendeskripsikan metode, prinsip-prinsip, dan prosedur
evaluasi dalam proses pengembangan Pembelajaran Daring serta upaya
perbaikan berdasar hasil evaluasi.
Proses ini terdiri atas empat subproses sebagai berikut:
 Perencanaan: penyusunan rencana evaluasi yang mencakup
tujuan, pendekatan yang digunakan, waktu, evaluator yang
dilibatkan, parameter dan kriteria serta pemilihan metode dan
instrumen evaluasi.
 Realisasi: proses realisasi dari evaluasi.
 Analisis: proses analisis data hasil evaluasi untuk mendapatkan
pemahaman penggunaan metode, alat, dan sumber belajar
dengan memperhatikan biaya, hasil, dan manfaat.
 Optimasi/Perbaikan: mendeskripsikan proses adaptasi dan
optimasi sistem dan materi Pembelajaran Daring untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya..

17
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

18
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

3. Analisis Kebutuhan

P rogram Pembelajaran Daring merupakan kebutuhan dan


permintaan yang berasal dari berbagai kalangan: akademisi,
industri/ perusahaan dan khalayak masyarakat umum. Pada bagian
ini dijelaskan bagaimana kebutuhan yang sesungguhnya dalam
menyelenggarakan Pembelajaran Daring.

3.1. Deskripsi Umum Pembelajaran Daring


Berdasarkan praktik yang umum kita jumpai dan disukai, dapat
dipahami bahwa mekanisme pelaksanaan Pembelajaran Daring dalam
beberapa tahapan: mulai dengan pendaftaran kelas daring, mengikuti
materi atau mengikuti pembelajaran secara daring, diskusi secara sinkron
atau pun asinkron, penilaian tugas, latihan dan ujian, sampai dengan
penerbitan sertifikat untuk kelulusan peserta kelas daring. Secara lengkap
mekanisme ini diilustrasikan pada Gambar 3-1.

Unduh materi
Penilaian
Daftar atau Diskusi dalam Penerbitan
(Tugas &
Kuliah Kuliah melalui Forum Sertifikat
Ujian)
Video Web

Gambar 3-1 Mekanisme Pelaksanaan Pembelajaran Daring

3.2. Kebutuhan dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Daring


Untuk menjalankan mekanisme pelaksanaan Pembelajaran Daring
sebagaimana dijelaskan di atas, dibutuhkan kesiapan akan empat hal
berikut:
1. Modul: materi pada sistem aplikasi pembelajaran daring.
2. Aplikasi: sistem administrasi dan manajemen pembelajaran atau
Pembelajaran Daring.

19
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

3. Infrastruktur: server dan jejaring serta perangkat untuk keperluan


penyimpanan, komputasi, dan komunikasi.
4. Regulasi: peraturan menteri pendidikan & kebudayaan dan
peraturan lainnya untuk mengatur kewenangan
menyelenggarakan Pembelajaran Daring terbuka bagi sekolah,
perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan yang memenuhi syarat.
Keempat kebutuhan tersebut secara utuh diilustrasikan pada
Gambar 3-2.

• Administrasi • Materi lengkap


• Sistem Manajemen dengan tugas,
Pembelajaran kuis, dan ujian
online
Aplikasi Materi

•Kewenangan Infra
menyelenggarakan Regulasi
pendidikan terbuka struktur
•Komputasi
bagi sekolah &
perguruan tinggi yang •Penyimpanan
memenuhi syarat •Komunikasi

Gambar 3-2 Kebutuhan dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Daring

Program pengembangan Pembelajaran Daring harus


memperhatikan pengembangan modul yang mana secara umum
dilaksanakan dalam tahapan yang diilustrasikan pada Gambar 3-3.

20
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

Penentuan

Operasional
Penyusunan Jaminan
Topik Pembuatan Jaminan
Kerangka Mutu
Pembelajar Modul Mutu
Modul Modul
an dan Pembelajaran Substansi
Pembelajaran Pembelajaran
Dosen

Gambar 3-3 Tahapan dalam Pengembangan Modul Pembelajaran Daring

Melalui proses penjaminan mutu seperti ditunjukkan di atas,


Pembelajaran Daring dapat diharapkan benar-benar mampu
meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.

3.3. Rencana Pengembangan Pembelajaran Daring Indonesia


Terbuka & Terpadu
Program pengembangan Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka
dan Terpadu merupakan program dalam skala nasional yang
direncanakan secara strategis dalam wujud rencana jangka panjang
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3-4.

• Penyelenggaraan
Mata Kuliah 2018
Daring Terbuka 2017 • Perluasan
oleh PT Jangkauan,
• Perluasan
• Infrastruktur 2016 Jangkauan, • Penambahan
Nasional Kuliah • Pengembangan PJJ Variasi Mata
• Penambahan
Daring Terbuka Daring Terbuka Kuliah dan
Variasi Mata
2015 Program
untuk Masyarakat Kuliah dan
• 2014 • Penyelenggaraan secara langsung Program • Peningkatan
PJJ Daring • Penambahan Mata • Peningkatan Mutu Substansi,
Terbuka oleh PT Kuliah dan Mutu Substansi, Proses, dan
melalui Kelas Penyelenggara PJJ Proses, dan Teknologi
Daring Daring Terbuka Teknologi
• Penambahan • Peningkatan Mutu
Mata Kuliah Substansi, Proses,
• Pengembangan dan Teknologi
Infrastruktur

Gambar 3-4 Rencana Jangka Panjang Pembelajaran Daring (sumber


http:// kuliahdaring.dikti.go.id/ )

21
Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring

Implementasi dari rencana jangka panjang tersebut di atas


dilaksanakan secara bertahap dengan melibatkan lebih banyak perguruan
tinggi dan dosen-dosennya.

22

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai