Pemain:
mama :
Mona :
Teman Baik :
Teman Jahat 1 :
Teman Jahat 2 :
Hati Hitam :
Suara Tuhan :
Page 1 of 4
Scene 2: SITUASI DI PERJALANAN
Teman Jahat 1 : ”Mana si gendut tadi, sepertinya aku melihat dia... ”
Teman Jahat 2 : ”Iya... tadi kan dia ada di sini, he he dia pasti malu karna kalo udah
ketemu kita selalu ditertawai melulu..”
Teman Jahat 1 : ”Ha..ha...ha...”
Teman Jahat 2 : ”Eh.. liat itu si gendut....”
Teman Jahat 1 : ”Pipinya bulet amat sih... !”
Teman Jahat 2 : ”Badannya aja gendut, pipinya juga ikut bulet lha..”
Teman Jahat 1 & 2: “Ha ha ha ha ha ha” (tertawa mengejek sambil sesekali
berbisik-bisik membicarakan Mona)
Mona : (Lewat saja dengan kepala tertunduk)
Teman Jahat 1 : ”Sst... liat dia berjalan kepalanya nunduk melulu...”
(berbisik)
Teman Jahat 2 : ”Hei awas nabrak, di depan sana ada jurang”
Teman Jahat 1 & 2 : ha ha ha ha ha ha (mengejek)
Teman Jahat 1& 2 : (mengikuti Mona keluar panggung sambil mengejek) “Anak
gendut,, gendut,,,”
Page 2 of 4
Scene 4: SUASANA DI TAMAN
Teman Baik menyanyikan sebuah lagu dan mengajak anak – anak untuk bernyanyi
dengan bersahut sahutan..
Scene 5: Di rumah
Mona : (berdoa) “Tuhan Yesus, aku sangat sedih. Aku gendut dan tidak ada
yang sayang padaku. Orang – orang menghinaku, aku malu.”
Suara Tuhan : ”Mona yang dikatakan oleh temanmu itu sangat benar..kalau
engkau berharga di mata Tuhan. Tidak perlu malu dengan tubuhmu yang
gendut itu, Aku tetap menerimamu apa adanya dan engkau tetap cantik
bagiKU. Ingat, Aku bersedia disiksa dan mati bagimu di atas kau salib.
Kau sudah dengar kan di Paskah kemarin? ”
Mona : ”Tapi Papa dan Mama malu kalau aku gendut...”
Suara Tuhan : ”Kau bisa berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan menjamah hati
Papa dan Mamamu..”
Page 3 of 4
Mona : ”Teman-teman tetanggaku juga suka mengejekku...”
Suara Tuhan : ”Karena mereka belum mengerti tentang kasih Tuhan, berdoalah
untuk mereka juga. Jadi, apakah sekarang kau mau mengampuni orang2
yang telah mengejekmu, Mona?”
Mona : ”Baiklah, Tuhan... aku mau mengampuni mereka... Trimkasih Tuhan
sekarang aku sadar kalau aku ini berharga dimataMu..Engkau sangat
mengasihiku... hidupku berarti dan Engkau menerimaku apa adanya”
Suara Tuhan : “Ingatlah selalu, Mona, bahwa engkau ini berharga di mataKu dan
mulia. Dan Aku ini mengasihi Engkau. Jadi, percayalah, engkau istimewa!”
Teman Baik : (masuk ke panggung) “Hei, Mona. Wah,,kenapa mukamu ceria
sekali?”
Menik :”Iya, aku sudah berdoa seperti katamu. Terima kasih, ya, sudah
mengingatkanku. Aku sekarang sadar bahwa Tuhan menciptakanku
istimewa.
Page 4 of 4