Anda di halaman 1dari 2

Nama : Atfiansyah Saputra

Kelas : XII OTKP

Mapel : PKK (PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN)

Materi: Pasar global (Kerajinan)

KD : 3.1 Memahami perencanaan usaha kerajinan inovatif berdasarkan kebutuhan pasar global

4.1 Merencanakan isaha kerajinan inovatif berdasarkan kebutuhan pasar global

“KERAJINAN KAIN BATIK MENEMBUS PASAR GLOBAL”

Hari batik nasional diperingati 2 Oktober untuk menghargai warisan kebudayaan


nasional. Bukan hanya itu, batik sebagai produk asli Indonesia memiliki berperan besar dalam
mendorong perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya untuk menyerap tenaga
kerja hingga capaian nilai ekspor yang besar.

Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor dari industri batik nasional pada
semester I-2019 mencapai US$17,99 juta. Sementara itu, sepanjang tahun 2018, ekspor batik
tembus hingga US$52,44 juta. Adapun negara tujuan utamanya yakni ke Jepang, Amerika
Serikat, dan Eropa.

Bukan hanya itu, industri batik yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini
tersebar di 101 sentra seluruh Indonesia. Dengan jumlah sebanyak 47.000 unit usaha, industri ini
telah menyerap tenaga kerja lebih dari 200.000 orang.

“Oleh karena itu, sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, kita harus berani
mengenalkan batik kepada masyarakat dunia, dan menjadikan batik sebagai duta budaya Indonesia
pada acara-acara internasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan
resmi yang diterima Alinea.id.

Menurut Airlangga, upaya tersebut akan memacu semangat para perajin dan pelaku
industrinya untuk terus mengembangkan batik nusantara, sehingga bisa lebih kreatif dan inovatif.

“Batik merupakan high fashion yang nilai tambahnya tinggi, bukan lagi sebagai komoditas.
Maka itu, ekspor dari industri ini terus kami dorong. Apalagi, sekarang Wastra Nusantara semakin
beragam dan telah diminati konsumen global.
A. BERSAING DI DUNIA

Batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia, yang dikukuhkan oleh UNESCO
dalam Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity di Abu Dhabi pada 2
Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Seiring bergulirnya era revolusi industri 4.0, yang memunculkan berbagai teknologi canggih,
dunia batik nasional semakin kompetitif ke depannya. Untuk itu, dibutuhkan komitmen kuat dari
seluruh stakeholder untuk menjaga dan melestarikan karya adi luhung bangsa tersebut.

“Batik Indonesia telah memiliki keunggulan komparatif di pasar Internasional. Maka itu, kita
juga perlu melakukan penguatan branding dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual”.
Apalagi, batik saat ini bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home
decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat baik di dalam maupun
luar negeri.

B. TOMBAK EKONOMI KERAKYATAN

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin
Gati Wibawaningsih menjelaskan, pemerintah menyadari produk kerajinan Indonesia memiliki
pasar yang terus meningkat. Maka itu, para penggiat IKM kerajinan termasuk IKM batik menjadi
salah satu tombak ekonomi kerakyatan yang tahan terhadap krisis ekonomi global.

"Untuk itu, Kemenperin terus berupaya mengembangkan IKM melalui berbagai program,
antara lain peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, standardisasi,
fasilitasi mesin atau peralatan serta promosi dan pameran batik di dalam dan luar negeri".
Menambahkan, guna meningkatkan akses pasar bagi IKM batik, Kemenperin memiliki program
e-Smart IKM yang menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace. Melalui program e-Smart
ini produk kerajinan, perhiasan dan batik di dorong untuk memasuki pasar online, sehingga
memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai
daerah.

"Kami juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas
pembiayaan seperti KUR, dan lembaga pembiayaan perbankan atau non perbankan lainnya untuk
memperkuat struktur modalnya. Dengan demikian, diharapkan industri batik nasional dapat
tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat".

Upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu
terus menerus dikembangkan. Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui
kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM. "Perlu diingat bahwa dalam
era globalisasi, produk IKM seperti batik harus didukung dengan kualitas atau mutu yang baik
dan tentunya memiliki standar kualitas tinggi. Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di
pasar global itu, antara lain melalui pengembangan inovasi desain dan produk".

Anda mungkin juga menyukai