TENTANG
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI POLIKLINIK POLRES SIBOLGA
MEMUTUSKAN 7
Menetapkan :
JANTER HUTAPEA, SH
AIPDANRP. 85010340
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
POLIKLINIK POLRES SIBOLGA
NOMOR : KEP/ /PMKP/I/Tahun 2023
TENTANG: KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI
POLIKLINIK POLRES SIBOLGA
3. Pengelolaan limbah
a. Poliklinik berkewajiban menurunkan resiko infeksi salah
satunya dengan cara pengelolaan limbah yang tepat.
b. Penelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari
identifikasi,pemisahan,labeling,packing,penyimpanan,pengang
kutan,dan penanganan sesuai jenis limbah.
4. Pengendalian lingkungan
a. Pengendalian lingkungan Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan salah satu upaya pencegahan
pengendalian infeksi diPoliklinik Polres Sibolga
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat
diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan,
desinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medis dengan tepat, mempertahankan mutu air
bersih,mempertahankan ventilasi udara yang baik.
9. Penatalaksanaan linen
a. Poliklinik berupaya menjamin manajemen laundrey dan linen
yang benar.
b. Poliklinik berupaya mencegah terjadinya kontaminasi pada
pakaian atau lingkungan .
c. Semua linen yang sudah di gunakan harus dimasukkan
kedalam kantong /wadah yang tidak rusak saat diangkut.
10.Penempatan pasien
a. Prosedur isolasi harus dilakukan dalam pelayanan untuk
melindungi pasien,pengunjung dan staf terhadap penyakit
menular dan melindungi pasien yang immunosupressed dari
infeksi.
b. Pasien immunosupresi ditempatkan diruang isi satu yang
terpisah dengan pasien infeksius
c. Pasien dengan penyakit menular malalui kontak harus dirawat
diruang isolasi (bila memungkinkan)untuk mencegah transmisi
langsung atau tidak langsung.
d. Bila tindakan isolasi tidak memungkinkan maka dilakukan
kohorting(pasien dengan diagnose yang sama ditempatkan
secara berdekatan)
e. Penunggu pasien infeksius harus menggunakan masker.
f. Akses transfer pasien infeksius harus terpisah dengan pasien
non infeksius.
g. setiap pasien infeksius harus diberikan masker pada saat
transfortasi /transfer,karena belum ada jalur khusus pasien
infeksius.
JANTER HUTAPEA, SH
AIPDA
NRP. 85010340