Anda di halaman 1dari 161

SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN DRONE

MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Skripsi

Disusun Oleh:
RAKHA SETIAWAN
111401910000131

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN DRONE
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer


Fakultas Sains dan Teknologi

Disusun Oleh:

RAKHA SETIAWAN
11140910000131

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagau civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:

Nama : Rakha Setiawan

NIM : 11140910000131

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN DRONE


MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, merawat, dan mempubikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Juni 2018

Rakha Setiawan

(……………………………)

v
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Nama : Rakha Setiawan
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Drone Menggunakan
Metode Certainty Factor

ABSTRAK

Drone merupakan pesawat tanpa awak. Pesawat ini dikendalikan secara


otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh
dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya. Perkembangan
teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan untuk kebutuhan sipil,
terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Meski begitu, drone masih menuai
banyak kritik dari berbagai kalangan. Salah satu masalah pada level ketinggian
yang sama dengan pesawat yang membuatnya berpotensi bertabrakan dengan
pesawat saat mengudara. Selain itu, dari hasil wawancara penulis dengan komunitas
drone di sebuah media elektronik yaiktu kaskus.co.id, pengguna drone masih
mengeluhkan ketersediaan sparepart dan juga tempat service drone yang masih
belum bisa di jangkau di semua daerah di Indonesia,bahkan di kota Jakarta pun
kurangnya ketersediaan service center masih dirasakan penikmat drone menjadi
faktor pemicu sulitnya drone untuk bisa diterima masyarakat. Bahkan penulis
sendiri sebagai salah satu pengguna drone merasakan keterbatasan fasilitas untuk
merawat drone dan mahalnya biaya untuk sekedar berkonsultasi pada sebuah
tempat service drone. Factor inilah yang menjadi pemicu sulitnya drone untuk bisa
diterima masyarakat awam. Salah satu solusi untuk menanggulangi berbagai
kerusakan dari drone yaitu dengan mengimplementasikan sistem yang memberikan
suatu informasi. Berdasarkan berbagai permasalahan diatas, salah satu cara untuk
meminimalisir terjadinya kerusakan drone adalah dengan pembuatan sistem pakar.
Sistem pakar ini merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence), yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berpikir
dalam menyelesaikan suatu permasalahan, membuat suatu keputusan maupun
mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta. Sistem pakar yang dibuat pada
penelitian ini menggunakan metode Certainty Factor, yaitu salah satu teknik yang

vii
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
vii

digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan untuk


identifikasi kerusakan drone. Metode pembangunan sistem yang digunakan yakni
Rapid Application Development (RAD) dengan membuat aplikasi berbasis web.
Pembuatan website aplikasi identifikasi kerusakan drone ini bertujuan agar dapat
mengidentifikasi kerusakan berdasarkan pada gejala. Tools yang digunakan dalam
pembuatan website ini yaitu CodeIgniter, CSS, Java Script dan MySQL serta
Navicat Premium untuk databasenya. Hasil pada aplikasi ini yakni terdapat 11 jenis
kerusakan drone, 35 gejala kerusakan serta solusi untuk penanganannya.

Keyword : Sistem Pakar, Kecerdasan Buatan, Faktor Kepastian, Kerusakan


drone, CodeIgniter, CSS, JavaScript

vii
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Nama : Rakha Setiawan
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Drone Menggunakan
Metode Certainty Factor

ABSTRACT

Drone is an unmanned aircraft. The aircraft is controlled automatically through a


computer program designed, or through remote control of pilots located on plains
or in other vehicles. The development of technology makes the drones also started
to be widely applied to civilian needs, especially in business, industry and logistics.
Even so, drones still reap a lot of criticism from various circles. One of the problems
at the same level of altitude with the aircraft that makes it potentially collide with
the aircraft while on the air. In addition, from interviews with the author of the
drone community in an electronic media yaiktu kaskus.co.id, drone users are still
complaining the availability of spare parts and also where service drones that still
can not be reached in all regions in Indonesia, even in the city of Jakarta was the
lack the availability of service center is still felt drone lovers become the trigger
factor of the difficulty of drone to be accepted by society. Even the author himself
as one of the drone users feel the limitations of facilities to treat drones and the high
cost to just consult at a service drone. Factor is what triggers the difficulty of drones
to be accepted by ordinary people. One solution to overcome the damage from the
drones is to implement a system that provides information. Based on various
problems above, one way to minimize the occurrence of drone damage is by making
expert system. This expert system is one of the branches of artificial intelligence
(Artificial Intelligence), which studies how to adopt the way an expert thinks in
solving a problem, make a decision or take the conclusions from a number of facts.
Expert system created in this study using Certainty Factor method, which is one of
the techniques used to overcome the uncertainty in decision making for the
identification of drone damage. The system development method used is Rapid
Application Development (RAD) by creating web-based applications. Making the
website of the application of this drone damage identification aims to identify the

viii
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
viii

damage based on the symptoms. Tools used in making this website are CodeIgniter,
CSS, Java Script and MySQL as well as Navicat Premium for its database. The
results in this application that there are 11 types of damage drone, 35 symptoms of
damage and solutions for handling.

Keyword : Expert System, Artificial Intelligence, Certainty Factor,


Damage drone, CodeIgniter, CSS, JavaScript

ix
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas nikmat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Komputer Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penyelesaian skripsi
ini tidak lepas dari berbagai bantuan, dukungan, saran, dan kritik yang telah penulis
dapatkan, oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orangtua penulis, serta keluarga besar yang telah mencurahkan kasih
sayang dan selalu memberikan dukungan penuh serta iringan do’a kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
3. Ibu Arini, ST. MT., selaku ketua Program Studi Teknik Informatika, serta
Bapak Feri Fahrianto, M.Sc., selaku sekretaris Program Studi Teknik
Informatika.
4. Bapak Victor Amrizal, M.kom selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Siti
Ummi Masruroh, M.sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga
skripsi ini bisa selesai dengan baik.
5. Bapak Bintang Wahyu Satria selaku narasumber dari halo Robotics yang
membantu kelancaran dan kesuksesan penelitian ini.
6. Seluruh Dosen, Staf Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya
Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan bantuan dan
kerjasama dari awal perkuliahan.
7. Teman - teman seperjuangan Teknik Informatika CCIT angkatan 2014
khususnya TI-A, dan TI-B. Terimakasih buat semua kenangan dan
kebersamaan selama ini

x
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
8. Sahabat baik, teman berbagi cerita, canda tawa bersama semasa kuliah,
Ilham Romadhon, Rifal, Romi, koko, Khairatin, Alda, Mahdi, Adly,
Taufikur, Yazid, Umar.
9. Indri Oktavianti yang senantiasa membantu doa dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Apabila ada kebenaran dari makalah ini maka kebenaran
tersebut datangnya dari Allah, tetapi apabila ada kesalahan dalam makalah ini
maka kesalahan ini berasal dari penulis. Semoga Allah SWT meridhai segala usaha
kita. Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Juni 2018

Rakha Setiawan
11140910000131

xvi
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.6 Metode Penelitian ..................................................................................... 4
1. 6. 1. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 4
1. 6. 2. Metode Pengembangan ..................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1. Sistem Pakar ............................................................................................. 8
2.1.1. Kelebihan Sistem Pakar .................................................................... 8
2.1.2. Kekurangan Sistem Pakar ................................................................. 8
2.1.3. Ciri-ciri Sistem Pakar ........................................................................ 8
2.1.4. Komponen Sistem Pakar ................................................................... 9
2.2. Metode Certainty Factor (CF) ............................................................... 11
2.2.1. Pengertian Metode Certainty Factor .............................................. 11
2.2.2. Kelebihan Metode Certainty Factor ............................................... 11
2.2.3. Kekurangan Metode Certainty Factor ............................................ 11
2.3. Drone ...................................................................................................... 12

xvi
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
xi

2.3.1. Pengertian Drone ............................................................................ 12


2.3.2. Jenis-jenis Drone............................................................................. 12
2.4. Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 13
2.4.1. Definisi Metode Pengembangan Sistem ......................................... 13
2.4.2. RAD (Rapid Application Development) ......................................... 14
2.4.3. Tahapan Pengembangan Rapid Application Development ............. 16
2.5. Hypertext Pre-Processor (PHP) .............................................................. 17
2.6. My Structured Query Language (MySQL) ............................................ 17
2.7. Cascading Style Sheet (CSS) ................................................................. 18
2.8. JavaScript (JS) ........................................................................................ 18
2.9. Pemodelan Sistem UML (Unified Modeling Language) ....................... 18
2.9.1. Definisi Pemodelan Sistem ............................................................. 18
2.9.2. Definisi UML .................................................................................. 19
2.9.3. Use Case Diagram........................................................................... 20
2.9.4. Activity Diagram.............................................................................. 21
2.9.5. Class Diagram ................................................................................. 22
2.9.6. Sequence Diagram ........................................................................... 23
2.9.7. Deployment Diagram ...................................................................... 25
2.10. Dreamweaver ...................................................................................... 25
2.11. Navicat Premium ................................................................................ 26
2.12. CodeIgniter ......................................................................................... 26
2.13. Wawancara.......................................................................................... 26
2.14. Observasi ............................................................................................ 26
2.15. Studi Pustaka....................................................................................... 27
2.16. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 31
3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 31
3.1.1. Wawancara ...................................................................................... 31
3.1.2. Observasi ......................................................................................... 31
3.1.3. Studi Pustaka ................................................................................... 31
3.2. Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 32
3.2.1. Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirements Planning) ................ 32
3.2.2. Fase Proses Desain (Workshop Design).......................................... 32
3.2.3. Fase Implementasi (Implementation System) .................................. 33

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


xii

3.3. Kerangka Berfikir Penelitian .................................................................. 34


BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...................................... 35
4.1. Fase Perencanaan ................................................................................... 35
4.1.1. Analisis Sistem Berjalan ................................................................. 35
4.1.2. Analisis Sistem Usulan ................................................................... 35
4.1.3. Tujuan Informasi ............................................................................. 36
4.1.4. Syarat-syarat .................................................................................... 36
4.2. Fase Proses Desain (Workshop Design) ................................................ 37
4.2.1. Binary Tree...................................................................................... 37
4.2.2. Teknik Penelusuran (depth first search) ......................................... 38
4.2.3. Perancangan aplikasi identifikasi kerusakan drone ........................ 42
4.2.4. UML (Unified Modeling Language) ............................................... 53
4.2.5 Desain Database ............................................................................ 101
4.2.6 Desain Interface ............................................................................ 102
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 114
5.1. Fase Implementasi Hasil Uji Coba ....................................................... 114
5.2. Skenario Base ....................................................................................... 119
5.3. Pembahasan Hasil Tampilan Antarmka ............................................... 121
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 135
6.1. Kesimpulan ........................................................................................... 135
6.2. Saran ..................................................................................................... 135
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 137
LAMPIRAN ........................................................................................................ 139

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Proses backward chaining ................................................................ 10


Gambar 2. 2 Proses forward chaining ................................................................... 10
Gambar 2. 3 Tahap Rapid Application Development............................................ 16
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir Penelitian ............................................................ 34
Gambar 4. 32 Class Diagram Aplikasi Identifikasi Kerusakan Drone ............... 100
Gambar 4. 33 Sequence Diagram Login ............................................................... 85
Gambar 4. 34 Sequence diagram logout ............................................................... 85
Gambar 4. 35 Sequence Diagram Diagnosa ......................................................... 86
Gambar 4. 36 Sequence Diagram Tambah Diagnosa ........................................... 86
Gambar 4. 37 Sequence Diagram Edit Diagnosa .................................................. 87
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Hapus Diagnosa .............................................. 87
Gambar 4. 39 Sequence Diagram Cari Diagnosa.................................................. 88
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Cari Diagnosa.................................................. 88
Gambar 4. 41 Sequence Diagram Tambah Gejala ................................................ 89
Gambar 4. 42 Sequence Diagram Edit Gejala ...................................................... 89
Gambar 4. 43 Sequence Diagram Hapus Gejala ................................................... 90
Gambar 4. 44 Sequence Diagram Cari Gejala ...................................................... 90
Gambar 4. 45 Sequence Diagram Relasi............................................................... 91
Gambar 4. 46 Sequence Diagram Tambah Relasi ................................................ 91
Gambar 4. 47 Sequence Diagram Edit Relasi ....................................................... 92
Gambar 4. 48 Sequence Diagram Hapus Relasi ................................................... 92
Gambar 4. 49 Sequence Diagram Cari Relasi ....................................................... 93
Gambar 4. 50 Sequence Diagram Ubah Password................................................ 93
Gambar 4. 51 Sequence Diagram Konsultasi ....................................................... 94
Gambar 4. 52 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa ...................................... 94
Gambar 4. 53 Sequence Diagram Artikel ............................................................. 95
Gambar 4. 54 Sequence Diagram Tambah Artikel ............................................... 95
Gambar 4. 55 Sequence Diagram Edit Artikel...................................................... 96
Gambar 4. 56 Sequence Diagram Hapus Artikel .................................................. 96

xvii
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 57 Sequence Diagram Cari Artikel ..................................................... 97
Gambar 4. 58 Sequence Diagram Kontak Saran ................................................... 97
Gambar 4. 59 Sequence Diagram Lihat Kontak Saran ......................................... 98
Gambar 4. 60 Sequence Diagram Hapus Kontak Saran ....................................... 98
Gambar 4. 61 Sequence Diagram Cari Kontak Saran ........................................... 99
Gambar 4. 62 Desain halaman home .................................................................. 102
Gambar 4. 63 Desain halaman login ................................................................... 103
Gambar 4. 64 Desain halaman diagnosa ............................................................. 103
Gambar 4. 65 Desain halaman tambah diagnosa ................................................ 104
Gambar 4. 66 Desain halaman edit diagnosa ...................................................... 104
Gambar 4. 67 Desain halaman menghapus diagnosa .......................................... 105
Gambar 4. 68 Desain halaman gejala .................................................................. 105
Gambar 4. 69 Desain halaman tambah gejala ..................................................... 106
Gambar 4. 70 Desain halaman edit gejala ........................................................... 106
Gambar 4. 71 Desain halaman hapus gejala ....................................................... 107
Gambar 4. 72 Desain halaman relasi................................................................... 107
Gambar 4. 73 Desain halaman tambah relasi ...................................................... 108
Gambar 4. 74 Desain halaman edit relasi............................................................ 108
Gambar 4. 75 Desain halaman hapus relasi ........................................................ 109
Gambar 4. 76 Desain halaman artikel ................................................................. 109
Gambar 4. 77 Desain halaman tambah artikel .................................................... 110
Gambar 4. 78 Desain halaman edit artikel .......................................................... 110
Gambar 4. 79 Desain halaman hapus artikel ....................................................... 111
Gambar 4. 80 Desain halaman lihat artikel ......................................................... 111
Gambar 4. 84 Desain halaman lihat kontak saran ............................................... 112
Gambar 4. 85 Desain halaman konsultasi ........................................................... 112
Gambar 4. 86 Desain halaman hasil diagnosa .................................................... 113
Gambar 4. 87 Desain halaman hasil .................................................................... 113

xviii
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Daftar Simbol Use Case Diagram ........................................................ 20


Tabel 2. 2 Daftar Simbol Activity Diagram .......................................................... 21
Tabel 2. 3 Daftar Simbol Class Diagram .............................................................. 22
Tabel 2. 4 Daftar Simbol Sequence Diagram........................................................ 23
Tabel 2. 5 Literatur Sejenis ................................................................................... 29
Tabel 4. 1 Diagnosa Kerusakan ............................................................................ 43
Tabel 4. 2 Gejala Kerusakan ................................................................................. 42
Tabel 4. 3 Relasi Diagnosa dan Gejala ................................................................. 46
Tabel 4. 4 Nilai CF ................................................................................................ 50
Tabel 4. 5 Gejala yang di pilih .............................................................................. 51
Tabel 4. 6 Diagnosa 1............................................................................................ 52
Tabel 4. 7 Diagnosa 2............................................................................................ 53
Tabel 4. 9 Tabel User .......................................................................................... 101
Tabel 4. 10 Tabel Artikel .................................................................................... 101
Tabel 4. 11 Tabel Diagnosa ................................................................................ 101
Tabel 4. 12 Tabel Gejala ..................................................................................... 101
Tabel 4. 14 Tabel Relasi...................................................................................... 102
Tabel 4. 15 Identifikasi Pengguna ......................................................................... 54
Tabel 4. 16 Identifikasi Kebutuhan Use Case ....................................................... 54
Tabel 5. 1 Pengujian Blackbox Halaman untuk User ......................................... 114
Tabel 5. 2 Pengujian Blackbox Halaman untuk Admin ...................................... 115

xix
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat kebutuhan manusia
semakin meningkat. Segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan resiko
kesalahan dapat dikurangi dengan adanya komputer. Para ahli komputer
mencoba untuk menciptakan suatu sistem yang lebih praktis yang memiliki
kemampuan layaknya seorang ahli dalam mendiagnosa suatu kerusakan. Sistem
tersebut adalah sistem pakar.

Untuk membuat sistem pakar biasanya digunakan teori-teori yang memiliki


suatu metode masing-masing dan dapat diterapkan pada sistem pakar, dimana
menurut Giarratano dan Riley bahwa sistem pakar harus dapat bekerja dalam
ketidakpastian. Sejumlah teori yang dapat bekerja dalam ketidakpastian
diantaranya adalah Certainty Factor (Shortliffe B, 1975).

Teori Faktor kepastian (Certainty Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe


Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty Factor (CF)
merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan
besarnya kepercayaan (Kusrini, 2014 : 15).

Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil pengembangan sistem pakar dalam
berbagai bidang, sebagai penelitian dan sudah sangat efektif di berbagai jurnal
penelitian. Menurut Feby Trianisa pada kasus system pakar untuk mendeteksi
kerusakan pada iPhone Aplikasi sistem pakar yang telah dibuat dapat
memudahkan para pengunjung untuk melakukan konsultasi mengenai
kerusakan iPhone tanpa harus berhubungan langsung dengan teknisi atau
pakar(Feby Trianisa, 2016).

Pada tahap identifikasi menurut Juewanto, pada kasus pendeteksi kerusakan


kamera DSLR, penggunaan algoritma Certainty Factor dapat membantu dalam

1
2

menentukan tingkat kepastian dalam kesimpulan dari identifikasi kerusakan


kamera DSLR (Juewanto, 2017)

Menurut Suryo Atmojo pada kasus diagnosa kerusakan anak umum dan
HMDF, sistem pakar ini akan optimal jika seorang atau sekelompok pakar
dalam hal ini dokter ahli anak telah mendefenisikan secara jelas nilai CF setiap
gejala kerusakan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan anak (Suryo
Atmojo, 2012). Dari hasil literarur di tersebut penulis mengangkat tema drone
sebagai objek penelitian

Drone merupakan pesawat tanpa awak. Pesawat ini dikendalikan secara


otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak
jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya.

Perkembangan teknologi membuat drone juga mulai banyak diterapkan


untuk kebutuhan sipil, terutama di bidang bisnis, industri dan logistik. Bahkan
pengadaan pesawat drone menjadi salah satu program yang akan diwujudkan
oleh Presiden Jokowi sebagai salah satu alat untuk menjaga pertahanan,
keamanan, dan kedaulatan Republik Indonesia (Emirul Bahar, 2016 : 1).

Meski begitu, drone masih menuai banyak kritik dari berbagai kalangan.
Salah satu masalah yang masih dikaji dalam penerapan drone adalah terkait
lokasi ketinggian penerbangan. Drone berada pada level ketinggian yang sama
dengan pesawat yang membuatnya berpotensi bertabrakan dengan pesawat saat
mengudara (Emirul Bahar, 2016 : 3). Dari hasil wawancara penulis dengan
komunitas drone di sebuah media elektronik yaiktu kaskus.co.id, pengguna
drone masih mengeluhkan ketersediaan sparepart dan juga tempat service drone
yang masih belum bisa di jangkau di semua daerah di Indonesia,bahkan di kota
Jakarta pun kurangnya ketersediaan service center masih dirasakan penikmat
drone menjadi faktor pemicu sulitnya drone untuk bisa diterima masyarakat.
Bahkan penulis sendiri sebagai salah satu pengguna drone merasakan
keterbatasan fasilitas untuk merawat drone dan mahalnya biaya untuk sekedar
berkonsultasi pada sebuah tempat service drone

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


3

Salah satu solusi untuk menanggulangi berbagai kerusakan dari drone yaitu
dengan mengimplementasikan sistem yang memberikan suatu informasi. Maka
dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan pendekatan suatu
metode, dengan kata lain RAD adalah metodologi pengembangan perangkat
lunak yang berfokus pada membangun aplikasi dalam waktu yang sangat
singkat, karena meningkatkan kualitas sistem secara drastis dan mengurangi
waktu yang diperlukan untuk membangun sistem (Kendall, J.E. & Kendall,
K.E, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “Sistem Pakar Untuk Identifikasi Kerusakan Drone
Menggunakan Metode Certainty Factor”.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah membuat aplikasi sistem pakar yang
mampu mengidentifikasi kerusakan drone dengan menggunakan metode Certainty
Factor.

1.3 Manfaat Penelitian


Berdasarkan penjelasan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut,
penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Menambah wawasan tentang sistem pakar dalam penerapan kerusakan
drone.
2. Membantu pembaca untuk memahami bagaimana penggunaan
Algoritma Certainty Factor dalam Aplikasi berbasis web.
Memberikan kemudahan pada pengguna drone untuk mengatasi sendiri
kerusakan yang dialami

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan tujuan penelitian maka perumusan masalah utama
adalah “bagaimana mengimplementasikan sistem pakar yang dapat
mengidentifikasi kerusakan drone dengan menggunakan metode Certainty
Factor ?”

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


4

1.5 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Hanya berfokus terhadap drone dengan tipe quadchopter.
2. Pengembangan aplikasi menggunakan metode Certainty Factor pada
identifikasi kerusakan drone.
3. Menekankan pada implementasi sistem pakar pada identifikasi
kerusakan drone.
4. Pengguna sistem pakar ini adalah para pengguna drone baik pemula
maupun profesional yang ingin memiliki informasi tentang kerusakan
drone
5. Permodelan desain UML Diagram hanya menggunakan Use Case
Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram

1.6 Metode Penelitian


1. 6. 1. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pengumpulan data dan informasi dengan metode wawancara
adalah cara pengambilan data dengan melakukan tanya jawab
dengan pihak yang terkait dengan penelitian tersebut.
b. Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan survei dan pengamatan
secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan metode studi pustaka
adalah cara pengambilan data dengan mempelajari serta
menggali teori-teori dari buku yang berhubungan dengan
aplikasi yang dianalisa.

1. 6. 2. Metode Pengembangan
Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis lakukan
menggunakan tiga tahap siklus pengembangan model RAD (Rapid

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


5

Application Development) yang dibuat oleh James Martin yaitu (Kendall,


J.E. & Kendall, K.E, 2012:238):
a) Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirements Planning)
Yaitu menentukan tujuan dan syarat-syarat informasi.
b) Fase Proses Desain (Workshop Design)
Yaitu perancangan proses-proses yang terjadi dalam sistem,
perancangan basis data dan Merancang sistem menggunakan UML.
c) Fase Implementasi (Implementation System)
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem dan pengenalan
terhadap sistem.

1.7 Sistematika Penulisan


Penyusunan laporan terdiri dari lima bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari tujuh sub bab yang berisikan latar
belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini, berisikan literatur yang dijadikan acuan dalam
penelitian dan menguraikan teori yang terkait dengan konsep
sistem pakar.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan pemaparan metode yang penulis gunakan dalam
pengumpulan data maupun perancangan aplikasi yang dilakukan
pada penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini, menjelaskan pembuatan aplikasi yang dimulai dari
tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem yang
dipresentasikan dalam beberapa diagram dalam UML, tahap
pengkodean, dan evaluasi aplikasi.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


6

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini diuraikan mengenai uji coba aplikasi yang telah
dibuat dan hasil yang diperoleh.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
yang didapat dan saran yang dapat digunakan untuk
pengembangan aplikasi yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pakar


Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan Knowledge
Besed System yaitu satu aplikasi computer yang ditunjukan untuk membantu
pengambilan keputusan atau pencegahan persoalan dalam bidang yang spesifik.
Sistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan dan metode analisis yang
telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar sesuai dengan bidang keahliannya.
Sistem ini di sebut sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang
ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahakan suatu
persoalan masalah (B. Herawan Hayadi, 2016:1)
2.1.1. Kelebihan Sistem Pakar
Pendekatan sistem pakar diperlukan karena makin lama makin
dirasakan interpendensinya dari berbagai bagian dalam mencapai tujuan
sistem. Masalah-masalah yang di hadapi pada waktu ini tidak lagi sederhana
dan dapat menggunakan peralatan yang menyangkut satu disiplin saja,
tetapi memerlukan peralatan yang lebih komperhensif, yang dapat
mengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan
dan dapat mengarahkan pencerahan dan dapat mrngarahkan dan dapat
mengarah pemecahan secara menyeluruh (Marimin:2017:10).
Menurut T. Sutojo, (2010), sistem pakar menjadi sangat populer
karena sangat banyak kemampuan dan manfaat yang di berikan, secara garis
besar banyak manfaat yang didapatkan dengan adanya system pakar, di
antaranya (B. Herawan Hayadi, 2016:4):
1. Meningkatkan produktifitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih
cepat dari manusia .
2. Membuat seseorang yang awam bekerja sepeti layaknya seorang
pakar.
3. Meningkatkan kualitas, dengan membernasehat yang konsisten dan
mengurangi kesalahan.

7
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
8

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.


5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
6. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna
pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih
berpengalaman karena adanya fasilitas penyelas yang berfungsi
sebagai guru.
7. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena
sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

2.1.2. Kekurangan Sistem Pakar


Selain manfaat atau kelebihan dari sistem pakar, ada beberapa
kekurangan yang ada pada sistem pakar, diantaranya (B. Herawan Hayadi,
2016:4):
1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharannya.
2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan
pakar.
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

2.1.3. Ciri-ciri Sistem Pakar


Sistem pakar menurut Prof. Dr. Kasman Rukun (2016:4) ciri-ciri
sistem pakar adalah sebagai berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan – alasan yang diberikan
dengan cara yang bisa dipahami.
4. 4Berdasarkan aturan atau rule tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap agar bisa
menghasilkan informasi yang lebih baik dan akurat.
6. Pengetahuan dan mekanisme penalaran jelas terpisah.
7. Keluarnya bersifat anjuran.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang
dituntun oleh dialog dengan kerusakan.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


9

2.1.4. Komponen Sistem Pakar


Sebuah program Sistem Pakar terdiri atas komponen-komponen
yang mutlak harus ada . Komponen itu adalah sebagai berikut :
a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis Pengetahuan merupakan inti program Sistem Pakar dimana
basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan
(Knowledge Representation) dari seorang pakar.
b. Basis Data (Data Base)
Basis Data adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta, baik
fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta-fakta
yang didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan yang sedang
dilaksanakan. Dalam praktiknya, Basis data berada di dalam memori
komputer. Kebanyakan Sistem Pakar mengandung Basis Data untuk
menyimpan data hasil observasi dan data lainnya yang dibutuhkan
selama pengolahan.
c. Mesin Inferensi (Inferensi Engine)
Mesin Inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi
berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang akan menganalisis
suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau
kesimpulan yang terbaik. Secara deduktif mesin inferensi memilih
pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan.
Dengan demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaaan pemakai
meskipun jawaban tersebut tidak tersimpan secara eksplisit di dalam
basis pengetahuan. Mesin Inferensi memulai pelacakannya dengan
mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-
fakta yang ada dalam basis data.
Ada 2 tipe teknik inferensi yang ada yaitu :
1. Pelacakan Ke Belakang (Backward Chaining) yang memulai
penalarannya dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang
mendukung hipotesa tersebut.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


10

Gambar 2. 1 Proses backward chaining


(B.Herawan Hayadi, 2016:8)

2. Pelacakan Ke Depan (Forward Chaining) yang merupakan


kebalikan dari pelacakan ke belakang, yaitu memulai dari
sekumpulan data menuju kesimpulan.

Gambar 2. 2 Proses forward chaining


(B.Herawan Hayadi, 2016:8)

Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam


teknik penulusuran : Dept-first search melakukan penelusuran
kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke
tingkat dalam yang berurutan, Breadth-first search bergerak dari
simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum
pindah ke tingkat selanjutnya, Best-first search bekerja berdasarkan
kombinasi kedua metode sebelumnya.

d. Antar Muka Pemakai (User Interface)


Antar muka pemakasi adalah bagian penghubung antara program
sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini akan terjadi dialog
antara program dan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berbentuk “ya atau tidak” (yes or no question) berbentuk
menu pilihan. Melalui jawaban yang diberikan oleh pemakai, sistem
pakar akan mengambil kesimpulan yang berupa informasi ataupun
anjuran sesuai dengan sifat dari sistem pakar.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


11

2.2. Metode Certainty Factor (CF)


2.2.1. Pengertian Metode Certainty Factor
Faktor kepastian (Certainty Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe
Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty Factor
(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk
menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty Factor didefinisikan
sebagai berikut (Kusrini, 2014:15).
 CF (H, E) = MB (H, E) – MD (H, E)
 CF (H, E) : Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi
oleh fakta (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1.
Nilai -1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1
menunjukkan kepercayaan mutlak.
 MB (H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased
belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
 MD (H, E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of
increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh
gejala E.

2.2.2. Kelebihan Metode Certainty Factor


Menurut Toto Haryanto, (2011:10), kelebihan dari Metode Certainty
Factor adalah:
1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur
sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis
kerusakan sebagai salah satu contohnya.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung
hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat
terjaga.
2.2.3. Kekurangan Metode Certainty Factor
Menurut Toto Haryanto, (2011:10), kekurangan dari Metode
Certainty Factor (CF) adalah:
1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan
menggunakan numerik metode Certainty Factor biasanya

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


12

diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa


formula untuk metode Certainty Factor diatas memiliki sedikit
kebenaran.
2. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya
2 data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk
data yang lebih dari 2 buah.

2.3. Drone
2.3.1. Pengertian Drone
Drone atau yang lebih dikenal Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
awalnya dikembangkan untuk kebutuhan militer. Menurut sejarahnya, ide
pengembangan pesawat tanpa pilot sudah ada sejak 22 Agustus 1849.
Waktu itu, Austria berusaha menyerang kota Venesia di Italia dengan
menggunakan balon tak berawak yang penuh akan bahan peledak. (Emirul
Bahar, 2016 : 1).

2.3.2. Jenis-jenis Drone


Menurut Emirul Bahar, (2016 : 3), berdasarkan jenisnya, terdapat 2 jenis
drone:
1. Multicopter
yaitu jenis drone yang memanfaatkan putaran baling-baling untuk
terbang. Multicopter dibagi lagi menjadi dua yaitu single-rotor dan multi-
rotor. Tipe single-rotor berbentuk seperti helikopter menggunakan baling-
baling tunggal, sedangkan multi-rotor menggunakan 3 sampai 8 baling-
baling.
Keuntungan dari multicopter bisa terbang vertikal hingga 300 meter,
sehingga cocok untuk pemetaan infrastruktur, lahan pertanian dan wilayah
hutan. Multicopter dapat terbang selama 40 menit dengan area cover 100-
400 hektare.
2. Fixed wings
Yaitu jenis drone yang memiliki bentuk seperti pesawat terbang biasa
yang dilengkapi sistem sayap. Tipe fix-winged memerlukan desain

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


13

aerodinamika pada sayap dan badannya sehingga perancangannya cukup


rumit.
Keuntungan drone jenis fixed wings adalah cakupan jarak yang lebih
luas dan durasi terbang yang lebih panjang yaitu selama 1,5 jam namun
tidak bias terbang secara vertical seperti drone multicopter.

2.4. Metode Pengembangan Sistem


2.4.1. Definisi Metode Pengembangan Sistem
Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah proses
mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan
menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan
best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik). Tahapan-tahapan yang
ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut: (Shalahuddin,
2014:24)
1. Inisiasi (initiation)
Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek
perangkat lunak.
2. Pengembangan Konsep Sistem (System Concept Development)
Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem,
analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran
kemudahan sistem.
3. Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen
perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber
daya (resources) yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.
4. Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan
mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan
fungsional.
5. Desain (Design)

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


14

Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah


lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat
memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.
6. Pengembangan (Development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk
bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem
yang dibutuhkan, membuat basis data dan mempersiapkan prosedur
kasus pengujian, mempersiapkan berkas atau file pengujian,
pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan
program, dan peninjauan pengujian.
7. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)
Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi
kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan
fungsional. Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (quality
assurance) dan user. Menghasilkan laporan analisis pengujian.
8. Implementasi (Implementation)
Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat
lunak pada lingkungan produksi (linngkungan pada user) dan
menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase
integrasi dan pengujian.
9. Operasi dan Pemeliharaan (Operations and Maintenance)
Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara
sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user),
termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.
10. Disposisi (Disposition)
Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan
membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas user.

2.4.2. RAD (Rapid Application Development)


Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah proses
perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


15

adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana


perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen (Gunawan Busyaeri, 2017).

Rapid Aplication Development (RAD) adalah model proses


pengembangan perangkat lunak yang bersifat incremental terutama untuk
waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air
terjun versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk
pengembangan setiap komponen perangkat lunak (M. Shalahuddin, 2014:
34).

Kelebihan Penggunaan Model RAD


 Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang
sangat singkat (60-90 hari).
 Menghemat biaya, karena penekannya adalah penggunaan
komponen-komponen yang sudah ada.
 RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada,
maka beberapa komponen program sudah diuji sehingga kita dapat
melakukan penghematan waktu dalam uji coba

Kekurangan Penggunaan Model RAD


Seperti semua proses model yang lain, pendekatan RAD memiliki
kekurangan-kekurangan sebagi berikut:
 Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber
daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD
yang baik.
 RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki
komitmen di dalam aktifitas rapid-fire yang diperlukan untuk
melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat
diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan
gagal. RAD menekankan perkembangan komponen program yang

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


16

bisa dipakai kembali. Reusable menjadi batu pertama teknologi


objek dan ditemui di dalam proses rakitan komponen
 Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD. Bila sistem tidak dapat
dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada
RAD akan menjadi sangat problematis.
 RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tinggi. Hal ini terjadi
bila sebuah aplikasi baru memforsir teknologi baru atau bila
perangkat lunak baru membutuhkan tingkat interoperabilitas yang
tinggi dengan program komputer yang ada.

2.4.3. Tahapan Pengembangan Rapid Application Development


Terdapat 3 tahap dalam RAD yang melibatkan pengguna dan
sistem analis dalam mengkaji, mendesain dan implementasi sistem
(Kenneth E. Kendall & Julie E. Kendall, 2012).

Gambar 2. 3 Tahap Rapid Application Development


(Sumber: System Analysis and Design, 2012)

1. Tahap Perencanaan Syarat-syarat (Requirements Planning)


Pada tahap perencanaan syarat-syarat dilakukan
pengidentifikasian tujuan sistem atau aplikasi yang akan
dirancang serta untuk mengidentifikasi kebutuhan yang
dibutuhkan dalam merancang sistem.
2. Tahap Workshop Desain (Design Workshop)
Tahap perancangan atau design workshop adalah tahap
perancangan sistem yang diibaratkan sebagai sebuah workshop.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


17

Pada tahap ini dilakukan proses desain sistem dan perbaikan


apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara pengguna
dan perancang sistem. Pada tahap ini pula keaktifan pengguna
yang terlibat sangat menentukan hasil akhir dari sistem. Tahap
workshop desain terbagi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Tahap desain sistem dan perancangan sistem
Pada tahap desain sistem ini dilakukan perancangan
pemodelan sistem, desain database dan desain antarmuka
pengguna.
b. Tahap pembuatan sistem
Pada tahap perancangan sistem dilakukan perancangan
sistem dengan melakukan pengkodean sesuai dengan
perancangan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya.

2.5. Hypertext Pre-Processor (PHP)


PHP atau Hypertext PreProcessor adalah salah satu bahasa pemrograman
skrip yang dirancang untuk membangun aplikasi web. Ketika dipanggil dari web
browser, program yang ditulis dengan PHP akan diparsing di dalam web server oleh
interpreter PHP dan diterjemahkan kedalam dokumen HTML, selanjutnya akan
ditampilkan kembali ke web browser. Karena pemrosesan program PHP dilakukan
di lingkungan web server, PHP dikatakan sebagai bahasa sisi server (server-side).
Bahasa PHP tidak terlihat oleh pengguna saat memilih perintah “view source” pada
web browser yang digunakan (Raharjo, 2012: 41).

2.6. My Structured Query Language (MySQL)


MySQL mengimplementasikan model database relasional maka disebut
sebagai Relational Database Management System/RDBMS. Mysql merupakan
software RDBMS atau server database yang dapat mengelola database dengan
sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah sangat besar, dapat diakses oleh
banyak user/multi-user, dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau
berbarengan/multi-threaded. mysql banyak digunakan di berbagai kalangan untuk
melakukan penyimpanan dan pengolahan data, mulai dari kalangan akademis

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


18

sampai ke industri, baik industri kecil, menengah, maupun besar (Raharjo, 2012:
44).

2.7. Cascading Style Sheet (CSS)


Cascading Style Sheet (CSS) adalah suatu bahasa yang bekerja sama dengan
dokumen HTML untuk mendefinisikan cara bagaimana suatu isi halaman web
ditampilkan atau di representasikan. Presentasi ini meliputi style atau gaya teks,
link, maupun tata letak (layout) halaman. Adanya CSS membuat pemisah antara
kode untuk isi halaman web dan kode yang diperlukan khusus untuk menangani
tampilan (Raharjo, 2012: 185).

2.8. JavaScript (JS)


JavaScript adalah bahasa yang berfungsi untuk membuat skrip-skrip
program yang dapat dikenal dan dieksekusi oleh web browser dengan tujuan untuk
menjadikan halaman web lebih bersifat interaktif. Meskipun banyak fitur dari
bahasa Java yang diadopsi oleh JavaScript, namun JavaScript di kembangkan
secara terpisah dan independen. Jadi perlu diketahui bahwa Java dan JavaScript
merupakan dua hal yang berbeda, JavaScript dikembangkan oleh Netscape dan
merupakan bahasa yang bersifat terbuka (open) sehingga dapat digunakan tanpa
membeli lisensi. (Raharjo, 2012: 221).

2.9. Pemodelan Sistem UML (Unified Modeling Language)


2.9.1. Definisi Pemodelan Sistem
Menurut Rosa A.S. (2014:135), pemodelan adalah gambaran dari
realita yang simpel dan dituangkan dalam bentuk pemetaan dengan aturan
tertentu. Pada dunia pembangunan perangkat lunak sistem informasi,
pemodelan perangkat lunak digunakan untuk mempermudah langkah
berikutnya dari pengembangan sebuah sistem informasi sehingga lebih
terencana. Seperti halnya maket, pemodelan pada pembangunan perangkat
lunak digunakan untuk memvisualkan perangkat lunak yang akan dibuat.
Pemodelan perangkat lunak memiliki beberapa abstraksi, di antaranya
yaitu:

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


19

1. Petunjuk yang terfokus pada proses yang dimiliki oleh sistem.


2. Spesifikasi struktur secara abstrak dari sebuah sistem (belum detail).
3. Spesifikasi lengkap dari sebuah sistem yang sudah final.
4. Spesifikasi umum atau khusus sistem.
5. Bagian penuh atau parsial dari sebuah sistem.

Perangkat pemodelan adalah suatu model yang digunakan untuk


menguraikan sistem menjadi bagian-bagian yang dapat diatur dan
mengkomunikasikan ciri konseptual dan fungsional kepada pengamat.
Peran perangkat pemodelan adalah: (M. Shalahuddin, 2014:136)
1. Komunikasi
Perangkat pemodelan dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara pemakai dengan analis sistem maupun pengembang
(developer) dalam pengembangan sistem.
2. Eksperimentasi
Pengembangan sistem yang bersifat “trial and error”.
3. Prediksi
Model meramalkan bagaimana suatu sistem akan bekerja.

2.9.2. Definisi UML


Salah satu perangkat pemodelan adalah Unified Modeling Language
(UML). UML merupakan bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat
lunak yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan (modelling)
digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang
kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami
(Bunafit Nugroho, 2014: 6).
Sebagian besar para perancang sistem informasi dalam
menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan
tujuan utama untuk membantu tim proyek berkomunikasi, mengeksplorasi
potensi desain, dan memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak atau
pembuat program. Secara filosofi UML diilhami oleh konsep yang telah ada
yaitu konsep ini menganalogikan sistem seperti kehidupan nyata yang

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


20

didominasi oleh obyek dan digambarkan atau dinotasikan dalam simbol-


simbol yang cukup spesifik (Shalahuddin, 2014: 1).
Menurut Shalahuddin (2014: 120), UML terdiri dari 13 macam
diagram yang dikelompokkan dalam tiga kategori. Pembagian kategori dan
macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

2.9.3. Use Case Diagram


Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior)
sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan
dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja
yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-funsi tersebut. Berikut adalah simbol-simbol yang
terdapat pada use case diagram: (Shalahuddin, 2014: 130).

Tabel 2. 1 Daftar Simbol Use Case Diagram


(Sumber: Model Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak, 2014)
Nama Simbol Deskripsi
Use case Fungsionalitas yang
disediakan sistem sebagai unit-
unit yang saling bertukar pesan
UseCase
antar unit atau aktor. Biasanya
dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di
awal frase nama use case.

Aktor (actor) Orang, proses, atau sistem lain


yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan
dibuat di luar sistem.
Asosiasi Komunikasi atau interaksi
(association) antara aktor dan use case.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


21

Ekstensi Relasi use case tambahan ke


(extend) sebuah use case, dimana use
case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walaupun tanpa
use case tambahan tersebut.
Biasanya use case tambahan
memiliki nama depan yang
sama dengan use case yang
ditambahkan.
Generalisasi Hubungan generalisasi dan
(generalization) spesialisasi antara dua buah use
case dimana fungsi yang satu
adalah fungsi yang lebih umum
dari lainnya.

Menggunakan Relasi use case tambahan ke


(include /uses) sebuah use case, dimana use
case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya.

2.9.4. Activity Diagram


Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan aliran
kerja (workflow) dari sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram
menggambarkan aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem, bukan apa
yang dilakukan oleh aktor. Berikut adalah simbol-simbol yang terdapat pada
activity diagram: (Shalahuddin, 2014: 134).

Tabel 2. 2 Daftar Simbol Activity Diagram


(Sumber: Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak, 2014)
Nama Simbol Deskripsi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


22

Status awal Status awal aktivitas sistem.

Aktivitas Aktivitas yang dilakukan


Aktivitas sistem, biasanya diawali
dengan kata kerja.
Percabangan Asosiasi percabangan jika
(decision) terdapat pilihan lebih dari
satu.
Penggabungan Asosiasi penggabungan jika
(join) terdapat lebih dari satu
aktivitas yang digabungkan
menjadi satu kesatuan.
Status Akhir Status akhir yang dilakukan
sistem.
Swimlane Memisahkan organisasi bisnis
yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang
terjadi.

2.9.5. Class Diagram


Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem
dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem. Berikut adalah simbol-simbol yang terdapat pada diagram kelas:
(Shalahuddin, 2014: 122)
Tabel 2. 3 Daftar Simbol Class Diagram
(Sumber: Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak, 2014)
Nama Simbol Deskripsi
Antarmuka Tampilan system
(interface)
Kelas Kelas pada struktur system

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


23

Asosiasi Relasi antar kelas dengan


(association) makna umum. Asosiasi
biasanya disertai dengan
multiplicity.
Generalisasi Relasi antar kelas dengan
makna generalisasi-
spesialisasi (umum-khusus)
Asosiasi berarah Relasi antar kelas dengan
(directed makna kelas yang satu
association) digunakan oleh kelas yang
lain. Asosiasi biasanya
disertai dengan multiplicity.
Kebergantungan Relasi antar kelas dengan
(dependency) makna kebergantungan antar
kelas
Agregasai Relasi antar kelas dengan
(aggregation) makna semua bagian (whole
part)

2.9.6. Sequence Diagram


Diagram sekuen atau sequence diagram menggambarkan kelakuan
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan
message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Beberapa simbol-simbol
yang terdapat pada sequence diagram: (Shalahuddin, 2014: 136).

Tabel 2. 4 Daftar Simbol Sequence Diagram


(Sumber: Modul Pembelajaran Rekayasa Pernagkat Lunak, 2014)
Nama Simbol Deskripsi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


24

Garis hidup Orang, proses, atau sistem


(lifeline) lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan
dibuat di luar sistem.
Aktor Menyatakan kehidupan suatu
objek.

Objek Menyatakan objek yang


berinteraksi pesan.
Waktu aktif Menyatakan objek dalam
keadaan aktif dan berinteraksi
pesan.
Pesan tipe Menyataka suatu objek
<<create>>
create membuat objek yang lain.
Pesan tipe call Menyatakan suatu objek
memanggil operasi/metode
yang ada pada objek lain atau
pada dirinya sendiri.

Pesan tipe send Menyatakan bahwa suatu


objek mengirimkan data/
1.masukan
masukan/ informasi ke objek
lainnya.
Pesan tipe Menyatakan suatu objek
destroy mengakhiri hidup objek yang
lain.
Pesan tipe Menyatakan bahwa suatu
return objek yang telah menjalankan
1.keluar suatu operasi/ metode
an
menghasilkan suatu
kembalian ke objek tertentu.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


25

2.9.7. Deployment Diagram


Deployment atau physical diagram menunjukan susunan fisik sebuah sistem,
menunjukan bagian perangkat lunak mana yang berjalan pada perangkat keras
mana. Hal utama dalam diagram ini adalah pusat-pusat yang dihubungkan oleh
jalur komunikasi. Sebuah pusat adalah sebuah adalah sebuah titik yang dapat
mengumpulkan perangkat keras (Yulianti, 2012 : 107).

Tabel 2.9.7 Simbol pada Deployment Diagram (Yulianti, 2012 :107)


SIMBOL NAMA KETERANGAN
Komponen Pada deployment diagram, komponen-
komponen yang ada diletakkan didalam
node untuk memastikan keberadaan posisi
mereka
Node Node menggambarkan bagian-bagian
hardware dalam sebuah sistem. Notasi
untuk node digambarkan sebagai sebuah
kubus 3 dimensi.

Association Sebuah association digambarkan sebagai


sebuah garis yang menghubungkan dua
node yang mengindikasikan jalur
komunikasi antara element-elemen
hardware.

2.10. Dreamweaver
Dreamweaver cc adalah perangkat lunak terkemuka untuk desain web yang
menyediakan kemampuan visual yang intuitif termasuk dapa tingkat kode, yang
dapat digunakan untuk membuat dan mengedit website HTML serta aplikasi mobile
seperti smartphone, tablet, dan perangkat keras lainnnya.
Dengan adalnya fitur layout fluid grid layout menjadi adaptif atau dapat
menyesuaikan dengan browser yang di pakai (Andi, 2013 : 1)

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


26

2.11. Navicat Premium


Navicat Premium merupakan software untuk administrasi berbagai macam
database, salah satunya MySQL. Navicat untuk MySQL adalah software untuk
administrasi dan pengembangan database MySQL. Software ini bekerja dengan
MySQL Database Server dari versi 3.21 atau diatasnya, dan mendukung sebagian
besar fitur terbaru MySQL termasuk Trigger, Stored Prosedur, Fungsi Event, View,
Manage User, dll. (www.navicat.com)

2.12. CodeIgniter
CodeIgniter merupakan aplikasi open source berupa framework PHP dengan model
MVC (model view controller) untuk membangun website yang dinamis dengan
menggunakan Bahasa pemrograman PHP. CodeIgniter memudahkan developer
untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan
membuatnya dari awal secara manual. CodeIgniter dirilis pertama kalo pada
tanggal 28 Februari 2006 (www.codeigniter.com).

2.13. Wawancara
Wawancara (interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak
dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Hal ini disebabkan karena peneliti
tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Tidak semua data dapat diperoleh dengan
observasi. Oleh karena itu, peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada
partisipan. Pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat,
perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita. Dengan
mengajukan pertanyaan peneliti masuk dalam alam berpikir orang lain,
mendapatkan apa yang ada dalam pikiran mereka dan mengerti apa yang mereka
pikirkan. Karena persepsi, perasaan, pikiran orang sangat berarti, dapat dipahami
dan dapat dieksplisit dan dianalisis secara ilmiah (Raco, 2012:116).

2.14. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


27

Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu
mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi
yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi
dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan
tersebut.
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan
sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan
untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan
memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-
petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah
untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat
penelitian.

2.15. Studi Pustaka


Tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa
buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka
membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut
yang sebelumnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Tinjauan
pustaka bertujuan untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini
dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penggunaan metode
penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif akan membahas tinjauan pustaka pada
awal penelitian dengan tujuan untuk memberikan peneguhan atas pentingnya
masalah atau topik penelitian yang akan dibahas (Raco, 2012:104).

2.16. Tinjauan Pustaka


Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu
penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban
untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat
menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau
laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan
penelitian yang sama. Kita harus memilih topik lain atau menyempurnakan hasil
penelitian yang telah ada sehingga topik tersebut menjadi lebih spesifik.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


28

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


29

Tabel 2. 5 Literatur Sejenis

Penulis Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan


(Juewanto Sistem Pakar Sistem dapat Aplikasi mengalami
Muhammad Pendeteksi membantu user missing method ketika
Sholeh, dan Kerusakan Kamera atau pengguna gejala yang dimasukkan
Erfanti DSLR untuk oleh pengguna tidak
Fatkhiyah, Menggunakan mendapatkan memiliki rule atau
2017) Metode CF informasi aturan pada database.
(Certainty Factor) kerusakan, nilai
tingkat
kepastian, dan
solusi kerusakan
dari gejala
kamera DSLR
yang dirasakan
terjadi.
(Feby Sistem Pakar Aplikasi ini Desain aplikasi kurang
Trianisa & Mendeteksi menjadi alat menarik dan pilihan
Ade Kerusakan Pada bantu atau pertanyaan untuk user
Supriatna, iPhone Dengan alternatif tidak sedikit atau rumit
2016) Menggunakan kemudahan
metode Certainty dalam
Factor mendeteksi
kerusakan
pada iPhone
secara cepat
dan tepat
berguna
untuk
pemecahan
masalah dan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


30

memberikan
solusi yang
terbaik.
(Suryo WEB SISTEM Memiliki 1. hanya sebatas
mendiagnosa, belum
Atmojo & PAKAR tampilan yang
terdapat menu guna
Ruli Utami, PENDIAGNOSA informative memberikan solusi
lebih lanjut terkait
2017) KERUSAKAN untuk user
diagnose yang
ANAK UMUM dihasilkan oleh
system.
DAN HMFD
MENGGUNAKAN
2. Tidak ada
CERTAINTY
prehitungan manual
FACTOR
Web Sistem Pskar
Pendiagnosa
Kerusakan Anak
Umum Dan HMFD
menggunakan
Certainty Factor

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data


Pembahasan metodologi yang digunakan dalam proses penyelesaian riset
ini pada dasarnya adalah merupakan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau
teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan
lancar. Peneliti melakukan beberapa langkah pengumpulan data seperti studi
pustaka, wawancara dan observasi.
3.1.1. Wawancara
Pada tahap ini penulis melakuan wawancara terstruktur dengan
Bintang Wahyu Satria, dari beberapa wawancara yang telah peneliti lakukan
dengan pakar mengenai masalah kerusakan drone dari segi software
maupun hardware peneliti mendapatkan 35 gejala, 11 kerusakan dan solusi
penanganannya.

3.1.2. Observasi
Pada metode ini data diperoleh dengan melakukan peninjauan
kelapangan guna mendapat fakta pendukung dalam penelitian. Observasi
peneliti dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2018 di Halo Robotics
Pondok Pinang. Dari observasi tersebut peneliti mendapatkan beberapa data
berupa jenis masalah kerusakan software dan hardware dan upaya yang
dilakukakn oleh Drone Specialist dalam menanggulanginya.

3.1.3. Studi Pustaka


Sumber referensi yang penulis pergunakan adalah buku, majalah
atau Koran, dan internet. Adapun referensi yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Asosiasi Pilot Drone Indonesia.
b. Ebook jenis-jenis Drone.

31

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


32

Buku dan website tersebut merupakan buku dan website yang


dianjurkan pakar dalam penelitian ini untuk digunakan sebagai bahan
pengumpulan data. Data lengkap dari daftar buku dan website tersebut dapat
dilihat pada daftar pustaka. Selain itu penulis juga menggunakan berbagai
website untuk mendukung dalam mengumpulkan data diantaranya ialah,
www.jogjasky.com, www.dji.com, Droenthusiast.com sebagai media
informasi di internet.

3.2. Metode Pengembangan Sistem


3.2.1. Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirements Planning)
Pada fase ini dijelaskan mengenai cakupan sistem yang akan
dikembangkan, melakukan pengidentifikasian tujuan yang dihadapkan
nantinya. Pada fase ini, di tentukan pula masalah yang mungkin di hadapi,
user requrements specification diperoleh melalui wawancara secara
langsung mencari dalam dokumentasi dengan memperhatikan sistem yang
telah ada.
Hasil yang peneliti dapatkan dari tahap tujuan dan syarat-syarat
informasi antara lain adalah:
a. Memperoleh informasi mengenai identifikasi kerusakan drone.
b. Memperoleh informasi dari permasalahan dalam melakukan
pencatatan secara manual.
c. Dibutuhkan aplikasi yang dapat menyimpan data gejala kerusakan
dan mendiagnosa identifikasi kerusakan drone..

3.2.2. Fase Proses Desain (Workshop Design)


Pada tahap ini dilakukan perancangan proses yaitu perancangan
proses-proses yang akan terjadi di dalam sistem.
a. Perancangan Proses
Perancangan proses-proses yang akan dilakukan didalam sistem
menggunakan UML dengan membuat use case diagram, activity
diagram, class diagram, sequence diagram.
b. Perancangan Basis Data

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


33

Pada aplikasi sistem pemesanan ini digunakan database sebagai


pelengkap program seperti registrasi, proses pemesanan, input data
produk dan proses penyimpanan data produk. Database yang
digunakan adalah database MySQL.
c. Perancangan Antarmuka (User Interface)
Pada perancangan antarmuka (user interace) dilakukan langkah
menganalisis atau merencanakan tampilan untuk tata letak sesuai
dengan fungsi aplikasi.

3.2.3. Fase Implementasi (Implementation System)


Pada tahap ini peneliti melakukan coding, yaitu implementasi ke
dalam bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang digunakan
menggunakan PHP dengan framework CI dan perangkat lunak Sistem
Manajemen Basis Data menggunakan MySQL. Sebagai akhir dari fase
implementasi peneliti juga meminta tanggapan user tentang aplikasi ini
untuk bahan evaluasi.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


34

3.3. Kerangka Berfikir Penelitian

Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir Penelitian

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Fase Perencanaan


4.1.1. Analisis Sistem Berjalan
Sistem yang berjalan pada konsultasi untuk identifikasi kerusakan drone
masih dilakukan secara manual yaitu melalui konsultasi terhadap seorang pakar
drone secara langsung. Dengan berkembangnya teknologi maka sebenarnya,
untuk mengkonsultasikan kerusakan yang dialami pada sebuah drone bias
dilakukan secara terkomputerisasi menggunakan aplikasi sistem pakar dengan
menyimpan pengetahuan seorang pakar kedalam database dan mengolahnya
menggunakan sebuah sistem menjadi suatu informasi yang berguna untuk user
dan memberikan efisiensi dalam segi waktu dan biaya

4.1.2. Analisis Sistem Usulan


Pada tahap ini dilakukan analisa sistem usulan untuk pembuatan aplikasi
sistem pakar untuk mengedintifikasi permasalahan dan memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi.
Fase perencanaan yaitu tahapan menganalisis perencanaan sistem dan
analisis dikombinasikan menggunakan System Development Life Cycle yang
terjadi pada identifikasi kerusakan drone dengan tujuan untuk mengetahui
tujuan serta sasaran dibentuknya sistem. Penulis melakukan riset/penelitian
untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai dasar dan acuan dalam
pengaplikasian sistem. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, penulis
melakukan metode wawancara.
Wawancara tersebut penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada
pakar drone, Bintang Wahyu Satria terkait permasalahan identifikasi pada
kerusakan drone. Beliau menyatakan minimnya pengetahuan para pengguna
drone akan kerusakan yang dialami oleh drone yang mereka gunakan
dikarenakan masih sulitnya ditemukan info di internet dan buku yang lengkap
sebagai acuan untuk mengidentifikasi kerusakan yang dialami oleh drone
tersebut, selain itu faktor yang menyebabkan minimnya informasi adalah karena

35
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
36

drone merupakan teknologi yang tergolong baru khususnya di negara Indonesia.

4.1.3. Tujuan Informasi


1. Tahapan kedua dari fase perencanaan yaitu menjelaskan tujuan
dibentuknya sistem. Berdasarkan analisis kebutuhan dan pendefinisian
masalah sebelumnya, penulis bermaksud untuk menerapkan metode
CF dalam menentukan identifikasi kerusakn pada drone sesuai
dengan Diagnosa Kerusakan, gejala, dan relasi kerusakan yang
diinputkan oleh pengguna. Sistem tersebut akan diaplikasikan pada
platform website application dengan framework CI (Code Igniter)
mengingat semakin meningkatnya intensitas pengguna dalam
menggunakan berbagai situs website.
2. Sedangkan, penulis menggunakan metode CF dalam penerapan teori
sistem pakar dikarenakan CF dapat mengimplementasikan sistem pakar
yang mampu mengolah ketidakpastian dari berbagai fakta-fakta dan
gejala dalam mengidentifikasi kerusakan drone.

4.1.4. Syarat-syarat
Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan beberapa syarat minimum
dalam pembuatan aplikasi pemesanan spare part motor berbasis web ini yaitu
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Web server
Web server merupakan syarat mutlak suatu aplikasi berbasis web.
Web server merupakan platform untuk menjalankan suatu aplikasi berbasis
web. Untuk pengembangan aplikasi ini dibutuhkan minimum Web Server
Apache 2.4.9.
2. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman dibutuhkan untuk dapat membangun sebuah
aplikasi, agar komputer dapat melakukan berbagai operasi dan fungsi sesuai
dengan keinginan user. Untuk itu dibutuhkan suatu bahasa pemrograman yang
dapat digunakan untuk membuat aplikasi client server. Bahasa pemrograman yang
dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi ini adalah PHP 5.2.5 dengan framework
CI .

116
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
37

3. Database
Pengelolaan database akan digunakan untuk pelengkap program
seperti proses login serta proses pemesanan dan penyimpanan file produk.
Database yang dibutuhkan adalah database MySQL 5.6.1 dan Navicate
Premium 12
Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras minimum yang
diperlukan dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Lunak :
a. Paket web server Xampp versi 1.6.6a (Apache 2.4.9, PHP 5.2.5,
MySQL 5.6.16, Navicat Premium 12)
b. Dreamweaver cc 2015
c. Google Chrome
d. OS Windows 10.
2. Perangkat Keras :
a. Personal Computer
b. Processor : Intel Celeron dual core.
c. RAM : Memory 4 GB.
d. Harddisk : 320 GB
e. VGA : 512 GB..

4.2. Fase Proses Desain (Workshop Design)


4.2.1. Binary Tree
Binary Tree atau pohon keputusan digunakan untuk menentukan urutan
antar tiap gejala yang berelasi pada sebuah kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


38

Gambar 4.2. 1 Binary tree

4.2.2. Teknik Penelusuran (depth first search)


a. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K001
dan K007.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


39

Gambar 4. 2..22 Penelusuran data K001 dan K007

b. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K002.

Gambar 4. 2.2.2 Penelusuran data pada K002

c. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K003


dan K008.

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K003 dan K008

d. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K004.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


40

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K004

e. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K005.

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K005

f. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K006.

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K006

g. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K009.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


41

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K009

h. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K010.

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K009

i. penelusuran data pada node sistem diagnosa kerusakan pada K011.

Gambar 4. 2.2.3 Penelusuran data pada K009

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


42

4.2.3. Perancangan aplikasi identifikasi kerusakan drone


4.2.3.1. Diagnosa Kerusakan
Diagnosa Kerusakan kerusakan, yaitu identifikasi kerusakan
berdasarkan tanda dan gejala. Penilaian dapat dilakukan melalui
pemeriksaan fisik dan dapat dibantu oleh program komputer yang
dirancang untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Tabel 4. 1 kerusakan
No Kode Diagnosa Nama Diagnosa Kerusakan
1. Kerusakan
K001 Kompas Error
2. K002 IMU Error
3.
K003 Gimbal Motor Error

4. K004 Motherboard Error


5.
K005 Arm Patah

6. K006 Baterai Rusak


7.
K007 Board Bunyi Bip

8.
K008 Gimbal Motor Overload

9. K009 Sensor Ultrasonik


10. K010 Kabel Flexible
11. K011 Motor Rusak

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


43

4.2.3.2. Gejala Kerusakan


Gejala kerusakan, yaitu pengindikasian keberadaan sesuatu
kerusakan atau gangguan software maupun hardware yang tidak
diinginkan, berbentuk tanda-tanda atau ciri-ciri kerusakan dapat
dilihat secara fisik, seperti misalnya battery drone cepat habis.
Tabel 4. 2 Gejala Kerusakan

No Kode Gejala Nama Gejala


1 G001 posisi ketinggian tidak terukur
2 G002 posisi kejauhan tidak terukur
3 G003 tidak dapat menstabilkan posisi kamera
4 G004 Gerakan gimbal tidak terarah
5 G005 Gerakan gimbal patah-patah
6 G006 Drone tidak dapat terbang
Drone tidak dapat terbang dalam waktu
7 G007
lama
Drone tidak dapat terbang sampai
8 G008
ketinggian maksimal
Kamera tidak dapat digunakan untuk
9 G009
merekam gambar secara stabil
Kamera tidak dapat digunakan untuk
10 G010
merekam sama sekali
11 G011 Tidak ada gambar pada monitor preview
12 G012 Cepat full pad saat di charge
Drone tidak dapat menyala tetapi lampu
13 G013
indikator on
Drone tidak dapat menyala dan lampu
14 G014
indikator off
15 G015 Terdapat notif damage baterai
16 G016 Maps pada preview monitor tidak terarah
Maps pada preview monitor tidak
17 G017
menampilkan posisi
18 G018 Sistem fly untuk mode GPS tidak sesuai
posisi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


44

Tidak dapat menetukan letak posisi drone


19 G019
secara real time

20 G020 letak posisi drone terlambat dari monitor


dengan keadaan drone sebenarnya
letak posisi drone sering berubah dan tidak
21 G021
sesuai dengan posisi drone yang
G022 Posisi drone pada saat fly tidak stabil pada
sebenarnya
22
ketinggian maksimal
Posisi drone pada saat fly tidak stabil pada
23 G023
ketinggian minimal
Posisi drone pada saat fly tidak stabil dari
24 G024
awal drone take off dan di ketinggian
berapapun
25 G025 Request firmware updated

26 G026 tidak dapat mengkalibrasi gimbal kamera

bisa mengkalibrasi gimbal tetapi posisi


27 G027
kamera tidak center
terdapat pesan error pada saat ingin
28 G028
kalibrasi kamera
tidak dapat memberikan informasi adanya
29 G029
objek terdekat

30 G030 Kapasitas Baterei Melemah

31 G031 Gimbal tidak dapat digunakan

32 G032 Putaran Propeller melemah

Putaran Propeller tidak sesuai dengan


33 G033
perintah dari remote

4.2.3.3.Relasi Kerusakan dan Gejala


Relasi Diagnosa Kerusakan dan gejala, yaitu gabungan antara

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


45

diagnose dan gejala kerusakan untuk memastikan suatu


perhitungan kepastian jenis kerusakan berdasarkan pakar ahli.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


46

Tabel 4. 3 Relasi Diagnosa dan Gejala

kode gejala K001 K002 K003 K004 K005 K006 K007 K008 K009 K010 K011

G001 posisi ketinggian tidak terukur x

G002 posisi kejauhan tidak terukur x

G003 tidak dapat menstabilkan posisi x x


kamera
G004 Gerakan gimbal tidak terarah x

G005 Gerakan gimbal patah-patah x


G006 Drone tidak dapat terbang x

G007 Drone tidak dapat terbang dalam x


waktu lama
G008 Drone tidak dapat terbang sampai x
ketinggian maksimal
G09 Kamera tidak dapat digunakan x
untuk merekam gambar secara
G010 Kamera tidak dapat digunakan x
stabil
untuk merekam sama sekali
Tidak ada gambar pada monitor
G011 x
preview

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


47

G012 Cepat full pad saat di charge x

Drone tidak dapat menyala tetapi


G013 x
lampu indikator on
Drone tidak dapat menyala dan
G014 x
lampu indikator off
G015 Terdapat notif damage baterai x

Maps pada preview monitor tidak


G016 x
terarah
Maps pada preview monitor tidak
G017 x
menampilkan posisi
Sistem fly untuk mode GPS tidak
G018 sesuai posisi x X

Tidak dapat menetukan letak posisi


G019 x
drone secara real time
letak posisi drone terlambat dari
G020 x
monitor dengan keadaan drone

G021 letak posisisebenarnya


drone sering berubah x
dan tidak sesuai dengan posisi
Posisi drone pada saat fly tidak
G022 drone yang sebenarnya x
stabil pada ketinggian maksimal

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


48

Posisi drone pada saat fly tidak


G023 x
stabil pada ketinggian minimal
Posisi drone pada saat fly tidak
G024 x
stabil dari awal drone take off dan
G025 di ketinggian
Request berapapun
firmware updated x

tidak dapat mengkalibrasi gimbal


G026 x
kamera

bisa mengkalibrasi gimbal tetapi


G027 x
posisi kamera tidak center
terdapat pesan error pada saat
G028 x
ingin kalibrasi kamera
tidak dapat memberikan informasi
G029 x
adanya objek terdekat
G030 Kapasitas Baterei Melemah x

G031 Gimbal tidak dapat digunakan x

G032 Putaran Propeller melemah x

G033 Putaran Propeller tidak sesuai x


dengan perintah dari remote

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


49

4.2.3.4. Perhitungan Certainty Factor MB dan MD


A. Perhitungan Nilai MB (Measure of Belief)
Nilai MB didapat dari analisis kenaikan kepercayaan
pakar dalam mendiagnosa suatu kerusakan terhadap gejala
kerusakan.
MB = Jumlah ukuran kepercayaan (measure of increased
belife) terhadap hipotesis (H) terhadap gejala (E).

B. Perhitungan Nilai MD (Measure of Disbelief)


Nilai MB didapat dari analisis kenaikan
ketidakpercayaan pakar dalam mendiagnosa suatu kerusakan
terhadap gejala kerusakan.
MD = Jumlah ukuran ketidakpercayaan (measure of
increased disbelife)terhadap hipotesis (H) terhadap
gejala (E).

C. Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor)


Nilai CF (Certainty Factor) di gunakan untuk
mengetahui hasil identifikasi kerusakan drone dari
kerusakan. Nilai Certainty Factor dari hipotesis yang
dipengaruhi oleh gejala. CF dari hipotesis (H) yang di
pengaruhi oleh gejala evidence (E). Besarnya CF berkisar
dari -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukan ketidak
percayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjkan kepercayaan
mutlak.
1. Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus:
CF(H,E) = MB(H,E) – MD(H,E)
2. Rumus kombinasi rule dengan evidence E berbeda dan
hipotesis H sama:

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


50

Tabel 4. 4 Nilai CF

Nama
No Kode Diagnosa Nama Gejala CF
Diagnosa Kerusakan
posisi ketinggian tidak terukur 0.17
posisi kejauhan tidak terukur 0.33
Maps pada preview monitor tidak
terarah 0.50
1 K001 Kompas Error Sistem fly untuk mode GPS tidak sesuai
posisi 0.67
Tidak dapat menetukan letak posisi
drone secara real time 0.83
Posisi drone pada saat fly tidak stabil
pada ketinggian maksimal 0.99
letak posisi drone terlambat dari
monitor dengan keadaan drone
2 K002 IMU Error sebenarnya 0.5
Posisi drone pada saat fly tidak stabil
pada ketinggian minimal 0.99
tidak dapat menstabilkan posisi kamera 0.25
Gerakan gimbal tidak terarah 0.5
Gimbal Motor Kamera tidak dapat digunakan untuk
3 K003
Error merekam gambar secara stabil 0.75
tidak dapat mengkalibrasi gimbal
kamera 0.99
Drone tidak dapat terbang 0.5
Motherboard
4 K004 Drone tidak dapat menyala tetapi
Error
lampu indikator on 0.99
Posisi drone pada saat fly tidak stabil
5 K005 Arm Patah dari awal drone take off dan di
ketinggian berapapun 1
Cepat full pad saat di charge 0.2
Drone tidak dapat menyala dan lampu
indikator off 0.4
6 K006 Baterai Rusak
Terdapat notif damage baterai 0.6
Kapasitas Baterei Melemah 0.8
Putaran Propeller melemah 0.99
Drone tidak dapat terbang dalam waktu
lama 0.25
Board Bunyi Sistem fly untuk mode GPS tidak sesuai
7 K007 posisi 0.50
Bip
Request firmware updated 0.75
Gimbal tidak dapat digunakan 0.99
8 K008 tidak dapat menstabilkan posisi kamera 0.33

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


51

Gerakan gimbal patah-patah 0.66


Gimbal Motor
bisa mengkalibrasi gimbal tetapi posisi
Overload
kamera tidak center 0.99
Maps pada preview monitor tidak
menampilkan posisi 0.33
letak posisi drone sering berubah dan
Sensor
9 K009 tidak sesuai dengan posisi drone yang
Ultrasonik
sebenarnya 0.66
tidak dapat memberikan informasi
adanya objek terdekat 0.99
Kamera tidak dapat digunakan untuk
merekam sama sekali 0.33
Tidak ada gambar pada monitor
10 K010 Kabel Flexible
preview 0.66
terdapat pesan error pada saat ingin
kalibrasi kamera 0.99
Drone tidak dapat terbang sampai
ketinggian maksimal 0.5
11 K011 Motor Rusak
Putaran Propeller tidak sesuai dengan
perintah dari remote 0.99

Percobaan pada sistem ini menggunakan gejala yang di pilih sebagai


berikut:

Tabel 4. 5 Gejala yang di pilih


Kode gejala Nama gejala
G003 Tidak bisa menstabilkan posisi kamera
G005 gerak gimbal patah-patah

G027 Bisa kalibrasi gimbal tetapi posisi kamera tidak center

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


52

Tabel 4. 6 Kerusakan 1
Diagnosa 1
Gimbal motor overload
Gejala 1
Kode_Gejala Nama_Gejala CF
Tidak bisa menstabilkan
G003 0.33
posisi kamera

CF Lama Kosong 0

CF Baru CF 0

CF Sementara CF 0.33

Gejala 2
Kode_Gejala Nama_Gejala CF
Gerak gimbal patah-
G005 0.66
patah

CF Lama CF Sementara 0.33

CF Baru CF 0.66

CF Lama + (CF Baru


CF Sementara 0.7722
* (1 - CF Lama)) =

Gejala 3
Kode_Gejala Nama_Gejala CF
Bisa kalibrasi gimbal
G027 tetapi posisi kamera 0.99
tidak center

CF Lama CF Sementara 0.7722

CF Baru CF 0.99

CF Lama + (CF Baru


CF Sementara 0.99772
* (1 - CF Lama)) =

HASIL CF 0.99772

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


53

Tabel 4. 7 Kerusakan 2

Diagnosa 2
Gimbal Motor Error
Gejala 1
Kode_Gejala Nama_Gejala CF
tidak dapat menstabilkan posisi
G003 0.25
kamera

CF Lama Kosong 0

CF Baru CF 0

CF Sementara CF 0.25

HASIL CF 0.25

4.2.4. UML (Unified Modeling Language)


Tahapan awal dari fase desain sistem yaitu dengan merancang sistem
sesuai dengan pengguna dan fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh
pengguna. Penulis menggunakan tools UML untuk memudahkan proses
perancangan sistem yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pembuatan
sistem aplikasi. Beberapa diagram UML yang penulis gunakan, yaitu use
case diagram, scenario diagram, activity diagram, class diagram, dan
sequence diagram. Berikut penjelasan mengenai kelima diagram UML:
4.2.4.1. Use Case Diagram
Setelah penulis melakukan identifikasi masalah dan
menemukan solusi dari permasalahan tersebut, penulis
mewawancarai Drh. Shovia Hairani untuk menetapkan pengguna
yang dapat mengaplikasikan sistem aplikasi ini beserta fungsi-
fungsi apa saja yang dapat digunakan oleh setiap pengguna. Berikut
penjelasan lebih detail terkait dengan pembuatan use case diagram.

1. Identifikasi Pengguna

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


54

Aplikasi yang penulis rancang memiliki dua aktor, yakni


masyarakat dan Admin/Pakar.

Tabel 4. 8 Identifikasi Pengguna


No Pengguna Deskripsi
Orang yang menggunakan sistem ini untuk
Pengguna melakukan konsultasi mengetahui gejala,
1.
serta dapat mengetahui kerusakan pada
sebuah drone.
Orang yang menggunakan sistem ini untuk
Admin/Pakar memvalidasi suatu diagnose kerusakan,
2.
gejala, dan relasi identifikasi kerusakan
drone yang di konsultasikan oleh pengguna.

2. Identifikasi Kebutuhan Use Case


Pada aplikasi yang penulis rancang terdapat proses-proses yang
berjalan yang dinyatakan dalam sebuah use case. Di bawah ini
merupakan tabel identifikasi use case.

Tabel 4. 9 Identifikasi Kebutuhan Use Case


No. Nama Use Case Deskripsi Pengguna
Use case yang
menggambarkan Admin atau
tahapan pengguna Pakar
1. Login untuk masuk ke dalam
sistem dengan
memasukkan username
dan password.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


55

2. Use case yang


menggambarkan Admin atau
Logout tahapan pengguna Pakar
untuk keluar dari
sistem.
3. Use case yang
menggambarkan Admin atau
Diagnosa tahapan untuk Pakar
Kerusakan menampilkan diagnose
kerusakan pada drone

Use case yang


menggambarkan Admin atau
Tambah Diagnosa tahapan system untuk Pakar
4. Kerusakan menginput Diagnosa
Kerusakan kerusakan
5. Use case yang
drone
menggambarkan tahapan
Edit Diagnosa sistem untuk mengedit Admin atau
Kerusakan Diagnosa Kerusakan pada Pakar
website.
6. Use case yang
menggambarkan
Hapus Diagnosa tahapan sistem untuk Admin atau
Kerusakan menghapus Diagnosa Pakar
Kerusakan kerusakan
7. Usedrone
case yang
menggambarkan tahapan
Cari Diagnosa sistem untuk mencari Admin atau
Kerusakan Diagnosa Kerusakan Pakar
kerusakan drone.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


56

8. Use case yang


menggambarkan
Gejala tahapan untuk Admin atau
menampilkan gejala Pakar
pada website.
9. Use case yang
menggambarkan tahapan
Tambah Gejala untuk ,menambah gejala Admin atau
pada website. Pakar

10. Use case yang


menggambarkan
Edit Gejala tahapan untuk edit Admin atau
gejala pada website. Pakar

11. Use case yang


menggambarkan Admin atau
Hapus Gejala tahapan untuk hapus Pakar
gejala pada website.
12. Use case yang
menggabarkan tahapan Admin atau
Cari Gejala untuk mencari gejala Pakar
pada website

13. Use case yang


menggambarkan tahapan
Relasi untuk melihat relasi Admin atau
gejala dan kerusakan pad Pakar
website.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


57

17. Usecase
Use caseyang
yang
menggambarka
menggambarkantahapan
tahapan
Tambah Relasi
Cari Relasi untuk menambah
sistem relasi
untuk mencari Admin atau
pada website.
dari Diagnosa Kerusakan Pakar
dan gejala pada website
15.
18. Usecase
Use caseyang
yang
14.
menggambarkan
menggambarkan
Edit Relasi
Artikel tahapan
tahapan sistem
sistem untuk
untuk Admin
Admin atau
atau
mengedit relasiArtikel
menampilkan pada Pakar
Pakar
website
pada website.
16. Use case yang
19. Use case yang
menggambarkan
menggambarkan tahapan
Hapus Relasi tahapan sistem untuk Admin atau
Tambah Artikel sistem untuk menginput Admin atau
menghapus relasi. Pakar
Artikel pada website Pakar
22. Use case yang
20. Use case yang
menggambarkan
menggambarkan
Cari Artikel tahapan sistem untuk Admin atau
Edit Artikel tahapan sistem untuk Admin atau
mencari Artikel pada Pakar
mengedit Artikel pada Pakar
website.
website
23. Use case yang
21. Use case yang
Cetak Hasil menggambarkan Admin atau
menggambarkan
Diagnosa tahapan sistem untuk Pakar dan
Hapus Artikel tahapan sistem untuk Admin atau
Kerusakan cetak hasil kerusakan pengguna
menghapus Artikel Pakar
kerusakan drone pada website.
pada website

3. Membuat Use Case


Sistem aplikasi ini terdiri dari dua pengguna yaitu
masyarakat dan Admin atau Pakar. Fitur-fitur yang tersedia pada
sistem ini sesuai dengan kebutuhan Berikut use case yang
menggambarkan kegiatan pengguna terhadap sistem aplikasi :
 Use Case Masyarakat

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


58

Pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah masyarakat.


Use case ini menggambarkan fitur apa saja yang dapat diakses oleh
masyarakat. Berikut tampilan use case masyarakat muslim:

Gambar 4. 3 Use Case masyarakat

 Use Case Admin atau Pakar


Pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah Admin atau
Pakar. Use case ini menggambarkan fitur apa saja yang dapat
diakses oleh Admin atau Pakar. Berikut tampilan use case
masyarakat muslim:

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


59

Gambar 4. 4 Use Case Admin atau Pakar

4.2.4.2. Activity Diagram


Activity diagram menggambarkan alur aktivitas setiap proses
tahapan yang dilakukan oleh pengguna ketika berinteraksi langsung
dengan sistem. Berikut activity diagram yang menggambarkan
aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sistem:

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


60

1. Activity Diagram Login


Activity Diagram di bawah ini menjelaskan mengenai tahapan
pengguna dalam proses login sebelum masuk ke dalam sistem.
Proses login dimulai dengan memasukkkan username dan password
yang sebelumnya telah terdaftar di database sistem. Seperti yang
digambarkan pada gambar berikut :

Gambar 4. 5 Activity Diagram Login


2. Activity Diagram Logout
Setelah pengguna masuk ke dalam sistem, dan ingin keluar
dari sistem. Pengguna dapat melakukan proses Logout untuk
mengamankan akun yang dipakai sebelumnya. Seperti yang
digambarkan pada gambar berikut :

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


61

Gambar 4. 6 Activity Diagram Logout

3. Activity Diagram Data Kerusakan


Selanjutnya pengguna dapat menggunakan fitur diagnosa
untuk melihat seluruh data diagnosa kerusakan drone. Untuk
memudahkan pengguna dalam melakukan berbagai jenis kegiatan,
di dan fitur ini juga terdapat berbagai fitur lain seperti tambah
kerusakan, edit, cari dan hapus kerusakan. Data pada kerusakan
drone, yang nantinya akan di jelaskan. Seperti yang digambarkan
pada gambar berikut :

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


62

Gambar 4. 7 Activity Diagram Diagnosa

4. Activity Diagram Tambah Diagnosa kerusakan


Setelah sistem menampilkan seluruh sistem diagnosa,
pengguna dapat melakukan tambah diagnosa kerusakan dengan
mengklik tombol tambah kerusakan. Fitur ini akan inputan berbagai
diagnosa berdasarkan masukkan oleh pengguna. Fitur ini akan
memudahkan pengguna dalam menambah data kerusakan yang ingin
diinginkannya. Seperti yang digambarkan berikut:

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


63

Gambar 4. 8 Activity Diagram Tambah Diagnosa

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


64

5. Activity Diagram Edit Diagnosa Kerusakan


Pengguna juga dapat mengedit diagnosa yang sudah tersimpan
sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke dalam sistem. Seperti
yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 9 Activity Diagram Edit Diagnosa Kerusakan

6. Activity Diagram Hapus Diagnosa Kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


65

Pengguna juga dapat menghapus diagnosa kerusakan yang


sudah tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu
diagnosa dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 10 Activity Diagram Hapus Diagnosa Kerusakan

7. Activity Diagram Cari Diagnosa Kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


66

Pengguna juga dapat mencari data diagnosa yang sudah


tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 11 Activity Diagram Cari Diagnosa


8. Activity Diagram Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


67

Pengguna dapat menggunakan fitur gejala untuk melihat


seluruh data gejala kerusakan drone. Untuk memudahkan pengguna
dalam melakukan berbagai jenis kegiatan, di dan fitur ini juga
terdapat berbagai fitur lain seperti tambah gejala, edit gejala, cari
gejala dan hapus gejala. Data pada gejala kerusakan drone, yang
nantinya akan di jelaskan. Seperti yang digambarkan pada gambar
berikut :

Gambar 4. 12 Activity Diagram Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


68

9. Activity Diagram Tambah Gejala


Setelah sistem menampilkan seluruh sistem gejala, pengguna
dapat melakukan tambah gejala dengan mengklik tombol tambah
gejala. Fitur ini akan inputan berbagai gejala berdasarkan masukkan
oleh pengguna. Fitur ini akan memudahkan pengguna dalam
menambah gejala yang ingin diinginkannya. Seperti yang
digambarkan berikut:

Gambar 4. 13 Activity Diagram Tambah Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


69

10. Activity Diagram Edit Gejala


Pengguna juga dapat mengedit gejala yang sudah tersimpan
sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke dalam sistem. Seperti
yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 14 Activity Diagram Edit Gejala


11. Activity Diagram Hapus Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


70

Pengguna juga dapat menghapus gejala yang sudah tersimpan


sebelumnya kemudian akan kembali ke menu gejala dalam sistem.
Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 15 Activity Diagram Hapus Gejala


12. Activity Diagram Cari Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


71

Pengguna juga dapat mencari data diagnosa yang sudah


tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 16 Activity Diagram Cari Gejala

13. Activity Diagram Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


72

Pengguna dapat menggunakan fitur relasi untuk melihat


seluruh data relasi kerusakan drone. Untuk memudahkan pengguna
dalam melakukan berbagai jenis kegiatan, di dan fitur ini juga
terdapat berbagai fitur lain seperti tambah relasi, edit relasi, cari
relasi dan hapus relasi. Data pada relasi kerusakan drone, yang
nantinya akan di jelaskan. Seperti yang digambarkan pada gambar
berikut :

Gambar 4. 17 Activity Diagram Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


73

14. Activity Diagram Tambah Relasi


Setelah sistem menampilkan seluruh sistem diagnosa,
pengguna dapat melakukan tambah diagnosa dengan mengklik
tombol tambah diagnosa. Fitur ini akan inputan berbagai diagnosa
berdasarkan masukkan oleh pengguna. Fitur ini akan memudahkan
pengguna dalam menambah diagnosa yang ingin diinginkannya.
Seperti yang digambarkan berikut:

Gambar 4. 18 Activity Diagram Tambah Relasi

15. Activity Diagram Edit Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


74

Pengguna juga dapat mengedit relasi yang sudah tersimpan


sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke dalam sistem. Seperti
yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 19 Activity Diagram Edit Relasi

16. Activity Diagram Hapus Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


75

Pengguna juga dapat menghapus diagnosa yang sudah


tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu diagnosa
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 20 Activity Diagram Hapus Relasi


17. Activity Diagram Cari Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


76

Pengguna juga dapat mencari data diagnosa yang sudah


tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 21 Activity Diagram Cari Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


77

18. Activity Diagram Ubah Password


Pengguna juga dapat mengubah password yang sudah ada
sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 22 Activity Diagram Ubah Password

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


78

19. Activity Diagram Konsultasi


Pengguna juga dapat melakukan konsulasi untuk mengetahui
jenis kerusakan drone dengan memilih gejala yang sudah di terapkan
pada sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 23 Activity Diagram Konsultasi


20. Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa Kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


79

Pengguna juga dapat menceyak hasil diagnosa yang sudah di


konsultasikan pada program sebelumnya. Seperti yang digambarkan
pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 24 Activity Diagram Cetak Hasil Diagnosa Kerusakan


21. Activity Diagram Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


80

Pengguna juga dapat melihat artikel yang sudah di inputkan


pada tambah artikel. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 25 Activity Diagram Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


81

22. Activity Diagram Tambah Artikel


Setelah sistem menampilkan seluruh sistem artikel,
pengguna dapat melakukan tambah artikel dengan mengklik tombol
tambah artikel. Fitur ini akan inputan berbagai artikel berdasarkan
masukkan oleh pengguna. Fitur ini akan memudahkan pengguna
dalam menambah artikel yang ingin diinginkannya. Seperti yang
digambarkan berikut:

Gambar 4. 26 Activity Diagram Tambah Artikel


23. Activity Diagram Edit Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


82

Pengguna juga dapat mengedit artikel yang sudah tersimpan


sebelumnya kemudian menyimpan kembali ke dalam sistem. Seperti
yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 27 Activity Diagram Edit Artikel


24. Activity Diagram Hapus Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


83

Pengguna juga dapat menghapus artikel yang sudah


tersimpan sebelumnya kemudian akan kembali ke menu artikel
dalam sistem. Seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 28 Activity Diagram Hapus Artikel


25. Activity Diagram Cari Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


84

Pengguna juga dapat mencari data artikel yang sudah


tersimpan sebelumnya. Seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4. 29. Activity Diagram Cari Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


85

4.2.4.4 Sequence Diagram


Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan
perilaku pada sebuah skenario. Sequence diagram juga berfungsi
menggambarkan hubungan objek yang terlibat pada sistem.

1. Sequence Diagram Login

Gambar 4. 30 Sequence Diagram Login

2. Sequence Diagram Logout

Gambar 4. 31 Sequence diagram logout


3. Sequence Diagram kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


86

Gambar 4. 32 Sequence Diagram kerusakan

4. Sequence Diagram Tambah kerusakan

Gambar 4. 33 Sequence Diagram Tambah kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


87

5. Sequence Diagram Edit Kerusakan

Gambar 4. 34 Sequence Diagram Edit Kerusakan

6. Sequence Diagram Hapus Kerusakan

Gambar 4. 35 Sequence Diagram Hapus Kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


88

7. Sequence Diagram Cari Kerusakan

Gambar 4. 36 Sequence Diagram Cari Kerusakan

8. Sequence Diagram Gejala

Gambar 4. 37 Sequence Diagram Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


89

9. Sequence Diagram Tambah Gejala

Gambar 4. 38 Sequence Diagram Tambah Gejala

10. Sequence Diagram Edit Gejala

Gambar 4. 39 Sequence Diagram Edit Gejala


11. Sequence Diagram Hapus Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


90

Gambar 4. 40 Sequence Diagram Hapus Gejala

12. Sequence Diagram Cari Gejala

Gambar 4. 41 Sequence Diagram Cari Gejala


13. Sequence Diagram Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


91

Gambar 4. 42 Sequence Diagram Relasi

14. Sequence Diagram Tambah Relasi

Gambar 4. 43 Sequence Diagram Tambah Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


92

15. Sequence Diagram Edit Relasi

Gambar 4. 44 Sequence Diagram Edit Relasi

16. Sequence Diagram Hapus Relasi

Gambar 4. 45 Sequence Diagram Hapus Relasi


17. Sequence Diagram Cari Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


93

Gambar 4. 46 Sequence Diagram Cari Relasi

18. Sequence Diagram Ubah Password

Gambar 4. 47 Sequence Diagram Ubah Password

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


94

19. Sequence Diagram Konsultasi

Gambar 4. 48 Sequence Diagram Konsultasi

20. Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa

Gambar 4. 49 Sequence Diagram Cetak Hasil Diagnosa

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


95

21. Sequence Diagram Artikel

Gambar 4. 50 Sequence Diagram Artikel

22. Sequence Diagram Tambah Artikel

Gambar 4. 51 Sequence Diagram Tambah Artikel


23. Sequence Diagram Edit Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


96

Gambar 4. 52 Sequence Diagram Edit Artikel

24. Sequence Diagram Hapus Artikel

Gambar 4. 53 Sequence Diagram Hapus Artikel


25. Sequence Diagram Cari Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


97

Gambar 4. 54 Sequence Diagram Cari Artikel

26. Sequence Diagram Kontak Saran

Gambar 4. 55 Sequence Diagram Kontak Saran

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


98

27. Sequence Diagram Lihat Kontak Saran

Gambar 4. 56 Sequence Diagram Lihat Kontak Saran

28. Sequence Diagram Hapus Kontak Saran

Gambar 4. 57 Sequence Diagram Hapus Kontak Saran

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


99

29. Sequence Diagram Cari Kontak Saran

Gambar 4. 58 Sequence Diagram Cari Kontak Saran

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


100

4.2.4.3. Class Diagram


Class Diagram menggambarkan himpunan kelas, interface, kolaborasi dan
relasi pada aplikasi sistem pakar identifikasi kerusakan drone.

Gambar 4. 59 Class Diagram Aplikasi Identifikasi Kerusakan Drone

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


101

4.2.5 Desain Database


Pada tahap ini penulis merancang database yang berfungsi sebagai
media penyimpanan data, penulis menggunakan MySQL database,
strukturnya terdiri dari :
1. Tabel User
Tabel 4. 10 Tabel User
Kolom Tipe Ukuran Keterangan
User varchar 16 Primary Key
Pass varchar 16
Level varchar 16

2. Tabel Artikel
Tabel 4. 11 Tabel Artikel
Kolom Tipe Ukuran Keterangan
Id_Artikel int 11 Primary Key
Judul varchar 100
deskripsi text

3. Tabel Diagnosa Kerusakan


Tabel 4. 12 Tabel Diagnosa Kerusakan
Kolom Tipe Ukuran Keterangan
kode_Diagnosa varchar 16 Primary Key
Kerusakan
nama_Diagnosa varchar 255
Kerusakan
keterangan text

4. Tabel Gejala
Tabel 4. 13 Tabel Gejala
Kolom Tipe Ukuran Keterangan
kode_gejala varchar 8 Primary Key
nama_gejala varchar 255
keterangan varchar 255

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


102

5. Tabel Relasi
Tabel 4. 14 Tabel Relasi
Kolom Tipe Ukuran Keterangan
ID int 11 Primary Key
kode_diagnosa varchar 16 foreign key
kode_gejala varchar 16 foreign key
mb double
md double

4.2.6 Desain Interface


Berdasarkan pemaparan dari tahapan perencanaan aplikasi identifikasi
kerusakan drone, maka desain interface sistem terdiri atas 20 antarmuka, pada
antarmuka dan deskripsi singkat sistem akan dijelaskan pada gambar berikut:
1. Desain Halaman Home
Desain halaman home menggambarkan anatarmuka awal ketika
membuka website, terdapat beberapa menu untuk user di antaranya
Home, Diagnosa Kerusakan, Gejala, Relasi, Konsultasi, artikel, kontak
saran, password, login dan Logout.

Gambar 4. 60 Desain halaman home

2. Desain Halaman Login


Desain halaman login menggambarkan anatarmuka saat
ingin memasuki menu admin saat membuka website, akan muncul
tampilan untuk memasukkan username dan password.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


103

Gambar 4. 61 Desain halaman login

3. Desain Halaman Diagnosa Kerusakan


Desain halaman Diagnosa Kerusakan menggambarkan
anatarmuka saat ingin memasuki menu admin saat membuka
website. Admin yang telah terdaftar dan sudah mempunyai akun di
aplikasi sistem pakar ini berhak untuk menggunakan aplikasi dan
dapat melakukan pengelolaan data dalam web aplikasi, pada
tampilan di menu Diagnosa Kerusakan tersebut dapat terbuka
apabila admin berhasil login, terdapat beberapa fitur menambah
Diagnosa Kerusakan, mengubah Diagnosa Kerusakan, menghapus
Diagnosa Kerusakan, dan mencari berbagai Diagnosa Kerusakan.

Gambar 4. 62 Desain halaman diagnosa

4. Desain Halaman Tambah Diagnosa Kerusakan


Desain halaman tambah Diagnosa Kerusakan menggambarkan
anatarmuka saat menambah Diagnosa Kerusakan pada menu admin.
Admin dapat menambahkan data berbagai macam Diagnosa
Kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


104

tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi


kerusakan drone.

Gambar 4. 63 Desain halaman tambah diagnosa

5. Desain Halaman Edit Diagnosa kerusakan


Desain halaman edit Diagnosa Kerusakan menggambarkan
anatarmuka saat ingin menambah Diagnosa Kerusakan pada menu
admin. Admin dapat mengubah data berbagai macam Diagnosa
Kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat
tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi
kerusakan drone.
.

Gambar 4. 64 Desain halaman edit diagnosa

6. Desain Halaman Hapus Diagnosa Kerusakan


Desain halaman menghapus Diagnosa Kerusakan
menggambarkan anatarmuka saat ingin menghapus Diagnosa
Kerusakan pada menu admin. Admin dapat menghapus data
berbagai macam Diagnosa Kerusakan pada aplikasi sistem pakar,

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


105

nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem


pakar identifikasi kerusakan drone.

Gambar 4. 65 Desain halaman menghapus diagnosa


7. Desain Halaman Gejala
Desain halaman gejala menggambarkan anatarmuka saat ingin
memasuki menu admin saat membuka website. Admin yang telah
terdaftar dan sudah mempunyai akun di aplikasi sistem pakar ini berhak
untuk menggunakan aplikasi dan dapat melakukan pengelolaan data
dalam web aplikasi, pada tampilan di menu gejala tersebut dapat
terbuka apabila admin berhasil login, terdapat beberapa fitur menambah
gejala, mengubah gejala, menghapus gejala, dan mencari berbagai
gejala.

Gambar 4. 66 Desain halaman gejala

8. Desain Halaman Tambah Gejala


Desain halaman tambah gejala menggambarkan anatarmuka
saat ingin menambah Diagnosa Kerusakan pada menu admin.
Admin dapat menambahkan data berbagai macam Diagnosa

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


106

Kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat


tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi
kerusakan drone

Gambar 4. 67 Desain halaman tambah gejala

9. Desain Halaman Edit Gejala


Desain halaman edit gejala menggambarkan anatarmuka saat
ingin mengubah gejala pada menu admin. Admin dapat mengubah
data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar.

Gambar 4. 68 Desain halaman edit gejala

10. Desain Halaman Hapus Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


107

Desain halaman hapus gejala menggambarkan anatarmuka


saat ingin menghapus gejala pada menu admin. Admin dapat
menghapus data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi
sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam
aplikasi sistem pakar.

Gambar 4. 69 Desain halaman hapus gejala


11. Desain Halaman Relasi
Desain halaman relasi menggambarkan anatarmuka saat
ingin memasuki menu admin saat membuka website. Admin yang
telah terdaftar dan sudah mempunyai akun di aplikasi sistem pakar
ini berhak untuk menggunakan aplikasi dan dapat melakukan
pengelolaan data dalam web aplikasi, pada tampilan di menu relasi
tersebut dapat terbuka apabila admin berhasil login, terdapat
beberapa fitur menambah relasi, mengubah relasi, menghapus relasi,
dan mencari berbagai relsi.

Gambar 4. 70 Desain halaman relasi

12. Desain Halaman Tambah Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


108

Desain halaman tambah relasi menggambarkan anatarmuka saat


ingin menambah relasi pada menu admin. Admin dapat menambahkan
data berbagai macam relasi kerusakan pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem
pakar identifikasi kerusakan drone.

Gambar 4. 71 Desain halaman tambah relasi

13. Desain Halaman Edit Relasi


Desain halaman edit relasi menggambarkan anatarmuka saat
ingin mengubah relasi pada menu admin. Admin dapat mengubah
data berbagai macam relasi kerusakan pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar.

Gambar 4. 72 Desain halaman edit relasi

14. Desain Halaman Hapus Relasi


Desain halaman hapus relasi menggambarkan anatarmuka
saat ingin menghapus relasi pada menu admin. Admin dapat

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


109

menghapus data berbagai macam relasi kerusakan pada aplikasi


sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam
aplikasi sistem pakar.

Gambar 4. 73 Desain halaman hapus relasi

15. Desain Halaman Artikel


Desain halaman artikel menggambarkan anatarmuka saat
ingin memasuki menu admin saat membuka website. Admin yang
telah terdaftar dan sudah mempunyai akun di aplikasi sistem pakar
ini berhak untuk menggunakan aplikasi dan dapat melakukan
pengelolaan data dalam web aplikasi, pada tampilan di menu
diagnosa tersebut dapat terbuka apabila admin berhasil login,
terdapat beberapa fitur menambah artikel, mengubah artikel,
menghapus artikel, dan mencari berbagai artikel.

Gambar 4. 74 Desain halaman artikel

16. Desain Halaman Tambah Artikel


Desain halaman tambah artikel menggambarkan anatarmuka saat
ingin menambah artikel pada menu admin. Admin dapat menambahkan
data berbagai macam artikel pada aplikasi sistem pakar, nantinya data
dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


110

identifikasi kerusakan drone.

Gambar 4. 75 Desain halaman tambah artikel

17. Desain Halaman Edit Artikel


Desain halaman edit artikel menggambarkan anatarmuka
saat ingin mengubah artikel pada menu admin. Admin dapat
mengubah data berbagai macam artikel pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar.

Gambar 4. 76 Desain halaman edit artikel

18. Desain Halaman Hapus Artikel


Desain halaman hapus artikel menggambarkan anatarmuka
saat ingin menghapus artikel pada menu admin. Admin dapat
menghapus data berbagai macam artikel pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi kerusakan drone.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


111

Gambar 4. 77 Desain halaman hapus artikel

19. Desain Halaman Lihat Artikel


Desain halaman lihat artikel menggambarkan anatarmuka saat
ingin melihat halaman artikel pada menu user. User dapat melihat
berbagai artikel yang sudah di inputkan oleh admin di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi kerusakan drone.

Gambar 4. 78 Desain halaman lihat artikel

20. Desain Halaman Ubah Password


Desain halaman lihat kontak saran menggambarkan
anatarmuka saat ingin memasuki menu admin saat membuka
website. Pada tampilan password tersebut dapat di gunakan untuk
mengubah password baru.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


112

Gambar 4. 79 Desain halaman lihat kontak saran

21. Desain Halaman Konsultasi


Desain halaman konsultasi menggambarkan anatarmuka saat ingin
melakukan konsultasi jenis kerusakan, pengguna dapat mencentang
berbagai gejala yang di miliki oleh drone, data akan di olah oleh web
aplikasi dan akan menampilkan hasil Diagnosa Kerusakan.

Gambar 4. 80 Desain halaman konsultasi

22. Desain Halaman Hasil Diagnosa Kerusakan


Desain halaman hasil diagnosa konsultasi menggambarkan
anatarmuka untuk melihat halis dari konsultasi yang telah di
lakukan. Tedapat berbagai keterangan mulai dari gejala yang di
pilih, hasil analisa, dan keterangan untuk pencegahan dan solusi
pada aplikasi sistem pakar.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


113

Gambar 4. 81 Desain halaman hasil diagnosa

23. Desain Halaman Cetak


Desain halaman hasil Tedapat berbagai keterangan mulai
dari gejala yang di pilih, hasil analisa, dan keterangan untuk
pencegahan dan solusi pada aplikasi sistem pakar yang dapat di cetak
pada kertas.

Gambar 4. 82 Desain halaman hasil

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Fase Implementasi Hasil Uji Coba


Dalam fase implementasi hasil uji coba yang dilakukan, pengujian sistem
dengan menggunakan kotak hitam (blackbox testing). Pengujian aplikasi ini
dilakukan empat penguji yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis,
pengujian dengan pakar Drone Bintang Wahyu Satria untuk memastikan
kebenaran Diagnosa kerusakan, dan black box testing dilakukan oleh Bapak
Victor Amrizal, M.Kom, dan Ibu Siti Ummi Masruroh, M.Sc selaku dosen
pembimbing.
Cara pengujian blackbox testing dilakukan dengan menjalankan aplikasi
sistem pakar dan melakukan input data serta melihat input-nya apakah sesuai
dengan masalah serta kesimpulan yang diharapkan.
Hasil pengujian blackbox testing bisa dilihat pada di bawah ini :

1. Hasil Pengujian Blackbox Testing Halaman untuk User


Tabel 5. 1 Pengujian Blackbox Halaman untuk User
No Fungsi Hasil yang diharapkan Hasil
1. Tampilan User dapat mengakses halaman home tanpa ada OK
Halaman masalah dan semua tombol yang ada di halaman
Home home berfungsi dengan baik
2. Tampilan User dapat mengakses halaman konsultasi tanpa ada OK
Halaman masalah dan dapat melakukan konsultasi sesuai yang
Konsultasi di harapkan, tombol konsultasi berfungsi secara
baik.

116
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
117

3. Tampilan User dapat mengakses halaman hasil Diagnosa OK


Halaman kerusakan konsultasi tanpa ada masalah dan dapat
Hasil melihat hasil konsultasi sesuai yang di harapkan
Diagnosa tanpa ada kesalahan.
kerusakan
4. Tampilan User dapat mencetak hasil konsultasi dan OK
Halaman menampilkan halaman dengan baik.
Cek Hasil
Konsultasi
5. Tampilan User dapat membuka detail halaman artikel di menu OK
Halaman artikel dengan memilih salah satu artikel dan sistem
Artikel akan memunculkan detail artikel tersebut.
6. Tampilan User dapat membuka sistem dan menu login jika OK
Halaman memiliki hak akses, serta dapat masuk ke dalam
Login sistem admin dengan baik

2. Hasil Pengujian Blackbox Testing Halaman untuk Admin

Tabel 5. 2 Pengujian Blackbox Halaman untuk Admin


No Fungsi Hasil yang diharapkan Hasil
1. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengakses OK
Halaman halaman home tanpa ada masalah dan semua tombol
Home yang ada di halaman home berfungsi dengan baik
2. Tampilan Admin dapat membuka sistem dan menu login, serta OK
Halaman dapat masuk ke dalam sistem admin dengan baik
Login
3. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem OK
Halaman halaman Diagnosa kerusakan, serta dapat melihat
Diagnosa berbagai fitur untuk, menambah, mengubah,
kerusakan menghapus halaman Diagnosa kerusakan.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


116

4. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menambah data OK


Halaman Diagnosa kerusakan sesuai dengan keinginan admin
Tambah sendiri dan menekan tombol tambah yang tersedia
Diagnosa pada menu Diagnosa kerusakan.
kerusakan
5. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengubah data OK
Halaman Diagnosa kerusakan sesuai dengan keinginan admin
Edit sendiri dan menekan tombol edit yang tersedia pada
Diagnosa menu Diagnosa kerusakan.
kerusakan
6. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menghapus data OK
Halaman Diagnosa kerusakan sesuai dengan keinginan admin
Hapus sendiri dan menekan tombol hapus yang tersedia
Diagnosa pada menu Diagnosa kerusakan.
kerusakan
7. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mencari data OK
Halaman Diagnosa kerusakan sesuai dengan keinginan admin
Cari sendiri dan menekan tombol pencarian yang tersedia
Diagnosa pada menu Diagnosa kerusakan.
kerusakan
8. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem OK
Halaman halaman gejala, serta dapat melihat berbagai fitur
Gejala untuk, menambah, mengubah, menghapus halaman
gejala.
9. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menambah data OK
Halaman gejala sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Tambah menekan tombol tambah yang tersedia pada menu
Gejala gejala.
10. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengubah data OK
Halaman gejala sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Ubah Gejala menekan tombol edit yang tersedia pada menu
gejala.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


117

11. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menghapus data OK


Halaman gejala sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Hapus menekan tombol hapus yang tersedia pada menu
Gejala gejala.
12. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mencari data OK
Halaman gejala sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Cari Gejala menekan tombol pencarian yang tersedia pada menu
gejala.
13. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem OK
Halaman halaman relasi, serta dapat melihat berbagai fitur
Relasi untuk, menambah, mengubah, menghapus halaman
relasi.
14. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menambah data OK
Halaman relasi sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Tambah menekan tombol tambah yang tersedia pada menu
Relasi relasi.
15. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengubah data OK
Halaman relasi sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Edit Relasi menekan tombol edit yang tersedia pada menu relasi.
16. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menghapus data OK
Halaman relasi sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Hapus menekan tombol hapus yang tersedia pada menu
Relasi relasi.
17. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mencari data OK
Halaman relasi sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Cari Relasi menekan tombol pencarian yang tersedia pada menu
relasi.
18. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem OK
Halaman halaman artikel, serta dapat melihat berbagai fitur
Artikel untuk, menambah, mengubah, menghapus halaman
artikel.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


118

19. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menambah data OK


Halaman artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Tambah menekan tombol tambah yang tersedia pada menu
Artikel artikel.
20. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengubah data OK
Halaman artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Edit menekan tombol edit yang tersedia pada menu
Artikel artikel.
21. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat menghapus data OK
Halaman artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Hapus menekan tombol hapus yang tersedia pada menu
Artikel artikel.
22. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mencari data OK
Halaman artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Cari Artikel menekan tombol pencarian yang tersedia pada menu
artikel.
23. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat melihat data OK
Halaman artikel sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Lihat Data menekan tombol artikel yang tersedia pada menu.
Artikel
24. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengubah OK
Halaman password sesuai dengan keinginan admin sendiri dan
Edit menekan tombol password yang tersedia.
Password
25. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat membuka sistem OK
Halaman halaman konsultasi, serta dapat menggunakan fitur
Konsultasi konsultasi untuk mengetes web aplikasi.
26. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mengakses OK
Halaman halaman hasil Diagnosa kerusakan konsultasi tanpa
Hasil ada masalah dan dapat melihat hasil konsultasi
Diagnosa sesuai yang di harapkan tanpa ada kesalahan.
kerusakan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


119

27. Tampilan Setelah berhasil login admin dapat mencetak hasil OK


Halaman konsultasi dan menampilkan halaman dengan baik.
Cetak Hasil
Konsultasi

5.2. Skenario Base


Untuk menjalankan program sistem pakar ini di perlukan data-data
pengamatan langsung. Data-data di ambil melalui proses wawancara,
observasi, dan studi pustaka. Selama berlangsungnya indentifikasi
kerusakan drone sebagai berikut :

 Pengecekan kondisi drone


 Menanyakan berbagai macam gejala yang dialami sebuah drone
secara detail.
 Menentukan kerusakan pada sebuah drone melalui gejala yang
timbul pada drone tersebut.

A. Skenario 1
Pada Skenario 1 dilakukan percobaan memilih empat gejala yang
ada dengan kriteria sebagai berikut:

1. Posisi ketinggian drone tidak terukur


2. Posisi kejauhan drone tidak terukur
3. Tidak dapat menstabilkan posisi kamera
4. Maps pada preview monitor tidak terarah

Pada empat gejala di atas, didapatkan hasil analisa kerusakan pada


kompas error dengan kepercayaan 72 % dan kerusakan pada gimbal error
sebesar 25%

B. Skenario 2

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


120

Pada Skenario 2 dilakukan percobaan memilih empat gejala yang


ada dengan kriteria sebagai berikut:
1. Tidak dapat menstabilkan posisi kamera
2. Gerakan gimbal tidak terarah
3. Kamera tidak dapat digunakan untuk merekam gambar secara stabil
4. Tidak dapat mengkalibrasi gimbal kamera

Pada empat gejala di atas, didapatkan hasil analisa kerusakan gimbal


motor error dengan kepercayaan 0.99886 atau 99%

C. Skenario 3
Pada Skenario 3 dilakukan percobaan memilih tiga gejala yang ada
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kamera tidak dapat digunakan untuk merekam sama sekali
2. Tidak ada gambar pada monitor preview
3. terdapat pesan error pada saat ingin kalibrasi kamera

Pada tiga gejala di atas, didapatkan hasil analisa kerusakan pada


kabel fleksibel dengan kepercayaan 0.9972 atau 98.7%

D. Skenario 4
Pada Skenario 4 dilakukan percobaan memilih dua gejala yang ada
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Drone tidak dapat terbang sampai ketinggian maksimal
2. Putaran Propeller tidak sesuai dengan perintah dari remote

Pada dua gejala di atas, didapatkan hasil analisa kerusakan motor


rusak dengan kepercayaan 0.995 atau 99.5%.

Berdasarkan empat skenario di atas, terdapat berbagai nilai


kepercayaan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat kepercayaan yang lebih

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


121

besar sampai dengan nilai yang lebih kecil, namun pada penerapannya tak
menutup kemungkinan bahwa hasil kerusakan yang nilainya lebih rendah
menjadi diagnosa yang benar

Pada pemberian nilai MB (nilai kepercayaan) dan MD (nilai ketidakpercayaan)


untuk memdapatkan nilai CF (Faktor Kepastian) bersifat subjektif berdasarkan
sudut pandang dan penilaian seorang pakar dapat berbeda-beda tergantung dari
tingkat keilmuan.

5.3. Pembahasan Hasil Tampilan Antarmka


Pembahasan ini akan dijelaskan bagaimana cara kerja aplikasi sistem pakar
identifikasi kerusakan drone diaplikasikan, maka hasil tampilan aplikasi akan
dijelaskan pada gambar di bawah ini.
1. Tampilan Halaman Home
Berikut merupakan tampilan halaman home aplikasi sistem pakar
identifikasi Kerusakan Drone, Admin dan pengguna dapat
menggunakan aplikasi ini dengan berbagai fitur sesuai dengan hak akses
masing-masing pengguna.

Gambar 5. 1 Tampilan Halaman Home

2. Tampilan Halaman Login

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


122

Berikut merupakan tampilan untuk menu login sistem pakar


identifikasi Kerusakan Drone. Admin dan Pakar yang telah terdaftar dan
sudah mempunyai akun berhak untuk menggunakan aplikasi dan dapat
melakukan pengelolaan data dalam aplikasi desktop tersebut.

Gambar 5. 2 Tampilan Halaman Login

3. Tampilan Halaman Diagnosa Kerusakan


Berikut merupakan tampilan halaman Diagnosa kerusakan. Admin
yang telah terdaftar dan sudah mempunyai akun di aplikasi sistem pakar
ini berhak untuk menggunakan aplikasi dan dapat melakukan
pengelolaan data yang dalam web aplikasi, pada tampilan di menu
Diagnosa kerusakan tersebut dapat terbuka apabila admin berhasil login,
terdapat beberapa fitur menambah Diagnosa kerusakan, mengubah
Diagnosa kerusakan, menghapus Diagnosa kerusakan, dan mencari
berbagai Diagnosa kerusakan.
.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


123

Gambar 5. 3 Tampilan Halaman Diagnosa kerusakan

4. Tampilan Halaman Tambah Diagnosa Kerusakan


Berikut merupakan tampilan halaman tambah data Diagnosa
kerusakan. Admin dapat menambahkan data berbagai macam Diagnosa
kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat
tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi
Kerusakan Drone.

Gambar 5. 4 Tampilan Halaman Tambah Diagnosa Kerusakan

5. Tampilan Halaman Edit Diagnosa Kerusakan


Berikut merupakan tampilan halaman ubah data Diagnosa
kerusakan. Admin dapat mengubah data berbagai macam Diagnosa
kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat
tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi
Kerusakan Drone.

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


124

Gambar 5. 5 Tampilan Halaman Edit Diagnosa

6. Tampilan Halaman Hapus Diagnosa Kerusakan


Berikut merupakan tampilan halaman hapus data Diagnosa
kerusakan. Admin dapat menghapus data berbagai macam Diagnosa
kerusakan kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat
tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi
Kerusakan Drone.

Gambar 5. 6 Tampilan Halaman Hapus Diagnosa

7. Tampilan Halaman Cari Diagnosa Kerusakan


Berikut merupakan tampilan halaman cari data Diagnosa kerusakan.
Admin dapat mencari data berbagai macam Diagnosa kerusakan
kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


125

pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan


Drone.

Gambar 5. 7 Tampilan Halaman Cari Diagnosa Kerusakan

8. Tampilan Halaman Gejala


Berikut merupakan tampilan halaman gejala. Admin yang telah
terdaftar dan sudah mempunyai akun di aplikasi sistem pakar ini berhak
untuk menggunakan aplikasi dan dapat melakukan pengelolaan data
yang dalam web aplikasi, pada tampilan di menu gejala tersebut dapat
terbuka apabila admin berhasil login, terdapat beberapa fitur menambah
gejala, mengubah gejala, menghapus gejala, dan mencari berbagai
gejala.

Gambar 5. 8 Tampilan Halaman Gejala

9. Tampilan Halaman Tambah Gejala

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


126

Berikut merupakan tampilan halaman tambah data gejala. Admin


dapat menambahkan data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi
sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 9 Tampilan Halaman Tambah Gejala


10. Tampilan Halaman Edit Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman ubah data gejala. Admin dapat
mengubah data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi sistem
pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 10 Tampilan Halaman Edit Gejala

11. Tampilan Halaman Hapus Gejala


Berikut merupakan tampilan halaman hapus data gejala. Admin
dapat menghapus data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


127

sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam


aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 11 Tampilan Halaman Hapus Gejala


12. Tampilan Halaman Cari Data Gejala
Berikut merupakan tampilan halaman cari data gejala. Admin dapat
mencari data berbagai macam gejala kerusakan pada aplikasi sistem
pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 12 Tampilan Halaman Cari Data Gejala

13. Tampilan Halaman Relasi


Berikut merupakan tampilan halaman relasi Diagnosa kerusakan dan
gejala. Admin yang telah terdaftar dan sudah mempunyai akun di
aplikasi sistem pakar ini berhak untuk menggunakan aplikasi dan dapat
melakukan pengelolaan data yang dalam web aplikasi, pada tampilan di
menu relasi Diagnosa kerusakan dan gejala tersebut dapat terbuka

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


128

apabila admin berhasil login, terdapat beberapa fitur menambah relasi,


mengubah relasi, menghapus relasi, dan mencari berbagai relasi.

Gambar 5. 13 Tampilan Halaman Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


129

14. Tampilan Halaman Tambah Relasi


Berikut merupakan tampilan halaman tambah data relasi Diagnosa
kerusakan dan gejala. Admin dapat menambahkan data berbagai macam
relasi kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan
pada database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 14 Tampilan Halaman Tambah Relasi

15. Tampilan Halaman Edit Relasi


Berikut merupakan tampilan halaman ubah data relasi Diagnosa
kerusakan dam gejala. Admin dapat mengubah data berbagai macam relasi
kerusakan pada aplikasi sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada
database di dalam aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 15 Tampilan Halaman Edit Relasi


16. Tampilan Halaman Hapus Relasi

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


130

Berikut merupakan tampilan halaman hapus data relasi. Admin


dapat menghapus data berbagai macam relasi kerusakan pada aplikasi
sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 16 Tampilan Halaman Hapus Relasi

17. Tampilan Halaman Cari Relasi


Berikut merupakan tampilan halaman cari data relasi. Admin dapat
mencari data berbagai macam relasi kerusakan pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar
identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 17 Tampilan Halaman Cari Relasi


18. Tampilan Halaman Halaman Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


131

Berikut merupakan tampilan halaman artikel. Pengguna dapat


mengakses sistem web aplikasi pakar ini tanpa harus melakukan login, pada
tampilan di menu artikel tersebut terdapat menampilkan berbagai artikel.

Gambar 5. 18 Tampilan Halaman Halaman Artikel

19. Tampilan Halaman Tambah Artikel


Berikut merupakan tampilan halaman tambah artikel. Admin dapat
menambahkan data berbagai macam artikel pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat ditampilkan dan tersimpan pada database di dalam
aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 19 Tampilan Halaman Tambah Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


132

20. Tampilan Halaman UbahArtikel


Berikut merupakan tampilan halaman ubah data artikel. Admin
dapat mengubah data berbagai macam artikel pada aplikasi sistem pakar,
nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi sistem pakar
identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 20 Tampilan Halaman UbahArtikel

21. Tampilan Halaman Hapus Artikel


Berikut merupakan tampilan halaman hapus data artikel. Admin
dapat menghapus data berbagai macam artikel kerusakan pada aplikasi
sistem pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam
aplikasi sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 21 Tampilan Halaman Hapus Artikel


22. Tampilan Halaman Cari Data Artikel

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


133

Berikut merupakan tampilan halaman cari data artikel. Admin dapat


mencari data berbagai macam artikel kerusakan pada aplikasi sistem
pakar, nantinya data dapat tersimpan pada database di dalam aplikasi
sistem pakar identifikasi Kerusakan Drone.

Gambar 5. 22 Tampilan Halaman Cari Data Artikel

23. Tampilan Halaman Ubah Password


Berikut merupakan tampilan data ubah user. Admin atau pakar yang
memiliki hak akses aplikasi sistem pakar ini dapat mengubah user sesuai
kehendak namun hanya programmer yang dapat mengubah password

Gambar 5. 23 Tampilan Halaman Ubah Password

24. Tampilan Halaman Konsultasi


Berikut merupakan tampilan halaman konsultasi. pengguna dapat
melakukan konsultasi pada aplikasi sistem pakar, pengguna dapat
mencentang berbagai gejala yang di alami drone, percobaan gejala yang di

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


134

pilih posisi ketinggian tidak terukur, posisi.kejauhan tidak terukur,tidak


dapat menstabilkan posisis kamera.

Gambar 5. 24 Tampilan Halaman Konsultasi

25. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa


Berikut merupakan tampilan halaman hasil diagnosa konsultasi.
Tedapat berbagai keterangan mulai dari gejala yang di pilih, hasil analisa,
dan keterangan untuk pencegahan dan solusi.

Gambar 5. 25 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Aplication Development,
perancangan sistem dimulai dengan wawancara, observasi, studi pustaka.
Selanjutnya fase perencanaan, fase proses desain dan fase implementasi. Pada
hasil akhir dilakukan pengujian dengan menggunakan blackbox testing. Sistem
ini di bangun berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan
menggunakan Framework Codeigniter, CSS, dan JavaScript, pengembangan
website dibuat mobile friendly karena lebih ringkas, artinya tidak perlu
memiliki dua versi website (desktop dan mobile) agar bisa diakses dengan baik
oleh kedua jenis perangkat desktop dan smartphone.
2. Sistem pakar identifikasi kerusakan drone dengan metode Certainty Factor
dibuat agar masyarakat pemilik drone yang awam akan kerusakan yang dialami
oleh drone mereka mudah dalam mengidentifikasi gejala, mencegah terjadinya
kerusakan, dan mampu menangani kerusakan dronenya sendiri, sehingga dapat
menghemat biaya tanpa pergi ke spesialis drone atau tempat service drone
untuk jenis kerusakan drone yang memiliki taraf kesulitan yang rendah. Pada
hasil aplikasi terdapat 11 jenis kerusakan drone, 35 gejala dan solusi
penanganannya data tersebut di dapat melalui wawancara dengan Bapak
Bintang Wahyu Satria selaku spesialis drone di perusahaan yang khusus
menangani kerusakan drone bernama Hallo Robotics.
6.2. Saran
Sistem pakar yang di buat masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,
penulis berharap agar aplikasi ini dapat di kembangkan lebih lanjut sehingga lebih
sempurna lagi. penulis memberikan saran yang perlu dipertimbangkan agar aplikasi
dapat menjadi lebih baik, yakni sebagai berikut:

1. Diagnosa dan gejala kerusakan agar ditambah agar tidak hanya 11 jenis
kerusakan dan 33 gejala yang terdapat pada web aplikasi.

135
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
139

2. Untuk pengembangan selanjutnya di tambahkan berbagai fitur yang lebih


menarik seperti pada saat mencetak hasil konsultasi kerusakan agar terlihat
baik.

3. Aplikasi dapat dikembangkan menjadi PHP framework agar dalam


pengembangannya lebih mudah serta dalam hal implementasi dan
menyediakan testing yang lebih cepat dan terstruktur.

4. Aplikasi dapat dikembangkan berbasi Android Application agar semua pelilik


Android Mobile bisa menginstall dan menggunakan aplikasi ini tanpa harus
membuka web browser terlebih dahulu

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


DAFTAR PUSTAKA

B. Herawan Hayadi, M.Kom., Prof. Dr. Kasaman Rukun, 2016. What Is Expert
System. Yogyakarta.
Bunafit Nugroho, 2014. Pemrograman Web Membuat Sistem Informasi Akademik
Sekolah dengan PHP-MySQL & Dreamweaver, Yogyakarta.
Emirul Bahar, 2016. [Ebook] Pengertian Dan Jenis-jenis Drone beserta sejarah
perkembangannya.

Feby Trianisa, Ade Supriatna. Sistem Pakar Mendeteksi Kerusakan Pada iPhone
Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor.
https://m.kaskus.co.id/thread/556523851cbfaa362a8b456a/indonesia-multicopter-
pilot--forum-pilot-r-c-drone-multicopter/51
Juewanto, Muhammad Sholeh, Erfanti Fatkhiyah. Sistem Pakar Pendeteksi
Keruskan Kamera DSLR Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)
Kendall, J.E. & Kendall, K.E. 2012. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta.
Kiswanto, 2011. Observasi (Pengamatan Langsung di Lapangan).
[Online] Tersedia : http://klikbelajar.com/umum/observasi-pengamatan-
langsung-di-lapangan/ [04 September 2017]
Kusrini, 2017. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Ketidakpastian
Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta.
Marimin, 2017. Sistem pendukung pengambilan keputusan dan sistem pakar.
Bogor.
Musawarman, 2012. Rapid Application Development with Sharia Compliance.
Depok.
Raco, J. R. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Raharjo, Budi, Imam Heryanto, Enjang Rk. 2012. Modul Pemrograman Web
HTML, PHP & MYSQL. Bandung: Modula
Rosa A. S dan M. Shalahuddin. 2014. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung.
Toto Haryanto, 2011. metode Certainty Factor (CF).

137
UIN Syarif hidayatullah Jakarta
138

[Online] Tersedia : http://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/certainty-


factor-cf/ [28 Agustus 2017]
Suryo Atmojo, Ruli Utami. Web Sistem Pakar Pendiagnosa Kerusakan Anak
Umum dan HMFD Menggunakan Certainty Factor

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


139

LAMPIRAN

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


140

UIN Syarif hidayatullah Jakarta


141

UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai