FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2023 Artikel: SPK Penentuan Lokasi ATM Menggunakan Metode AHP dan SAW (https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/801/183) Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) dan SAW (Simple Additive Weighting) adalah dua teknik yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan multi-kriteria, termasuk dalam penentuan lokasi ATM. Berikut adalah cara kerja kedua metode ini: 1. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process): Metode AHP digunakan untuk mengelompokkan dan membandingkan kriteria penentuan lokasi ATM serta bobot relatif dari setiap kriteria. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Kriteria: Identifikasi semua kriteria yang relevan untuk penentuan lokasi ATM, seperti populasi, jarak dari pusat kota, aksesibilitas, tingkat keamanan, dan lainnya. b. Pembobotan Kriteria: Beri bobot relatif pada setiap kriteria dengan membandingkan kriteria satu sama lain. Ini dilakukan dengan matriks perbandingan berpasangan, di mana pengambil keputusan memberikan skor relatif antara kriteria-kriteria tersebut. c. Perhitungan Bobot Akhir: AHP akan menghitung bobot akhir untuk setiap kriteria berdasarkan perbandingan berpasangan. Hasilnya adalah vektor bobot yang akan digunakan untuk menghitung nilai total setiap alternatif. d. Evaluasi Alternatif: Setelah mendapatkan bobot kriteria, setiap alternatif lokasi ATM dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Ini dilakukan dengan mengalikan bobot kriteria dengan nilai setiap alternatif pada kriteria tersebut dan menjumlahkan hasilnya. e. Pemilihan Lokasi Terbaik: Lokasi ATM dengan nilai total tertinggi setelah proses evaluasi akan dianggap sebagai lokasi terbaik berdasarkan metode AHP. 2. Metode SAW (Simple Additive Weighting): Metode SAW adalah metode yang lebih sederhana dan langsung dalam pengambilan keputusan multi-kriteria. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Kriteria: Seperti dalam metode AHP, identifikasi semua kriteria yang relevan untuk penentuan lokasi ATM. b. Pembobotan Kriteria: Beri bobot relatif pada setiap kriteria. Bobot ini bisa diberikan berdasarkan penilaian subjektif atau berdasarkan analisis yang lebih objektif, tergantung pada preferensi pengambil keputusan. c. Normalisasi Data: Normalisasi data dilakukan untuk menghindari ketidakseimbangan skala antar kriteria. Ini dilakukan dengan mengubah data pada setiap kriteria ke dalam skala 0 hingga 1, di mana 1 mewakili nilai terbaik dan 0 mewakili nilai terburuk. d. Evaluasi Alternatif: Setiap alternatif lokasi ATM dievaluasi dengan mengalikan bobot kriteria dengan nilai setiap alternatif pada kriteria tersebut dan menjumlahkan hasilnya. e. Pemilihan Lokasi Terbaik: Lokasi ATM dengan nilai total tertinggi setelah proses evaluasi akan dianggap sebagai lokasi terbaik berdasarkan metode SAW. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. AHP lebih kompleks dan memerlukan perbandingan berpasangan yang cermat, sementara SAW lebih sederhana tetapi dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan tergantung pada pembobotan kriteria yang tepat. Pengambil keputusan perlu mempertimbangkan konteks dan kebutuhan spesifik mereka dalam memilih metode yang sesuai untuk penentuan lokasi ATM.