Anda di halaman 1dari 11

Instrumen Kuliah Kerja Lapangan - 1

Checklist Survey - Aspek Geomorfologi Pesisir

Hari, Tanggal

Titik & Lokasi

Koordinat

Bentuklahan

Nama Kelompok

No Komponen Objek Identifikasi

1 Morfologi

Bentuk ● Lurus ● Teluk ● Tak teratur


Pantai ● Lengkung ● Cliff

Lereng ● 0-2% ● 8-14% ● 26-55%


Pantai ● 3-7% ● 14-25% ● 56-150%
● >140%

Bentuk ● Rata ● Cembung ● Tak teratur


Morfologi Lereng ● Cekung ● Berteras
Pantai
Topografi ● Datar ● Bergelomba ● Berbukit
Pantai ● Berombak ng ● Bergunung
● Miring

Relief Pantai ● 0-4 m ● 26-50 m ● >75 m


● 5-15 m ● 52-75 m

Lebar Gisik ● <5 m ● 25-50 m ● >100 m


● 5-25 m ● 50-100 m

Kemiringan ● 0-2% ● 8- 14% ● 26-55%


● 3-7% ● 14-25% ● 56-140%
● >140%
Morfologi Topografi ● Datar ● Bergelomba ● Berbukit
Medan ● Berombak ng ● Bergunung
● Miring

Batuan Beku ● Abu Vulkanik ● Tuff ● Lava


● Pumice ● Basa/mafic ● Bom/Lapili
● ……….. ● ……….. ● ………..

Sedimen ● Batu Lempung ● Batu Pasir ● Konglomerat


Padu ● Breksi ● Batu ● ………..
● ……….. Gamping
Materi ● ………..
Penyusun
Sedimen tak ● Aluvial ● Kolovium ● Fluviatil
Padu ● Pasir Aeolis ● Pasir Marin ● ………
● …… ● ……

Batuan ● Kuarsit ● Gneiss ● Slate


Metamorf ● Schist ● Marmer ● ……
● ….. ● …..

Jenis ● Pelapukan ● Abrasi ● Gerakan Massa


Proses ● Erosi ● Sedimentasi

Proses ● Mekanik :.......................................................................


Proses Pelapukan ● Khemis :.......................................................................
Geomorfologi ● Biologi :.......................................................................

Tingkat
Pelapukan ● Ringan ● Menengah ● Lanjut

2 Inventarisasi Sumber Daya Alam Wilayah Pesisir

Proses Jenis Erosi ● Percik (Splash) ● Alur (riil) ● Jurang


Erosional ● Lembar ● Lembah (ravine)
(Sheet) (gully)
Tingkat ● Ringan ● Berat
Erosi ● Sedang ● Sangat Berat

Daerah ● <100 m ● 200-500 m ● >2000 m


Tererosi ● 100-200 m ● 500-2000 m

Perubahan ● Ringan ● Berat ● Luar biasa


Garis Pantai ● Sedang ● Sangat berat berat

Gerusan kaki ● Tidak bahaya ● Agak bahaya ● Bahaya


bangunan ● Kurang bahaya ● Bahaya lingkungan
bangunan

Proses abrasi Daerah ● <100 m ● 200-500 m ● > 2000 m


terabrasi ● 100-200 m ● 500-2000 m

Perubahan ● Ringan ● Berat ● Luar biasa


Garis Pantai ● Sedang ● Sangat berat berat

Gerusan kaki ● Tidak bahaya ● Agak bahaya ● Bahaya


bangunan ● Kurang bahaya ● Bahaya lingkungan
bangunan

Proses Lamanya ● 0-1 bulan ● 2-3 bulan ● > 6 bulan


Sedimentasi muara ● 1-2 bulan ● 3-6 bulan
tertutup

Luas ● >90 % ● 50-70 % ● <30 %


permukaan ● 70-90 % ● 30-50%
muara
terbuka

Daerah ● < 1 km ● 2-3 km ● > 5 km


tertutup ● 1-2 km ● 3-5 km
Sedimen

Proses Tipe gerakan ● Rayapan (soil ● Nendatan ● Longsor lahan


Gerakan massa creep) ● Amblesan (Lanslide)
Massa ● Aliran lumpur (subsidence) ● Runtuhan (rock
(mud flow) fall

Luas daerah ● > 90 % ● 30-50 % ● 70-90 %


bahaya ● < 30 % ● 50-70 %

Genesis ● Aliran sungai-laut ● Tektonik (Structural)


Pantai (fluvio marine) ● Aktivitas gunungapi (volcanic)
● Aktivitas laut (marine) ● Pelarutan (solusional/karst)
● Aktivitas angin (aeolian) ● Aktivitas organism (organic)
● Penelanjangan (denudasional)
● Klasifikasi genetik pesisir
Komponen Objek Identifikasi

Aspek Oseanografi

Arah Angin ● N ● W ● S
● SE ● NE ● NW

Kenampakan ● Muka laut seperti cermin


Laut ● Terjadi gelembur tak merata dan tanpa buih
● Riak gelombang merata, puncak gelombang
mengkilat, tanpa buih, tidak pecah
● Riak gelombang besar, puncak gelombang mulai
pecah, gelombang putih lebih banyak
● Gelombang kecil memanjang, punggung gelombang
Karakteristik melebar,gelombang putih lebih banyak
Kelautan ● Mulai terbentuk gelombang besar
● Mulai terbentuk gelombang besar
● Laut mulai meinggi, gelombang besar, laut memutih
karena buih, terjadi percikan gelombang
● Gelombang besar meninggi, puncaknya memanjang
berbuih, garis-garis gelombang nyata
● Gelombang menjadi tinggi dan panjang, banyak buih
percik, pandangan terganggu

● 0,0 - 0,2 (Tenang) ● 7,7 – 10,7 (Agak kuat)


● 0,2 - 1,2 (Sepoi-sepoi) ● 10,38 – 13,8 (Kuat)
● 1,3 - 3,3 (Sangat Lemah) ● 13,9-17,1 (Kencang)
● 3,4 - 5,4 (Lemah) ● 17,2- 20,7 (Sangat kencang)
Kecepatan Angin ● 5,5 - 7,6 (Sedang) ● >20,7 (Badai)
(m/dt)

● <0,1 m ● 2,1 – 3,5 m


● 0,1 – 1,2 m ● 3,6 – 5,0 m
● 0,3 – 0,5 m ● 5,1-7,5 m
Tinggi gelombang ● 0,6- 1,0 m ● 7,6 – 9,5 m
(m) ● 1,1 – 1,5 m ● >9,5 m
● 1,6 - 2,0 m

● 0,0 – 0,2 detik ● 7,8 – 11,1 detik


● 0,2 - 0,4 detik ● 11,1 – 14,5 detik
Periode ● 0,4 – 2,8 detik ● 14,5 - 17,5 detik
Gelombang ● 2,8 – 5,0 detik ● 17,5 –21,7 detik
● 5,0 – 7,8 detik ● >21,7 detik

Arus susur pantai ● N ● S


● SE ● NW
● W ● E
● NE ● SW

Arus Pantai Kecepatan (m/dt) ● 0,0-0,2 ● 8,0-11,1


● 0,3-1,5 ● 11,2-14,5
● 1,6-3,3 ● 14,6-17,5
● 3,4-5,4 ● 17,6-21,7
● 5,5-7,9 ● >21,7

● Pasang surut harian tunggal


● Pasang surut harian ganda
Pasang surut Tipe pasang surut ● Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
● Pasang surut campuran condong harian ganda

● Surging ● Pluging
Tipe empasan ● Collapsing ● Spiling

● Ilustrasi Tipe hempasan

Tipologi Pesisir dalam Wilayah kepesisiran

Pembicaraan mengenai wilayah kepesisiran, tidak akan terlepas dari klasifikasi bentuk
pesisir (coast) sebagai bagian wilayah kepesisiran secara genesis, seperti yang diilustrasikan oleh
Shepard dalam King (1972) pada gambar 3.1. Menurut Shepard, pesisir dikelompokan menjadi 2
kategori, yaitu pesisir primer (primary coast) dan pesisir sekunder (secondary coast). Morfologi
pada pesisir primer lebih dikontrol oleh proses-proses terestrial, seperti: erosi, deposisi, volkanik,
dan diastropisme, dari pada aktivitas organisme maupun proses marine, sedangkan pesisir
sekunder merupakan pesisir yang terutama dibentuk akibat aktivitas organisme seperti
pembentuk terumbu, dan akibat proses marine atau aktivitas gelombang.

Pesisir primer dapat dikelompokan lagi ke dalam 4 tipe pesisir, yaitu pesisir akibat erosi
lahan (land erosion coast), pesisir akibat deposisional sub-aerial (sub-aerial deposition coast),
pesisir akibat proses vulkanik (volkanik coast), dan pesisir akibat proses struktural (structurally
shaped coast).

1. Land erosion coast merupakan bentuk lahan pesisir yang berkembang di bawah pengaruh
erosi lahan – lahan bawah di daratan yang diikuti oleh proses inundasi oleh laut. Termasuk
dalam kategori ini adalah lembah-lembah sungai (river valleys), pesisir erosi glasial
(drowned glacial erosion coast), dan pesisir pada topografi karst.

2. Sub-aerial deposition coast adalah pesisir yang terbentuk akibat akumulasi secara
langsung bahan-bahan sedimen sungai, glasial, angin atau akibat longsor lahan ke arah laut.
Termasuk dalam kategori ini adalah proses pembentukan delta dan rataan pasang surut.

3. Volcanic coast merupakan pesisir yang terbentuk sebagai akibat proses vulkanik di tengah
laut. Termasuk dalam kategori ini adalah pesisir aliran lava (lava flow coast), tephra coast
yang tersusun oleh material hancuran vulkan seperti: abu vulkan, cinders, blok lava, dan
pesisir akibat letusan vulkan (volcanic collapse coasts atau explosion coast), seperti kaldera.

4. Structurally shaped coast adalah pesisir yang terbentuk akibat proses patahan, pelipatan,
atau intrusi batuan sedimen, seperti: kubah garam atau kubah lumpur laut dangkal (salt
domes atau mud lumps).

Pesisir sekunder dikelompokan kedalam 3 tipe pesisir, yaitu pesisir akibat erosi gelombang
(wave erosion coasts), pesisir akibat pengendapan marine (marine deposition coasts), dan pesisir
akibat organisme (coast built by organism).

1. Wave erosion coast merupakan pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas
gelombang, yang mungkin berpola lurus atau tidak teratur, tergantung pada komposisi
maupun struktur dari batuan penyusun, seperti pada proses erosi atau abrasi gelombang pada
tebing pantai.

2. Marine deposition coast adalah pesisir yang dibentuk oleh deposisi material sedimen
marine. Termasuk dalam kategori ini adalah pesisir berpenghalang (barrier coasts), seperti:
barrier beaches, barrier island, barrier spits and bays, cuspate forelands, beach plains, seperti
coastal sand plains tanpa lagoon dan rataan lumpur (mud flats) atau rawa garaman (salt
marshes).

3. Coast built by organism merupakan pesisir dengan garis pesisir yang terbentuk akibat
aktivitas hewan atau tumbuhan, termasuk terumbu karang yang dibentuk oleh alga dan oister,
atau tumbuh-tumbuhan seperti mangrove atau rumput-rumput rawa (marsh grasses). Pesisir
tipe ini umumnya dijumpai pada daerah-daerah tropis.

Ditinjau berdasar material penyusun, wilayah kepesisiran barat dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe, antara lain:

1. Wilayah kepesisiran berlumpur, merupakan wilayah kepesisiran dengan pantai


didominasi oleh material lumpur

2. Wilayah kepesisiran berpasir, merupakan wilayah kepesisiran dengan material penyusun


pantainya didominasi oleh pasir

3. Wilayah kepesisiran berbatu, merupakan wilayah kepesisiran dengan pantai yang


didominasi oleh material batuan.

Ditinjau berdasarkan sudut lereng pantai yang terbentuk, wilayah kepesisiran dapat dibedakan
menjadi:

1. Wilayah kepesisiran landai, yaitu wilayah kepesisiran dengan lereng pantai <20%

2. Wilayah kepesisiran curam, yaitu wilayah kepesisiran dengan lereng pantai >20%

SKETSA IDENTIFIKASI BENTANGLAHAN


CATATAN

Anda mungkin juga menyukai