Anda di halaman 1dari 6

ChemPro Journal Vol. 1 No. 2 (2020) hal.

20-25
www.chempro.upnjatim.ac.id
Journal of Chemical and e-ISSN 2720-880X
Process Engineering

Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu


Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

Mierna Tri Andini*), Darwati, Retno Dewati

Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jalan Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya 60294 Indonesia
*)
Corresponding author :mierna.andini48@gmail.com

Received 25 Februari 2020; Accepted 20 April 2020; Available online 31 Juli 2020

Abstrak

Abu janjang kelapa sawit mengandung banyak unsur kalium sehingga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pada penelitian ini dilakukan pembentukan
kalium sulfat (K2SO4) dengan mereaksikan kalium oksida (K 2O) yang terdapat pada ekstrak abu janjang
kelapa sawit dan asam sulfat (H2SO4). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu
dan waktu terhadap kecepatan pembentukan kalium sulfat serta untuk menentukan orde reaksi dan
konstanta kecepatan reaksi pembentukan kalium sulfat. Prosedur penelitian dimulai dengan mengekstrak
abu janjang kelapa sawit dengan perbandingan abu 100gr/liter aquadest. Ekstrak abu kemudian
direaksikan dengan asam sulfat (H 2SO4), selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,5N. Variabel yang
digunakan adalah waktu reaksi (40, 50, 60, 70, 80 menit) dan temperatur reaksi (50, 60, 70, 80, 90ºC).
Hasil penelitian diperoleh kondisi terbaik dalam pembuatan kalium sulfat mengikuti reaksi orde II dan
konversi (XA) 93,01%, pada tempetratur reaksi 90ºC dan waktu 80 menit. Harga konstanta laju reaksi (k)
yang diperoleh sebesar k = 1,5 x 10 -9 e-5480/T

Kata kunci: ekstrak abu janjang kelapa sawit; kalium oksida; kalium sulfat; konstanta reaksi; pupuk
kalium

Abstract

The ash of oil palm stem rich of kalium content, so it can be used to improve the growth and
productivity of plants. This reasearch work on the formation of potassium sulfate (K 2SO4) by reacting
potassium oxide (K2O) from the extract of ash of oil palm stem and sulfuric acid (H 2SO4). The purpose of
this research are to reveal the effect of reaction temperature and time on the rate of potassium sulfate
formation and to determine its reaction order and reaction rate constants. Firstly extracted the oil palm
ashes using aquadest with ratio 100gr/liter aquadest. Secondly, reacted the ash extract with sulfuric acid
(H2SO4) with time variables 40, 50, 60, 70, 80 minuts and temperature (50, 60, 70, 80, 90 ºC). Then titrated
the product with 0,5N NaOH. The best results obtained in the manufacture of potassium sulfate following
the second order reaction resulted in a conversion (X A) of 93.01% at a temperature of 90ºC and a time of
80minutes with a constant rate of reaction (k) of k = 1,5 x 10 -9 e-5480/T

Key words: reaction constant; oil palm ash extract; potassium fertilizer; potassium oxide; potassium
sulfate;

PENDAHULUAN meningkatkan produksi komoditi pertanian,


sehingga pupuk menjadi kebutuhan pokok
Pupuk adalah salah satu faktor produksi bagi petani dalam menjalankan usaha
yang memegang peranan penting dalam taninya. Seringkali petani mengalami
20
Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

kesulitan modal untuk penyediaan sarana mengatasinya, abu janjang ini telah
produksi ini akibat harga pupuk mahal dan dianjurkan digunakan sebagai pupuk. Abu
terkadang sering terjadi kelangkaan pupuk. janjang kelapa sawit merupakan alternatif
Kondisi ini mendorong petani melakukan pilihan sebagai pupuk kalium karena
efisiensi penggunaan pupuk dan mulai mengandung K2O sebanyak 35-40% dan
mencari sumber pupuk alternatif yang murah harganya jauh lebih murah dibanding KCl
dan mudah dicari [1]. maupun pupuk K lainnya [4].
Pupuk kalium merupakan salah satu Menurut Wibisono (2009) dalam
jenis pupuk yang dibutuhkan oleh sebagian penelitiannya menyatakan bahwa hasil
besar petani di Indonesia, karena kebanyakan analisis Abu Janjang Kelapa Sawit (AJKS) di
unsur hara kalium di dalam tanah masih Laboratorium Ilmu Tanah Unib, yang berasal
relatif kecil. Pupuk kalium termasuk ke dalam dari janjang sawit di PT Bio Nusantara
golongan pupuk tunggal yang sering Bengkulu Utara menunjukkan bahwa
digunakan petani dalam upaya meningkatkan kandungan K sebesar 26,3% dan P sebesar
pertumbuhan tanaman budidayanya. 13,74% [5]. Kemudian menurut Pahan (2007)
Berbagai bentuk dan jenis unsur kalium dapat unsur hara yang terkandung dalam abu
ditemui, hanya saja meski bentuk dan janjang kelapa sawit yaitu K2O sebesar 35-
jenisnya berbeda, pupuk-pupuk kalium 47%; P2O sebesar 3,5%; MgO sebesar 6-9,5%;
tersebut sama-sama berfungsi untuk CaO sebesar 4-6% serta unsur hara mikro [6].
mencukupi kebutuhan unsur hara K di dalam Selain itu Jesus (2012) dalam penelitiannya
tanah, karena unsur hara K yang terkandung menyebutkan mengenai zat-zat yang
di dalam pupuk kalium dapat memberikan terkandung dalam abu janjang kelapa sawit.
manfaat bagi pertumbuhan tanaman. Di Dimana dalam penelitian tersebut Susanto et
pasaran, ketersediaan pupuk kalium masih al (2005) menyatakan bahwa tandan kosong
sangat dibutuhkan oleh tanaman [2]. sawit (TKS) merupakan bahan organik yang
Walaupun ketersediaan pupuk kalium sulfat mengandung 0,80% N, 0,22% P2O5, 2,90 % K2O
terbatas di Indonesia, namun pupuk kalium 42,8% Ca, 0,30% MgO sehingga bisa
ini dapat dibuat dengan memanfaatkan digunakan sebagai alternatif untuk digunakan
tumbuhan yang mengandung banyak unsur sebagai pupuk kalium sulfat [7].
hara kalium [3]. Beberapa hasil analisis mengenai
Janjang kosong atau tandan kosong kandungan zat-zat dalam abu janjang kelapa
kelapa sawit berasal dari tandan buah segar sawit maka dapat dikatakan bahwa
(TBS) setelah buah dirontokkan. Tandan kandungan K2O dalam abu janjang kelapa
kosong ini merupakan limbah padat organik sawit sangat besar dan sangat efektif apabila
dari pabrik sawit. Pembuangan limbah ini di dimanfaatkan dalam membuat pupuk kalium
area pabrik sawit merupakan kendala karena sulfat untuk mengurangi pencemaran
volumenya amat besar, sehingga dalam lingkungan akibat limbah janjang kosong
pengakumulasiannya membutuhkan area kelapa sawit dan mengatasi permasalahan
yang luas. Untuk mengatasi masalah ini keberadaan pupuk kalium di Indonesia.
dilakukan pembakaran tandan kosong Sebelumnya telah ada penelitian
tersebut dalam incinerator (tanur) yang tentang pembuatan kalium sulfat dari ekstrak
dibangun di sekitar pabrik. Abu tandan abu randu dan asam sulfat yang mana pada
kosong dari hasil pembakaran ini lebih mudah suhu 70ºC dengan waktu operasi 50menit di
diakumulasikan, biaya angkut lebih murah dapat konversi 0,9693 dan harga konstanta
dan tidak membutuhkan tempat yang luas. laju reaksinya sebesar 23,8075e119029,1103/T [8].
Akumulasi abu tandan kosong tersebut juga Untuk mengurangi import pupuk kalium serta
mengalami kesulitan karena produksinya mengurangi pencemaran akibat limbah
setiap hari yang terus bertambah untuk janjang kelapa sawit, maka dicoba untuk
Chempro Journal Vol.1 No.2 (2020) 21
Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

membuat kalium sulfat secara sintesis dari Jika orde satu, maka persamaan yang dipakai
ekstrak abu janjang kelapa sawit. Oleh karena adalah:
C
itu disusunlah jurnal dengan judul “Kinetika − ln A = k t (3)
C A0
Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat Dari
Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit Dan Asam CA
Plot − ln versus t, maka didapat grafik
Sulfat”. CA0
berupa garis lurus melalui nol dengan slope =
k’.
METODE PENELITIAN Jika orde dua, maka persamaan yang dipakai
Bahan adalah:
C C
Ekstrak abu janjang kelapa sawit (kadar ln B A0 = (CB0 − CA0) k t (4)
CB0 CA
K2O = 0,66%)
CB CA0
ln + ln = (CB0 − CA0 ) k t (5)
CA CB0
Alat
Heating magnetic stirrer, labu leher CB CB0
tiga, thermometer, statif, klem holder, ln = ln + (CB0 − CA0 ) k t (6)
CA CA0
pendingin balik dan magnet
CB
ln = ln M + (CB0 − CA0) k t (7)
CA
CB
Prosedur Plot ln C versus t, maka didapat grafik berupa
A
Prosedur pelaksanaan penelitian garis lurus melalui nol dengan slope =
meliputi 3 tahapan, yaitu: Pembuatan larutan (CB0 − CA0) k dengan intersep = ln M
ekstrak dari abu janjang ditambah aquadest Menghitung tenaga pengaktif
dengan komposisi 100gram abu dalam 1liter k = K 0 e−E/RT (8)
aquadest didiamkan selama 7hari, kemudian E
ln k = ln K 0 − (9)
disaring ekstraknya. Larutan ekstrak abu RT
Plot ln k versus 1/T maka didapat slope = -
janjang sebanyak 150ml dimasukkan kedalam
E/RT dan intersep = ln K 0 Sehingga diperoleh
labu leher tiga, kemudian panaskan 150ml
harga energi aktivasi (E). Perhitungan
H2SO4 1N sesuai variable suhu (°C) sebesar 50,
dilakukan dengan cara menghitung konversi
60, 70, 80, 90. Motor pengaduk dihidupkan
yang dilanjutkan dengan menentukan orde
sesuai variable waktu (menit) 40, 50, 60, 70,
reaksi [9].
80.
Larutan sebanyak 10ml diambil 3kali pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
labu leher tiga. Kemudian dimasukkan
masing-masing larutan ke dalam erlenmeyer
Peubah yang dilakukan dalam
untuk dititrasi. Titrasi dilakukan untuk
pemilihan ini meliputi suhu reaksi dan waktu
masing-masing larutan pada erlenmeyer
reaksi dari pembentukan kalium sulfat
tersebut dengan NaOH 0,5N. Volume titran
(K2SO4). Setelah dianalisa di Balai Riset dan
NaOH dicatat dan hitung konsentrasi K2SO4.
Standardisasi Industri Surabaya, kandungan
kalium oksida (K2O) yang terkandung dalam
Metode Perhitungan
ekstrak abu janjang kelapa sawit sebesar 0,66
Reaksi :
%. Data hasil penelitian digunakan untuk
K 2 O(l) + H2 SO4(l) → K 2 SO4(l) + H2 O(l) 1)
menentukan konversi, orde reaksi, konstanta
Menghitung konversi (XA)
kecepatan reaksi yang dipengaruhi oleh suhu
mol K2 O mula−mula−mol K2 O bereaksi dan waktu reaksi.
XA = mol K2 O mula−mula
(2)

Menentukan Orde Reaksi

Chempro Journal Vol.1 No.2 (2020) 22


Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

Pengaruh Suhu Reaksi (ºC) dan Waktu jerami padi dengan asam sulfat terjadi
(menit) terhadap Konversi (XA) dan ketidakstabilan konversi. Dimana
Konsentrasi (CA dan CB) konversinya berubah ubah tidak teratur
seiring berjalannya suhu. Hal ini disebabkan
oleh alat yang digunakan tidak begitu efisien
sehingga suhu yang dijalankan tidak bisa
konstan. Suhu merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya reaksi
sehingga menjaga suhu agar tetap konstan
harus dilakukan agar konversi yang terbentuk
sesuai dengan yang diharapkan [10].
Kemudian menurut Sulistyoningsih 2014,
pengaruh suhu terhadap konversi larutan
kalium karbonat menjadi kalium sulfat dari
Gambar 1. Hubungan antara suhu, T (ºC ) vs
ekstrak abu batang pisang menunjukan bahwa
konversi (XA)
semakin lama waktu reaksi maka konversi
Pengaruh suhu terhadap konversi
yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hasil
larutan kalium oksida menjadi kalium sulfat
terbaik konversi kalium sulfat yaitu pada suhu
(K2SO4) pada berbagai waktu reaksi dapat
80ºC dan waktu 50menit didapat konversi
dilihat pada gambar 1 . Berdasarkan gambar
sebesar 0,8840. Hal ini sesuai dengan literatur
tersebut pada suhu 50ºC dalam waktu
dimana suhu yang tinggi dapat
40menit didapat konversi sebesar 0,8693.
mempengaruhi kereaktifan molekul-molekul
Kemudian pada suhu yang sama namun dalam
untuk melakukan tumbukan. Sehingga
waktu 50menit didapat konversi sebesar
semakin tinggi suhu maka semakin besar pula
0,8987. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
konversi yang akan terbentuk [11]. Pengaruh
lama waktu reaksi, maka konversi akan
suhu terhadap konsentrasi pada berbagai
semakin tinggi. Hasil terbaik konversi kalium
waktu dapat dilihat pada gambar 2.
sulfat (K2SO4) pada suhu 90ºC dan waktu
80menit yaitu 0,9301. Suhu yang tinggi dapat
mempengaruhi kereaktifan molekul-molekul
untuk bergerak semakin cepat, maka
tumbukan antar molekul akan semakin sering
terjadi, sehingga reaksi berlangsung dengan
baik dan konversi kalium sulfat (K2SO4)
semakin besar.
Peningkatan konversi pada suhu 70ºC
ke atas berbeda dengan peningkatan konversi
pada suhu 50-60ºC.karena suhu yang tinggi
mempengaruhi kereaktifan molekul-molekul Gambar 2. Hubungan antara suhu, T (ºC) vs
untuk bergerak semakin cepat, maka konsentrasi (CA)
tumbukan antar molekul akan semakin sering Dari gambar 2 pada suhu 50ºC waktu 40menit
terjadi, sehingga reaksi berlangsung dengan didapat CA sebesar 0,0092. Kemudian di waktu
baik dan konversi kalium sulfat (K2SO4) yang sama pada suhu 60ºC didapat CA sebesar
semakin besar. Adapun syarat terjadinya 0,0078 lalu pada suhu 70ºC didapat CA sebesar
tumbukan yaitu berada pada posisi efektif dan 0,0069. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
energi yang cukup. tinggi suhu maka konsentrasi akhir dari
Menurut Ariestyowati 2014, dalam kalium oksida semakin kecil. Suhu yang tinggi
pembentukan kalium sulfat dari ekstrak abu mempengaruhi kereaktifan molekul-molekul

Chempro Journal Vol.1 No.2 (2020) 23


Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

untuk bergerak semakin cepat yang dapat persamaan garis y = 0,010x + 3,614
mengakibatkan tumbukan antar molekul dengan nilai R² = 0,911. Adapun pada suhu
semakin sering terjadi. Semakin tinggi suhu, 70ºC di dapat persamaan garis y = 0,006x +
maka konsentrasi K2O yang bereaksi 3,950 dengan nilai R² = 0,765. Kemudian
membentuk kalium sulfat juga semakin hubungan antara t (menit) vs ln CB/CA pada
banyak, sehingga konsentrasi akhir K2O suhu 80 ºC di dapat persamaan y = 0,002x +
semakin kecil. Hasil penelitian 4,270 dengan nilai R² = 0,965. Hubungan
Sulistyoningsih dan Zahrina (2014) antara t (menit) vs ln CB/CA pada suhu 90 ºC
menyatakan bahwa Waktu reaksi di dapat persamaan y = 0,002x + 4,262 dengan
mempengaruhi kereaktifan molekul-molekul nilai R² = 0,958. Dari persamaan garis dan
untuk bergerak, maka intensitas tumbukan nilai R pada grafik hubungan antara t (menit)
antar molekul akan semakin sering terjadi. vs ln CB/CA dalam berbagai suhu maka dapat
Semakin lama waktu raksi, maka konsentrasi dilihat bahwa persamaan garis menghasilkan
K2CO3 yang bereaksi membentuk kalium garis lurus dan mempunyai nilai R yang
sulfat semakin banyak, sehingga konsentrasi mendekati 1 dan memiliki intersep. Sehingga
akhir K2CO3 semakin kecil. Hal ini sesuai dapat disimpulkan bahwa kinetika reaksi
dengan literatur yang menyebutkan bahwa pembuatan kalium sulfat (K2SO4) dari abu
semakin lama waktu terjadinya reaksi serta janjang kelapa sawit dan asam sulfat (H2SO4)
semakin tinggi suhu yang diberikan maka dapat dikatakan mengikuti reaksi orde II. [10]
reaksi yang terjadi menjadi optimal sehingga
menghasilkan konversi produk yang besar Penentuan Frekuensi Tumbukan (k0) dan
serta didapat nilai CA yang kecil [11]. Energi Aktivasi (E)

Penentuan Orde Reaksi Besarnya frekuensi tumbukan (𝑘0 ) dan


energi aktivasi (𝐸) dapat dihitungan dengan
Orde reaksi ditentukan dengan membuat membuat plot grafik hubungan antara ln
grafik hubungan antara waktu kontak dengan konstanta rekasi (ln 𝑘) terhadap 1⁄𝑇 seperti
lnCB/CA seperti ditunjukkan pada gambar 3 pada gambar 4 dibawah ini.
berikut ini.

Gambar 4. Hubungan antara 1/T vs ln k


Gambar 3. Hubungan antara t (menit) vs
ln CB/CA pada berbagai suhu (ºC) Dari gambar 4 terlihat bahwa hubungan
antara 1/T terhadap ln k merupakan
Pengaruh ln CB/CA terhadap waktu pada persamaan garis lurusyaitu :
berbagai suhu dapat dilihat pada gambar 3 1
ln 𝑘 = 5480 − 20,31 (10)
𝑇
diperoleh persamaan garis. Hubungan antara
Dari persamaan Hukum Arrhenius bahwa
t (menit) vs ln CB/CA pada berbagai suhu 50 ºC
k = K 0 e−E/RT (11)
di dapat persamaan y = 0,013x + 3,418 dengan
Maka persamaan (10) dapat disusun menjadi
nilai R² = 0,866. Kemudian pada suhu 60 ºC di

Chempro Journal Vol.1 No.2 (2020) 24


Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat dari Ekstrak Abu Janjang Kelapa Sawit dan Asam Sulfat

E
ln k = ln K 0 − (12) [4] Y. Mumpung and A. B. Samiputra,
RT
"Pengaruh Waktu Pemberian dan Dosis
Dengan memasukkan nilai konstanta gas Amelioran Abu Janjang Kelapa Sawit
ideal 𝑅 = 8,314 𝐽⁄𝑚𝑜𝑙. 𝐾 , maka diperoleh terhadap Pertumbuhan dan Hasil
nilai frekuensi tumbukan (𝑘0 ) sebesar1,5 x 10- Kedelai (Glycine max (L). Merrill) di
9
dan harga energi aktivasi (E) sebesar - Tanah Gambut Palangka Raya,"
45560,72J/mol. Dan diperoleh persamaan Agrisilvika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian,
kinetika reaksi pembentukan vol. 1, 2017.
k = 1,5 × 10−9 e−5480/T (13) [5] M. Handajaningsih and T. Wibisono,
"Pertumbuhan dan pembungaan krisan
SIMPULAN dengan pemberian abu janjang kelapa
sawit sebagai sumber kalium," J. Akta
Reaksi pembuatan kalium sulfat dari Agrosia, vol. 12, pp. 8-14, 2009.
abu janjang kelapa sawit dan asam sulfat [6] I. Pahan, "Panduan Lengkap Kelapa
mengikuti reaksi orde II dengan persamaan Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
Arrhenius k = 1,5 x 10-9 e-5480/T Semakin lama hingga Hilir," Penebar Swadaya. Jakarta,
waktu reaksi semakin besar pula konversi vol. 412, 2008.
kalium sulfat yang terbentuk. Demikian pula, [7] A. Jorge, "Pemanfaatan tandan kosong
semakin tinggi suhu reaksi maka semakin dan abu janjang kelapa sawit sebagai
besar pula konversi kalium sulfat yang amelioran terhadap pertumbuhan bibit
terbentuk. Dari penelitian yang dilakukan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
diperoleh kondisi terbaik dalam pembentukan pembibitan utama," TesisSekolah
kalium sulfat dari ekstrak abu janjang kelapa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
sawit dan asam sulfat yaitu pada kondisi 2012.
operasi suhu 90ºC selama 80menit [8] Z. E. Lestari, "Kinetika Reaksi
menghasilkan konversi (XA) sebesar 0,9301. Pembentukan Kalium Sulfat Dari
Ekstrak Abu Kulit Randu Dengan Asam
Sulfat," 2009.
DAFTAR PUSTAKA [9] O. Levenspiel, "Chemical reaction
engineering," Industrial & engineering
[1] I. Ekawati and Z. Purwanto, "Potensi chemistry research, vol. 38, pp. 4140-
Abu Limbah Pertanian Sebagai Sumber 4143, 1999.
Alternatif Unsur Hara Kalium, Kalsium, [10] P. Ariestyowati, "Kinetika Reaksi
dan Magnesium Untuk Menunjang Pembentukan Kalium Sulfat Dari
Kelestarian Produksi Tanaman," in Ekstrak Abu Jerami Padi Dengan Asam
Prosiding Seminar Nasional Kedaulatan Sulfat," Jurnal Teknik Kimia, vol. 9, pp.
Pangan dan Energi Universitas 22-26, 2017.
Trunojoyo, 2012, pp. 135-139. [11] E. Sulistyoningsih and S. Zahrina,
[2] M. Rachmadini, "Mengenal Pupuk "Kinetika Reaksi Pembuatan Kalium
Kalium dan Fungsinya Bagi Tanaman," Sulfat Dari Ekstrak Abu Batang Pisang
Tersedia pada http://balittra. litbang. Dan Asam Sulfat," Jurnal Teknik Kimia,
pertanian. go. id/in dex. php, 2015. vol. 8, pp. 57-62, 2017.
[3] N. Gunadi, "Kalium sulfat dan kalium
klorida sebagai sumber pupuk kalium
pada tanaman bawang merah," Jurnal
Hortikultura, vol. 19, 2009.

Chempro Journal Vol.1 No.2 (2020) 25

Anda mungkin juga menyukai