Makalah Asam Dan Basah
Makalah Asam Dan Basah
Disusun Oleh :
SOFYAN TAHER HARAHAP
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian asam dan basah .................................................... 2
2.2 Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh ......................... 2
2.3 identifikasi asam basah .......................................................... 8
2.4 Kekuatan Asam dan Basa ...................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
KOH (Kalium Hidroksida) KOH (aq) (aq) + (aq)
Mg(Magnesium Klorida) Mg (aq) + (aq)
(Kalium Hidroksida) (aq) + (aq)
Al(Aluminium Hidroksida) Al (aq) + (aq)
3
2. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, ilmwuan Denmark Johannes Bronsted dan Ilmuwan
Inggris Thomas Lowry mengemukakan teori asam dan basah berdasarkan serah
terima proton.
Teori
· Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
· Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Pengertian asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted –
Lowry memperbaiki kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam –
basa Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa yang larut dalam pelarut air karena
reaksi ionisasi yang menghasilkan ion dan ion hanya terjadi dalam pelarut air.
Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted –
Lowry, suatu asam dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan
asam disebut basa konjugasi sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:
a. Molekul atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda
hanya satu ion Dalam suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu
ion dari basa.
b. Asam konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat
tersebut, sedangkan basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu
ion pada zat tersebut.
c. Molekul atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki
pasangan elektron bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat
basa (menerima ion 0) zat semacam ini disebut amfibrotik atu amfoter
Keunggulan asam – basa menurut Bronsted – Lowry:
a. Konsep asam – basa menurut Bronsted –Lowry tidak terbatas dalam pelarut
air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam – basa dalm pelarut lain atau bahkan
reaksi tanpa pelarut.
b. Asam dan basa dari Bronsted – Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi
dapat juga berupa kantion atu anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted –
Lowry dapat menjelaskan sifat asam suatu senyawa.
4
Berdasarkan uraian diatas, kita mengetahui bahwa teori asam basa
Bronsted – Lowry dapat melengkapi teori asam basa Arrhenius. Namun demkian
perkembangan teori asam basa masih berlangjut. Pada tahun 1923, G.N. Lewis
mengajukan teori asam basa yang lebih luas lagi.
Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori
Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap
berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan
membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam
bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion
hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu
pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion
hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang
berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh,
proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan
air.
Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda
berbicara tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda
sedang membicarakan ion hidroksonium.
Permasalahan hidrogen klorida / amonia
Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan
teori Bronsted-Lowry. Apakah anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada
keadaan larutan ataupun pada keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia
menerima sebuah proton (sebuah ion hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke
pasangan mandiri pada nitrogen yang terdapat pada amonia melalui sebuah ikatan
koordinasi.
Perhatikan reaksi ke arah depan:
· HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke
air.
5
· Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A -:
· H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen)
ke ion A-.
· Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
3. Teori asam dan basa menurut Lewis
Diketahui sesuai konsep asam dan basa lewis, Asam Lewis merupakan
senyawa yang mampu menerima sepasang elektron bebas atau akseptor elektron,
sedangkan Basa Lewis merupakan senyawa yang mampu memberikan sepasang
elektron bebas atau donor elektron. Namun jika kita dihadapkan pada suatu basa
atau asam yang memiliki ciri-ciri yang sama maka kita dapat menentukan yang
mana yang lebih memiliki tingkat keasaman atau kebasaan yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain, yaitu dengan mereaksikannya dengan asam atau basa
tertentu.
Sebagai contoh (CH3)3N:, (CH3)3P:, (CH3)3As:, (CH3)3Sb:,
(CH3)3Bi:. Kelima senyawa tersebut termasuk kedalam basa lewis karena
memiliki sepasang elektron bebas, namun yang mana dari basa-basa tersebut yang
lebih tinggi kekuatan basanya? Jika kita mereaksikan basa-basa tersebut dengan
suatu H+, maka manakah yang akan memiliki ikatan yang paling kuat?
H+ merupakan asam, ion hidrogen, yang tidak memiliki satu elektron pun
dalam orbitalnya, dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Jika ion hidrogen ini
berikatan dengan suatu basa, maka agar overlapped orbital yang terbentuk efektif
diperlukan ukuran atom donor dari basa yang kecil pula. Jika H+ ini berikatan
dengan basa yang memiliki ukuran atom donor yang besar maka overlapped
orbital yang terbentuk kurang efektif (dibolak-balik aja kata2 gw). Sekarang kita
lihat ke basanya, dari kelima basa tersebut semakin ke kanan dalam urutan di atas,
ukuran atom donornya semakin besar sehingga (CH3)3N: akan memiliki overlap
orbital yang paling efektif dibanding yang lainnya, kemudian berturut-turut sesuai
ukuran atom donornya. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, (CH3)3P, (CH3)3As, (CH3)3Sb, (CH3)3Bi} adalah
(CH3)3N: > (CH3)3P: > (CH3)3As: > (CH3)3Sb: > (CH3)3Bi:
6
Nah itu jika susunan basa-basa nya memiliki gugus yang sama dan atom donor
yang berbeda. Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada susunan basa yang
perbedaanya terletak pada atom-atom/ gugus-gugus yang terikat pada atom donor
yang sama?? Contohnya (CH3)3N:, H3N:, F3N:. Mudah saja!! Ketiga basa ini juga
kita misalkan bereaksi dengan H+, maka basa yang akan berikatan kuat dengan
H+ adalah basa yang atom donornya memberikan dorongan elektron yang kuat
kepada H+ atau basa yang memiliki kerapatan elektron yang besar pada atom
donor. Perbedaan yang nyata pada ketiga basa ini adalah gugus atau atom yang
terikat pada atom donornya. Semakin elektronegatif suatu gugus atau atom yang
terikat pada atom donor maka akan menyebabkan elektron bebas pada atom
donornya akan tertarik kearah atom tersebut lebih besar sehingga menyebabkan
dorongan elektron untuk berikatan dengan H+ berkurang (kerapatan elektron atom
donor berkurang). Atau kita mengenal istilah efek induksi positif yang jika saya
artikan kemampuan atom/gugus yang terikat pada atom donor dalam memberikan
pengaruh positif pada atom donornya. Jika efek induksi positif dari atom/gugus
yang terikat besar maka akan menyebabkan dorongan positif ke arah atom donor
sehingga elektron bebas pada atom donornya kini memiliki kerapatan elektron
yang lebih besar. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, NH3:, NF3:} adalah
(CH3)3N: > H3N: > F3N:
Keungulan konsep asam – basa Lewis:
Keunggulan asam basa Lewis dibandigkan konsep asam – basa Arrhenius
dan Bronsted – Lowry adalah dapat menjelaskan reaksi asam dan basa tanpa
melibatkan proton (ion ). Selain itu, teori asam basa Lewis dapat menjelaskan
asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa
pelarut sama sekali. Lebih luas lagi, teory Lewis juga dapat menjelaskan reaksi-
reaksi, seperti pembentukan ion logam, kompleks dan reaksi organik.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau
dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry
7
menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion
hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai
basa karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya
bergabung dengan ion hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan
elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh Teori Lewis. Keduanya konsisten.
Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air
menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi
yang akan terhitung selama keduanya berperilaku sebagai basa.
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika
amonia bereaksi dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan pasangan
elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda
memperlakukannya sebagai basa pada suatu kasus, hal ini akan berlaku juga pada
kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya,
BF3 berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron
mandiri milik nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun
disinggung menganai keasamannya. Inilah tambahan mengenai istilah asam dari
pengertian yang sudah biasa digunakan.
8
Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus merah dan
lakmus biru akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda. Larutan yang
bersifat asam adalah air jeruk dan larutan cuka, sedangkan larutan yang bersifat
basa adalah air sabun dan larutan soda kue.
Kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan
berubah warna, jika kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah
warna menjadi biru. Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan
kelarutan asam, lakmus akan berubah menjadi merah. Adapaun jika dicelupkan
kelarutan basa, warnanya tetap biru.
Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut, kita
akan melihat perubahan warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:
9
3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami
Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan
basa menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu
dapur, bunga dan buah – buahan.
10
b. Basa lemah
Untuk basa lemah BOH, kesetimbangan reaksinya adalah:
BOH(aq) (aq) + (aq)
Semakin besar nilai tetapan ionisasi basanya, berarti semakin banyak ion yang
dihasilkan, dan semakin kuat basa tersebuT.
Harga tetapan ionisasi beberapa basa:
Amonia 1,8 x
Hidrazin 1,7 x
OH Hidroksilamin 1,1 x
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori asam dan basa menurut Svante Arrheniu:
Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion . Adapun basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan ion .
Teori asam basa menurut Bronsted - Lowry:
Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen
Teori asam basa menurut Lewis:
Asam yaitu senyawa yang menerima proton
Basa yaitu senyawa yang memberikan proton.
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalanm
makalah kami.Sehingga kami mengharapkan keritikan dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun untuk penbuatan makalah kami berikutnya.
Harapan kami semoga makalah kami dapat memberi manfaat bagi penulis
pada khususnya dan pada pembaca umumnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
www.chem-is-try.org
Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira
Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.
E, Winarni. 2007. KIMIA. Jakarta: Satu Buku
www.google.com
13