Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Bahan Jalan

3.9 PENGUJIAN EKSTRAKSI


3.9.1 Maksud
Pengujian Ekstraksi bertujuan untuk mengetahui kadar aspal pada
campuran aspal dan menentukan suhu pencampuran serta pemadatan.

3.9.2 Landasan Teori


Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan
kadar aspal dalam campuran (mix design) adalah menggunakan metode ekstraksi
menurut prosedur pemeriksaan AASTHO (T–164–80). Pengujian Ekstraksi
menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih halus dari gradasi
semula yang diakibatkan oleh kehancuran. Dengan adanya perkembangan
teknologi, kadar aspal bisa diketahui melalui metode ekstraksi (pemisahan) dengan
menggunakan centrifuge extractor sebagai alat ekstraksinya.
Proses ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih
bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan
yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa digunakan
dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin dan minyak tanah. Tujuan
dilakukan proses ekstraksi adalah untuk mengetahui kadar aspal yang terdapat
dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) dengan menggunakan alat
centrifuge extractor dengan bahan pelarut, membandingkan kadar aspal rencana
dan kadar aspal hasil ekstraksi, dan pengaruh filler terhadap kadar aspal hasil
ekstraksi (Qur’ani, 2018).

3.9.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam melakukan Pengujian Ekstraksi adalah
sebagai berikut.
1. Centrifuge extractor;
2. kertas saring;
3. gelas ukur;
4. timbangan dengan ketelitian 0,001 gram;

74
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

5. talam;
6. baskom;
7. dan oven.

3.9.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang dilakukan dalam Pengujian Ekstraksi adalah
sebagai berikut.
1. Menentukan kadar air contoh (D) sesuai dengan percobaan Pengujian Kadar
Air dan Fraksi Aspal Cair.
2. Menimbang kertas saring yang telah dibentuk sesuai diameter tabung ekstraksi
dengan ketelitian 0,001 gram (A).
3. Memasukkan benda uji ke dalam kertas saring.
4. Menimbang kertas saring berisi benda uji (B).
5. Memasukkan kertas saring berisi benda uji ke dalam tabung ekstraksi yang
telah disiapkan.
6. Menambahkan pelarut hingga benda uji terendam dan membiarkan selama 15
menit.
7. Menambahkan sisa pelarut pada tabung ekstraksi sehingga pelarut turun ke
labu ekstraksi.
8. Memasang tabung pendingin dan mengalirkan air melalui tabung pendingin.
9. Menyalakan pemanas sehingga kecepatan tetesan pelarut satu sampai dua tetes
per menit.
10. Menghentikan pengujian setelah setelah pelarut yang ada dalam tabung
ekstraksi menjadi jernih.
11. Mengeluarkan kertas saring yang berisi mineral dari tabung ekstraksi kemudian
memasukkan ke dalam gelas kimia dan mendiamkan pada suhu kamar.
12. Mengringkan kertas saring yang berisi mineral pada oven dengan suhu 110 °C.
13. Menimbang kertas saring yang berisi mineral sampai beratnya tetap (F).
14. Menghitung berat mineral dalam kertas saring (G1).

75
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

15. Menyaring larutan aspal pada labu ekstraksi dengan kertas saring yang telah
ditimbang dan telah diketahui beratnya (I).
16. Menyuci kertas saring sampai bersih dan melarutan keluar dari kertas saring
yang jernih.
17. Mengeringkan kertas saring yang berisi mineral halus ke dalam oven pada suhu
110 °C.
18. Menimbang kertas saring yang berisi mineral halus sampai beratnya tetap (J).
19. Menghitung berat mineral yang ada dalam larutan aspal (G2).
20. Menghitung berat aspal dan kadar aspal dalam campuran beraspal.

3.9.5 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan pada Pengujian Ekstraksi adalah sebagai
berikut.
Campuran beraspal dalam keadaan kering (E) = (C – D)
Berat aspal dalam campuran beraspal (K) = − (G1 + G2)
Berat mineral dalam kertas saring (G1) =F−A
Berat mineral dalam larutan aspal (G2) =J−A
E − (G1 + G 2)
Kadar aspal dalam campuran beraspal (H) =  100%
E
Keterangan :
A : berat kertas saring (gram)
B : berat kertas saring + contoh (gram)
C : berat contoh campuran beraspal (b – a) (gram)
D : berat air dalam campuran beraspal (gram)
E : berat campuran beraspal dalam keadaan kering (gram)
F : berat kertas saring berisi mineral (gram)
G1 : berat mineral yang berada dalam kertas saring (gram)
G2 : berat mineral yang berada dalam larutan aspal (gram)
H : kadar aspal dalam campuran beraspal (%)
J : berat kertas saring berisi mineral halus (gram)

76
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai