Anda di halaman 1dari 92

LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : Angela Merisi


NIM : 1801060049
JUDUL SKRIPSI : Evaluasi penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan Di Kelas X1 IPA SMA
St.Thomas Aquinas Ruteng.
Skripsi ini telah disetujui dan dinyatakan siap untuk dipertanggungjawabkan
dihadapan dewan penguji pada:
Hari / :
Tanggal
Waktu :
Tempat :

Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Jasman, S.Pd.,M.Si Lolita A. M. Parera, S.Si.,M.Pkim


NIP:196906611 199403 1 001 NIP :19800809 201404 2 001

Mengetahui
Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia

Prof. Dr.Yantus A.B. Neolaka, S.Pd.,M.Si


NIP: 19810818 200801 1 01

i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala berkat dan bimbingan-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kelarutan Kelas XI Di
SMA St.Thomas Aquinas Ruteng” dengan baik.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan dari proposal ini adalah
untuk mengetahui kesesuaian penerapan problem based learning (PBL) pada
pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas X1 IPA
SMA St.Thomas Aquinas Ruteng.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis sangat terbantu dengan adanya
bantuan bimbingan, arahan serta motivasi yang diberikan dari dosen pembimbing
utama bapak Dr. Jasman, S.Pd.,M.Si dosen pembimbing pendamping ibu Lolita
A.M. Parera, S.Si.,M.PKim
Menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan segala kritik, saran dan
masukan demi perbaikan dan penyempurnaan proposal ini menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga proposal ini dapat berguna dan bermanfaat dalam
menambah wawasan pengetahuan bagi semua pihak.

Kupang, Oktober 2023

Penulis

ii
3 UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “evaluasi penerapan model Problem Based Learning
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA SMA St.Thomas
Aquinas Ruteng” dengan baik.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemui berbagai
tantangan dan hambatan namun semua itu dapat diatasi karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang selalu memberikan motivasi dan
bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan penuh
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Nusa Cendana selaku pimpinan tertinggi di
Universitas Nusa Cendana yang telah memberikan kesempatan dan
menyediakan fasilitas bagi penulis dalam berkarya dan menimbah
ilmu di perguruan tinggi ini.
2. Bapak Dr. Melkisedek Taneo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana atas segala bantuan
dalam urusan akademik di fakultas.
3. Bapak Prof. Dr. Yantus A. B. Neolaka, S.Pd., M.Si, selaku
koordinator program studi pendidikan kimia yang telah memfasilitator
segala kebutuhan penulis dalam tingkat program studi.
4. Bapak Dr. Jasman, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing utama
yang telah membimbing, memberikan motivasi dan pengarahan
kepada penulis sehingga kendala yang penulis temui selama
penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
5. Ibu Lolita Agusta M. Parera, S.Si., M.PKim, selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah membimbing, memberikan
motivasi dan pengarahan kepada penulis sehingga kendala yang
penulis temui selama penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan
dengan baik.
6. Bapak Heru Christianto S.P.d., M.Pd yang telah menguji, memberikan
saran dan masukan pada skripsi ini.

iii
7. Ibu Ni Wayan O. A. C. Dewi, S.Pd., M.Si selaku dosen penasehat
akademik yang telah memberikan dukungan dan nasehat bagi penulis
dari awal memasuki perguruan tinggi hingga dapat menyelesaikan
tugas akhir.
8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Kimia yang telah berjasa membekali
penulis dengan berbagai ilmu dan kompetensi selama masa
perkuliahan.
9. Orang tua tercinta bapak Agustinus Aka dan mama martina mis yang
selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan yang tidak pernah
berhenti baik dalam bentuk moril maupun materil dan juga kasih
sayangnya.

10. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Pendidikan Kimia (IMASPIKA)


yang telah menjadi tempat bagi penulis dalam belajar, bertumbuh,
berproses dan selalu membantu memberikan motivasi dan doa bagi
penulis.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Together In Team and
Near In Unity of Chemistry (TITANIUM) Terima kasih sudah
berjuang bersama penulis dalam mengenyam pendidikan di Prodi
Pendidikan Kimia sejak tahun 2018.
12. Teman-teman lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu per satu
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

iv
MOTTO
Dibalik awan gelap ada cahaya yang terang
Dibalik perjalanan yang sulit, ada akhir yang indah

DAFTAR ISI

v
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
PRAKATA..............................................................................................................ii

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................iii


MOTTO..................................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Kajian Teori....................................................................................................5
2.1.1 Pengertian pembelajaran..........................................................................5
2.1.2 Model pembelajaran PBL........................................................................8
2.1.3 Pengertian pembelajaran PBL.................................................................9
2.1.4 Karakteristik Problem Based Learning.................................................10
2.1.5 Langkah langkah PBL............................................................................10
2.1.6 Tujuan PBL............................................................................................12
2.1.7 Kelebihan Model PBL dan kekurangan PBL........................................13
2.2 Konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan....................................................14
2.2.1 Pengertian kelarutan..............................................................................14
2.2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)......................................................14
2.2.3 Hubungan antara Kelarutan dan Tetapan Hasil Kelarutan....................14
2.2.4 Pengaruh Ion Senama pada Kelarutan...................................................15
2.2.5 Hubungan antara Ksp dan pH Larutan..................................................15
2.2.6 Konsep Ksp dalam Pemisahan Zat........................................................15
2.3 Penelitian yang relevan................................................................................16
2.4 Kerangka berpikir.........................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................19
3.1 Jenis penelitian ............................................................................................19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................19
3.2.1 Lokasi penelitian....................................................................................19

vi
3.2.2 Waktu penelitian....................................................................................19
3.3 Subjek dan Objek Penelitian........................................................................19
3.3.1 Subjek penelitian...................................................................................19
3.3.2 Objek penelitian.....................................................................................19
3.4 Prosedur penelitian.......................................................................................20
3.4.1 Tahap pra-lapangan...............................................................................20
3.4.2 Tahap pekerjaan lapangan.....................................................................20
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................20
3.5.1 Observasi...............................................................................................20
3.5.2 Angket ...................................................................................................21
3.5.3 Alat tulis ................................................................................................21
3.5.4 Dokumentasi........................................................................................21
3.6 Teknik analisis data......................................................................................21
3.6.1 Reduksi Data..........................................................................................21
3.6.2 Analisis Data..........................................................................................22
3.6.3 Penarikan kesimpulan.........................................................................22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................23


4.1 HASIL PENELITIAN ..................................................................................23
4.1.1 Hasil penelitian kelas XI IPA 1 pertemuan 1 ........................................23
4.1.2 Hasil penelitian kelas XI IPA II pertemuan 1 .......................................31
4.1.3 Hasil penelitian pertemuan kedua kelas XI IPA I...................................38
4.1.4 Hasil penelitian pertemuan kedua kelas XI IPA II..................................45
4.1.5 Hasil data respon peserta didik...............................................................53
4.1.6 Data respons guru ..................................................................................55
4.2 Pembahasan ..................................................................................................55
4.2.1 Aktivitas Guru ........................................................................................55
4.2.2 Aktivitas peserta didik ............................................................................58
4.2.3 Hasil Respon siswa ................................................................................59
4.2.4 Respon guru ...........................................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................60
5.1 kesimpulan....................................................................................................60
5.2 Saran ........................................................................................................60

vii
Daftar Tabel
Halaman

Tabel 2.1 Langkah Langkah PBL...............................................................................11


Tabel 4.1 Penilaian tahapan PBL pada kelas X1 IPA 1..............................................23
Tabel 4.2 Kategori penilaian........................................................................................25
Tabel 4.3 Penilaian proses pembelajaran pada kelas X1 IPA 1 pertemuan I..............26
Tabel 4.4 Kategori penilaian........................................................................................28
Tabel 4.5 Observasi peserta didik kelas XI IPA 1 pertemuan 1.........................................29
Tabel 4.6 Kategori penilaian........................................................................................30
Tabel 4.7 Hasil observasi guru dan peserta didik kelas XI IPA 1 pertemuan 1...........31
Tabel 4.8 Penilaian tahapan PBL di kelas XI IPA II pertemuan I ....................................31
Tabel 4.9 Kategori penilaian........................................................................................33
Tabel 4.10 Penilaian proses pembelajaran di kelas XI IPA II pertemuan 1........................33
Tabel 4.11 Kategori penilaian .....................................................................................36
Tabel 4.12 Observasi peserta didik pada kelas XI IPA II pertemuan 1.......................36
Tabel 4.13 Kategori penilaian......................................................................................38
Tabel 4.14 Hasil pengamatan pada kelas XI IPA II pertemuan 1................................38
Tabel 4.15 Penilaian tahapan PBL kelas XI IPA 1 pertemuan 2.................................39
Tabel 4.16 Kategori penilaian .....................................................................................40
Tabel 4.17 Penilain proses pembelajaran kelas XI IPA 1 pertemuan 2..............................41
Tabel 4.18 Kategori penilaian .....................................................................................43
Tabel 4.19 Observasi peserta didik kelas XI IPA I pertemuan 2........................................43
Tabel 4.20 Kategori penilaian......................................................................................45
Tabel 4.21 Hasil pengamatan kelas XI IPA I pertemuan 2..........................................45
Tabel 4.22 Penilaian tahapan PBL kelas XI IPA II pertemuan 2................................46
Tabel 4.23 Kategori penilaian......................................................................................47
Tabel 4.24 Penilain proses pembelajaran kelas XI IPA II pertemuan 2..........................48
Tabel 4.25 Kategori penilaian......................................................................................50
Tabel 4.26 Observasi peserta didik kelas XI IPA II pertemuan 2...................................51
Tabel 4.27 Kategori penilaian......................................................................................52
Tabel 4.28 Hasil pengamatan kelas XI IPA II pertemuan 2........................................53
Tabel 4.29 Hasil respon peserta didik..........................................................................53
Tabel 4.30 Kategori penilaian......................................................................................54
Tabel 4.31 Angket respon guru....................................................................................55

viii
Tabel 4.32 Hasil penelitian kelas XI IPA I.................................................................56
Tabel 4.33 Hasil penelitian kelas X1 IPA II ...............................................................56

DAFTAR GAMBAR
Halaman

ix
Gambar 2.1kerangka berpikir ......................................................................18

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1.............................................................................................................63
Lampiran 2.............................................................................................................65

x
Lampiran 3.............................................................................................................67
Lampiran 4.............................................................................................................68
Lampiran 5.............................................................................................................70
Lampiran 6.............................................................................................................72
Lampiran 7.............................................................................................................73
Lampiran 8.............................................................................................................75
Lampiran 9.............................................................................................................77
Lampiran 10...........................................................................................................78
Lampiran 11...........................................................................................................80
Lampiran 12...........................................................................................................82
Lampiran 13...........................................................................................................83
Lampiran 13...........................................................................................................84
Lampiran 14 ..........................................................................................................85

xi
3BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran hanya menekankan pada
penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Tidak dapat disangkal, bahwa
konsep memang suatu hal yang sangat penting, tetapi yang terpenting tidak
terletak pada konsep itu sendiri, melainkan pada bagaimana konsep itu dipahami
oleh subjek didik
Kenyataannya peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan atau mengaplikasikan konsep tersebut kedalam masalah yang
ditemukan dalam kehidupan nyata sehingga sebagian besar peserta didik sulit
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru. Akibatnya, banyak
peserta didik yang merasa bosan dan menganggap bahwa proses pembelajaran
merupakan sesuatu yang sangat menuntut dan memaksa. Bahkan banyak peserta
didik yang merasa beberapa pelajaran yang disajikan di sekolah sangat sulit
karena banyaknya konsep dan rumus yang sulit dipahami sehingga peserta didik
kurang mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal ini tidak terkecuali pada
proses pembelajaran kimia, di mana kimia terdapat banyak konsep dan rumus.
Salah satu pembelajaran kimia yang dianggap sulit yaitu materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan.
Untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan
perlu adanya pengemasan model pembelajaran yang menarik, di mana peserta
didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika peserta
didik sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang
dipelajari maka pengetahuan yang didapatkan akan lebih lama melekat di pikiran.
Guru sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Suasana belajar aktif mempermudah penguasaan materi peserta didik lebih kreatif
dalam proses pembelajaran, kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki
keterampilan dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal.

1
Agar upaya tersebut berhasil maka guru diharapkan harus mampu memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, serta lingkungan
belajar peserta didik, supaya peserta didik dapat aktif, interaktif, dan kreatif dalam
proses pembelajaran. Tujuan apabila guru memilih model pembelajaran yang
tepat maka konsep yang disampaikan jelas, sehingga peserta didik dapat antusias
dalam berpikir dan berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
Salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang dianggap mewakili
proses konstruksi di kelas adalah model belajar berbasis masalah yaitu problem
based learning (PBL). Model PBL ini merupakan salah satu model pembelajaran
di mana authentic assessment (penalaran yang nyata atau konkret) dapat
diterapkan secara komprehensif. Model PBL ini bersifat mendorong peserta didik
untuk belajar dan bekerjasama dalam kelompok agar dapat mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata. Model PBL diharapkan dapat meningkatkan
penguasaan konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, karena siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Prinsip dibalik PBL
adalah sebuah teknik pengajaran yang mendidik dengan menghadirkan peserta
didik itu sendiri dengan situasi yang mengarah pada masalah yang harus
diselesaikan.
Proses pembelajaran kimia yang menggunakan model PBL dapat
didukung dengan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat, salah satunya
dengan pendekatan saintifik. Berdasarkan Kemendikbud (2013) (Revisi PLPG-
PSG Rayon 102 Unimed, 2013). Pendekatan saintifik memiliki karakter antara
lain materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika serta mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analitis, dan tepat dalam memecahkan masalah serta mengaplikasikan
materi pembelajaran, menuntun peserta didik untuk mencari tahu bukan diberi
tahu. Kemampuan berpikir kritis melatih peserta didik untuk membuat keputusan
dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan
berpikir kritis peserta didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta
mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu proses
pembelajaran di sekolah sebaiknya dapat melatih peserta didik untuk bisa

2
menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai
berbagai informasi secara kritis.
Proses pembelajaran mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki,
kooperatif, kritis, serta terjadi pertukaran pengetahuan (antara guru dan peserta
didik,peserta didik dan peserta didik lainnya). Peserta didik berperan aktif tidak
hanya dari segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tetapi peserta didik juga aktif
dalam kegiatan mengamati, mengumpulkan data, menanya, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran. Melalui proses ini peserta didik
akan mengalami perkembangan dari hari ke hari di mana perkembangan peserta
didik tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.
(Utami, 2013)
Salah satu sekolah di NTT tepatnya di Kabupaten Manggarai yang sudah
menerapkan model PBL pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah
SMA St.Thomas Aquinas Ruteng. Berdasarkan wawancara singkat dengan salah
satu guru SMA St.Thomas Aquinas Ruteng mengatakan model PBL dianggap
salah satu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk mengajukan
permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya,
dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya,
menggalang kerjasama, meningkatkan keaktifan, dan kekompakan peserta didik
dalam kelompok, serta mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa guru kiranya
cerdas dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan agar tidak
terjadinya penekanan atas konsep sehingga membuat peserta didik jenuh dan
kurang aktif dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik mempelajari sesuatu
dan diberikan masalah, hal tersebut memberikan peserta didik tantangan untuk
berpikir lebih dalam. Untuk dapat mengetahui apakah model PBL sudah
diterapkan dengan baik maka perlu dilakukan evaluasi penerapan PBL pada
materi kelarutan dan hasil kelarutan di SMA St.Thomas Aquinas Ruteng

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
diambil yaitu bagaimana kesesuaian PBL pada pembelajaran kimia materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas X1 IPA SMA St.Thomas Aquinas
Ruteng ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian penerapan
PBL pada pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas
X1 IPA SMA St.Thomas Aquinas Ruteng
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Untuk melatih diri mengelola pembelajaran di kelas dan mampu memilih
model pembelajaran yang tepat serta memberikan gambaran dalam menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi apabila nanti mengajar IPA di sekolah.
1.4.2 Bagi Peserta Didik.
1. Melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis terhadap suatu
permasalahan
2. Melatih peserta didik untuk bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu persoalan
1.4.3 Bagi Guru
1. Memberikan suasana belajar lebih kondusif dan menyenangkan sehingga
peserta didik tidak jenuh
2. Dapat digunakan guru untuk menggunakan model yang bervariasi dalam
rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik serta dapat menumbuhkan
kreativitas guru dalam pembelajaran

4
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai hasil
belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat diajukan dalam berbagai
bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain
lain aspek yang ada pada individu yang belajar. Istilah pembelajaran pada
dasarnya mencangkup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan mengajar.
Menurut teori belajar kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Kleden berpendapat bahwa belajar pada dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu,
sedangkan belajar sesuatu berarti mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti
belajar: “learning is shown by a change behavior as a result of experience”
Harold Spears memberikan batasan tentang belajar yaitu: “Learning is to observe,
to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”
sedangkan Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a result
of practice” (Faizah, 2017)
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta
didik. Belajar menurut pengertian psikologis merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam menentukan
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku. Menurut psikologi klasik, hakikat belajar adalah all learning
is a process of developing or training of mind. Belajar adalah melihat objek
dengan menggunakan substansi dan sensasi. Menurut teori mental State, Belajar
adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam
bentuk perangsang-perangsang dari luar. Belajar adalah suatu kegiatan yang
dilakukan peserta didik, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap peserta didik.
Peserta didik tidak menerima pengetahuan dari pendidik atau kurikulum secara
pasif. Teori skemata menjelaskan bahwa peserta didik mengaktifkan struktur

5
kognitif mereka dan membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi
masukan-masukan pengetahuan yang baru (Kusuma, 2021)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, pendidik mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik
(Djamaluddin & Wardana, 2019)
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi peserta
didik dan kreativitas pendidik. Peserta didik yang memiliki motivasi tinggi
ditunjang dengan pendidik yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan
membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat
diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta didik melalui proses
belajar. strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca,
penugasan, presentasi, dan evaluasi pelaksanaanya tergantung kepada tiga dasar
komunikasi yaitu, komunikasi antara pengajar dan peserta didik, komunikasi
antara peserta didik dengan sumber belajar, dan komunikasi antara sesama peserta
didik. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran efektif dan
optimal apabila ketiga komunikasi tersebut telah terselenggara dengan seimbang
(sulistyo, 2013)
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003
mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

6
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam arti pembelajaran
merupakan proses belajar yang diciptakan guru dengan tujuan untuk
mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik sehingga kemampuan berpikir
juga meningkat. Tidak hanya itu, proses belajar diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran (Noor, 2018)
Menurut Aunurrahman (2010) Pembelajaran merupakan Upaya mengubah
masukan berupa peserta didik yang belum terdidik, menjadi peserta didik yang
terdidik, peserta didik yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi
peserta didik yang memiliki pengetahuan. Demikian pula peserta didik yang
memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi
dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi peserta didik yang memiliki
sikap, kebiasaan, dan tingkah laku yang baik. Pembelajaran yang efektif ditandai
dengan terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik. seseorang dikatakan
telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Secara umum,
Aunurrahman (2010) menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik
berubah kearah yang lebih baik (Nasution, 2020). Sedangkan secara khusus
pembelajaran dapat diartikan melalui beberapa teori sebagai berikut (Wahab &
Rosnawati, 2021)
a. Teori behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru dalam
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
atau stimulus. Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah
atau reinforcement (penguatan).
b. Teori kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar dapat
mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
c. Teori gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta didik

7
lebih muda mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola
bermakna).
d. Teori humanistik, mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar
dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik yang diartikan sebagai
pembelajaran. Namun dalam suatu pengertian yang mirip dengan pembelajaran
namun memiliki konotasi yang berbeda yaitu pengajaran. Proses pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran seharusnya adalah interaksi antara pengajar dengan
peserta didik. Arikunto (2010) pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
oleh subjek yang sedang belajar dan merupakan pendidikan kepada anak didik
agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Fathoni, 2015)
Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang memungkinkan
guru dapat mengajar dan peserta didik dapat menerima materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru secara sistematik, dan saling mempengaruhi dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan
belajar serta hasil yang mengacu kepada perubahan dengan hasil yang positif.

2.1.2 Model PBL


Model PBL Secara istilah PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan
suatu masalah peserta didik memerlukan pengetahuan yang baru agar dapat
menyelesaikan masalah tersebut. Model PBL merupakan konsep belajar yang
menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era
globalisasi saat ini. Model PBL yang maksudkan ini akan menyajikan suatu
masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan

8
melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Dalam hal ini siswa secara aktif dihadapkan pada masalah
kompleks dalam situasi yang nyata (Suparyanto dan Rosad, 2015)
2.1.3 Pengertian Model PBL
Model pembelajaran yang berbasis masalah atau model PBL adalah
pembelajaran yang didesain untuk menyelesaikan masalah yang disajikan.
Menurut Arends (2008) PBL merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik,
yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.
PBL dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah.
Menurut Ni Made Ratminingsih (2008) penerapan model pembelajaran
berbasis masalah dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi
belajar siswa karena melalui pembelajaran ini peserta didik belajar bagaimana
menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka
ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui, dan mengumpulkan
informasi serta secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data
yang telah dikumpulkan.
Menurut Trianto (2010) model pembelajaran berbasis masalah merupakan
suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Sama halnya menurut Riyanto (2009) model problem based learning
merupakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk aktif
dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah
melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi dengan rasional dan autentik
(Devi, 2012)
Dari uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
problem based learning merupakan model pembelajaran yang membantu peserta
didik untuk mengembangkan keaktifan dalam kegiatan penyelidikan. Selain itu
Model PBL atau pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan
kemampuan berpikir dalam upaya menyelesaikan masalah.

9
2.1.4 Karakteristik PBL
Model PBL secara umum pelajarannya berorientasi pada masalah yang
diberikan guru kepada kepada peserta didik yang menemukan sendiri bentuk
permasalahan yang ditemukan. Ketika permasalahan ditemukan maka peserta
didik dilatih untuk bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan berpikir
dalam mencari solusi pemecahannya. Pembelajaran dengan model PBL dimulai
oleh adanya masalah yang dapat dimunculkan oleh peserta didik atau guru,
kemudian peserta didik memperdalam pengetahuannya tentang sesuatu yang telah
diketahuinya untuk memecahkan masalah tersebut. Peserta didik juga dapat
memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan, sehingga peserta
didik terdorong untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Peran guru
dalam penerapan model ini adalah membimbing peserta didik untuk dapat
menyelesaikan setiap permasalahan yang sudah ditemukan.(Khakim et al., 2022)
2.1.5 Langkah-Langkah Model PBL
Model pembelajaran yang berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir kritis dari peserta didik secara
individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan
konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata. pengintegrasian konsep Higher
Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri
sendiri, dan keterampilan. Pada (PBL) guru berperan sebagai guide on the
side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar
pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka
ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber
informasi lainnya .
Sintaks atau Langkah kerja model PBL dalam pembelajaran mengikuti tahapan
sebagai berikut (Saleh, 2013):
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

10
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah dalam pembelajaran PBL
yang bisa dirancang guru disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah Langkah PBL (O. S. Saleh, 2016)
Langkah kerja Aktivitas guru Aktivitas peserta didik
Orientasi peserta didik Guru menyampaikan Kelompok mengamati
pada masalah masalah yang akan dan memahami masalah
dipecahkan secara yang disampaikan guru
kelompok.Masalah yang atau yang diperoleh dari
diangkat hendaknya bahan bacaan yang
kontekstual. Masalah disarankan.
bisa ditemukan sendiri
oleh peserta didik
melalui bahan bacaan
atau lembar kegiatan.

Mengorganisasikan Guru memastikan Peserta didik berdiskusi


peserta didik untuk setiap anggota dan membagi tugas
belajar. memahami untuk mencari data/
tugas masing-masing. bahan-bahan/ alat yang
diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Membimbing Guru memantau Peserta didik melakukan
penyelidikan individu keterlibatan peserta didik penyelidikan (mencari
maupun kelompok dalam pengumpulan data/ referensi/ sumber)
data/ bahan selama untuk bahan diskusi
proses penyelidikan. kelompok.
Mengembangkan dan Guru memantau diskusi Kelompok melakukan
menyajikan hasil dan membimbing diskusi untuk
karya. pembuatan laporan menghasilkan solusi
sehingga karya setiap pemecahan masalah dan
kelompok siap untuk hasilnya
dipresentasikan. dipresentasikan/disajikan
dalam bentuk karya.
Menganalisis dan Guru membimbing Setiap kelompok
mengevaluasi proses presentasi dan melakukan presentasi,
pemecahan masalah. mendorong kelompok kelompok yang lain
memberikan memberikan apresiasi.
penghargaan serta Kegiatan dilanjutkan
masukan kepada dengan merangkum/
kelompok lain. Guru membuat kesimpulan
bersama peserta didik sesuai dengan masukan
menyimpulkan materi. yang diperoleh dari
kelompok lain.

11
2.1.6 Tujuan PBL
Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yaitu membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah, sehingga
dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mempelajari
pengalaman dan peran orang dewasa yang nyata dan memungkinkan siswa untuk
meningkatkan sendiri kemampuan berpikir kritis mereka dan menjadi peserta
didik yang mandiri.
Adapun tujuan PBL menurut Rusman (2010) yaitu penguasaan isi belajar
dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBL
juga sangat erat hubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas
(lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim,
serta keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif. Trianto (2010) menyatakan
bahwa tujuan PBL yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik
dan menjadi pembelajar yang mandiri. Hosnan (2014) menjelaskan bahwa tujuan
utama dari model PBL bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa
namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat
memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017) yang
menyatakan bahwa model PBL berusaha untuk membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom. Melalui bimbingan guru yang secara
berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri,
siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu
secara mandiri dalam hidupnya kelak (Fathoni, 2015)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL
adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial
yang tinggi dalam kehidupan. pemecahan masalah merupakan salah satu strategi
pengajaran berbasis masalah di mana guru membantu siswa untuk belajar
memecahkan melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on

12
2.1.7 Kelebihan Dan Kekurangan Model PBL
Dalam proses belajar mengajar, model PBL memiliki kelebihan dan
kekurangan (Kilroy, 2004).
a. Kelebihan Model PBL
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah
masalah menurut cara-cara atau gaya belajar dari individu masing-masing
3. Pengembangan keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills).
4. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
5. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata.
6. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
7. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
8. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
b. Kekurangan Model PBL
Penerapan model PBL selain memiliki kelebihan juga mempunyai
kekurangan yaitu sebagai berikut:
1. Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan
tingkat berpikir para peserta didik. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
tingkat kemampuan berpikir peserta didik.
2. Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan
penggunaan metode konvensional. Hal ini terjadi karena dalam memecahkan
masalah tersebut sering terjadi dalam konteksnya atau cara pemecahannya
yang kurang efisien.
3. Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang
semula belajar dengan mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang

13
disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,
menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri.
2.2 Konsep Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
2.2.1 Pengertian Kelarutan
Kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang bisa larut
dalam sejumlah pelarut. Satuan kelarutan adalah mol/L. Oleh karena satuan
kelarutan sama dengan molaritas, maka kelarutan juga bisa didefinisikan
sebagai konsentrasi zat yang masih bisa larut dalam suatu pelarut. Berdasarkan
sifat kelarutannya kondisi garam dibedakan menjadi tiga kondisi, yaitu sebagai
berikut.
 Kondisi tidak jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata suatu garam
belum melampaui kelarutannya, sehingga masih bisa larut.
 Kondisi tepat jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata suatu garam
sama dengan kelarutannya, sehingga zat tepat mengendap.
 Kondisi lewat jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata garam
melampaui kelarutannya, sehingga zat yang mengendap lebih banyak
daripada yang larut.
2.2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Jika suatu garam mengalami kondisi tepat jenuh, garam tersebut akan
membentuk kesetimbangan. Terjadinya kesetimbangan dipengaruhi oleh zat padat
yang tidak larut dan ion-ion zat terlarut. untuk tetapan kesetimbangannya
Perhatikan reaksi berikut.
x−¿ (aq )¿
M x A y (s) ⇄ x M y+¿ ( aq)+ y A ¿

Berdasarkan aturan penulisan rumus kesetimbangan, hanya zat dalam bentuk


larutan (aq) dan gas (s) yang dituliskan di dalam rumus, sehingga diperoleh:
K SP =¿ ¿¿¿

Tetapan kesetimbangan untuk garam yang sukar larut disebut tetapan hasil
kesetimbangan (Ksp).
2.2.3 Hubungan Antara Kelarutan dan Tetapan Hasil Kelarutan
Kelarutan ditinjau dari konsentrasi jenuh suatu garam (elektrolit),
sedangkan tetapan hasil kelarutan mengacu pada garam-garam yang tepat
mengendap. Hubungan antara Ksp dan s dinyatakan sebagai berikut.

14
x−¿ (aq ) ¿
A x B y (s) ⇄ x A y+¿ (aq )+ y B ¿

s xs ys
K SP =¿ ¿¿¿

2.2.4 Pengaruh Ion Senama pada Kelarutan


Konsentrasi ion senama sangat berpengaruh pada sifat kelarutan suatu zat.
Penambahan ion senama bisa mengurangi kelarutan suatu zat. Artinya, semakin
banyak ion senama di dalam larutan, zat-zat terlarut semakin sulit untuk larut. Jika
demikian, pasti akan muncul banyak endapan. Berdasarkan asas Le Chatelier,
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang ditambahkan. Dengan demikian,
penambahan ion senama akan memicu banyaknya endapan. Perlu dipahami bahwa
penambahan ion senama tidak akan mengubah tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
selama tidak ada perubahan suhu.
2.2.4 Hubungan Antara Ksp Dan pH Larutan
Nilai pH larutan basa dapat digunakan untuk menentukan nilai tetapan
kelarutannya (Ksp). Hal itu berlaku untuk senyawa basa yang sulit larut di dalam
air. Perhatikan reaksi berikut.
−¿ (aq )¿
¿
L ( OH )2 ( s ) ⇄ L2+¿+2 O H
Semakin besarnya nilai pH menunjukkan semakin banyak konsentrasi ion
OH– di dalam larutan tersebut. Asas Le Chatelier menyatakan bahwa
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang ditambahkan. Semakin besar nilai
pH, semakin sulit larutan basa untuk larut karena endapan yang terbentuk semakin
banyak. Dengan demikian, semakin besar pH, semakin kecil kelarutannya.
2.2.5 Konsep Ksp Dalam Pemisahan Zat
Konsep dasar kelarutan dan hasil kali kelarutan elektrolit ini ternyata bisa
dimanfaatkan untuk memisahkan larutan yang sudah tercampur, Pemisahan
dilakukan dengan cara menambahkan larutan elektrolit lain yang mampu
berikatan dengan ion-ion dalam larutan yang sudah tercampur tadi. Perlu diingat
bahwa kelarutan setiap zat berbeda-beda. Artinya, ada zat yang cepat mengendap
dan ada pula yang tidak. endapan itulah yang nantinya dipisahkan dari pelarut.
kondisi zat saat dilarutkan ke dalam pelarut, yaitu kondisi tepat jenuh, tidak jenuh,
dan lewat jenuh. Kondisi ketiganya bisa ditentukan dari hubungan antara Qc dan
Ksp.

15
Jika Qc < Ksp, larutan berada pada kondisi tidak jenuh (tidak ada
endapan).Jika Qc = Ksp, larutan berada pada kondisi tepat jenuh (tidak ada
endapan).Jika Qc > Ksp, larutan berada pada kondisi lewat jenuh (ada endapan)
(Saleh, 2016).
2.3 Penelitian Yang Relevan.
Ada beberapa penelitian yang dianggap relevan dalam penelitian ini yaitu
1. Yani (2020) dengan judul penerapan model PBL untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia di SMA Negeri 5 Takengon.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa,
respons siswa dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
penerapan model PBL pada materi ikatan kimia. Oleh karena itu peneliti
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 3 siklus. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas X MIA-2 dengan jumlah 30 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, dan soal
tes. Data observasi dianalisis dengan menggunakan teknik persentase,
hasil tes dianalisis menggunakan rumus ketuntasan individual ketuntasan
klasikal, respon siswa dianalisis menggunakan teknik persentase. aktivitas
guru pada siklus I sebesar 89,17%, siklus II sebesar 95%, dan siklus III
sebesar 96,67%. Hasil aktivitas siswa pada siklus I sebesar 87,5%, siklus
sebesar 94,16%, dan siklus III sebesar 97,5%. Persentase respon siswa
menyukai pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi
ikatan kimia sebesar 92,33%. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada
siklus I sebesar 60%, siklus II sebesar 76,67% dan siklus III sebesar
88,66%.(Julia, 2020)
2. Herdiawan, Langitasari, Solfarina (2019) dengan judul Penerapan PBL
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep
koloid. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif siswa pada konsep koloid dengan menerapkan model PBL.
Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan pretest dan
posttest one group design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

16
siswa di salah satu kelas XI IPA yang diambil dengan metode purposive
sampling. Instrumen yang digunakan berupa soal tes dengan 10 soal essay
yang valid dan reliabel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes
dan lembar observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan
statistik meliputi n-gain dan one sample test. Hasil penelitian menunjukan
nilai n-gain dengan kategori sedang pada 5 indikator keterampilan berpikir
kreatif siswa yaitu, indikator kelancaran (0,45), keluwesan (0,50), keaslian
(0,47), penguraian (0,50), perumusan kembali (0,58). Hasil tersebut
didukung dengan uji one sample test diperoleh nilai signifikansi 0,00 <
0,05 yang menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dari hasil
penelitian ini terlihat bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep koloid. Implikasi dari
penelitian ini adalah perlunya suatu modul pembelajaran berbasis PBL
yang mampu menstimulasi keterampilan berpikir kreatif siswa (Herdiawan
et al., 2019)
3. Suswati (2021) dengan judul penerapan problem based learning (PBL)
meningkatkan hasil belajar kimia tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji dan mendeskripsikan penerapan model Problem based learning
(PBL) sebagai salah satu metode untuk meningkatkan hasil belajar kimia.
Penelitian kualitatif ini menggunakan metode literatur review yaitu
mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan
dengan cara menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat
sebelumnya. Teknik analisis data sekunder menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif, berupa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran
kimia. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi yaitu melacak
sumber tertulis yang berisi berbagai tema dan topik yang dibahas. Sumber
data berasal dari buku, artikel jurnal online, internet, seminar, hasil
penelitian, dan data yang berkaitan dengan materi penelitian. Penelitian
dilakukan dengan cara menganalisis data keterkaitan antara penerapan
model Problem Based Learning (PBL) dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

17
model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
kimia (SUSWATI, 2021)

2.4 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Penerapan problem based learning (PBL)

Hasil penerapan model problem based learning (PBL)

Evaluasi penerapan problem based learning (PBL)

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Nazir (1999) mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah satu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang, tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dengan menggunakan metode tersebut diatas, maka selanjutnya peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud oleh
peneliti disini tentang prosedur dan pelaksanaannya sesuai dengan pelaksanaan
yang biasa digunakan dalam metode penelitian kualitatif. Seperti yang
diungkapkan oleh Sugiyono (2013) bahwa metode penelitian kualitatif ini sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi.
Metode kualitatif menggunakan data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif. Dengan maksud lain, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat natural di mana objek yang akan diteliti dilihat secara alami sesuai
dengan apa yang terjadi di lapangan. Pendekatan ini digunakan didasarkan pada
permasalahan yang dikaji dalam penelitian (Septiyadi, 2015)
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA ST.Thomas Aquinas Ruteng
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih satu bulan
3.3 Subjek Dan Objek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kimia dan peserta
didik kelas X1 IPA SMA ST.Thomas Aquinas Ruteng tahun ajaran 2022/2023
3.3.2 Objek Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan objek yang digunakan yaitu mencangkup
proses pengamatan pembelajaran menggunakan model PBL pada materi kelarutan

19
dan hasil kali kelarutan yang berlangsung pada peserta didik kelas X1 IPA SMA
ST.Thomas Aquinas Ruteng.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian merupakan tahapan dari awal penelitian hingga
akhir penelitian dilakukan.
3.4.1 Tahap Pra-lapangan
Pada tahap ini di persiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
penelitian yang hendak dilakukan.
1. Mencari informasi tentang sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
2. Menetapkan waktu penelitian berlangsung
3. Menetapkan subjek dan objek penelitian
4. Menyiapkan instrumen penelitian
3.4.2 Tahap Pekerjaan Lapangan
Dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan diri untuk melakukan penelitian
2. Melakukan kegiatan observasi di sekolah, melihat kelas yang akan dijadikan
penelitian, melihat RPP yang dibuat oleh guru
3. Melakukan pengamatan selama proses pembelajaran
4. Mengisi lembar observasi
5. Membagikan angket terhadap guru mata pelajaran dan peserta didik yang
dijadikan subjek penelitian
6. Merekam dan mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dan aktivitas peserta didik
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.5.1 Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini peneliti
melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian dalam upaya
mengumpulkan data penelitian. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan
informasi yang terjadi di dalam kelas, yaitu segala aktivitas guru dan aktivitas
siswa dalam proses berlangsungnya pembelajaran dengan penerapan model PBL
(Semi, 2021).

20
3.5.2 Angket
Angket merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Angket merupakan kumpulan pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang diri, pribadi atau hal-hal yang ia
ketahui. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah, tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban
yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Julia,
2020).
3.5.3 Alat Tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat semua informasi yang didapatkan
selama proses penelitian
3.5.4 Dokumentasi
Menurut Santori studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan
data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaaah secara intens
sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian suatu
kejadian (Satori & Komariah, 2009). Teknik yang dilakukan peneliti adalah
dengan mengambil gambar menggunakan alat media berupa kamera HP
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
hasil observasi, angket, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan
memilih mana yang penting dan mana yang perlu dipelajari, serta membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang dikemukakan Miles dan
Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah teknik analisis data
sebagai berikut (Goyena, 2019)
3.6.1 Reduksi Data
Reduksi data merupakan penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.

21
3.6.2 Analisis Data
Pada tahap ini peneliti mengubah data dari hasil penelitian menjadi sebuah
informasi yang nantinya akan digunakan untuk menarik kesimpulan Analisis data
bisa terdiri dari sejumlah komponen.Tetapi proses analisis data secara keseluruhan
melibatkan usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar
Langkah langkah analisis data sebagai berikut:
1) Mengelola dan mempersiapkan data untuk dianalisis
2) Membaca keseluruhan data
3) Menganalisis data lebih detail dengan meng-coding data.
4) menyajikan kembali data dalam bentuk narasi /laporan kualitatif
5) menganalisis data atau menginterpretasikan atau memaknai data.
6) Menyimpulkan hasil penelitian
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi
yang utuh. kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Kesimpulan pada penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
digunakan di awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah diketahui
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

22
3 BAB IV

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENELITIAN.
Penelitian ini telah dilakukan di SMA ST.Thomas Aquinas Ruteng yang
berada di Jalan Nuri Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Subjek
pada penelitian ini yaitu Ibu Valeria Sunarko, S.Pd beserta peserta didik kelas X1
IPA 1 dan Bapak Saverianus Patut, S.Pd beserta peserta didik kelas X1 IPA 2.
Penelitian dilaksanakan dalam waktu dua minggu terhitung dari tanggal 24 april
hingga 12 mei 2023. Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh salah seorang teman
atas nama Maria Atnasari Langgur, S.Pd.
Pada penelitian yang dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan tahap
perencanaan yaitu sebelumnya berkoordinasi dengan guru kimia di sekolah
melakukan kegiatan observasi di sekolah, melihat kelas yang akan dijadikan
penelitian, melihat RPP yang dibuat oleh guru, menyiapkan lembar observasi
yang akan diisi selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dua kali
pertemuan pada setiap kelas dengan alokasi waktu 2×45 menit sesuai dengan
RPP yang ada.
4.1.1 Hasil penelitian kelas XI IPA 1 pertemuan 1.
Penelitian ini dimulai pada kelas IPA 1 terlebih dahulu dengan subjek
penelitian Ibu Valeria Sunarko S.Pd dengan peserta didik kelas X1 IPA 1.
Penelitian dilakukan pada jam terakhir selama kurang lebih dua jam dengan
alokasi waktu 2×45 menit. Hasil penelitian pada pertemuan pertama di kelas X1
IPA 1 disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil penilaian tahapan PBL kelas X1 IPA 1.
No. Aspek penilaian Skor
1 Orientasi peserta didik pada masalah 3
2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. 4
3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 3
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 3
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3
Skor total 16
Skor maksimal 20
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui pada tahap yang pertama yaitu
orientasi peserta didik pada masalah, kegiatan yang dilakukan guru adalah

23
membagikan LKPD yang di mana pada LPKD tersebut terdapat masalah yang
akan dipecahkan oleh peserta didik secara berkelompok pada tahap ini sudah
sesuai dengan tahapan model PBL. Tahapan yang kedua yaitu mengorganisasikan
peserta didik untuk belajar, pada tahap ini guru membagikan peserta didik ke
dalam tiga kelompok untuk mengamati dan memahami masalah yang
disampaikan guru, pada tahap kedua ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan
model PBL. Tahapan yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok, setelah guru membentuk peserta didik dalam kelompok
peserta didik mulai berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari mencari data
dan referensi dari berbagai sumber untuk bahan diskusi yang diperlukan dalam
menyelesaikan masalah, pada tahapan yang ketiga ini guru kurang memastikan
setiap kelompok memahami tugasnya masing masing, alhasil tidak semua peserta
didik dalam kelompok terlibat aktif, ada beberapa dari mereka yang tidak
memahami tugasnya, namun ada juga peserta didik yang lain mulai berdiskusi dan
membagi tugas untuk mencari dan mengumpulkan data apa saja yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas mereka masing masing.
Pada tahap yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, pada tahap ini guru cukup memantau diskusi dan membimbing peserta
didik untuk siap mempresentasikan hasil diskusi, guru meminta setiap kelompok
menuliskan hasil diskusi pada sebuah lembar kertas kemudian masing - masing
kelompok diminta untuk mempresentasikan di depan kelas secara bergantian.
Tahap yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah, kegiatan yang dilakukan guru yaitu guru membimbing presentasi dan
mendorong kelompok untuk memberikan tanggapan serta masukan kepada
kelompok lain secara bergantian, sementara kelompok lain memberikan apresiasi
serta masukan dan tanggapan kegiatan yang seharusnya juga dilakukan pada tahap
ini yaitu guru bersama peserta didik membuat kesimpulan namun pada tahap ini
tidak dilakukan guru langsung menutup pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
Adapun hasil yang diperoleh dari penilaian tahapan PBL di atas di mana
skor total yang didapatkan yaitu 16 sementara skor maksimal dari penilaian
tahapan PBL ini yaitu 20 oleh karena itu untuk dapat mengetahui apakah model

24
PBL ini sudah diterapkan sesuai dengan tahapan yang ada maka dapat
menggunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
16
Nilai = x 100
20
Nilai = 80 %
Dari nilai di atas dapat kita ketahui bahwa penilaian tahapan model PBL
pada pertemuan pertama di kelas XI IPA I 80%. Kriteria penilaian tahapan PBL
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kategori penilaian (M. Saleh, 2013)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel 4.2 di atas maka dapat diketahui nilai 80% berada pada skala nilai 75-
80 persen kategori baik.

25
No. Aspek penilaian Skor
A Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama kemudian 2
mengecek kehadiran peserta didik.
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui 4
pengetahuan awal siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan 1
model pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran
berlangsung.
B Kegiatan inti
4. Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan 4
hasil kali kelarutan.
5. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok 4
6. Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap 4
masalah.
7. Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan 3
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap
jawaban yang mereka berikan.
8. Guru berkeliling, mengamati, dan mendorong siswa menalar 3
dan merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan
bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, dan benar.
9. Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan 4
seluruh hasil diskusi.
10. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan 4
hasil diskusi mereka.
11. Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian 2
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil
diskusi teman kelompok lain.
12. Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi 1
yang dipelajari.
C. Penutup
13. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa 1
yang telah dipelajari.
14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 1
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami.
15. Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas 3
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan 4
mengucapkan salam.
Skor total 47
Skor maksimal 64
Tabel 4.3 Hasil penilaian proses pembelajaran pada kelas X1 IPA 1
pertemuan pertama.
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui pada awal penelitian yang dilakukan
pada kelas XI IPA 1 dengan subjek penelitian Ibu Valeria Sunarko, S.Pd dan
peserta didik kelas XI IPA 1 proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan
pendahuluan yang diawali dengan guru mengucapkan salam, kemudian kegiatan
yang seharusnya dilakukan guru yaitu mengajak peserta didik berdoa bersama dan

26
memeriksa kehadiran peserta didik namun tidak dilakukan, pada kegitatan
pendahuluan ini guru langsung memberikan pertanyaan apersepsi kepada peserta
didik untuk memastikan materi prasyarat sudah dikuasai peserta didik atau
belum, tahap selanjutnya pada kegiatan pendahuluan yang juga tidak dilakukan
yaitu guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pembelajaran dan tidak
memberitahukan model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran ini. Pada tahapan kegiatan pendahuluan ini ada beberapa tahapan
yang belum dilakukan secara maksimal.
Setelah kegiatan pendahuluan sudah dilakukan, maka dilanjutkan dengan
kegiatan inti yang di mana guru mulai menjelaskan materi tentang pengertian
dan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada tahap ini guru sudah
menjalankan sesuai dengan tahapan model PBL, setelah menjelaskan materi guru
membagi peserta didik dalam tiga kelompok secara homogen, setelah membentuk
kelompok guru membagikan LKPD dan masing - masing kelompok diminta untuk
berhipotesis terhadap masalah yang terdapat pada LKPD tersebut, kemudian
setiap kelompok mulai berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari sumber atau
referensi yang berkaitan dengan tugas mereka masing - masing. Selama proses
diskusi guru kurang memperhatikan karena pada saat jam pelajaran terdapat
beberapa kendala jadi proses diskusi tidak terlalu diperhatikan, guru hanya
mengecek apakah peserta didik sudah mengerjakan tugas pada LKPD yang
diberikan, pada tahap ini guru belum melakukan sesuai dengan tahapan model
PBL. Pada tahap selanjutnya setelah setiap kelompok selesai berdiskusi masing –
masing kelompok diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka dan
mempresentasikan hasilnya secara bergantian di depan kelas. Pada saat presentasi
kelompok lain diminta untuk memperhatikan kemudian menanggapi dan
memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi kelompok lain pada saat presentasi
berjalan ada beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan dengan berbagai
alasan dan kurangnya pengawasan dari guru. Pada tahap selanjutnya setelah
melakukan presentasi seharusnya guru memberikan penjelasan dan pelurusan
terhadap materi yang dipelajari, namun tidak dilakukan. Dari kegiatan inti ini ada
beberapa tahapan yang tidak dilakukan secara maksimal.

27
Setelah kegiatan inti selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan pada
kegiatan penutup di mana kegiatan yang seharusnya dilakukan yaitu guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari namun tidak
dilakukan kemudian guru juga tidak menanyakan mengenai hal - hal yang belum
dipahami, di mana setelah selesai berdiskusi peserta didik langsung diberikan soal
tentang materi yang telah dibahas kemudian dikumpulkan pada pelajaran
berikutnya, setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan
salam. Pada pertemuan pertama ini masih ada beberapa tahapan PBL yang belum
dilakukan.
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa skor total yaitu 47 sementara
skor maksimal yaitu 64 untuk dapat mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dijalankan sesuai dengan tahapan yang ada maka dapat maka dapat digunakan
rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
47
Nilai = x 100
64
Nilai = 73 %
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa penilaian proses pembelajaran
menggunakan model PBL pada pertemuan pertama di kelas XI IPA 1 73%.
Kriteria penilaian proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kategori penilaian (Listiani, 2020)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui nilai 73% persen berada pada skala
nilai 75-80 persen kategori cukup.

28
Tabel 4.5 Hasil observasi peserta didik kelas XI IPA 1.
No. Aspek penilaian Skor
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru 4
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari guru 1
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi yang dipelajari 4
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar 2
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam LKPD 3
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam LKPD 4
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok 2
8 Peserta didik Belajar mandiri 2
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan kelompok 3
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi 4
11 Keterampilan Peserta didik bertanya 3
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan 3
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan guru 1
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. 1
Skor total 37
Skor maksimal 56
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui pada saat proses pembelajaran
dimulai di mana guru meminta salah seorang dari mereka untuk memimpin
mereka dalam doa kemudian setelah selesai berdoa guru menyampaikan beberapa
pertanyaan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal, ada beberapa peserta
didik yang mencoba menjawab. Setelah menyampaikan pertanyaan apersepsi guru
mulai memaparkan materi tentang pengertian dan hubungan kelarutan dan hasil
kali kelarutan, pada tahap ini peserta didik mulai memperhatikan materi yang
dipaparkan oleh guru dengan baik. Pada tahap selanjutnya setelah memaparkan
materi guru membagi mereka dalam beberapa kelompok namun ada beberapa dari
mereka yang ingin memilih sendiri teman kelompoknya tetapi guru menegaskan
guru yang akan membagikan mereka dalam tiga kelompok, setelah membentuk
kelompok guru membagikan LKPD dan peserta didik diminta untuk
memperhatikan lalu menyimpulkan setiap permasalahan pada LKPD tersebut,
pada saat proses diskusi berlangsung guru kurang memantau sehingga beberapa
peserta didik kurang memahami tugas yang diberikan dan beberapa peserta didik
lainya tidak terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Setelah selesai berdiskusi
setiap kelompok diminta menuliskan hasil diskusi dalam sebuah lembar kertas dan
secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas kemudian teman
kelompok lain diminta untuk memperhatikan dan menanggapi apa yang
disampaikan oleh teman kelompok yang sedang melakukan prsentasi, namun pada

29
tahap ini banyak dari peserta didik yang kurang aktif atau tidak menanggapi sama
sekali hasil diskusi teman kelompok lain, setelah melakukan presentasi
seharusnya peserta didik mendengarkan tanggapan dan pelurusan dari materi yang
mereka pelajari namun tidak dilakukan guru langsung menutup pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapakan salam.
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil observasi peserta
didik selama proses belajar mengajar yaitu mendapatkan total skor 37 sementara
skor maksimal 56. Maka untuk dapat mengetahui apakah peserta didik sudah
mengikuti pembelajaran dengan baik maka digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
37
Nilai = x 100
56
Nilai = 66 , 7 %
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama hasil
observasi peserta didik66 , 7 % . Kriteria dari hasil observasi peserta didik dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kategori penilaian (Cut Sulatri, 2019)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel 4.6 di atas maka dapat diketahui nilai 66,7% persen berada pada skala
nilai 67-79 persen kategori cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di kelas XI IPA I dilakukan pengamatan oleh peneliti dan dibantu
oleh salah seorang teman Maria Atnasari Langgur, S.Pd tentang observasi guru
dan peserta didik melalui lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat selama
proses belajar mengajar berlangsung, peneliti memperoleh data tentang aktivitas
guru dan peserta didik dengan menggunakan model PBL yang dapat dilihat pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil observasi guru dan peserta didik kelas XI IPA 1.
Penilaian Nilai% Ketegori penilaian
Penilaian tahapan PBL 80% Baik

30
Penilaian proses pembelajaran 73% Cukup
Observasi peserta didik 66,7% Cukup
4.1.2 Hasil penelitian kelas XI IPA II pertemuan 1.
Penelitian kembali dilakukan pada kelas XI IPA II yang dilakukan pada
tanggal 27 apil 2023 dengan dengan subjek penelitian Bapak Saverianus Patut
S.Pd beserta peserta didik kelas X1 IPA II dengan waktu kurang lebih dua jam
dengan alokasi waktu 2×45 menit. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil penilaian tahapan PBL kelas XI IPA II pertemuan 1
No. Aspek penilaian Skor
1 Orientasi peserta didik pada masalah 3
2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. 3
3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 3
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 3
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3
Skor total 15
Skor maksimal 20
Dari tabel 4.8 di atas pada tahap yang pertama yaitu orientasi peserta didik
pada masalah kegiatan yang dilakukan guru membagikan LKPD yang di mana
pada LPKD tersebut terdapat masalah yang akan dipecahkan oleh peserta didik
secara berkelompok pada tahap ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan yang
ada. Pada tahapan yang kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam tiga kelompok
namun tidak secara homogen karena guru mempersilahkan peserta didik untuk
memilih sendiri teman kelompok masing - masing. Setelah peserta didik duduk
dalam kelompok selanjutnya guru membagikan LKPD pada setiap kelompok
namun guru tidak memastikan setiap kelompok memahami tugasnya masing -
masing, sehingga banyak dari peserta didik dalam kelompok tidak terlibat aktif,
dan kurang memahami tugasnya, pada tahap kedua ini belum dilakukan secara
maksimal. Tahapan yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu dan
kelompok, pada tahap ini guru kurang membimbing peserta didik di mana guru
terlihat kurang memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data
selama proses diskusi, terlihat hanya beberapa peserta didik dari setiap kelompok
yang melakukan penyelidikan untuk mencari referensi dari berbagai sumber
sebagai bahan diskusi kelompoknya, pada tahap ketiga ini juga belum dilakukan
secara maksimal.

31
Tahapan yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
kegiatan yang dilakukan guru yaitu guru membimbing peserta didik untuk siap
mempresentasikan hasil diskusi yang sudah dikerjakan dan meminta setiap
kelompok menuliskan hasil diskusi pada sebuah lembar kertas kemudian secara
bergantian mempresentasikan di depan kelas, pada tahap ini belum dilakukan
secara maksimal karena kurangnya pengawasan dari guru. Tahapan yang terakhir
yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini
guru membimbing presentasi dan mendorong setiap kelompok untuk memberikan
tanggapan serta masukan kepada kelompok lain, setiap kelompokpun secara
bergantian mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain
memberikan apresiasi serta masukan dan tanggapan, seharusnya pada kegiatan
penutup ini guru bersama peserta didik membuat kesimpulan namun pada tahap
ini yang menyimpulkan hasil diskusi hanya guru itu sendiri tanpa melibatkan
peserta didik, setelah membuat kesimpulan guru langsung menutup pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Adapun hasil yang diperoleh dari tahapan penilain tahapan PBL ini di
mana skor total yang didapatkan yaitu 15 sementara skor maksimal dari penilaian
tahapan PBL ini yaitu 20. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui apakah model
PBL ini sudah diterapkan dengan baik maka dapat menggunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
15
Nilai = x 100
20

Nilai = 75%
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa hasil penilaian tahapan model
PBL pada pertemuan pertama di kelas X1 IPA II 75%. Kriteria penilaian tahapan
model PBL dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kategori penilaian (M. Saleh, 2013)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

32
Dari tabel di atas maka dapat diketahui nilai 75% berada pada skala nilai 75-80
kategori baik.

No. Aspek Penilaian Skor


A Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama kemudian mengecek 3
kehadiran peserta didik.
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui 1
pengetahuan awal siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model 1
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung.
B Kegiatan inti
4. Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil 4
kali kelarutan.
5. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok. 3
6. Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah 3
7. Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan 3
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8. Guru berkeliling, mengamati, dan mendorong siswa menalar dan 3
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9. Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh 4
hasil diskusi.
10. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil 4
diskusi mereka.
11. Kelompok lain diminta untuk memperhatikan, kemudian 4
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain.
12. Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi 4
yang dipelajari.
C. Penutup
13. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang 3
telah dipelajari.
14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 1
bertanya mengenai hal - hal yang belum dipahami.
15. Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas 1
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan 4
salam.
Skor total 46
Skor maksimal 64
Tabel 4.10 Hasil Penilaian proses pembelajaran menggunakan PBL kelas XI IPA II
pertemuan 1.
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui penelitian yang dilakukan pada
tanggal 27 april dengan subjek penelitian Bapak Saverianus Patut S.Pd dan
peserta didik kelas XI IPA I1 penelitian ini diawali dengan kegiatan pendahuluan

33
yang dimulai dengan kegiatan awal guru mengucapkan salam kemudian salah satu
dari mereka diminta untuk memimpin mereka untuk berdoa bersama, setelah
berdoa bersama kegiatan yang seharusnya dilakukan guru yaitu memeriksa
kehadiran peserta didik dan menyampaikan beberapa pertanyaan apersepsi untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa namun pada pertemuan ini tidak dilakukan.
Kegiatan yang juga tidak dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan ini yaitu
menyampaikan tujuan pembelajaran serta model pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran sehingga belum sesuai dengan tahapan
proses pembelajaran menggunakan model PBL. Pada kegiatan pendahuluan ini
guru belum melakukan secara maksimal sesuai dengan tahapan proses
pembelajaran menggunakan model PBL.
Setelah kegiatan pendahuluan selesai dilakukan kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan inti yang dimulai dengan kegiatan guru memaparkan materi
tentang pengertian dan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan, setelah
memaparkan materi tentang pengertian dan hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan guru membagi peserta didik dalam tiga kelompok namun tidak secara
homogen, karena kelompok yang dibentuk dipilih sendiri oleh peserta didik pada
tahap ini belum dilakukan secara maksimal. Tahapan selanjutnya yaitu guru
membagikan LKPD kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diminta untuk
berhipotesis terhadap masalah yang sudah tertera pada LKPD tersebut, namun ada
beberapa peserta didik yang kurang memahami tugasnya karena kurangnya
pengawasan dari guru dan pada saat proses diskusi berlangsung guru kurang
memantau jalanya diskusi, sehingga beberapa peserta didik tidak terlibat aktif
dalam mencari sumber atau referensi yang tepat. Setelah selesai berdiskusi guru
meminta setiap kelompok untuk merumuskan jawaban terhadap masalah
menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, dan benar. Pada tahap
selanjutnya setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
bergantian di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk memperhatikan
kemudian menanggapi serta memberikan apresiasi terhadap hasil diskusi teman
kelompok lain, pada tahap ini belum secara maksimal, karena pada saat
presentasi berlangsung ada beberapa dari teman dari kelompok lain yang kurang
memperhatikan sehingga yang menanggapi hasil diskusi teman kelompok yang

34
sedang presentasi hanya beberapa orang saja. Setelah setiap kelompok selesai
melakukan presentasi guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi
yang telah dipelajari. Pada tahap kegiatan inti ini ada beberapa tahapan yang
belum dilakukan secara maksimal.
Setelah melakukan kegiatan inti, proses pembelajaran dilanjutkan pada
kegiatan penutup, kegiatan yang seharusnya dilakukan setelah selesai berdiskusi
yaitu guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari namun tahapan ini tidak dilakukan, kemudian tahapan yang juga tidak
dilakukan yaitu guru tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai hal - hal yang belum dipahami dan guru tidak memberikan
soal tentang materi yang telah dibahas kemudian dikumpulkan untuk dinilai, guru
langsung menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa skor total yaitu 46 sementara
skor maksimal yaitu 64. Maka untuk dapat mengetahui apakah proses
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai tahapan yang ada maka dapat
digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
42
Nilai = x 100
64
Nilai = 71 %
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama di kelas
XI IPA II penilaian proses pembelajaran71 %. Kriteria penilaian proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Kategori penilaian (Listiani, 2020)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel 4.11 di atas maka dapat diketahui nilai 71% berada pada skala nilai 75-
80 kategori cukup.

35
Tabel 4.12 Hasil observasi peserta didik pada kelas XI IPA 2 pertemuan 1.
No. Aspek penilaian Skor
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. 1
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari guru . 1
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. 4
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar. 4
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam LKPD. 3
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam LKPD. 3
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok.. 3
8 Peserta didik Belajar mandiri. 2
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan kelompok . 3
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi . 4
11 Keterampilan Peserta didik bertanya . 3
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan . 3
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan guru . 1
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. 1
Skor total 35
Skor maksimal 56
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui pada saat proses pembelajaran
dimulai di mana guru meminta salah seorang dari mereka untuk memimpin
mereka dalam doa kemudian setelah selesai berdoa bersama kegiatan yang
seharusnya dilakukan yaitu guru menyampaikan pertanyaan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran namun pada pertemuan ini tidak dilakukan.
Pada pembelajaran hari ini guru langsung memaparkan materi tentang
pengertian hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan, pada saat guru sedang
memaparkan materi peserta didik memperhatikan dengan baik. Setelah guru
menjelaskan materi, guru meminta peserta didik membentuk kelompok.
Kelompok yang dibentuk dipilih sendiri oleh peserta didik sehingga kelompok
yang pembagian kelompok tidak homogen. Setelah mereka duduk dalam
kelompok guru membagikan LKPD dan setiap kelompok diminta untuk
memperhatikan LKPD yang sudah dibagikan lalu menyimpulkan setiap
permasalahan pada LKPD tersebut, namun banyak dari peserta didik yang kurang
memahami tugas mereka masing masing karena kurangnya pengawasan dari guru.

36
Setelah melihat LKPD peserta didik mulai berdiskusi dan membagi tugas
untuk masing masing dikerjakan namun pada saat diskusi dalam kelompok ada
beberapa peserta didik yang kurang serius dalam mengerjakan tugasnya di mana
mereka hanya mengandalkan teman yang lain dalam menyelesaian masalah.
Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diminta menuliskan hasil diskusi
mereka dalam sebuah lembar kertas, lalu setiap kelompok diminta secara
bergantian mempresentasikan tugas di depan kelas dan teman kelompok lain
diminta untuk memperhatikan kemudian menanggapi apa yang disampaikan oleh
teman kelompok yang sedang melakukan presentasi, namun pada tahap ini banyak
dari peserta didik yang kurang aktif atau tidak menanggapi sama sekali hasil
diskusi teman kelompoknya. setelah selesai presentasi peserta didik
mendengarkan tanggapan dan pelurusan dari guru terkait materi yang mereka
pelajari kemudian guru langsung menutup pembelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
Dari tabel 4.12 di atas dapat kita ketahui dari hasil observasi peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran mendapatkan skor 33 sementara skor
maksimal yaitu 56 untuk dapat mengetahui apakah peserta didik sudah mengikuti
pembelajaran menggunakan model PBL maka digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal

35
Nilai = x 100
56

Nilai = 62 , 5 %
Dari nilai nilai di atas dapat diketahui pada pertemuan pertama di kelas XI
IPA II hasil observasi peserta didik 62 , 5 % . Kriteria penilaian observasi peserta
didik dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Kategori penilaian (Cut Sulatri, 2019)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel 4.13 di atas maka dapat diketahui nilai 62,5% berada pada skala nilai
65-70 kategori cukup.

37
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung di kelas XI IPA II dilakukan pengamatan oleh peneliti dan dibantu
oleh salah seorang teman Maria Atnasari Langgur, S.Pd tentang observasi guru
dan peserta didik melalui lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat selama
proses belajar mengajar berlangsung, peneliti memperoleh data tentang aktivitas
guru dan peserta didik dengan menggunakan model PBL sebagaimana yang
tertara pada tabel 4.14 dibawah ini.
Tabel 4.14 Hasil pengamatan pada kelas XI IPA II.
Penilaian Nilai Kategori penilaian
Penilaian tahapan PBL 75% Baik
Penilaian proses pembelajaran 71% Cukup
Observasi peserta didik 62,5% Cukup
4.1.3 Hasil penelitian pertemuan kedua kelas XI IPA I.
Setelah melakukan penelitian pada pertemuan yang pertama, selanjutnya
peneliti melakukan penelitian pada pertemuan kedua yang dilakukan pada tanggal
pada tanggal 8 mei 2023 dengan subjek penelitian Valeria Sunarko, S.Pd dan
peserta didik kelas XI IPA 1. Hasil penilaian tahapan PBL kelas XI IPA I pada
pertemuan Iidisajikan pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil penilaian tahapan PBL kelas XI IPA I pertemuan II.
No Aspek penilaian Skor
.
1 Orientasi peserta didik pada masalah 4
2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. 4
3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 3
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 4
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 4
Skor total 19
Skor maksimal 20
Dari tabel 4.15 di atas pada tahap yang pertama yaitu orientasi peserta
didik pada masalah kegiatan yang dilakukan guru membagikan LKPD yang di
mana pada LPKD tersebut terdapat masalah yang akan dipecahkan oleh peserta
didik secara berkelompok pada tahap ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan
model PBL. Tahapan yang kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, pada tahap ini setelah guru membagikan LKPD pada setiap kelompok
guru memastikan setiap kelompok memahami tugasnya masing masing, karena
peserta didik terlihat sudah memahami tugasnya masing - masing peserta didik

38
mulai berdiskusi dan membagi tugas dalam kelompok untuk mencari serta
mengumpulkan data apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Pada tahap yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu dan
kelompok, pada tahap ini sudah dilakukan dengan baik di mana guru terlihat
memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data selama proses
penyelidikan, sementara itu peserta didik melakukan penyelidikan atau mencari
referensi atau sumber - sumber untuk bahan diskusi kelompok mereka masing
masing. Pada tahap yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, pada tahap ini guru memantau diskusi dan membimbing peserta didik
untuk siap mempresentasikan hasil diskusi mereka, setiap kelompok melakukan
diskusi dan setelah selesai berdiskusi setiap kelompok siap untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka masing masing secara bergantian di depan
kelas. Pada tahap yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, pada tahap ini guru membimbing presentasi dan mendorong
kelompok untuk memberikan tanggapan serta masukan kepada kelompok lain,
setiap kelompokpun secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi mereka
dan kelompok lain memberikan apresiasi serta masukan dan tanggapan. Pada
kegiatan penutup guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang
telah mereka pelajari.
Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui skor total yang didapat yaitu 18
sementara skor maksimal yaitu 20. Maka untuk dapat mengetahui apakah tahapan
tahapan PBL ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan yang ada maka dapat
digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal

19
Nilai = x 100
20

Nilai = 90 % .
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa penilaian tahapan model PBL
pada pertemuan kedua di kelas XI IPA 1 yaitu 95 % . Kriteria penilaian tahapan
model PBL dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Kategori penilaian (M. Saleh, 2013)

39
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel di atas maka dapat diketahui nilai 90 persen berada pada skala nilai 85-
100 % kategori sangat baik.

No. Aspek penilaian Skor


A Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama kemudian mengecek 4
kehadiran peserta didik.
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui 4
pengetahuan awal siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model 3
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung.
B Kegiatan inti
4. Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan 3
hasil kali kelarutan
5. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok 4
6. Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap 4
masalah
7. Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan 4
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap
jawaban yang mereka berikan.
8. Guru berkeliling, mengamati, dan mendorong siswa menalar 4
dan merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan
bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9. Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan 4
seluruh hasil diskusi
10. Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan 4
hasil diskusi mereka.
11. Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian 4
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil
diskusi teman kelompok lain
12. Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi 4
yang dipelajari
C. Penutup
13. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa 2
yang telah dipelajari
14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 4
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami
15. Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas 4
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

40
16. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan 4
mengucapkan salam.
Skor total 60
Skor maksimal 64
Tabel 4.17 Hasil penilain proses pembelajaran kelas XI IPA I pertemuan II.
Dari tabel 4.17 di atas pada penelitian yang dilakukan pada tanggal 8 mei
2023 dengan subjek penelitian Ibu Valeria Sunarko S.Pd dan peserta didik kelas
XI IPA I kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru pertama kali yaitu guru
mengucapkan salam kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah berdoa
bersama guru mengabsen peserta didik dan dilanjutkan dengan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan apersepsi agar peserta didik memiliki gambaran
secara umum tentang materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dipelajari namun tidak menyampaikan model
pembelajaran apa yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pada tahap
kegiatan pendahuluan ini sudah dilakukan dengan sangat baik.
Setelah kegiatan pendahuluan sudah dilakukan kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan inti. Pada pertemuan kedua ini guru mulai menjelaskan materi
yang akan dipelajari hari ini dengan mulai mengaitkan pelajaran yang telah lalu
dengan pembelajaran hari ini tentang menghitung kelarutan suatu elektrolit yang
sukar larut berdasarkan harga KSP dan menentukan PH larutan dari harga KSP.
Setelah selesai menjelaskan materi selanjutnya guru meminta peserta didik untuk
duduk dalam kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya dan
membagikan LKPD kepada setiap kelompok untuk dikerjakan. Setelah
membagikan LKPD kepada setiap kelompok selanjutnya guru memantau jalanya
diskusi dan mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dari berbagai
sumber, setelah selesai berdiskusi guru meminta setiap kelompok secara
bergantian untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas dan
kelompok lain diminta memperhatikan kemudian menanggapi apa yang
disampaikan teman kelompok yang sedang presentasi. Setelah setiap kelompok
selesai berdiskusi guru memberikan penjelasan dan pelurusan tentang materi yang
mereka pelajari hari ini, setelah itu guru membimbing peserta didik untuk
membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari kemudian guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan mengenai hal hal yang belum
dipahami dari materi yang dipelajari. Setelah itu guru memberikan beberapa soal

41
untuk dikerjakan secara individu dalam waktu 30 menit kemudian dikumpulkan
untuk dinilai. Setelah tugas yang diberikan sudah dikerjakan guru mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa dan salam.pada pertemuan kedua ini hampir semua
tahapan model PBL sudah dijalankan sesuai dengan tahapan yang ada.
Dari tabel 4. 17 di atas dapat kita ketahui skor total yang didapatkan
selama penelitian yaitu 60 sementara skor maksimal 64, untuk dapat mengetahui
apakah proses pembelajaran sudah dijalankan sesuai dengan tahapan yang ada
maka dapat digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
60
Nilai = x 100
64
Nilai = 94 %
Dari nilai di atas dapat diketahui bahwa penilaian proses pembelajaran
menggunakan model PBL pada pertemuan kedua di kelas XI IPA 1 yaitu 94 % .
Kriteria penilaian proses pembelajaran menggunakan model PBL dapat dilihat
pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Kategori penilaian (Listiani, 2020)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel 4.18 di atas maka dapat diketahui nilai 94% berada pada skala nilai 85-
100 persen kategori sangat baik.
Tabel 4.19 Hasil observasi peserta didik.
No. Aspek penilaian Skor
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru 4
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari guru 4
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi yang dipelajari 4
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar 4
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam LKPD 4
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam LKPD 4
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok 4
8 Peserta didik Belajar mandiri 4
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan kelompok 4
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi 4
11 Keterampilan Peserta didik bertanya 1
11 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan 4

42
11 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan guru. 4
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. 3
Skor total 53
Skor maksimal 56
Dari tabel 4.19 di atas pada saat proses pembelajaran dimulai guru
meminta salah satu dari mereka memimpin mereka untuk berdoa bersama setelah
berdoa guru menyampaikan beberapa pertanyaan apersepsi, peserta didik terlihat
cukup aktif dalam menjawab pertanyaan apersepsi yang disampaikan guru,
kemudian peserta didik mendengarkan apa tujuan pembelajaran yang akan mereka
pelajari hari ini. Setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran selanjutnya
guru mulai menjelaskan materi yang akan mereka pelajari dan peserta didik
dengan fokus mendengarkan materi yang dipaparkan guru. Kegiatan selanjutnya
yaitu guru meminta mereka duduk dalam kelompok yang sudah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya dan membagikan LKPD kemudian mereka diminta untuk
memperhatikan LKPD yang sudah dibagikan lalu menyimpulkan setiap
permasalahan pada LKPD tersebut. Pada saat berdiskusi peserta didik terlihat
begitu antusias dan aktif dalam kelompoknya masing masing. Setelah selesai
berdiskusi dan selesai mengerjakan tugas masing - masing setiap kelompok
menuliskan hasil diskusi mereka dalam sebuah lembar, kemudian secara
bergantian mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan kelompok
lain diminta untuk memperhatikan kemudian menanggapi apa yang disampaikan
oleh teman kelompok lain dan memberikan apresiasi pada teman kelompok yang
melakukan presentasi. Pada saat presentasi peserta didik berperan aktif dan kritis
dalam menyampaikan masukan dan tanggapan. Setelah selesai mempresentasikan
hasil diskusi peserta didik mendengarkan guru memberikan tanggapan sekaligus
meluruskan apa yang sudah peserta didik bahas. Setelah selesai berdiskusi guru
bersama peserta didik mengambil kesimpulan dari apa yang mereka telah pelajari
hari ini.
Dari tabel 4.19 di atas dapat kita ketahui hasil observasi yang dilakukan
pada peserta didik kelas Xl IPA 2 skor total yang didapat yaitu 48 sementa skor
maksimal yaitu 60. Maka untuk dapat mengetahui apakah peserta didik sudah
mengikuti pembelajaran dengan baik maka dapat digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal

43
53
Nilai = x 100
56
Nilai = 94,6%
Dari nilai diatas dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama kelas XI IPA I
hasil observasi peserta didik 87,5% . Kriteria penilaian proses pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Kategori penilaian (Cut Sulatri, 2019)


Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel 4.20 di atas maka dapat diketahui nilai 94,6 % berada pada skala nilai
85-100 persen kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung dilakukan pengamatan oleh peneliti dan dibantu oleh salah seorang
teman Maria Atnasari Langgur, S.Pd tentang observasi guru dan peserta didik
melalui lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat selama proses belajar
mengajar berlangsung, peneliti memperoleh data tentang aktivitas guru dan
peserta didik dengan menggunakan model PBL sebagaimana yang tertara pada
tabel 4.21.
Tabel 4. 21 Hasil pengamatan kelas XI IPA I pertemuan II.
Penilaian Nilai Kategori penilaian
Penilaian tahapan PBL 95% Sangat baik
Penilaian proses pembelajaran 93% Sangat baik
Observasi peserta didik 94,6% Sangat baik
4.1.4 Hasil penelitian pertemuan kedua kelas XI IPA II.
Penelitian kembali dilakukan pada tanggai 11 mei 2023 dengan subjek
penelitian Bapak Savarianus Patut, S.Pd dan peserta didik kelas X1 IPA 1I dengan
waktu kurang lebih dua jam dengan alokasi waktu 2×45 menit. Hasil penilaian
tahapan PBL kelas XI IPA 2 pada pertemuan II disajikan pada tabel 4.22.
Tabel 4. 22 Hasil penilaian tahapan PBL kelas XI IPA 2 pertemuan II.
No Aspek penilaian Skor
.
1 Orientasi peserta didik pada masalah 4

44
2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. 3
3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 4
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 4
Skor total 19
Skor maksimal 20
Dari tabel 4.22 di atas pada tahap yang pertama yaitu orientasi peserta
didik pada masalah kegiatan yang dilakukan guru membagikan LKPD yang di
mana pada LPKD tersebut terdapat masalah yang akan dipecahkan oleh peserta
didik secara berkelompok pada tahap ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan
PBL yang ada. Tahapan yang kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar, pada tahap ini setelah guru membagikan LKPD pada setiap kelompok
guru memastikan setiap kelompok memahami tugasnya masing masing, karena
peserta didik terlihat sudah memahami tugasnya masing - masing peserta didik
mulai berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari dan mengumpulkan data apa
saja yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas mereka masing masing. Pada
tahap ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok, pada tahap
ini sudah dilakukan dengan baik di mana guru terlihat memantau keterlibatan
peserta didik dalam pengumpulan data selama proses diskusi, di mana peserta
didik melakukan penyelidikan dengan mencari berbagai referensi dan sumber -
sumber untuk bahan diskusi kelompok mereka masing - masing. Pada tahap yang
keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini guru
memantau diskusi dan membimbing peserta didik untuk siap mempresentasikan
hasil diskusi mereka, setelah selesai berdiskusi setiap kelompok siap untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian. Pada tahap yang
terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada
tahap ini guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok untuk
memberikan tanggapan serta masukan kepada kelompok lain, setiap kelompokpun
secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan
apresiasi serta masukan dan tanggapan. Kegiatan selanjutnya yang seharusnya
dilakukan yaitu guru bersama peserta didik membuat kesimpulan namun pada
tahap ini guru sendiri yang membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka
pelajari tanpa melibatkan peserta didik.

45
Dari tabel 4.22 di atas dapat diketahui skor total yang didapat yaitu 19
sementara skor maksimal yaitu 20. Maka untuk dapat mengetahui apakah tahapan
tahapan PBL ini sudah dilakukan sesuai dengan tahapan yang ada maka dapat
digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
19
Nilai = x 100
20
Nilai = 95 % .
Dari nilai diatas dapat diketahui bahwa pada pertemuan kedua kelas XI
IPA II hasil penilaian tahapan model PBL 95 % . Kriteria penilaian tahapan model
PBL dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23 Kategori penilaian (M. Saleh, 2013)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

Dari tabel diatas maka dapat diketahui nilai 90 % berada pada skala nilai
85-100 persen kategori sangat baik.

46
No. Aspek penilaian Skor
A Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, berdoa bersama kemudian mengecek 4
kehadiran peserta didik
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui 1
pengetahuan awal siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model 1
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung
B Kegiatan inti
4 Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil 3
kali kelarutan
5 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok 4
6 Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah 4
7 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan 4
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8 Guru berkeliling, mengamati, dan mendorong siswa menalar dan 4
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9 Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh 4
hasil diskusi
10 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil 4
diskusi mereka.
11 Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian 4
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain
12 Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi 4
yang dipelajari
C. Penutup
13 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang 2
telah dipelajari
14 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 4
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami
15 Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas 4
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan 4
salam.

47
Skor total 55
Skor maksimal 64
Tabel 4.24 Hasil Penilain proses pembelajaran kelas XI IPA 2 pertemuan II.
Dari tabel 4.24 di atas dapat diketahui penelitian pada pertemuan kedua ini
yang dilakukan pada kelas XI IPA 2 dengan subjek penelitian bapak Saverianus
Patut, S.Pd psoses pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang
diawali dengan kegiatan guru mengucapkan salam kemudian dilanjutkan dengan
berdoa bersama, setelah berdoa bersama, guru mengabsen peserta didik kegiatan
selanjutnya yang seharusnya dilakukan guru adalah memberikan beberapa
pertanyaan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pelajaran hari ini namun tidak
dilakukan. Pada kegiatan pendahuluan ini ada beberapa tahapan yang tidak
dilakukan.
Setelah melakukan kegiatan pendahuluan kegiatan selanjutnya kegiatan
inti, pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan materi apa yang akan mereka
pelajari hari ini dengan mengaitkan pelajaran yang telah lalu dengan pembelajaran
hari ini tentang menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan
harga KSP dan menentukan PH larutan dari harga KS. Setelah menjelaskan
materi guru meminta peserta didik untuk duduk dalam kelompok yang telah
dibagikan pada pertemuan sebelumnya dan guru membagikan LKPD kepada
setiap kelompok. Setelah membagikan LKPD, setiap kelompok diminta untuk
berhipotesis terhadap masalah pada LKPD tersebut kemudian masing - masing
anggota kelompok Berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari sumber atau
referensi, untuk menyelesaikan masalah pada LKPD yang dibagikan guru,
sementara itu guru memantau jalanya diskusi dan mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber, setelah selesai berdiskusi guru
meminta setiap kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dan kelompok lain diminta memperhatikan kemudian
menanggapi apa yang disampaikan. Setelah setiap kelompok selesai
mempresentasikan hasil diskusi selanjutnya guru memberikan penjelasan dan
pelurusan tentang materi yang mereka pelajari hari ini, pada tahap kegiatan inti ini
semua tahapan pada model PBL sudah dilakukan sesuai dengan tahapan model
PBL yang ada.

48
Tahapan yang seharusnya dilakukan setelah selesai yaitu guru bersama
peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari namun yang
membuat kesimpulan hanya guru itu sendiri tanpa melibatkan peserta didik.
Setelah membuat kesimpulan guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan mengenai hal - hal yang belum dipahami dari materi yang
dipelajari namun tidak ada satupun yang bertanya. Setelah itu guru memberikan
beberapa soal untuk dikerjakan secara individu dalam waktu 30 menit kemudian
dikumpulkan untuk dinilai. Setelah tugas yang diberikan sudah dikerjakan guru
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan salam. Pada tahap kegiatan penutup
juga sudah dilakukan sesuai dengan tahapan model PBL.
Dari tabel 4.24 di atas dapat kita ketahui skor total yang didapatkan selama
penelitian yaitu 55 sementara skor maksimal 64. Maka untuk dapat mengetahui
apakah proses pembelajaran sudah dijalankan sesuai dengan tahapan yang ada
maka dapat digunakan rumus:
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
55
Nilai = x 100
64
Nilai = 85 %
Dari nilai di atas dapat diketahui hasil penilaian proses pembelajaran pada
pertemuan kedua di kelas XI IPA 1 85 % . Kriteria penilaian proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 4.25.
Tabel 4.25 Kategori penilaian (Listiani, 2020)
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel 4.25 di atas maka dapat diketahui nilai 85% berada pada skala nilai 85-
100 persen kategori sangat baik
Tabel 4.26 Hasil observasi peserta didik kelas XI IPA 2 pertemuan II.
No. Aspek penilaian Skor
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru 1
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari guru 1
4 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi yang dipelajari 4
5 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar 4

49
6 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam LKPD 4
7 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam LKPD 4
8 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok 4
9 Peserta didik Belajar mandiri 4
10 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan kelompok 4
11 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi 4
12 Keterampilan Peserta didik bertanya 4
13 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan 4
14 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan guru 4
15 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. 3
Skor total 49
Skor maksimal 56
Dari tabel 4.26 di atas dapat diketahui pada saat proses pembelajaran
dimulai guru meminta salah satu dari peserta didik memimpin mereka untuk
berdoa bersama setelah berdoa selesai guru mulai menjelaskan materi yang akan
mereka pelajari peserta didik terlihat fokus ketika guru menjelaskan materi.
Setelah guru menjelaskan materi guru meminta mereka duduk dalam beberapa
kelompok yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya dan membagikan
LKPD kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diminta untuk
memperhatikan LKPD yang sudah dibagikan lalu menyimpulkan setiap
permasalahan pada LKPD tersebut, pada tahap ini peserta didik terlihat begitu
antusias karena peserta didik terlihat mulai berdiskusi dan membagi tugasnya
masing - masing. Setelah selesai berdiskusi dan selesai mengerjakan tugas masing
masing setiap kelompok menuliskan hasil diskusi dalam sebuah lembar, dan
secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok
lain diminta untuk memperhatikan kemudian menanggapi apa yang disampaikan
oleh teman kelompok yang sedang presentasi dan memberikan apresiasi. pada saat
proses diskusi peserta didik berperan aktif dan kritis dalam menanggapi hasil
diskusi teman kelompok lain. Setelah selesai presentasi setiap kelompok menutup
presentasi mereka masing – masing dan dilanjutkan dengan guru memberikan
tanggapan sekaligus meluruskan apa yang sudah peserta didik bahas. Setelah
selesai mempresentasikan hasil diskusi mereka guru mengambil kesimpulan dari
apa yang mereka telah pelajari hari ini tanpa melibatkan peserta didik.
Dari tabel 4.26 di atas dapat kita ketahui hasil observasi peserta didik yang
dilakukan pada peserta didik kelas Xl IPA 2 skor total yang didapat yaitu 48
sementa skor maksimal yaitu 60. Maka untuk dapat mengetahui apakah peserta
didik sudah mengikuti pembelajaran dengan baik maka dapat digunakan rumus:

50
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
49
Nilai = x 100
56
Nilai = 87,5%
Dari nilai di atas dapat diketahui hasil observasi peserta didik pada
pertemuan kedua di kelas XI IPA II 87,5% . Kriteria penilaian hasil observasi
peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27 Kategori penilaian ( Cut sulatri, 2019)


Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel di atas maka dapat diketahui nilai 87,5 % berada pada skala nilai 85-100
persen kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung dilakukan pengamatan oleh peneliti dan dibantu oleh salah seorang
teman Maria Atnasari Langgur, S.Pd tentang observasi guru dan peserta didik
melalui lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat selama proses belajar
mengajar berlangsung, peneliti memperoleh data tentang aktivitas guru dan
peserta didik dengan menggunakan model PBL sebagaimana yang tertara pada
tabel 4.28.
Tabel 4.28 Hasil pengamatan kelas XI IPA II pertemuan 2.
Penilaian Nilai Kategori penilaian
Penilaian tahapan PBL 95% Sangat baik
Penilaian proses pembelajaran 85% Sangat baik
Obsevasi peserta didik 87,5% Sangat baik

51
4.1.5 Hasil data respon peserta didik.
Adapun respon peserta didik terhadap penerapan model PBL pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan, diperoleh dengan memberikan angket respons
peserta didik yang diisi oleh 42 orang peserta didik setelah pembelajaran
berlangsung. Adapun respon peserta didik menggunakan model PBL dapat dilihat
pada tabel 4.29.
Tabel 4.29 Hasil respon peserta didik.
No Pernyataan sikap
SS TS
1 Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat menarik 42
2 Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, membuat saya lebih 42
berani mengemukakan pendapat
3 Dengan cara belajar seperti ini, membuat saya lebih menghargai 42
pendapat orang lain
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal pada pembelajaran tematik dengan 29 13
cara belajar seperti ini
5 Saya ingin topik lain diajarkan seperti ini 32 10
6 Saya lebih suka belajar kelompok daripada belajar sendiri-sendiri 32 10
7 Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang belajar 42
8 Cara belajar seperti ini, membuat saya berani mengajukan pertanyaan 42
pada guru maupun teman
9 Belajar kelompok membuat saya lebih mudah mengerjakan soal-soal 22 20
10 Cara belajar seperti ini, membuat saya menumbuhkan sikap kritis, 42
berfikir ilmiah dan kerja sama
Skor total 367 53
skor maksimal 420
Dari tabel 4.29 di atas dapat diketahui bahwa skor total yang didapat dari
hasil respon peserta didik yang disebarkan berupa angket skor total yang didapat
yaitu 367 skor sedangkan skor maksimal 420 untuk mengetahui respon peserta
didik dalam penggunaan PBL maka dapat digunakan rumus:

52
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
276
Nilai = x 100
420
Nilai = 94%
Dari nilai diatas dapat diketahui respon peserta didik dalam penggunaan model
PBL pada proses pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan 94 % .
Kriteria penilaian respons peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.30.

Tabel 4.30 Kategori penilaian (Ningsih R. Evi, 2017)


Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Dari tabel 4.30 di atas maka dapat diketahui nilai 94% berada pada skala nilai 85-
100 persen kategori sangat baik.
4.1.6 Data hasil respons guru.
Adapun respon guru dari penerapan model PBL ini dapat dilihat dari
penyebaran angket kepada dua orang guru yang menjadi subjek dalam penelitian
ini. Untuk dapat mengetahui respons guru dalam penerapan model PBL maka
dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31Hasil respon guru.
No Pernyataan sikap
SS TS
1 Mengajar menggunakan model PBL membuat saya lebih 2
bersemangat.
2 Belajar dengan model PBL membuat suasana kelas menjadi lebih 2
kondusif.
3 Dengan menggunakan model PBL peserta didik mampu 2
mengungkapkan pendapat.
4 Dengan menggunakan model PBL mampu mampu mendorong 2
peserta didik untuk berani menyampaikan konsep, dan tampil
ke depan untuk membantu teman-teman memahami materi
pelajaran.
5 Dengan model PBL dapat meningkatkan prestasi belajar peserta 2
didik.

53
6 Dengan menggunakan model PBL peserta didik terbiasa untuk 2
menghargai pendapat dan tugas yang diberikan guru dalam
pembelajaran di kelas.
7 Dengan menggunakan model PBL adanya kegiatan yang menarik 2
dalam belajar
8 Dengan menggunakan model PBL peserta didik akan lebih berani 2
bertanya dalam kelas.
9 Dengan menggunakan model PBL peserta didik lebih mudah 2
mengerjakan soal-soal.
10 Cara belajar seperti ini, peserta didik dapat menumbuhkan sikap 2
kritis, berfikir ilmiah dan kerja sama.
Skor total 20
Skor maksimal 20
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 100 % guru sebagai fasilitator
senang menggunakan model PBL pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
4.2 Pembahasan.
4.2.1 Aktivitas Guru.
Penelitian ini lakukan untuk dapat memahami dengan baik terkait dengan
penerapan model pembelajaran pada materi tertentu agar selama proses belajar
mengajar terjadi timbal balik antara guru dan peserta didik sehingga peserta didik
dapat aktif, kreatif dan juga kritis. Pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
guru menerapkan model PBL sebagai upaya untuk dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dari hasil penelitian yang sudah
dipaparkan pada pertemuan pertama dan kedua yang sudah dilaksanakan terjadi
peningkatan yang dapat kita lihat pada tabel 4.32 dan tabel 4.33 berikut:
Tabel 4.32 Hasil penelitian kelas XI IPA I.
Penilaian Nilai pertemuan Nilai pertemuan Peningkatan
1 2
Penilaian tahapan PBL 80% 95% 15%
Penilaian proses 73% 93% 20%
pembelajaran
Observasi peserta didik 66,7% 94,6% 27,9%

Tabel 4.33 Hasil penelitian kelas X1 IPA II.


Penilaian Nilai pertemuan 1 Nilai pertemuan 2 Peningkatan
Penilaian tahapan PBL 75% 95% 20%
Penilaian proses 71% 85% 14%
pembelajaran
Observasi peserta didik 62,5% 87,5% 25%
Dari tabel 4.32 dan 4.33 di atas guru sebagai fasilitator sudah sangat tepat
memilih model pembelajaran di kelas sesuai dengan materi ajar, penerapan model

54
pembelajaran perlu disesuaikan juga dengan materi ajar yang akan disampaikan.
Dapat kita lihat dari hasil pertemuan pertama dan kedua oleh kedua subjek
penelitian yaitu Ibu Valeria Sunarko, S.Pd dan Bapak Saverianus Patut, S.Pd
sudah menggunakan model PBL dengan sangat baik, di mana pada pertemuan
pertama ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan sehingga pada pertemuan
kedua menjadi bahan refleksi bagi kedua subjek penelitian sehingga adanya
perubahan yang dilakukan oleh kedua subjek penelitian, sehingga pada pertemuan
kedua terjadi peningkatan yang dilakukan oleh kedua subjek penelitian. Pada
penelitian ini yang dianggap belum dilakukan secara maksimal oleh kedua subjek
penelitian yaitu pada proses pembelajaran, ada beberapa tahapan pembelajaran
yang tidak dilakukan seperti pada kegiatan awal dan kegiatan penutup, di mana
pada kegiatan awal kegiatan yang tidak dilakukan oleh subjek penelitian yaitu
menyampaikan pertanyaan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
sedangkan pada kegiatan penutup kegiatan yang tidak dilakukan seperti guru dan
peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang telah di pelajari dan memberikan
tugas untuk dikerjakan. Pada penelitian ini guru lebih menekan pada kegiatan inti.
Seharusnya bukan saja pada kegiatan inti yang perlu ditekankan melainkan semua
tahapan proses pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan tahapan
pembelajaran yang ada, namun secara keseluruhan dari hasil penelitian ini sudah
dilakukan dengan sangat baik, di mana dapat kita lihat pada pertemuan pertama
ada beberapa tahapan yang belum dilakukan secara maksimal, namun pada
pertemuan kedua menjadi bahan refleksi bagi guru sehingga penerapan model
PBL pada pertemuan kedua sudah sangat baik.
Dengan demikian penerapan model PBL pada materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan dianggap efektif karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan di
mana guru sebagai fasilitator benar - benar mampu menerapkan model PBL sesuai
dengan tahapan yang ada sehingga memberikan dampak positif bagi para peserta
didik hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian pada pertemuan pertama hingga
pertemuan kedua.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
yani (2020) tentang penerapan model PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi ikatan kimia di SMA Negeri 5 Takengon. Di mana penelitian ini

55
bertujuan untuk dapat mengetahui aktivitas guru aktivitas siswa respons siswa dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan ativitas guru pada pada siklus 1 sebesar 89,17%,siklus II sebesar
95% dan siklus III sebesar 96.67%.
Penelitian ini juga didukung dengan penelitian Suswati (2021) penerapan
problem based learning (PBL) meningkatkan hasil belajar kimia tujuan penelitian
ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan penerapan model Problem based
learning (PBL) sebagai salah satu metode untuk meningkatkan hasil belajar
kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar kimia. (Suswati, 2021)
4.2.2 Aktivitas peserta didik.
Dari hasil observasi peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran
melalui penerapan model PBL pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
selama pertemuan pertama hingga pertemuan kedua dianggap aktivitas peserta
didik mengalami peningkatan apabila guru sebagai fasilitator menerapkan model
pembelajaran sesuai dengan tahapan yang ada maka akan berpengaruh terhadap
aktivitas belajar peserta didik, dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedua
terjadi peningkatan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas, di mana pada pertemuan yang pertama ada beberapa tahapan pembelajaran
yang tidak dilakukan oleh guru yang kemudian berdampak juga bagi peserta didik
tetapi pada pertemuan kedua guru secara maksimal menerapkan model PBL pada
proses pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga
aktivitas peserta didik dalam kelas juga terlihat begitu maksimal. Pada pertemuan
pertama di kelas XI IPA 1 mendapat nilai 66,7% kategori penilaian cukup baik
dan pada pertemuan kedua 87,5% kategori penilaian sangat baik, dari pertemuan
pertama hingga pertemuan kedua mengalami peningkatan 20,8% ,sedangkan pada
kelas XI IPA II pada pertemuan pertama mendapat nilai 62,5 % kategori penilaian
cukup sedangkan pada pertemuan kedua 87,5% kategori penilaian sangat baik dari
pertemuan pertama hingga pertemuan kedua mengalami peningkatan sebesar 25%
.
Hal ini membuktikan bahwa dalam penerapan model PBL guru selalu
berusaha untuk memaksimalkan peserta didik sehingga pembelajaran meningkat.

56
hal ini terlihat pada saat peserta didik mengikuti proses pembelajaran, di mana
ketika mereka diberikan masalah peserta didik terlihat sangat antusias dan sangat
aktif, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi timbal balik antara guru dan
peserta didik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikatakan
penerapan model PBL pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dianggap
salah satu model pembelajaran yang paling efektif.
Hal ini seperti pada penlitian yani (2020) tentang penerapan model PBL
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia di SMA Negeri
5 Takengon. Di mana penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui aktivitas
guru aktivitas siswa respons siswa dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ativitas siswa pada siklus I
sebesar 87,5%, siklus II sebesar 94,16%, dan siklus III sebesar 97,5%.
4.2.3 Respon peserta didik.
Respon peserta didik diberikan pada akhir pertemuan materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang menerapkan model PBL, untuk dapat mengetahui respon
peserta didik pada proses pembelajaran, menggunakan model PBL maka
disebarkan berupa angket. Angket yang disebarkan bertujuan untuk dapat
mengetahui perasaan, minat, dan pendapat siswa dengan penerapan model PBL
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan angket yang
disebarkan pada 42 orang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan
penerapan model PBL pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang
menjawab setuju 94% sedangkan menjawab tidak setuju hanya 6% terhadap
pembelajaran menggunakan model PBL. Dari hasil penyebaran angket tersebut
dapat kita ketahui bahwa respons peserta didik belajar menggunakan model PBL
sangat baik.
2.2.4 Respon guru.
Respon guru diberikan pada akhir pertemuan materi kelarutan dan hasil
kali kelarutan yang menerapkan model PBL, untuk dapat mengetahui respon guru
dari penggunaan model PBL pada proses pembelajaran maka disebarkan berupa
angket dari angket yang disebarkan bertujuan untuk dapat mengetahui perasaan,
minat, dan pendapat guru dengan penerapan model PBL pada materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan angket yang disebarkan pada dua orang guru
setelah pembelajaran dengan penerapan model PBL pada materi kelarutan dan

57
hasil kali kelarutan yang menjawab setuju 100 persen. Dari sini dapat kita ketahui
bahwa PBL ini sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Tujuan utama dalam penerapan model PBL adalah agar peserta didik dapat
belajar secara kelompok bersama teman temanya dengan cara saling menghargai
pendapat dan melatih kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah secara
bersama sama sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan sikap tanggung
jawab.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan.
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah disajikan, yaitu sebagai berikut:
1. Hasil penelitian pertemuan pertama menunjukkan guru sebagai
fasilitator sudah menerapkan model PBL namun belum secara
maksimal sehingga kategori penilaian pada pertemuan pertemuan
pertama kategori cukup.
2. Hasil penelitian pertemuan kedua menunjukkan bahwa guru sebagai
fasilitator sudah menerapkan model PBL dengan sangat baik sesuai
dengan tahapan model PBL yang ada, sehingga memiliki dampak bagi
peserta didik.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model PBL
peserta didik dapat aktif, dan kritis dalam proses pembelajaran di kelas.
5.2 Saran.
Saran yang diberikan peneliti setelah melakukan penelitian di sekolah
adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai evaluasi model PBL pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2. Guru sebagai fasilitator perlu memahami setiap tahapan dari model
PBL.

58
DAFTAR PUSTAKA
Cut Sulatri. (2019). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada
Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Hasil Belajar Siswa di SMAN
1 Darul Aman Aceh Timur.
Devi, D. (2012). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPA kelas VIII SMP
N 5 Sleman.
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar Dan Pembelajaran. In CV Kaaffah
Learning Center.
Fathoni, A. (2015). Pembelajaran Berbasis Karakter. Prosiding Seminar Nasional
dan Call For Papers, 2, 323–332.
Goyena, R. (2019). Metode Penelitian. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Herdiawan, H., Langitasari, I., & Solfarina, S. (2019). Penerapan PBL untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Koloid.
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan).
Julia, R. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Partner Switch Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia di SMA Negeri
11 Banda Aceh. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/13092/.
Khakim, N., Mela Santi, N., Bahrul U S, A., Putri, E., & Fauzi, A. (2022).
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Di SMP YAKPI 1 DKI Jaya. Jurnal
Citizenship Virtues, 2(2), 347–358. https://doi.org/10.37640/jcv.v2i2.1506.
Kilroy, D. A. (2004). Problem based learning. Emergency Medicine Journal,
21(4), 411–413. https://doi.org/10.1136/emj.2003.012435.
Kusuma, Y. Y. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 4(4), 1460–1467. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.753.
Learning, P. B., & Metakognitif, K. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa. Journal

59
Mathematics Education Sigma [JMES], 2003, 36–41.
Listiani, E. (2020). Pedoman PBL. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.
Nasution, Y. A. (2020). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Karakter Siswa
SMA Negeri 3 Rantau Utara. Kontras: Jurnal Ilmiah Pendidikan
https://ejurnal.univalabuhanbatu.ac.id/index.php/kontras/article/view/253.
Ningsih R. Evi, N. S. (2017). Model pembelajaran kooperatif memiliki
bermacam-macam tipe yang dapat di adopsi dan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan , salah satunya adalah Problem Based Learning Data
respon siswa berupa angket agar dapat memberikan makna dan pengambilan
keputusan ,. 3(2), 67–70.
Noor, T. (2018). Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2013 Melalui Pendekatan Nilai-
Nilai Yang Terkandung Dalam Ayat 30 Surah Ar-Ruum dan Ayat 172 Surah
Al-‘Araaf. Universitas Singaperbangsa Karawang, 20, 123–144.
Saleh, M. (2013). Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem-Based Learning.
Jurnal Ilmiah Didaktika.
Saleh, O. S. (2016). Bahan Ajar Bahan Ajar Bahan Ajar. Mkb 7056, 1–101.
Satori, D., & Komariah, A. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 22, 42–54.
Semi, M. A. (2021). Metoda Penelitian Sastra. 146.
Septiyadi, M. fikr. (2015). Metode Penelitian dan Jenis penelitian Universitas
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.
Silviana Nur Faizah. (2017). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. At-Thullab:
Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Volume, 1(2).
sulistyo. (2013). Perpustakaan. Pendidikan, 10(1020030), 23.
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Pengaruh model ARIAS (Assuranse,
Relevance, Interest, Assesment, and Staticfaction) terhadap peningkatan hasil
belajar KKPI pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Pedan. Thesis: Universitas
Negeri Yogyakarta. In Widiyana Suparyanto dan Rosad (2015 (Vol. 5,
Nomor 3).
Suswati, U. (2021). Penerapan Problem Based Learning (Pbl) Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia. Teaching : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
1(3), 127–136. https://doi.org/10.51878/teaching.v1i3.444.
Utami, D. R. (2013). Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Learning
Cycle 5E Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit serta
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3
Kota Jambi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
Wahab, G., & Rosnawati. (2021). Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. In

60
Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents (Vol. 3, Nomor
April).

Lampiran 1.
Tabel 1.1 Hasil penilaian tahapan PBL kelas XI IPA 1 pertemuan 1
(M. Saleh, 2013)
Aspek Penilaian Kriteria skor Skor
Orientasi peserta didik 4: Guru sangat bisa menyampaikan masalah yang akan
pada masalah dipecahkan secara kelompok.
3: Guru bisa menyampaikan masalah yang akan ˅
dipecahkan secara kelompok
2: Guru cukup bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
1: Guru kurang bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
Mengorganisasikan peserta 4: Guru sangat bisa memastikan setiap anggota ˅
didik untuk belajar. memahami tugas masing-masing.
3: Guru bisa memastikan setiap anggota memahami
tugas masing-masing.
2: Guru cukup bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
1: Guru kurang bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
Membimbing 4: Guru sangat bisa memantau keterlibatan peserta didik
penyelidikan individu dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
maupun kelompok penyelidikan
3: Guru bisa memantau keterlibatan peserta didik dalam ˅
pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan.
2: Guru cukup bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
1: Guru kurang bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
Mengembangkan dan 4: Guru sangat bisa memantau diskusi dan membimbing
menyajikan hasil karya pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
3: Guru bisa memantau diskusi dan membimbing ˅
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap

61
untuk dipresentasikan
2: Guru cukup bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
1: Guru kurang bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Menganalisis dan 4: Guru sangat bisa membimbing presentasi dan
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
pemecahan masalah. masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
3: Guru bisa membimbing presentasi dan mendorong ˅
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi
2: Guru cukup bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
1: Guru kurang bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
Total skor

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 1.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

62
Lampiran 2
Skor
No. Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4

A Pendahuluan
1 Guru mengucapkan salam, berdoa bersama kemudian mengecek ˅
kehadiran peserta didik
2 Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui ˅
pengetahuan awal siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model ˅
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung
B Kegiatan inti
4 Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil ˅
kali kelarutan
5 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok ˅
6 Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah ˅
7 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan ˅
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8 Guru berkeliling, mengamati, dan mendorong siswa menalar dan ˅
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9 Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh ˅
hasil diskusi
10 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil ˅
diskusi mereka.
11 Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian ˅
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain
12 Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi ˅
yang dipelajari
C. Penutup
13 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang ˅
telah dipelajari
14 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ˅

63
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami.
15 Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas ˅
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan ˅
mengucapkan salam.
Tabel 2.1 Hasil penilaian proses pembelajaran PBLkelas XI IPA I pertemuan 1
(Listiani, 2020)
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 2.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
Lampiran 3 ˂60 Kurang

Tabel 3.1 Hasil observasi peserta didik kelas XI IPA 1 pertemuan 1


No. Aspek penilaian Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. ˅
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari ˅
guru .
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi ˅
yang dipelajari.
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar. ˅
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam ˅
LKPD.
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam ˅
LKPD.
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok.. ˅
8 Peserta didik Belajar mandiri. ˅
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan ˅
kelompok .
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi . ˅
11 Keterampilan Peserta didik bertanya . ˅
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan . ˅
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan ˅
guru .
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. ˅

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 2.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

64
Lampiran 4.
Tabel 4.1 Kriteria penilaian tahapan - tahapan PBL kelas XI IPA II pertemuan 1
(M. Saleh, 2013)
Aspek Penilaian Kriteria skor Skor
Orientasi peserta didik 4: Guru sangat bisa menyampaikan masalah yang akan
pada masalah dipecahkan secara kelompok.
3: Guru bisa menyampaikan masalah yang akan ˅
dipecahkan secara kelompok
2: Guru cukup bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
1: Guru kurang bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
Mengorganisasikan peserta 4: Guru sangat bisa memastikan setiap anggota
didik untuk belajar. memahami tugas masing-masing.
3: Guru bisa memastikan setiap anggota memahami ˅
tugas masing-masing.
2: Guru cukup bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
1: Guru kurang bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
Membimbing 4: Guru sangat bisa memantau keterlibatan peserta didik
penyelidikan individu dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
maupun kelompok penyelidikan
3: Guru bisa memantau keterlibatan peserta didik dalam ˅
pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan.
2: Guru cukup bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
1: Guru kurang bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
Mengembangkan dan 4: Guru sangat bisa memantau diskusi dan membimbing
menyajikan hasil karya pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan

65
3: Guru bisa memantau diskusi dan membimbing ˅
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
2: Guru cukup bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
1: Guru kurang bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Menganalisis dan 4: Guru sangat bisa membimbing presentasi dan
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
pemecahan masalah. masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
3: Guru bisa membimbing presentasi dan mendorong ˅
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi
2: Guru cukup bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
1: Guru kurang bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
Total skor

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 1.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

66
Lampiran 5
Tabel 5.1 kriteria penilaian proses pembelajaran PBLkelas XI IPA IIpertemuan 1
(Listiani, 2020)
Skor
No. Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4

A Pendahuluan
1 Guru mengucapkan salam , berdoa bersama kemudian mengecek ˅
kehadiran peserta didik
2 Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui ˅
pengetahuan awal siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model ˅
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung
B Kegiatan inti
4 Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil ˅
kali kelarutan
5 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok ˅
6 Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah
7 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan ˅
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8 Guru berkeliling, mengamati dan mendorong siswa menalar dan ˅
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9 Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh ˅
hasil diskusi
10 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil ˅
diskusi mereka.
11 Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian ˅
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain
12 Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi ˅
yang dipelajari

67
C. Penutup
13 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang ˅
telah dipelajari
14 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ˅
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami
15 Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas ˅
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan ˅
mengucapkan salam.
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 5.2 Kategori penilaian
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
Lampiran 6 ˂60 Kurang
Tabel 6.1 observasi peserta didik kelas XI IPA II pertemuan 1
No. Aspek penilaian Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. ˅
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari ˅
guru .
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi ˅
yang dipelajari.
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar. ˅
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam ˅
LKPD.
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam ˅
LKPD.
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok.. ˅
8 Peserta didik Belajar mandiri. ˅
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan ˅
kelompok .
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi . ˅
11 Keterampilan Peserta didik bertanya . ˅
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan . ˅
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan ˅
guru .
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. ˅

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 6.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
68
Lampiran 7
Tabel 7.1 Kriteria penilaian tahapan - tahapan PBL kelas XI IPA I pertemuan 2
(M. Saleh, 2013)
Aspek Penilaian Kriteria skor Skor
Orientasi peserta didik 4: Guru sangat bisa menyampaikan masalah yang akan ˅
pada masalah dipecahkan secara kelompok.
3: Guru bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok
2: Guru cukup bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
1: Guru kurang bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
Mengorganisasikan peserta 4: Guru sangat bisa memastikan setiap anggota ˅
didik untuk belajar. memahami tugas masing-masing.
3: Guru bisa memastikan setiap anggota memahami
tugas masing-masing.
2: Guru cukup bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
1: Guru kurang bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
Membimbing 4: Guru sangat bisa memantau keterlibatan peserta didik
penyelidikan individu dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
maupun kelompok penyelidikan
3: Guru bisa memantau keterlibatan peserta didik dalam ˅
pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan.
2: Guru cukup bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
1: Guru kurang bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
Mengembangkan dan 4: Guru sangat bisa memantau diskusi dan membimbing ˅
menyajikan hasil karya pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap

69
untuk dipresentasikan
3: Guru bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
2: Guru cukup bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
1: Guru kurang bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Menganalisis dan 4: Guru sangat bisa membimbing presentasi dan ˅
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
pemecahan masalah. masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
3: Guru bisa membimbing presentasi dan mendorong
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi
2: Guru cukup bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
1: Guru kurang bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
Total skor

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 7.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

70
Lampiran 8

Tabel 8.1 kriteria penilaian proses pembelajaran PBLkelas XI IPA II pertemuan 2


(Listiani, 2020)
Skor
No. Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4

A Pendahuluan
1 Guru mengucapkan salam , berdoa bersama kemudian mengecek ˅
kehadiran peserta didik
2 Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui ˅
pengetahuan awal siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model ˅
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung
B Kegiatan inti
4 Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil ˅
kali kelarutan
5 Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok ˅
6 Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah ˅
7 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan ˅
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8 Guru berkeliling, mengamati dan mendorong siswa menalar dan ˅
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9 Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh ˅
hasil diskusi
10 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil ˅
diskusi mereka.
11 Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian ˅
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain
12 Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi ˅
yang dipelajari

71
C. Penutup
13 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang ˅
telah dipelajari
14 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ˅
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami
15 Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas ˅
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan ˅
mengucapkan salam.
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal

Tabel 8.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

72
Lampiran 9
Tabel 9.1 observasi peserta didik kelas XI IPA I pertemuan 2
No. Aspek penilaian Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. ˅
2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari ˅
guru .
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi ˅
yang dipelajari.
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar. ˅
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam ˅
LKPD.
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam ˅
LKPD.
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok.. ˅
8 Peserta didik Belajar mandiri. ˅
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan ˅
kelompok .
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi . ˅
11 Keterampilan Peserta didik bertanya . ˅
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan . ˅
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan ˅
guru .
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran.

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 9.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

73
Lampiran 10.
Tabel 10.1 Kriteria penilaian tahapan - tahapan PBL kelas XI IPA II pertemuan 2
(M. Saleh, 2013)
Aspek Penilaian Kriteria skor Skor
Orientasi peserta didik 4: Guru sangat bisa menyampaikan masalah yang akan ˅
pada masalah dipecahkan secara kelompok.
3: Guru bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok
2: Guru cukup bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
1: Guru kurang bisa menyampaikan masalah yang akan
dipecahkan secara kelompok.
Mengorganisasikan peserta 4: Guru sangat bisa memastikan setiap anggota
didik untuk belajar. memahami tugas masing-masing.
3: Guru bisa memastikan setiap anggota memahami ˅
tugas masing-masing.
2: Guru cukup bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
1: Guru kurang bisa memastikan setiap anggota
memahami tugas masing-masing.
Membimbing 4: Guru sangat bisa memantau keterlibatan peserta didik ˅
penyelidikan individu dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
maupun kelompok penyelidikan
3: Guru bisa memantau keterlibatan peserta didik dalam
pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan.
2: Guru cukup bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.
1: Guru kurang bisa memantau keterlibatan peserta didik
dalam pengumpulan data/ bahan selama proses
penyelidikan.

74
Mengembangkan dan 4: Guru sangat bisa memantau diskusi dan membimbing 4
menyajikan hasil karya pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
3: Guru bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
2: Guru cukup bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan
1: Guru kurang bisa memantau diskusi dan membimbing
pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap
untuk dipresentasikan.
Menganalisis dan 4: Guru sangat bisa membimbing presentasi dan ˅
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
pemecahan masalah. masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
3: Guru bisa membimbing presentasi dan mendorong
kelompok memberikan penghargaan serta masukan
kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi
2: Guru cukup bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
1: Guru kurang bisa membimbing presentasi dan
mendorong kelompok memberikan penghargaan serta
masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi
Total skor

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 1.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

75
Lampiran 11
Skor
No. Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4

A Pendahuluan
1 Guru mengucapkan salam , berdoa bersama kemudian mengecek ˅
kehadiran peserta didik
2 Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui ˅
pengetahuan awal siswa
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan model ˅
pembelajaran yang akan dipakai selama pelajaran berlangsung
B Kegiatan inti
4 Guru menjelaskan masalah mengenai materi kelarutan dan hasil ˅
kali kelarutan
5 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok ˅
6 Masing masing kelompok diminta berhipotesis terhadap masalah ˅
7 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan data dan ˅
informasi sebanyak banyaknya hingga yakin terhadap jawaban
yang mereka berikan.
8 Guru berkeliling, mengamati dan mendorong siswa menalar dan ˅
merumuskan jawaban terhadap masalah menggunakan bahasa
lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.
9 Setelah berdiskusi tiap kelompok diminta menuliskan seluruh ˅
hasil diskusi
10 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil ˅
diskusi mereka.
11 Kelompok lain diminta untuk memperhatikan,kemudian ˅
menanggapi dan memberikan penilaian terhadap hasil diskusi
teman kelompok lain
12 Guru memberikan penjelasan dan pelurusan terhadap materi ˅
yang dipelajari
C. Penutup
13 Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dari apa yang ˅
telah dipelajari

76
14 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ˅
bertanya mengenai hal hal yang belum dipahami
15 Guru memberikan soal tentang materi yang telah dibahas ˅
kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
16 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan ˅
mengucapkan salam.
Tabel 11.1 kriteria penilaian proses pembelajaran PBLkelas XI IPA II pertemuan 2
(Listiani, 2020)
skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 11.2 Kategori penilaian
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
Lampiran 12
Tabel 12.1 observasi peserta didik kelas XI IPA II pertemuan 2
No. Aspek penilaian Skor
1 2 3 4

1 Peserta didik Menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. ˅


2 Peserta didik Mendengarkan tujuan pembelajaran dari ˅
guru .
3 Peserta didik Menyimak penjelasan guru tentang materi ˅
yang dipelajari.
4 Peserta didik Membentuk kelompok untuk belajar. ˅
5 Peserta didik Memperhatikan permasalahan dalam ˅
LKPD.
6 Peserta didik Menyimpulkan hasil permasalahan dalam ˅
LKPD.
7 Peserta didik Berdiskusi dalam kelompok.. ˅
8 Peserta didik Belajar mandiri. ˅
9 Peserta didik Berdiskusikan hasil belajar mandiri dan ˅
kelompok .
10 Peserta didik Mempresentasikan hasil diskusi . ˅
11 Keterampilan Peserta didik bertanya . ˅
12 Peserta didik Menanggapi argumen atau tanggapan . ˅
13 Peserta didik Mendengarkan tanggapan yang diberikan ˅
guru .
14 Peserta didik Menyimpulkan materi pelajaran. ˅

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 12.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 77 Kurang
Lampiran 13
Tabel 13.1 Hasil respon peserta didik kelas XI IPA 1
No. Pernyataan Pilihan
sikap
SS TS
1 Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat menarik 21
2 Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, membuat saya lebih 21
berani mengemukakan pendapat
3 Dengan cara belajar seperti ini, membuat saya lebih menghargai 21
pendapat orang lain
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal pada pembelajaran tematik dengan 2 19
cara belajar seperti ini
5 Saya ingin topik lain diajarkan seperti ini 5 16
6 Saya lebih suka belajar kelompok daripada belajar sendiri-sendiri 5 16
7 Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang belajar 21
8 Cara belajar seperti ini, membuat saya berani mengajukan pertanyaan 21
pada guru maupun teman
9 Belajar kelompok membuat saya lebih mudah mengerjakan soal-soal 7 14
10 Cara belajar seperti ini, membuat saya menumbuhkan sikap kritis, 21
berfikir ilmiah dan kerja sama
Skor total 145 65
skor maksimal 210

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 12.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang
78
Lampiran 14
Tabel 14.1 Hasil respon peserta didik kelas XI IPA II
No. Pernyataan Sikap
SS TS
1 Cara belajar yang baru saja berlangsung sangat menarik. 21
2 Kesempatan berdiskusi dalam pembelajaran ini, membuat saya lebih 21
berani mengemukakan pendapat
3 Dengan cara belajar seperti ini, membuat saya lebih menghargai 21
pendapat orang lain
4 Saya lebih mudah mengerjakan soal pada pembelajaran tematik dengan 21
cara belajar seperti ini
5 Saya ingin topik lain diajarkan seperti ini 4 17
6 Saya lebih suka belajar kelompok daripada belajar sendiri-sendiri 3 18
7 Cara belajar seperti ini, menjadikan saya senang belajar 21
8 Cara belajar seperti ini, membuat saya berani mengajukan pertanyaan 21
pada guru maupun teman
9 Belajar kelompok membuat saya lebih mudah mengerjakan soal-soal 2 19
10 Cara belajar seperti ini, membuat saya menumbuhkan sikap kritis, 21
berfikir ilmiah dan kerja sama
Skor total 135 75
skor maksimal 210

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 12.2 Kategori penilaian

Skala nilai Kategori


85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

79
Lampiran 15
Tabel 15.1 Angket respon guru

No. Pernyataan Pilihan sikap


SS TS
1 Mengajar menggunakan model PBL membuat saya lebih bersemangat 2
2 Belajar dengan model PBL membuat suasana kelas menjadi lebih 2
kondusif
3 Dengan menggunakan model PBL peserta didik mampu mengungkapkan 2
pendapat
4 Dengan menggunakan model PBL mampu mampu mendorong peserta 2
didik untuk berani menyampaikan konsep, dan tampil ke depan untuk
membantu teman-teman memahami materi pelajaran.
5 Dengan model PBL dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik 2
6 Dengan menggunakan model PBL peserta didik terbiasa untuk 2
menghargai pendapat dan tugas yang diberikan guru dalam
pembelajaran di kelas
7 Dengan menggunakan model PBL adanya kegiatan yang menarik dalam 2
belajar
8 Dengan menggunakan model PBL peserta didik akan lebih berani 2
bertanya dalam kelas
9 Dengan menggunakan model PBLpeseta didik lebih mudah mengerjakan 2
soal-soal
10 Cara belajar seperti ini, peserta didik dapat menumbuhkan sikap kritis, 2
berfikir ilmiah dan kerja sama
Skor total 20
Skor maksimal 20

skor perolehan
Nilai = x 100
skor maksimal
Tabel 12.2 Kategori penilaian

80
Skala nilai Kategori
85-100 Sangat baik
75–80 Baik
65–70 Cukup
˂60 Kurang

81

Anda mungkin juga menyukai