Anda di halaman 1dari 5

RESUME OBSERVASI KEMATANGAN PSIKOLOGIS

Nama siswa : Alif Ahkam Putra Bayu


Waktu observasi : 14 – 23 Maret 2022
Jenjang sekolah yang akan dituju : TK A
Observer : Nurhalimah Br Siregar, S.Psi

Ananda Alif mengawali hari pertama sit-in dengan kegiatan bernyanyi dan berkenalan
dengan fasilitator dan teman-teman barunya. Ananda terlihat mampu memperkenalkan diri
dan menyebutkan namanya. Setelah perkenalan singkat, fasilitator mengajak ananda untuk
bermain lempar bola sambil menyebutkan kembali namanya. Fasilitator meminta ananda dan
teman-teman untuk berbaris rapi dan menangkap serta melempar bola secara bergantian.
Ananda terlihat masih belum mengikuti arahan fasilitator untuk berbaris menunggu
gilirannya. Ananda terlihat ingin merebut bola untuk bermain sendiri. Tetapi kemudian
ananda dapat mengikuti arahan setelah diingatkan oleh fasilitator. Setelahnya, ananda Alif
melanjutkan kegiatan belajar yaitu mewarnai gambar buah. Ananda mewarnai buah nanas
dengan warna kuning, kuning pekat, hijau, dan hitam. Ananda terlihat tergesa-gesa untuk
menyelesaikan gambarnya karena ingin bermain yang lain. Setelah mewarnai, ananda
membereskan kotak krayonnya ke dalam tas dengan arahan dari fasilitator dan bersiap-siap
untuk pulang sekolah. Ananda terlihat mampu berbaris bersama fasilitator dan teman-
temannya untuk menuju gerbang sekolah dan dijemput orangtua.

Di hari kedua ananda Alif terlihat masih kesulitan untuk mengikuti kegiatan buka
kelas dengan bernyanyi dan berdoa bersama teman dan fasilitator. Ananda terlihat sempat
berbaring di kelas ketika kegiatan berlangsung. Setelah buka kelas, fasilitator mengajak
ananda memakai sepatu dan berkumpul di depan kelas untuk berkebun. Ananda terlihat dapat
memakai sepatu sendiri dan mengikuti arahan fasilitator untuk berkumpul. Ketika berkumpul,
salah satu teman ananda menunjuk ulat kaki seribu yang ada di dekat tempat berkebun.
Fasilitator kemudian menjelaskan bahwa ulat kaki seribu tidak berbahaya dan boleh dipegang.
Fasilitator mempersilahkan ananda untuk menyentuh ulat kaki seribu. Ananda terlihat berani
menyentuh ulat yang ada di tangan fasilitator. Setelah itu, fasilitator meminta ananda dan
teman-teman untuk berdiri melingkar dan menjelaskan cara berkebun sederhana. Ananda
terlihat memperhatikan arahan dari fasilitator. Ananda kemudian mengikuti cara fasilitator
untuk berkebun, ananda terlihat berani kotor dan memasukkan tanah ke dalam polybag,
menabur biji di atas tanah, dan memberikan nya kepada fasilitator. Setelahnya ananda
mencuci tangan dan kembali ke kelas. Ananda terlihat dapat mencuci tangan sendiri tetapi
terlihat sangat asyik sampai bermain air cukup lama dan sulit dihentikan. Ananda terlihat
berpindah dari kran satu ke yang lainnya ketika diminta berhenti bermain air. Setelah kembali
ke kelas, ananda bermain dan istirahat. Setelahnya, fasilitator mengajak ananda untuk duduk
melingkar dan mendengarkan cerita dari buku yang dibaca oleh fasilitator. Ananda terlihat
belum memperhatikan fasilitator dan berjalan-jalan sendiri di dalam kelas. Ketika diarahkan
untuk mendengarkan, ananda hanya berkata “no no no no” dan kembali bermain sendiri.
Setelah selesai membaca buku, fasilitator mengajak ananda untuk berdoa dan berbaris pulang
sekolah. Ananda mengikuti kegiatan berdoa bersama, ananda kemudian memasang tas dan
sepatu lalu berjalan bersama teman serta fasilitator menuju tempat orangtua menjemput.

Di hari ketiga dan keempat, ananda juga terlihat masih kesulitan untuk mengikuti
arahan fasilitator. Akan tetapi ananda dapat mengikuti salah satu kegiatan utama hari itu, yaitu
bermain halang rintang. Ananda terlihat dapat meniti papan, merangkak, merayap, melompat,
dan bergantung. Di hari keempat, ananda terlihat mengikuti kegiatan membuat playdough dan
memindahkan bola sesuai warna. Di kegiatan membuat playdough, ananda terlihat mampu
mengaduk adonan tepung hingga tercampur rata. Ananda juga menambahkan warna dan dapat
mengaduknya kembali hingga warna merata di adonan. Akan tetapi ananda terlihat sangat
tertarik dengan pewarna dan sempat mengambil pewarna tanpa seizin fasilitator kemudian
menambahkannya di adonan temannya. Fasilitator kemudian memindahkan seluruh pewarna
ke atas lemari karena ananda selalu berusaha mengambilnya. Setelahnya, ananda mencuci
tangan dan berbaris di lapangan untuk memindahkan bola warna. Ananda terlihat masih
kesulitan untuk mengikuti instruksi dari fasilitator dan cenderung memindahkan bola sesuai
yang diinginkannya saja tanpa mengindahkan arahan dari fasilitator.
Di hari terakhir sit-in, ananda mengikuti kegiatan memeras jeruk. Ananda terlihat
bersemangat saat memeras jeruk dan dapat memeras jeruk sesuai arahan fasilitator. Ananda
Alif pun mau minum jus jeruknya hingga habis. Setelahnya ananda bermain di depan saung
kelas untuk menangkap ikan yang ada di kolam plastik. Ananda terlihat sangat tertarik dengan
kolam air. Ananda terlihat senang bermain air di kolam sampai mendekati jam pulang
sekolah, hingga perlu beberapa kali dikondisikan oleh fasilitator untuk berhenti bermain di
kolam air. Setelah bermain, ananda berganti baju dibantu oleh fasilitator dan kemudian
bersiap untuk pulang sekolah.

Selama kegiatan sit-in berlangsung, secara umum ananda Alif terlihat masih sulit
memperhatikan serta mengikuti arahan dari fasilitator dalam melakukan kegiatan. Ananda
terlihat mampu berpisah dari orangtua dan mulai dapat menunjukkan kemandirian pada saat
melakukan aktivitas seperti mencuci tangan, merapikan tas, dan memasang sepatu. Akan
tetapi ananda terlihat masih sering asyik mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, tanpa
mengindahkan arahan fasilitator. Ananda juga terlihat beberapa kali mengambil mainan
temannya hingga temannya menangis. Selain itu, ananda masih terbatas berkomunikasi dua
arah, baik dengan fasilitator dan temannya. Selain itu dengan belum lancarnya ananda dalam
menyampaikan apa yang dirasakan atau ingin diucapkannya, membuat ananda membutuhkan
banyak pendampingan saat mengikuti kegiatan sit in. Secara umum, ananda terlihat masih
membutuhkan bantuan dan penyesuaian untuk mengikuti rangkaian kegiatan belajar di
Sekolah Alam Indonesia.

HASIL OBSERVASI PSIKOLOGIS


PSB SAI 2022/2023

Nama : Alif Ahkam Putra Bayu (Alif)


Tanggal lahir : 5 April 2018
Kelas yang akan dituju : TK A
Waktu pemeriksaan : 14 - 23 Maret 2022

ASPEK

KEMAMPUAN UMUM
A Daya tangkap secara umum X
B Daya ingat X
C Ketrampilan motorik halus X
D Ketrampilan motorik kasar X

PSIKOLOGIS
E Kematangan emosi X
F Ketrampilan menolong diri sendiri* X
G Komunikasi X
H Sosialisasi X

KLASIFIKASI PP CB B
PP= perlu pengembangan, CB= cukup berkembang, B= berkembang
*Antara lain melepas dan memakai alas kaki sendiri, membuka dan menutup tempat makan sendiri, menyampaikan keinginan saat
toilet training

URAIAN
Ananda Alif tampil sebagai anak yang sangat aktif dalam mengeksplorasi lingkungan di
sekitarnya. Di dalam kelas, ananda terlihat lebih sering berlari-lari dari satu tempat ke tempat
lainnya. Apabila diajak fasilitator untuk kembali ke kelas ananda cenderung mengabaikannya.
Rentang perhatiannya terhadap sesuatu hal, relatif masih sangat singkat dibandingkan anak
seusianya. Hal ini terlihat dari sulitnya ananda memusatkan perhatian pada kegiatan di kelas,
ananda lebih tertarik untuk bermain sendiri. Kemampuan komunikasi dua arah ananda Alif juga
masih perlu pengembangan sehingga kemampuannya untuk memahami sebuah instruksi yang
diberikan oleh fasilitator masih terbatas. Ketertarikan ananda Alif dalam berinteraksi dengan
teman sebaya sudah mulai muncul namun belum disertai kemampuan untuk mengungkapkannya
dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa kali ananda yang datang menghampiri dan merebut
mainan yang sedang dipegang oleh temannya.

Namun untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan eksplorasi ragam media dan tempat,
ataupun tantangan fisik, ananda Alif sangat antusias dalam mengikutinya. Ananda Alif tampak
tidak menghindari saat harus bermain kotorkotoran, seperti berkebun, membuat play dough atau
basah terkena air. Bahkan

saat kegiatan menangkap ikan, alih-alih mengambil ikan yang ada di kolam dengan
menggunakan saringan ikan tetapi ananda justru lebih tertarik masuk ke dalam kolam tersebut.
Ananda pun tampak perlu pengkondisian ekstra untuk mau berhenti bermain air. Beberapa kali
saat sudah digandeng bersiap bersihbersih di kelas, ananda pun kembali menceburkan dirinya di
kolam, hingga pada akhirnya perlu didampingi secara personal untuk mau keluar dari kolam air.
Demikian pula dengan sulitnya menghentikan ananda bermain dengan kran air saat cuci tangan.

ASPEK YANG SUDAH ASPEK YANG PERLU DIKEMBANGKAN


BERKEMBANG
● Daya tangkap secara umum ● Kemampuan komunikasi dua arah
● Ketertarikan eskplorasi lingkungan di ● Atensi singkat, sesuai tahapan usianya
sekitarnya ● Kemampuan untuk mengurangi perilaku
impulsif ( kecenderungan bertidak semaunya
dan sulit untuk diarahkan)

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan observasi psikologis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ananda
Alif Masih Dapat Dipertimbangkan untuk memasuki jenjang TK A di Sekolah Alam Indonesia.
Meskipun beberapa potensi dasarnya sudah mulai berkembang, seperti daya tangkap secara
umum dan ketertarikan dalam eksplorasi lingkungan di sekitarnya, namun masih perlu banyak
pengkondisian agar ananda dapat mengikuti aktivitas pembelajaran dengan lebih kondusif. Dari
hasil observasi terlihat rentang atensi ananda yang sangat singkat, kemampuan komunikasi dua
arah yang terbatas dan kecenderungan berperilaku impulsif, yang menyulitkan ananda untuk
mengikuti kegiatan sesuai instruksi yang diberikan oleh fasilitator. Oleh karenanya, menimbang
uraian tersebut diatas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan, yaitu :

1. Dilakukan konseling awal untuk membantu sinerginya penanganan ananda di sekolah.


Termasuk kemungkinan perlunya guru pendamping bagi ananda. Ataupun
dipertimbangkan model pembelajaran selain kelas reguler, khususnya saat nanti harus
memasukan ke jenjang sekolah dasar.
2. Disarankan pemeriksaan psikologis secara khusus ataupun observasi lanjutan untuk
mendapatkan gambaran lebih menyeluruh akan kebutuhan dasar ananda dan program
penanganan yang diperlukan. Seperti jika dibutuhkan terapi penunjang di luar sekolah
untuk membantu perkembangan wicara dan regulasi motoriknya.
3. Perlunya pembiasaan kegiatan-kegiatan sensoris untuk mengasah kepekaan ananda. Hal
ini akan terkait dengan koordinasi dan kontrol gerak ananda selanjutnya.

4. Orangtua diharapkan membiasakan untuk berkomunikasi secara tatap muka dengan


ananda.
5. Perbanyak penyaluran keaktifan melalui aktivitas fisik terarah, seperti olahraga berenang
ataupun berlari di lintasan.

Psikolog ruangan : Desi Kurnaini, M.Psi., Psikolog (SIPP No. 23261821)


Observer : Nurhalimah Br Siregar, S.Psi

Jakarta, 2 April 2022


Psikolog Penanggung jawab,

Diana Rachma, M.Psi, Psikolog


SIPP No. 2006013

Anda mungkin juga menyukai