Anda di halaman 1dari 7

NOMOR

NAMA ISI PERATURAN


NO DAN TENTANG
PERATURAN (kutip, min 3 ayat)
TAHUN
1 Peraturan No. 31 Tahun SISTEM PELATIHAN Umum
Pemerintah 2006 KERJA NASIONAL. Pasal 4
(1) Program pelatihan kerja
disusun berdasarkan SKKNI,
Standar Internasional
dan/atau Standar Khusus.
(2) Program pelatihan kerja
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat disusun secara
berjenjang atau tidak
berjenjang.
(3) Program pelatihan kerja
yang disusun secara
berjenjang mengacu pada
jenjang KKNI.
(4) Program pelatihan kerja
yang tidak berjenjang disusun
berdasarkan unit kompetensi
atau kelompok unit
kompetensi.

2 Permenaker No. 8 tahun


Standar Balai Latihan Kerja BAB II
2017 PERSYARATAN PENDIRIAN
BLK
Pasal 3
Persyaratan pendirian BLK
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 harus memiliki:

a. lahan;

b. studi kelayakan;

C. dokumen analisa
lingkungan hidup;

d. struktur organisasi;
c. Program Pelatihan Kerja;

f. Instruktur dan Tenaga


Pelatihan; dan

B Sarana dan Prasarana.

Pasal 4

(1) Lahan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a memiliki luas minimal
5.000m2 (lima ribu meter
persegi).

(2) Lahan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1)
dimiliki oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah provinsi
atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.

(3) Kepemilikan lahan


sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibuktikan dengan
sertifikat sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3 Permenaker No. 8 tahun PEDOMAN BAB III


2014 PENYELENGGARAAN PELAKSANAAN
PELATIHAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI
BERBASIS
Pasal 7
KOMPETENSI (1) Pelaksanaan PBK
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
5 huruf b,
merupakan interaksi
antara tenaga pelatih
dan peserta dengan
menerapkan berbagai
metode dan teknik
pelatihan, serta
pemanfaatan
perangkat media
pelatihan yang relevan
untuk mencapai
tujuan pelatihan.
(2) Pelaksanaan PBK
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1), harus dilakukan
dengan metode
pendekatan:
a. pelatihan di
lembaga pelatihan
atau off the job
training; dan
b. pelatihan di tempat
kerja atau on the job
training.
Pasal 8
(1) Pelaksanaan PBK
disetiap kejuruan/sub
kejuruan/program
pelatihan
mengacu pada:
a. jenjang kualifikasi;
b. klaster kompetensi;
c. unit kompetensi.
(2) Pelaksanaan PBK
yang mengacu pada
jenjang kualifikasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) huruf a
dilaksanakan untuk
mendapatkan capaian
kompetensi
berdasarkan jenjang
KKNI.
(3) Dalam hal
kejuruan/sub
kejuruan/program
pelatihan belum
memiliki
penetapan kualifikasi
berdasarkan KKNI
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2), pelaksanaan PBK
mengacu pada klaster
kompetensi dan/atau
unit
kompetensi.
4 Permenaker No. 8 tahun Standar Balai Latihan Kerja BAB II
2017
PERSYARATAN PENDIRIAN
BLK
Pasal 3
Persyaratan pendirian BLK
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 harus memiliki:

a. lahan;

b. studi kelayakan;

C. dokumen analisa
lingkungan hidup;

d. struktur organisasi;
c. Program Pelatihan Kerja;
f. Instruktur dan Tenaga
Pelatihan; dan

B Sarana dan Prasarana.


Pasal 4
(1) Lahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a memiliki luas minimal
5.000m2 (lima ribu meter
persegi).
(2) Lahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dimiliki oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah provinsi
atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.
(3) Kepemilikan lahan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibuktikan dengan
sertifikat sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

5 Permenaker No. 34 tahun


Akreditasi Lembaga
2016 Pelatihan Kerja Pasal 2

Akreditasi untuk menjamin


berhenti bertujuan
penyelenggaraan pelatihan
kerja dan meningkatkan
kredibilitas LPK.
Pasal 3

(1) LA-LPK merupakan


lembaga yang bersifat
independen dan bertanggung
jawab kepada Menteri.

(2) LA-LPK sebagaimana


dimaksud pada ayat (1)
berdomisili di ibukota negara.

Pasal 4

LA-LPK berupaya
melaksanakan Akreditasi.
Pasal 5
(1) Dalam melaksanakan
fungsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, LA-LPK
mempunyai tugas:
a. menyusun program
Akreditasi;
b. mengembangkan sistem
pelaksanaan Akreditasi;
C. melaksanakan dan
mengendalikan pelaksanaan
Akreditasi;
d. mengembangkan kerjasama
internasional antar lembaga
akreditasi pelatihan kerja.
(2) Dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) LA-LPK harus
berpedoman pada
Sislatkernas.

6 Permenaker No. 17 tahun


Tata Cara Perizinan dan BAB II
2016 Pendaftaran Lembaga
Pelatihan Kerja LPK SWASTA

Bagian Kesatu

Perizinan

itu

Pasal 3

(1) LPK Swasta sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 huruf
a, yang menyelenggarakan
pelatihan kerja bagi
masyarakat umum wajib
memiliki izin diterbitkan oleh
kepala dinas kabupaten/kota.
yang

(2) Izin sebagaimana


dimaksud pada ayat (1)
diberikan nomor registrasi LPK
oleh kepala dinas
kabupaten/kota sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam
Negeri yang mengatur
mengenai kode dan data
wilayah administrasi
pemerintahan.

Pasal 4
Izin LPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3,
berlaku selama LPK aktif
menyelenggarakan pelatihan
kerja.

Anda mungkin juga menyukai